Anda di halaman 1dari 13

SISTEM MENEJEMEN K3

“PENYAKIT AKIBAT KERJA”

Disusun Oleh :

Mutiara
(208700002)

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya sebagai penulis atas
selesainya tugas makalah yang berjudul “Penyakit Akibat Kerja”. Dengan
berbagai sumber dan dengan Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka saya sebagai penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen Pengampu Saya Dr,Filza Yulina Ade,S,Si.,M.Si yang
telah memberikan bimbingan, saran, ide serta kesempatan kepada saya sebagai
penulis.

Saya sebagai Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan.oleh karena itu,saya sebagai
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun motivasi
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Medan,03 September 2023


Penyusun

Mutiara

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumus Masalah.............................................................................. 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1. Penyakit Akibat Kerja................................................................... 3
2.2. Penyebab Penyakit Akibat Kerja.................................................. 3
2.3. Macam-Macam Penyakit Di Udara.............................................. 3
2.4. Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja......................... 6
2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja.............................................. 7

BAB III SIMPULAN............................................................................... 9


3.1. Simpulan...................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia
secara umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat
ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di
kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi
penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada
kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran
pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak
pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan
untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.

1
1.2 Rumus Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami penyakit
akibat kerja serta mencegah penyakit yang disebabkan saat kerja guna
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

1.3 Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang
penyakit yang diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan kerja
guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Akibat Kerja


Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan,
karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita secara jasmani,
namun kadang dengan pekerjaan membuat seluruh organ-organ tubuh jenuh
dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ tubuh mengalami sutu
hal yang membuat kita merasa sakit, untuk memahami lebih dalam kami akan
mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat
kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.

2.2. Penyebab Penyakit Akibat Kerja


Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat kerja, berikut
beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang
ada di tempat kerja.

1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,


penerangan
2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan,kabut
3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja
5. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll

2.3. Macam-Macam Penyakit Di Udara


Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah
dan dapat pula disebabkan karena ulah manusisa, lewat kegiuatan industry dan
teknologi. Partikel yang mencenari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung
pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Partikel-partikel

3
udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umunyaudara yang tercemar
oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan
atau pneumoconiosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit
Pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang
masuk ataub terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit
Pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan
industry dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan
beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silica bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran
beton , bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari
itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat penampang besi, tima putih dan
tambang batu bara. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar juga banyak
menghasilkam debu silica bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silica akan keluar
dan terdispersi ke udara bersama-sama dengan partikel yang lainya, seperti debu
alumunia, oksida besi dan karbon dalam bentuk debu. Tempat kerja yang
potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan longkungan yamg ketat sebab penyakit
silikosis belum ada obatnya yang tepat.

2. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari
berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat.
Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes,
pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu
asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak nafas
dan batuk-batuk yang disertai dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak

4
besar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak
debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam
keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan
lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.

3. Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu
kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru.
Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil,
perusahaan atau pergudangan kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama,
yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisnosis ini berupa sesak nafas,
terasa berat pada dada, terutama peda hari senin (yaitu hari awal kerja pada setiap
minggu). Pada bisnosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya
juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan
emphysema.

4. Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh debu batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja- pekerja
tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan
batubara, seperti pengumpa batuabara pada tanur besi, lokomotif (stoker), dan
juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik
Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis, dan penyakit
tuberkolosilkoantrakosis.

5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam
murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan
penyakit saliran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat
menyebabkan nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan
gejala sedikit demam, batuk kering, dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat
timbul pada pekreja-pekerja industry yang menggunakan logam campuran

5
berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio,
dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.

2.4. Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja


1. Faktor Fisik
- Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
- Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria,
Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
- Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
- Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
- Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel
tubuh manusia
- Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
- Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan metabolisme,
Polineurutis
2. Faktor Kimia
- Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil
samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan
- Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
- Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan,
kulit dan mukosa
- Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
- Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan
sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.
3. Faktor Biologi
- Viral Desiases: rabies, hepatitis
- Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
- Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
4. Faktor Ergonomi/Fisiologi

6
- Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan
kontruksi yang salah
- Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan
5. Faktor Psikologi
- Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi,
keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja
kurang, kerja shif, dan terpencil)
- Manifestasinya berupa stress

2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur


2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar
bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion
- Perilaku kesehatan
- Faktor bahaya di tempat kerja
- Perilaku kerja yang baik
- Olahraga
- Gizi
b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection
- Pengendalian melalui perundang-undangan
- Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
- Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
- Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c) Pencegahan Tersier

7
- Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemeriksaan lingkungan secara berkala
- Surveilans
- Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
- Pengendalian segera ditempat kerja.

8
BAB III
SIMPULAN

3.1. SIMPULAN
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi
upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah


menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada
tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja

9
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan


Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2005.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan
dankesehatan kerja:Pustaka Binaman Pressindo.
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung
Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung
Agung, 1985
1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia.:Direktorat Bina Peran
Masyarakat Depkes RT

10

Anda mungkin juga menyukai