Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM GENETIKA

LAPORAN KE-2
PERSILANGAN MONOHIBRID DOMINAN

NAMA : ARDIANSYAH PUTRA


NPM : 208700001

Fakultas Sains Dan Teknologi


Progam Studi Biologi
Universitas Medan Area
Medan
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Persilangan Monohibrid
Dominan. Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Pratikum
Genetika.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr.Kiki Nurtjaja M.Sc
telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan ini, serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhir kata, penulis
menyampaikan terima kasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak.

Medan,22 April 2022

( Ardiansyah Putra )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1
1.3 Metode.........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................2
2.1 Pengertian Persilangan Monohibrid.............................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................................4
METODE PENGAMATAN.....................................................................................................................4
3.1 ALAT DAN BAHAN..................................................................................................................4
3.2 PROSEDUR KERJA...................................................................................................................4
BAB IV.......................................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................5
4.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................................5
4.2 Pembahasan.................................................................................................................................6
BAB V.........................................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................................6
Kesimpulan..............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat
beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut
dengan hukum segresi. Pada peristiwa persilangan monohibrid, akan dihasilkan keturunan yang
tidak mirip dengan salah satu sifat induknya, tetapi sifat keturunannya berada di antara sifat
kedua induknya yang disebut sifat antara atau intermediet. Hukum ini berbunyi, “Pada
pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua
anakan.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan hanya fokus pada
sebuah sifat yang berbeda dari sebuah karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering
dikenal dengan persilangan satu sifat beda. Konsep Kenampakan karakter sebuah individu
dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat
segmen-segmen DNA yang berisi informasi yang akan diwariskan kepada keturunannya, segmen
DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen. Jadi gen adalah sesuatu yang mempengaruhi
kenampakan sebuah karakter. Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan, kromosom
pasangannya disebut dengan kromosom homolog. oleh karena itu keberadaan gen yang
mempengaruhi karakter yang sama dapat dijumpai pada di kromosom homolognya. Hanya saja
pengaruhnya bisa sama ataupun berbeda.

1.2Tujuan
Agar mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui tentang persilangan monohybrid
dominan dengan cara membuktikan suatu percobaan persilangan monohybrid dominan tersebut.

1.3.Metode
Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2021


Waktu : Pukul. 09.00-10.00 wib
Tempat : Online/Daring

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Pengertian Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan sederhana yang hanya memperhatikan satu sifat
atau sifat beda. Percobaan ini akan diujikan pada lalat Drosophila dengan maksud untuk
membuktikan Hukum Mendel I. Pada kasus dominan penuh, keturunan yang didapat pada F2
akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif 3: 1 atau perbandingan genotip
1:2:1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk perbandingan fenotipnya. Persilangan ini
bersifat resiprokal, artinya penggunaan individu jantan dan betina dengan satu tanda beda
tertentu dapat sesuka hati tanpa ada pengaruhnya dalam rasio fenotip generasi kedua (F2).

Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat beda. Persilangan
ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa "gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip
dengan perbandingan 9 3: 1. Kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan 3 atau hasil yang
jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen,
adanya gen yang bifat homozigot letal dan sebagai masalah penurunan sifat atau hereditas
mendapat perhatian banyak peneliti. Hibridisasi.

Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel
mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini
menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan
cermat dalam pembiakkan silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I
dan hukum Mendel II. Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat
beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya.
Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel
pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas.

Hukum Mendel 1 disebut juga dengan hukum segregasi. Mendel melanjutkan persilangan
dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran
tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa

2
pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda
yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9:3 3:1.

Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan
antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip. dan fenotip beserta perbandingannya.
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1: 2: 1
merupakan bukti berlakunya hokum Mendel 1 yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan
Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes). Sedangkan persilangan dihibrid
yang menghasilkan keturunan denn perbandingan F2, yaitu 9:3: 3:1 merupakan bukti berlakunya
Hukum Mendel. Il yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law
Independent Assortment of Genes). Dengan mengikuti secara saksama hasil percobaan Méndel,
baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita simpulkan
bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet.

3
BAB III

METODE PENGAMATAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
 10 kancing merah (genotip KK dan Kk).
 10 kancing putih (genotip kk).
3.2 PROSEDUR KERJA
1. Ambil satu masing-masing satu kancing merah dan putih dengan tangan dalam
waktu yang bersamaan tanpa melihat ke dalam kantong.
2. Kantong – kantong tadi dianggap sebagai individu gamet jantan dan gamet betina
dalam perkawinan.
3. Setiap selesai mengambil sepasang kancing tadi, kembalikan lagi ke dalam kantong
masing – masing. Kocoklah kantung tersebut, lalu ambil sepasang lagi.
4. Ulangi percobaan ini sampai delapan kali (didapatkan delapan zigot).

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Tulis hasil percobaan saudara pada table berikut :

Pengambilan ke Genotip Fenotip


(Merah) Mm Mm
(Putih) Mm mm
(Merah) Mm Mm
(Merah) MM MM
(Merah) MM MM
(Merah) Mm Mm
(Putih) Mm mm
(Merah) Mm Mm
(Merah) Mm Mm
(Merah) Mm Mm

Catatan :
 MM : Merah
 mm : Putih
 MmMm : Merah
Data diperoleh :
F2 : Genotip → MM : Mm : mm
→2:6:2

Fenotip → Merah : Merah : Putih

→8:2

5
4.2 Pembahasan

Dari data yang didapatkan dengan cara melakukan persilangan dengan kertas-kertas gamet
jantan di satu kantong dan kertas gamet betina di kantong lainnya. Sebelum diambil, kertas-
kertas tersebut dihomogenkan terlebih dahulu agar warna merah dan putih menyebar. Lalu satu
kertas dari masing-masing kantong diambil secara acak yang nantinya
dipertemukan.Pengambilan secara acak dan mempertemukannya merupakan prinsip dari
segregasi (Hukum Mendel 1) yang menyatakan bahwa dua alel untuk suatu sifat terwariskan
bersegrasi (memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet yang
berbeda.

BAB V

PENUTUP
Kesimpulan
Persilangan monohybrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan satu karakter
dengan dua sifat beda. Hasil pengamatan persilangan monohibrid tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai dengan Hukum Mendel I apabila nilai hitung lebih
kecil dibandingkan dengan nilai tabel, sebaliknya apabila hasil percobaan tidak sesuai dengan
Hukum Mendel I maka nilai pada hitung lebih besar daripada nilai pada tabel. Apabila hasil yang
didapatka tidak sesuai dengan Hukum Mendel I dapat disebabkan karena perlakuan yang kurang
baik terhadap tanaman kedelai. Hasil yang di dapatkan pada praktikum ini rata- sesuai dengan
Hukum Mendel I karena nilai tabelnya lebih besar dari nilai hitungnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Eangga.

Welsh, James R. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:

Erlangga.

Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung: TARSITO.

Adisarwanto. 2006. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan Pengoptimalan

Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Dwijoseputro. 1997.

Genetika Mendel. Erlangga. Jakarta. Kimball. 1998. Biologi Jilid I Edisi Kelima.
Gramedia. Bandung. Suprihati. 2007. Genetika. Diterjemahkan oleh Machidin
Apandi. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai