Anda di halaman 1dari 25

UNIVERSITAS ANDALAS

LAPORAN PRATIKUM GENETIKA

Kelompok 2 :
Ranny Indra Septiani (2110611047)
Muhammad Daffa Saidi (2110611049)
Muhammad Arief Subhi (2110611057)
Nuraysah Fitri (21110611080)
M. Alfin Albar Yudha (2110611089)

Mata Kuliah
Genetika 03
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Mangku Mundana, MP

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan mampu untuk
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga
tercurahkan kepada nabi tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan dari mata
kuliah Genetika dengan judul “PRATIKUM GENETIKA”
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan
ini bermanfaat khususnya bagi tim penyusun, dan umumnya bagi
pembaca.

Padang, Juni 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

Mendel yaitu persilangan monohibrid. Persilangan monohibrida adalah dasar


untuk ilmu genetika Mendel. Informasi terkait yang berhubungan dengan
pemisahan genetik seperti yang muncul dalam kombinasi monohibrida.
Persilangan semacam itu dapat terjadi dalam semua kelompok organisme utama
yang bereproduksi secara seksual (Gardner, 1991).

Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda


sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda.
Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid
karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Okasha (2012)
menyatakan bahwa konsep penting dalam genetika populasi yang melibatkan dua
lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya.

Probabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu


peristiwa/kejadian yang hasilnya tidak dapat dipastikan. Istilah ini juga biasa
disebut dengan peluang, kesempatan, dsb.

Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak hal yang berhubungan dengan


kemungkinan, misalnya langit mendung: mungkin turun hujan, mungkin tidak;
menunggu hasil ujian: bisa lulus, bisa tidak; ibu hamil: anaknya mungkin laki-
laki, mungkin perempuan. Dalam ilmu genetika, teori kemungkinan berperan pada
waktu pemindahan gen-gen dari tetua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh
spermatozoa, dan berkumpulnya gen-gen dalam zigot sehingga terbentuk berbagai
macam kombinasi.
2) Rumusan Masalah

1. Berapa perbandingan fenotip dan genotip yang diperoleh?


2. Hasil uji dengan menggunakan Chi Square?
3. Berapa peluang kemunculan gambar dan angka?
4. Bagaimana membuktikan peluang kemunculan?
5. Kesimpulan dari hasil kerja?

3) Tujuan Masalah

1. Membuktikan perbandingan fenotip dan genotip


2. Dapat menggunakan Uji Chi Square dalam analisis genetika mandel
3. Dapat menyimpulkan hasil persilangan monohybrid dan dihibrid
4. Dapat membuktikan peluang kemungkinan
5. Menghitung peluang kemunculan gambar dan angka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1) Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi atau pemisahan gen-gen
yang sealel (segregation of allelic genes). Menurut Hukum Mendel I, tiap
organismememiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua
alel berpisahsehingga mesing-masing gamet hanya mengandung satu alel untuk
satu sifat. Jikadua gamet bertemu pada fertilisasi, keturunan yang terbentuk
mengandung dua alelyang mengendalikan satu sifat. Hukum Mendel I tersebut
sesuai dengan teori pewarisan sifat karena alel-alel tersebut menjelaskan mengapa
Hukum Mendel Idapat dibuktikan dengan persilangan monohibrid (persilangan
dengan satu sifat beda).
Dalam suatu persilangan perlu diketahui istilah-istilah yang digunakan.
Istilah-istilah itu diantaranya (Brown, T.A, 1993).

a. Parental (P): induk


b. Filial (F): keturunan
c. Keturunan pertama (F1): anak
d. Keturunan kedua (F2): cucu
e. Genotipe: sifat menurun yang tidak tampak dari luar, contoh: AA, Aa,
aa,AABb
f. Fenotipe: sifat menurun yang tampak dari luar, contoh: besar, kecil, tinggi,
pendek
g. Dominan: sifat gen yang memiliki ekspresi lebih kuat yang
dapatmenutupi/mengalahkan sifat yang dibawa gen alelnya, disimbolkan
denganhuruf kapital, contoh: AA, BB, MM
h. Resesif : sifat gen yang tidak muncul (tertutup) karena kalah oleh sifat
pasangannya, akan muncul apabila bersama-sama gen resesif
lainnya,disimbolkan dengan huruf kecil, contoh: aa, bb, mm
i. Homozigot : pasangan gen yang sifatnya sama, contoh: AA, aa, MM, bb
j. Heterozigot : pasangan gen yang tidak sama, contoh: Aa, Mm, Bb
Persilangan Monohibrid
Persilangan monohybrid adalah persilangan sederhana yang hanya
memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan
kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom
yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macamfenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Kenyataannya, seringkali terjadi
penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh
beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat
homozigotletal dan sebagainya.Mendel melakukan persilangan monohibrid atau
persilangan satu sifat beda,dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari
tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum
Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel
gamet dapat memisah secara bebas.

2) Hukum Mendel II
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi atau pengelompokan
gensecara bebas (independent assortment genes). Hukum Mendel II menyatakan
bahwa apabila dua individu memiliki dua pasang sifat atau lebih
makaditurunkannya sepasang sifat secara bebas tidak bergantung pada pasangan
sifatyang lain. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan, misalnya
bentukdan warna biji, tidak saling mempengaruhi. Hukum ini berlaku untuk
persilangandihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki dua
sidat beda. Contoh persilangan (dihibrid) yang dilakukan Mendel adalah
persilanganantara tanaman kapri galur murni yang berbiji bulat dan berwarna
kuning dengantanaman kapri berbiji keriput dan berwarna hijau. Biji bulat
dominan terhadap biji keriput, sedangkan warna biji kuning dominan terhadap biji
hijau. Pada persilangan tersebut dihasilkan tanaman F1 yang semuanya berbiji
bulat dan berwarna kuning.Mendel kemudian menyilangkan sesama tanaman
F1dan hasilnya adalah F2 yang menunjukkan adanya empat kombinasi fenotipe.
Kombinasi tersebutmenunjukkan adanya pengelompokan dua pasang gen secara
bebas yang dikenalsebagai Hukum Mendel II
Uji Chi-Square (x")

Oji Chi Kuadrat adalah pengujian hipotesis mengenai pertandingan antara


frekuensi observasi yang benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi harapan atau
ekspektasi.
→ frekuensi observasi nilainya didapat dari hasil percobaan (0)
→ frekuensi harapan nilainya dapat dihitung secara teoritis (e)
Nilai x adalah nilai kuadrat karena itu nilai x selalu positif. Bentuk

distribusi x tergantung dari derajat bebas(db)/degree of freedom. Uji x 2 dapat


digunakan untuk :
a. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit test
b. Uji Kebebasan
c. Uji beberapa proporsi

Rumus
(o−e) ²
x ²=∑
e

o : frekuensi observasi untuk kategori ke-1 i


e : frekuensi ekspektasi untuk kategori ke-1 i
Dalam genetika chi-square (chi-kuadrat) sering kali kita digunakan untuk menguji
apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yang kita
harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data
yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir selalu terjadi
penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima pada
penyimpangan yang besar. Selain itu apabila penyimpangan tersebut semakin
sering terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cendrung lebih dapat
diterima dari pada penyimpangan yang jarang terjadi Sekarang yang menjadi
pertanyaan adalah sebempa besar penyimpangan itu dapat kita terima dan
seberapa sering terjadinya atau berapa besar peluang terjadinya, jawabnya dapat
dicari dengan uji chi square.
Probabilitas
Probabilitas diperkenalkan oleh ahli matematikawanbangsa Prancis yaitu
Blise Pascal(1623-1662) dan Pierre Fermat (1601-1665). Probabilitas
didifinisikan sebagaipeluang atau kemungkinan suatukejadian, suatu ukuran
mengenaikemungkinan atau suatu derajat dariketidakpastian suatu peristiwa
yangakan terjadi pada masa mendatang.
Menurut Pollet (1994), gagasanumum terhadap suatu peristiwamerupakan
salah satu bagian dari usahapenentuan probabilitas. Andai kata Nadalah jumlah
macam kejadian yangdapat dijumpai pada saat pengambilancontoh untuk suatu
kejadian, denganperistiwa A dapat terjadi dengan X cara,msks probablitas
terjadinya A adalah

P(A)= x/N

Teori kemungkinan merupakandasar untuk menetukan nisbah


yangdiharapkan dari tipe tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaanteori
9n memungkinkan kita untukmenduga kemungkinan diperolehnyasuatu
hasiltertentu dari persilangantersebut. (Crowder, 1986)
Tujuan dari praktikum Probabilitas adalah untuk memberikan ketrampilan dalam
menggunakan teori probabilitas dan statistik sebagai alat untuk menganalisis data
yang dikumpulkan dari hasil suatu percobaan. Prosedur yang dipelajari dalam
praktikum ini juga digunakan dalam percobaan genetika hewan dan tumbuhan.
ada beberapa dasar mengenai teori kemungkinan yang perlu diketahui yaitu: 1)
Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan
perbandingan anatara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya.

K(x) = 𝑥 / 𝑥+𝑦

Dimana : K = kemungkinan, K(x) = besarnya kemungkinan untuk mendapatkan x,


x+y = jumlah keseluruhannya. Contohnya pada uang logam, dimana uang logam
mempunyai2 sisi yakni sisi kepala dan sisi ekor. Jika kita melakukan tos atau
pelemparan ke atas dengan sebuah uang logam. Maka kemungkinan mendapat
kepala, yaitu :
Kepala 1 1
K(kepala) = = =
Kepala+ Ekor 1+1 2

K(x) = kemungkinan untuk suatu kejadian yang diharapkan

x = kejadian x

y = kejadian y

Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan peluang untuk mendapat kepala


yaitu ½ atau 50 %; 2)Besarnya kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih
yang masing - masing berdiri sendiri adalah sama dengan hasil perkalian dari
besarnya kemungkinan untuk masing2 peristiwa itu.

K(x+y) = K(x) + K(y);

3)Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling


mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk tiap
peristiwa itu.

K(x atau y) = K(x) + K(y)

Rumus X2 diperlukan untuk mengetes apakah ratio fenotipe praktis untuk


dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ratio fenotip teoritis. Ratio fenotipe
hasil percobaan tidak selalu persis sama dengan ratio fenotip teoritis atau yang
diharapkan. Sampai dimana batasnya bahwa suatu hasil percobaan memenuhi
ratio fenotipe teoritis, dipakailah rumus X2

Penggunaan rumus binomium (a + b)n

Untuk mencari kemungkinan agar lebih mudah dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus binomium (a + b)n. Dalam hal ini a dan b merupakan
kejadian/peristiwa yang terpisah/bebas, sedangkan n menyatakan jumlah
percobaan.
Rumus binomium (a + b)n dapat dibuat dalam bentuk segi tiga Pascal berikut.

1
1 1 (a + b)1
1 2 1 (a + b)2
1 3 3 1 (a + b)3
1 4 6 4 1 (a + b)4
1 5 10 10 5 1 (a + b)5
1 6 15 20 15 6 1 (a + b)6
1 7 21 35 35 21 7 1 (a + b)7
BAB III
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Percobaan


Laboratorium Kesehatan fakultas Peternakan Universitas Andalas , 4 Juni
2022, Pukul 08.00 – 09.30 WIB
B. Bahan dan alat
1. Uji Monohibrid Dihibrid
a. Kancing baju empat warna (merah, kuning, hijau, biru), masing-
masing 20 butir dalam tempat yang berbeda, dan setiap warna
melambangkan gen dan penotipe yang berbeda: merah untuk warna
mata merah (dominan, W), kuning untuk warna mata putih (resesif,
w), hijau untuk sayap panjang (dominan, L) dan biru untuk sayap
pendek (resesif l ).
b. Alat tulis
2. Probabilitas Pelemparan Koin
a. Uang logam Rp 500 sebanyak empat keeping
b. Alat tulis

C. Prosedur kerja
1. Untuk monohibrid:
a. Gunakan dua warna apa saja untuk satu sifat, misalnya merah dan
kuning, catat masing-masing warna untuk sifat yang berbeda
b. Ambil masing-masing warna dengan jumlah yang sama, lalu
campur adukkan pada satu wadah
c. Secara acak, ambil dua kancing sekaligus, catat penotipenya sesuai
dengan warna yang terambil
2. Untuk dihibrid
a. Gunakan ke empat warna yang tersedia
b. Ambil masing-masing warna dengan jumlah yang sama, lalu
campur adukkan pada satu wadah
c. Secara acak, ambil empat kancing sekaligus, catat penotipenya
sesuai dengan warna yang terambil
3. Probabilitas
a. Tos/lemparkan ke atas satu keping uang logam beberapa kali
(makin sering semakin baik), perhatikan dan catat sisi yang muncul
di atas.
b. Dengan cara yang sama, gunakan 2, 3 dan 4 keping uang logam
dalam setiap kali lemparan.
c. Catat sisi yang muncul setiap kali tos/pelemparan dalam bentuk
tabel berikut
Pelemparan ke Sisi yang muncul

1 .......................

