Disusun oleh :
- Daniel Dharmono
- Maria Grace Amanda
- Gerson Hina Hani
- Rivanto P Njobu
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi berjudul “Pola Pewarisan Sifat
Pada Hukum Mendel Persilangan Monohibrida”.
Adapun peulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pola
pewarisan sifat dari parental kepada generasi berikutnya.
Pada penulisan laporan praktikum ini, berbagai hambatan telah penulis alami.
Oleh karena itu, terselesaikannya laporan praktikum ini tentu saja bukan
karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan
bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Pengajar Mata Pelajaran Biologi kelas
XII MIPA 1 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan
praktikum ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas
budi baik anda semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.............................................................................................3
1.3. Tujuan praktikum............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
2.1. Landasan Teori.................................................................................................4
BAB III.........................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM...........................................................................................6
3.1. Tempat praktikum............................................................................................6
3.2. Alat dan bahan..................................................................................................6
3.3. Prosedur praktikum.........................................................................................6
BAB IV..........................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................8
4.1. Hasil....................................................................................................................8
4.2. Pembahasan.....................................................................................................10
BAB 5..........................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................11
5.1. Kesimpulan......................................................................................................11
5.2. Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan
Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi
hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom.
Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri
dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m
(mikron).
Fungsi gen antara lain:
a. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.
b. Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
c. Mengatur perkembangan dan metabolisme.
Simbol-Simbol Gen :
1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang
dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya
dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen
dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada
keturunannya.
3. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma
(A) dan sel telur (a).
1
4. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan
perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe
AA.
5. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan
dua sel kelamin. Misalnya aa
6. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina
berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
7. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat,
seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
8. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA,
Aa, dan aa.
1. Hukum Pertama Mendel (hukum pemisahan atau segregation) Isi dari hukum
segregasi : Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen
akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk.
2. Hukum Kedua Mendel (hukum berpasangan secara bebas atau independent
assortment)
Isi dari hukum pasangan bebas :
Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan
kombinasi gen-gen secara bebas.
Hukum Segregasi
2
Jika model percampuran dari pewarisan sifat adlah benar, hibrid F1 dari
persilangan antara ercis berbunga ungu dan berbunga putih seharusnya
memiliki bunga ungu pucat, sifat intermediet antara sifat-sifat pada generasi P.
Namun ternyata semua keturunan F1 memiliki bunga yang seungu induk
berbunga ungu. Ketika Mendel membiarkan tanaman F1 menyerbuk sendiri
dan menanam biji yang dihasilkan, siat bunga putih muncul kembali pada
generasi F2.
Mendel menggunakan ukuran sampel yang sangat besar dan mencatat
hasilnya dengan akurat. Mendel mendeskripsikan empat konsep terkait yang
menyusun model Mendel.
1. Versi alternatif gen menyebabkan variasi dalam karakter yang diwarisi.
2. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua alel, satu dari masingmasing
induk.
3. Jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka slah satunya, alel dominan,
menentukan kenampakan organisme; yang satu lagi, alel resesif, tidak memiliki
efek pada kenampakan organisme.
4. Hukum segregasi, dua alel untuk suatu karakter terwariskan bersegregasi
(memisah) selama pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet-
gamet yang berbeda (Campbell, 2010).
Perbandingan fenotip yang ditemukan dalam persilangan monohibrid
tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam kejadian nyata
terdapat penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam
kenyataan berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu
perlu diadakan evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-
square test(χ2) (Suryo, 1990).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi atau pemisahan gen-gen
yang sealel (segregation of allelic genes). Menurut Hukum Mendel I, tiap
organisme memiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua
alel berpisah sehingga mesing-masing gamet hanya mengandung satu alel untuk
satu sifat. Jika dua gamet bertemu pada fertilisasi, keturunan yang terbentuk
mengandung dua alel yang mengendalikan satu sifat. Hukum Mendel I tersebut
sesuai dengan teori pewarisan sifat karena alel-alel tersebut menjelaskan
mengapa Hukum Mendel I dapat dibuktikan dengan persilangan monohibrid
(persilangan dengan satu sifat beda).
4
i. Homozigot: pasangan gen yang sifatnya sama, contoh: AA, aa, MM, bb
j. Heterozigot: pasangan gen yang tidak sama, contoh: Aa, Mm, Bb
Persilangan Monohibrid
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat:
1. Ambillah kancing genetika warna merah dan putih. Selanjutnya kita belah
dan pisahkan setiap pasangan kancing sehingga terpisah antara jantan dan
betina.
3. Masukkan kancing warna merah 10 buah dan kancing warna putih 10 buah
kedalam wadah A, begitupula pada wadah B lakukan hal yang sama.
6
6. Lakukan terus langkah nomor 5 sampai kancing genetika pada wadah A dan
B habis.
Keterangan:
M : Bulat (Dominan)
m : kisut/keriput (Resesif)
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
NO GENOTIPE
1 Mm
2 Mm
3 MM
4 Mm
5 mm
6 MM
7 Mm
8 Mm
9 MM
10 Mm
11 mm
12 Mm
13 mm
14 MM
15 Mm
16 Mm
17 mm
18 MM
19 Mm
20 mm
Rasio Genotipe: MM : Mm : mm
5 : 10 : 5 atau 1 : 2 : 1
8
Rasio Fenotipe: Merah : Putih
15 : 5 atau 3 : 1
Hasil percobaan
Persilangan
Genotip: MM >< mm
Gamet : M >< m
Filial 1 : Mm (merah)
Genotip: Mm >< Mm
Filial 2 :
♂
M m
♀
M MM Mm
m Mm mm
9
MM (merah) = 1
Mm (merah) = 2
mm (putih) = 1
4.2. Pembahasan
10
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Prinsip segregasi bebas memang benar adanya, hal ini dibuktikan dengan
besar dan disilangkan dengan 10 pasang kancing yang berbeda warna, yang
betina dengan satu tanda beda tertentu dapat sesuka hati tanpa ada
pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara
bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi. Dari uraian di
11
mandel 1 yang dikenal juga Hukum Pemisahan Gen yang sealel (The Law of
5.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Genetika. Dalam https://www.wikipedia.com/genetika/. Diakses pada 23
Februari 2023 pukul 13.00 WIB.
Widianti, Tuti dan Noor Aini H. 2015. Buku Ajar Genetika. Semarang: Jurusan Biologi
FMIPA Unnes.
Widianti, Tuti dan Noor Aini H. 2015. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: Jurusan
Biologi FMIPA Unnes.
Campbell, dkk. 2010. Biologi Jilid 1. Alih bahasa oleh Damaring Tyas W. Jakarta: Erlangga.
Fransisca C. 2010. Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel. Makalah II2092
Probabilitas dan Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011.
13