KELOMPOK 12
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatnya
kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan mengidentifikasi Bahaya Kesehatan Sektor
Informal pada Produsen Bakpau. Terima kasih kepada seluruh angota kelompok yang sudah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini, mulai dari wawancara dengan pihak produsen
hingga rampungnya penyusunan makalah. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampuh Mata Kuliah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yaitu Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes yang telah memberikan arahan pada
pertemuan perkuliahan.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai hasil Identifikasi Kasus K3 Sektor
Informal pada Produsen Bakpau, dimana memiliki berbagai macam masalah
kesehatan akibat lingkungan hingga cara kerja. Kami sebagai penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ditemukan banyak kekurangan, namun
inilah hasil kerja terbaik dari kami. Semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan kami sangat terbuka untuk kritik dan saran bagi makalah ini. Sekian dan terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN BAHAYA KESEHATAN..................................................................5
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG DITIMBULKAN DARI BAHAYA KESEHATAN
KERJA................................................................................................................................6
2.3 UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA.............................................................14
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................15
KESIMPULAN.................................................................................................................15
SARAN.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul akibat pekerjaan ataupun
lingkungan kerja (KEPPRES NO 22 1993). Penyakit akibat kerja dapat dipengaruhi oleh
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi. Faktor lain seperti kerentanan
individual juga berperan dalam perkembangan penyakit di antara pekerja.
3
b) Apa bahaya yang terdapat pada penjual bakpau yang berada di pinggir jalan
tersebut?
c) Apa dampak yang ditimbulkan akibat bahaya tersebut?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Bahaya ergonomi, antara lain gerakan berulang-ulang, postur statis dan cara
memindahkan barang (manual handling)
Bahaya biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada
di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus dan jamur yang bersifat patogen
Bahaya psikologi, antara lain beba kerja yang terlalu berat, hubungan dan
kondisi kerja yang tidak nyaman.
a) Suhu
Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan :
1) Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi
akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat
mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak
segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau
kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali
berakibat fatal.
Kerusakan permanen pada organ dalam, misalnya otak bisa segera terjadi
dan sering berakhir dengan kematian
Gejalanya :
Sakit kepala.
6
Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang
berubah.
Suhu tubuh meningkat sampai 40 – 41° Celsius, menyebabkan perasaan
seperti terbakar.
Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami
penurunan kesadaran atau kejang.
Penanganannya :
Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju
luarnya.
Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar
selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 380
Celcius.
Saat temperatur mencapai 380 celcius, ganti selimut basah dengan yang
kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati – hati.
2) Heat Cramp
Heat Cramps Heat Cramps ( Kram Karena Panas ) adalah kejang otot hebat
akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang
sangat panas.
Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk
natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering
terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat
Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.
Gejalanya :
Kram yang tiba – tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya :
Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.
3) Heat Exhaustion
Heat Exhaustion Heat Exhaustion ( Kelelahan Karena Panas ) adalah suatu
keadaan yang terjadi akibat terkena /terpapar panas selama berjam – jam, dimana
7
hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah
rendah dan kadang pingsan. Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa
menyebabkan Heat Stroke.
Gejalanya :
Kelelahan.
Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam
pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
Penanganannya :
Istirahat didaerah yang teduh.
8
Kulit dingin dan terasa seperti ditusuk-tusuk pada tahap awal
2) Chilblain
Chilblains adalah masalah kulit akibat paparan suhu dingin terus-menerus
yang biasanya tidak mengakibatkan cedera permanen. Tetapi kondisi ini dapat
menyebabkan infeksi, yang memicu kerusakan parah jika tidak segera ditangani.
Gejalanya muncul dan berkembang beberapa jam setelah terpapar suhu dingin,
berikut ini di antaranya :
Sensasi terbakar dan gatal di daerah yang terkena (biasanya di tangan atau
kaki), yang bisa menjadi lebih intens jika berada di ruangan yang hangat.
Kulit yang terkena membengkak dan berubah menjadi merah atau biru tua
yang terasa sakit. Akibat pembengkakan, benjolan di kulit mungkin tampak
mengkilap
Permukaan kulit pecah, luka, atau lecet (dalam kasus yang parah).
3) Trenchfoot
Trenchfoot atau sindrom kaki pencelupan, adalah kondisi serius yang
disebabkan oleh kaki yang basah terlalu lama.
Gejala Trench Foot :
Paparan air dingin yang lama akan merusak pembuluh darah yang
membawa nutrisi ke jaringan kaki, sehingga bisa timbul kerusakan jaringan
kaki.
Kulit pucat
Bengkak
Kesemutan
9
Trench foot yang parah bisa membuat nyeri, dan bahkan amputasi pada
kaki.
b) Tekanan
1) Tekanan Udara Tinggi
Bekerja di dalam lingkungan kerja yang tekanan udaranya lebih besar dari
tekanan udara normal telah dikenal sejak adanya pekerjaan yang dilakukan di
lingkungan yang kedap air (caisson work), dimana orang melakukan pekerjaan di
bawah tekanan udara yang lebih besar dari 1 atm. Pekerjaan yang dapat
menyebabkan penyakit ini yaitu, para penyelam di perairan yang dalam, para
pekerja tambang yang dalam, juga para pekerja yang bekerja dalam pembuatan
terowongan di bawah tanah, maupun terowongan dibawah air (Soeripto, 2018).
Setiap perubahan tekanan udara akan memberikan pengaruh dan dampak
terhadap tubuh manusia, yang merupakan resiko dan bahaya bagi manusia, selain
akan menimbulkan kecelakaan juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit setelah
tenaga kerja kembali ke udara biasa (tekanan=1 atm) (Soeripto, 2008).
Pekerjaan menyelam diperairan yang dalam memiliki dampak terjadinya tekanan
hidrostatik air. Tekanan hidrostatik air merupakan hambatan yang utama didalam
penyelaman yang biasanya berupa tekanan langsung maupun tekanan tidak
langsung (Soeripto, 2008).
1) Tekanan tidak langsung (Caisson diseases/penyakit dekompresi)
Tekanan dan konsentrasi udara dalam air akan bertambah besar
apabila penyelam menyelam lebih dalam. Konsentrasi dan tekanan parsial &
nitrogen dalam jaringan tubuh penyelam akan tergantung dari kedalaman
dan lamanya penyelaman. Artinya semakin lama dan dalam penyelam
tersebut menyelam, maka kadar dan tekanan parsial & nitrogen dalam
jaringan tubuh akan semakin tinggi. Sehingga pada kedalaman tertentu akan
terjadi “saturasi” terhadap kadar dan tekanan & nitrogen dalam jaringan
tubuh.
Apabila penyelam secara tiba-tiba naik ke permukaan, maka akan
terjadi “super saturasi” terhadap tekanan udara biasa. Keadaan ini akan
sangat berbahaya bagi penyelam, karena udara yang terlarut dalam jaringan
tubuh akan menjadi gas kembali berupa gelembung-gelembung gas yang
akan masuk ke dalam sirkulasi dalam darah dan jaringan. Gelembung-
10
gelembung nitrogen tersebut dapat tersangkut atau berada pada tulang
sendi maupun di bawah otot. Hal ini akan menyebabkan kramp yang sangat
hebat. Rasa sakit ini dikenal dengan nama “penyakit bends” atau “penyakit
caisson” atau disebut juga “penyakit dekompressi”. Sedangkan gelembung
nitrogen yang tersangkut di dalam darah (emboli) juga dapat menyumbat
pembuluh darah dan dapat mengakibatkan kelumpuhan (Soeripto, 2008).
c) Kebisingan
11
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki
yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Jenis Kebisingan
Di tempat kerja, jenis kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar, yaitu:
1) Kebisingan tetap
Kebisingan tetap dipisahkan lagi menjadi dua jenis yaitu:
Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise),
yaitu kebisingan berupa nada-nada murni pada frekuensi yang
beragam, contohnya suara rnesin, suara kipas dan sebagainya.
Board band noise, yaitu kebisingan dengan frekuensi terputus dan
digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya
adalah board band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi
(bukan “nada” murni).
2) Kebisingan tidak tetap
Sementara itu, jenis kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi
menjadi :
Fluctuating noise (kebisingan fluktuatif), yaitu kebisingan yang selalu
berubah-ubah selama rentang waktu tertentu.
Intermitten noise (Kebisingan yang terputus-putus dan berubah-
ubah), yaitu kebisingan yang besaran dan bentuknya berubah-ubah,
contohnya kebisingan lalu lintas.
Impulsive noise (Kebisingan impulsive), yaitu kebisingan yang
dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan
telinga) dalam waku relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata
api dan alat-alat sejenisnya
Penyebab kebisingan :
1) Frekuensi
2) Intensitas Suara
3) Amplitudo
4) Kecepatan Suara
5) Panjang gelombang
12
6) Periode
d) Pencahayaan
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif dan efisien pada suatu bidang kerja. Sistem dan standar pencahayaan
ruangan yang baik berguna untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dengan
kebutuhan di dalam suatu ruangan.
Menurut KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02, standar pencahayaan
ruangan yang baik antara lain :
1) Ruangan yang berfungsi sebagai tempat pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus
membutuhkan tingkat pencahayaan minimal 100 lux.
2) Ruangan yang berguna sebagai tempat pekerjaan kasar dan terus-menerus
membutuhkan tingkat pencahayaan minimal 200 lux.
3) Ruangan yang bermanfaat sebagai tempat pekerjaan rutin memerlukan tingkat
pencahayaan minimal 300 lux.
4) Ruangan yang berperan sebagai tempat pekerjaan agak halus membutuhkan tingkat
pencahayaan minimal 500 lux.
5) Ruangan yang dipakai sebagai tempat pekerjaan halus memerlukan tingkat
pencahayaan minimal 1.000 lux.
6) Ruangan yang berfungsi sebagai tempat pekerjaan amat halus membutuhkan tingkat
pencahayaan minimal 1.500 lux dan tidak menimbulkan bayangan.
7) Ruangan yang berguna sebagai tempat pekerjaan terinci memerlukan tingkat
pencahayaan minimal 3.000 lux dan tidak menimbulkan bayangan
e) Getaran
Getaran adalah suatu fenomena alam yang bisa kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari. Getaran bisa terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia ataupun
dibuat manusia.
Getaran bisa diartikan sebagai gerakan bolak balik pada suatu periode tertentu dari
partikel sebuah benda melewati titik kesetimbangan.
Getaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
2) Getaran segmental/setempat (segmental vibration)
13
f) Radiasi
Radiasi adalah energi yang dilepaskan, baik dalam bentuk gelombang maupun
partikel. Berdasarkan muatan listrik yang dihasilkannya setelah menumbuk objek tertentu,
radiasi dibagi menjadi radiasi ion dan radiasi non-ion
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
(Republik Indonesia, 1997)
16