2 .......................

N ......................
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Percobaan Monohibrid
Percobaan 4x
NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WW Merah 1
2. Ww Merah 2
3. ww Putih 1
Jumlah Total 4

 Rasio Genotip
1WW : 2Ww : 1ww
 Rasio Fenotip
3 (Merah) : 1 (Putih)
Dalam percobaan monohibrid mendapatkan 3 merah dan 1 putih
dengan ratio 1WW : 2Ww : 1ww
Chi Square
Kelas o e o-e d* d2/e
Merah 3 3 0 -0,5 0,083
Putih 1 1 0 -0,5 0,25
∑d2/e (0,083+0,25) = 0,333
Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan:
Nilai X2 hitung = 0,333
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 → X2 Hitung < X2 tabel 0,1 Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 → X2 Hitung < X2 tabel 0,5 Hipotesis diterima (non
signifikan)
Percobaan 16x
NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WW Merah 2
2. Ww Merah 10
3. Ww Putih 4
Jumlah Total 16

 Rasio Genotip
2WW : 10Ww : 4ww
 Rasio Fenotip
12 (Merah) : 4 (Putih)
Dalam percobaan monohibrid mendapatkan 2 merah dan 1 putih dengan
ratio perbandingan 12 : 4 atau 2WW: 10Ww : 4ww

Chi Square
Kelas o e o-e d* d2/e
Merah 12 12 0 -0,5 0,020
Putih 4 4 0 -0,5 0,062

∑d2/e (0,020 + 0,062) = 0,082


Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,082
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)

Percobaan dihybrid 16x


NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WWLL Merah - Panjang 1
2. WWLl Merah - Panjang 2
3. WWll Merah - Pendek 2
4. WwLL Merah - Panjang 2
5. WwLl Merah - Panjang 3
6. Wwll Merah - Pendek 2
7. wwLL Putih - Panjang 2
8. wwLl Putih - Panjang 1
9. Wwll Putih - Pendek 1
Jumlah Total 16
 Rasio Genotip
1WWLL : 2WWLl : 2WWll : 2WwLL : 3WwLl : 2Wwll : 2wwLL : 1wwLl :
1wwll
 Rasio Fenotip
8 (Merah – Panjang) : 4 (Merah – Pendek) : 3 (Putih – Panjang) : 1 (Putih-
Pendek)
Chi Square
Kelas o e o-e d2/e
Merah- 8 9 -1 0,111
Panjang
Merah- 4 3 1 0,333
Pendek
Putih- 3 3 0 0
Panjang
Putih- 1 1 0 0
Pendek
∑d2/e (0,111+0,333+0+0) = 0,444
Db = n-1 = 4-1 = 3
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,444
Nilai X2 tabel (0,1) = 6,251 →X2Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 2,366 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)

Percobaan dihybrid 32x


NO Genotip Fenotip Jumlah
1. WWLL Merah - Panjang 1
2. WWLl Merah - Panjang 2
3. WWll Merah - Pendek 5
4. WwLL Merah - Panjang 5
5. WwLl Merah - Panjang 12
6. Wwll Merah - Pendek 2
7. wwLL Putih - Panjang 1
8. wwLl Putih - Panjang 4
9. Wwll Putih - Pendek 0
Jumlah Total 32

 Rasio Genotip
1WWLL : 2WWLl : 5WWll : 5WwLL : 12WwLl : 2Wwll : 1wwLL :
4wwLl : 0wwll
 Rasio Fenotip
20 (Merah – Panjang) : 7 (Merah – Pendek) : 5 (Putih – Panjang) : 0
(Putih – Pendek)
Dalam percobaan dihibrid mendapatkan 20 merah-panjang, 7 merah-
pendek, 5 putih-panjang, dan 0 putih-pendek dengan ratio perbandingan
1WWLL : 2WWLl : 5WwLL : 12WwLl : 2Wwll : 1wwLL : 4wwLl : 0wwll

