Kelompok 2 :
Ranny Indra Septiani (2110611047)
Muhammad Daffa Saidi (2110611049)
Muhammad Arief Subhi (2110611057)
Nuraysah Fitri (21110611080)
M. Alfin Albar Yudha (2110611089)
Mata Kuliah
Genetika 03
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Mangku Mundana, MP
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
3) Tujuan Masalah
A. Landasan Teori
1) Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi atau pemisahan gen-gen
yang sealel (segregation of allelic genes). Menurut Hukum Mendel I, tiap
organismememiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua
alel berpisahsehingga mesing-masing gamet hanya mengandung satu alel untuk
satu sifat. Jikadua gamet bertemu pada fertilisasi, keturunan yang terbentuk
mengandung dua alelyang mengendalikan satu sifat. Hukum Mendel I tersebut
sesuai dengan teori pewarisan sifat karena alel-alel tersebut menjelaskan mengapa
Hukum Mendel Idapat dibuktikan dengan persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
Dalam suatu persilangan perlu diketahui istilah-istilah yang digunakan.
Istilah-istilah itu diantaranya (Brown, T.A, 1993).
2) Hukum Mendel II
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi atau pengelompokan
gensecara bebas (independent assortment genes). Hukum Mendel II menyatakan
bahwa apabila dua individu memiliki dua pasang sifat atau lebih
makaditurunkannya sepasang sifat secara bebas tidak bergantung pada pasangan
sifatyang lain. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan, misalnya
bentukdan warna biji, tidak saling mempengaruhi. Hukum ini berlaku untuk
persilangandihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki dua
sidat beda. Contoh persilangan (dihibrid) yang dilakukan Mendel adalah
persilanganantara tanaman kapri galur murni yang berbiji bulat dan berwarna
kuning dengantanaman kapri berbiji keriput dan berwarna hijau. Biji bulat
dominan terhadap biji keriput, sedangkan warna biji kuning dominan terhadap biji
hijau. Pada persilangan tersebut dihasilkan tanaman F1 yang semuanya berbiji
bulat dan berwarna kuning.Mendel kemudian menyilangkan sesama tanaman
F1dan hasilnya adalah F2 yang menunjukkan adanya empat kombinasi fenotipe.
Kombinasi tersebutmenunjukkan adanya pengelompokan dua pasang gen secara
bebas yang dikenalsebagai Hukum Mendel II
Uji Chi-Square (x")
Rumus
(o−e) ²
x ²=∑
e
P(A)= x/N
K(x) = 𝑥 / 𝑥+𝑦
x = kejadian x
y = kejadian y
1
1 1 (a + b)1
1 2 1 (a + b)2
1 3 3 1 (a + b)3
1 4 6 4 1 (a + b)4
1 5 10 10 5 1 (a + b)5
1 6 15 20 15 6 1 (a + b)6
1 7 21 35 35 21 7 1 (a + b)7
BAB III
METODOLOGI
C. Prosedur kerja
1. Untuk monohibrid:
a. Gunakan dua warna apa saja untuk satu sifat, misalnya merah dan
kuning, catat masing-masing warna untuk sifat yang berbeda
b. Ambil masing-masing warna dengan jumlah yang sama, lalu
campur adukkan pada satu wadah
c. Secara acak, ambil dua kancing sekaligus, catat penotipenya sesuai
dengan warna yang terambil
2. Untuk dihibrid
a. Gunakan ke empat warna yang tersedia
b. Ambil masing-masing warna dengan jumlah yang sama, lalu
campur adukkan pada satu wadah
c. Secara acak, ambil empat kancing sekaligus, catat penotipenya
sesuai dengan warna yang terambil
3. Probabilitas
a. Tos/lemparkan ke atas satu keping uang logam beberapa kali
(makin sering semakin baik), perhatikan dan catat sisi yang muncul
di atas.
b. Dengan cara yang sama, gunakan 2, 3 dan 4 keping uang logam
dalam setiap kali lemparan.
c. Catat sisi yang muncul setiap kali tos/pelemparan dalam bentuk
tabel berikut
Pelemparan ke Sisi yang muncul
1 .......................
2 .......................
N ......................
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Percobaan Monohibrid
Percobaan 4x
NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WW Merah 1
2. Ww Merah 2
3. ww Putih 1
Jumlah Total 4
Rasio Genotip
1WW : 2Ww : 1ww
Rasio Fenotip
3 (Merah) : 1 (Putih)
Dalam percobaan monohibrid mendapatkan 3 merah dan 1 putih
dengan ratio 1WW : 2Ww : 1ww
Chi Square
Kelas o e o-e d* d2/e
Merah 3 3 0 -0,5 0,083
Putih 1 1 0 -0,5 0,25
∑d2/e (0,083+0,25) = 0,333
Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan:
Nilai X2 hitung = 0,333
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 → X2 Hitung < X2 tabel 0,1 Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 → X2 Hitung < X2 tabel 0,5 Hipotesis diterima (non
signifikan)
Percobaan 16x
NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WW Merah 2
2. Ww Merah 10
3. Ww Putih 4
Jumlah Total 16
Rasio Genotip
2WW : 10Ww : 4ww
Rasio Fenotip
12 (Merah) : 4 (Putih)
Dalam percobaan monohibrid mendapatkan 2 merah dan 1 putih dengan
ratio perbandingan 12 : 4 atau 2WW: 10Ww : 4ww
Chi Square
Kelas o e o-e d* d2/e
Merah 12 12 0 -0,5 0,020
Putih 4 4 0 -0,5 0,062
Rasio Genotip
1WWLL : 2WWLl : 5WWll : 5WwLL : 12WwLl : 2Wwll : 1wwLL :
4wwLl : 0wwll
Rasio Fenotip
20 (Merah – Panjang) : 7 (Merah – Pendek) : 5 (Putih – Panjang) : 0
(Putih – Pendek)
Dalam percobaan dihibrid mendapatkan 20 merah-panjang, 7 merah-
pendek, 5 putih-panjang, dan 0 putih-pendek dengan ratio perbandingan
1WWLL : 2WWLl : 5WwLL : 12WwLl : 2Wwll : 1wwLL : 4wwLl : 0wwll
Chi Square
Kelas o e o-e d2/e
Merah- 20 18 2 0,222
Panjang
Merah- 7 6 1 0,166
Pendek
Putih- 5 6 -1 0,166
Panjang
Putih- 0 2 1 2
Pendek
Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,1
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 9 10 -1 0,5 0,025
Gambar 11 10 1 0,5 0,025
Total 20 20 X2= 0,05
Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,1
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 5 5 0 0,5 0,005
Gambar 9 5 4 3,5 2,45
1 Gambar 6 10 -4 -3,5 1,225
1 Angka
Total 20 20 X2= 3,680
Db = n-1 = 3-1 = 2
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 3,680
Nilai X2 tabel (0,1) = 4,605 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 1,386 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 10 7,5 2,5 2 0,533
Gambar 6 7,5 -1,5 -1 0,133
1 Gambar 14 15 -1 -0,5 0,016
1 Angka
Total 20 20 X2= 0,652
Db = n-1 = 3-1 = 2
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,652
Nilai X2 tabel (0,1) = 4,605 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 1,386 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Db = n-1 = 4-1 = 3
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 3,0
Nilai X2 tabel (0,1) = 6,251 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 2,366 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)