Chi Square
Kelas o e o-e d2/e
Merah- 20 18 2 0,222
Panjang
Merah- 7 6 1 0,166
Pendek
Putih- 5 6 -1 0,166
Panjang
Putih- 0 2 1 2
Pendek

∑d2/e (0,222 + 0,166 + 0,166+2) = 2,554


Db = n-1 = 4-1 = 3
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 2,554
Nilai X2 tabel (0,1) = 6,251 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 2,366 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)

Percobaan Probabilitas 1 koin 10x

Koin Pengamatan Harapan Deviasi


(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Jadi dari hasil percobaan menggunakan 1 koin mendapatkan hasil 4 angka dan 6
Angka 4 5 -1
Gambar 6 5 1
Total 10 10 0
gambar dengan total 10. serta harapan angka 5 dan gambar 5dengan total 10. Dan
mendapatkan deviasi angka -1 dan gambar 1 dengan total 0
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o (Expected=e) (o - e)
)
Angka 4 5 -1 0,5 0,05
Gambar 6 5 1 0,5 0,05
Total 10 10 X2= 0,1

Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,1
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)

Percobaan Probabilitas 1 koin 20x


Koin Pengamatan Harapan Deviasi
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 9 10 -1
Gambar 11 10 1
Total 20 20 0

Jadi dari hasil percobaan menggunakan 1 koin mendapatkan hasil 9 angka


dan 11 gambar dengan total 20. serta harapan angka 10 dan gambar 10 dengan
total . Dan mendapatkan deviasi angka -1 dan gambar 1 dengan total 0

Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 9 10 -1 0,5 0,025
Gambar 11 10 1 0,5 0,025
Total 20 20 X2= 0,05

Db = n-1 = 2-1 = 1
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,1
Nilai X2 tabel (0,1) = 2,706 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 0,445 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)

Percobaan Probabilitas 2 koin 20x


Koin Pengamatan Harapan Deviasi
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 5 5 0
Gambar 9 5 4
1 Gambar 6 10 -4
1 Angka
Total 20 20 0

Jadi dari hasil percobaan menggunakan 2 koin mendapatkan hasil 5 angka,


9 gambar, dan 6 gambar angka dengan total 20. serta harapan angka 5 dan gambar
5 dan 10 angka gambar dengan total 20. Dan mendapatkan deviasi angka 0,
gambar 4, dan angka gambar -4 dengan total 0

Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 5 5 0 0,5 0,005
Gambar 9 5 4 3,5 2,45
1 Gambar 6 10 -4 -3,5 1,225
1 Angka
Total 20 20 X2= 3,680
Db = n-1 = 3-1 = 2
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 3,680
Nilai X2 tabel (0,1) = 4,605 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 1,386 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)

Percobaan Probabilitas 2 koin 30x


Koin Pengamatan Harapan Deviasi
(Observasi=o) (Expected=e) (o- e)
Angka 10 7.5 2.5
Gambar 6 7.5 -1.5
1 Gambar 14 15 -1
1 Angka
Total 30 30 0

Jadi dari hasil percobaan menggunakan 2 koin mendapatkan hasil 10 angka,


6 gambar, dan 14 gambar angka dengan total 30. serta harapan angka 7.5, gambar
7.5, dan 15 angka gambar dengan total 30. Dan mendapatkan deviasi angka 2.5,
gambar -1.5, dan angka gambar -1 dengan total 0

Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d* d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
Angka 10 7,5 2,5 2 0,533
Gambar 6 7,5 -1,5 -1 0,133
1 Gambar 14 15 -1 -0,5 0,016
1 Angka
Total 20 20 X2= 0,652
Db = n-1 = 3-1 = 2
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 0,652
Nilai X2 tabel (0,1) = 4,605 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 1,386 →X2 Hitung < X2 tabel 0,5. Hipotesis diterima (non
signifikan)

Percobaan Probabilitas 3 koin 16x


Koin Pengamatan Harapan Deviasi
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
3 Angka 3 2 1
3 Gambar 4 2 2
2 Gambar 6 6 0
1 Angka
2 Angka 3 6 -3
1 Gambar
Total 16 16 0

Jadi dari hasil percobaan menggunakan 3 koin mendapatkan hasil 3 angka,


4 gambar, 6 dari 2 gambar 1 angka, dan 3 dari 2 angka 1 gambar dengan total 16.
serta harapan angka 2, gambar 2, 6 dari 2 angka 1 gambar, dan 6 dari 2 gambar 1
angka dengan total 16. Dan mendapatkan deviasi angka 1, gambar 2, 0 dari 2
gambar 1 angka, dan -3 dari 2 angka 1 gambar dengan total 0
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
3 Angka 3 2 1 0,5
3 Gambar 4 2 2 1
2 Gambar 6 6 0 0
1 Angka
2 Angka 3 6 -3 1,5
1 Gambar
Total 16 16 X2= 3,0

Db = n-1 = 4-1 = 3
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 3,0
Nilai X2 tabel (0,1) = 6,251 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 2,366 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)

Percobaan Probabilitas 3 koin 32x


Koin Pengamatan Harapan Deviasi
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
3 Angka 1 4 -3
3 Gambar 1 4 -3
2 Gambar 14 12 2
1 Angka
2 Angka 16 12 4
1 Gambar
Total 32 32 0

Jadi dari hasil percobaan menggunakan 3 koin mendapatkan hasil 1


angka, 1 gambar, 14 dari 2 gambar 1 angka, dan 16 dari 2 angka 1 gambar
dengan total 32. serta harapan angka 4, gambar 4, 12 dari 2 angka 1 gambar, dan
12 dari 2 gambar 1 angka dengan total 32. Dan mendapatkan deviasi angka -3,
gambar -3, 2 dari 2 gambar 1 angka, dan 4 dari 2 angka 1 gambar dengan total
32
Chi Square
Koin Pengamatan Harapan Deviasi d2/e
(Observasi=o) (Expected=e) (o - e)
3 Angka 1 4 -3 2,250
3 Gambar 1 4 -3 2,250
2 Gambar 14 12 2 0,333
1 Angka
2 Angka 16 12 4 1,333
1 Gambar
Total 32 32 X2= 6,166
Db = n-1 = 4-1 = 3
Untuk menguji apakah hasil ini dapat dipercaya, bandingkan nilai ini dengan nilai
pada tabel X2 berikut dengan derajat bebas 1.
Kesimpulan :
Nilai X2 hitung = 6,166
Nilai X2 tabel (0,1) = 6,251 →X2 Hitung < X2 tabel 0,1. Hipotesis diterima (non
signifikan)
Nilai X2 tabel (0,5) = 2,366 →X2 Hitung ˃ X2 tabel 0,5. Hipotesis tidak diterima
(signifikan)
BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukannya percobaan atau praktikum Simulasi Simulasi


perkawinan monohibrid dan dihibrid dan Probabilitas X2  (chi-square) dapat
digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai
dengan teori atau yang diharapkan. Semua data atau pengamatan yang selama ini
dilakukan setelah diuji dengan chi-square adalah baik. Hasil perhitungan
perbandingan pada setiap persilangan sesuai dengan hukum mendel. Perbandingan
yang dihitung dari kata data kelas menunjukan adanya penyimpangan yang semu
karena prinsip hukum mendel tetap berlaku, hal ini hanya disebabkan oleh gen-
gen yang membawa sifat memiliki diri tertentu

Prinsip-prinsip probabilitas digunakan dalam genetika untuk menentukan


kemungkinan terjadinya suatu kejadian ,atau peluang yang diharapkan terhadap
suatu kejadian. Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang
menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul satu hal atau kejadian pada
kondisi tertentu. Dari hasil pengamatan (o) dan harapan (e) dapat dihitung
besarnya penyimpangan (deviasi) yaitu dengan cara hasil pengamatan (Observasi)
dikurangi harapan (Expected) sehingga besarnya penyimpangan peluang.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanto,D,A, dkk. 2013. “Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam


Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda” dalam
Jurnal ILMU DASAR, Volume 14 Nomor 2 Halaman 79-84. Jember:
Matematika FMIPA Universitas Jember
Firdauzi,F,N. 2014. “RASIO PERBANDINGAN F1 DAN F2 PADA
PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA
RESIPROKNYA” dalam Jurnal Biology Science & Education. Ambon:
IAIN Ambon
Suleka,R, dkk. 2016. Probabilitas. Padang: Universitas Andalas
Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Yatim,W. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai