OLEH:
NATALIA PASOLON
A1J118013
KENDARI
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala
rahmat dan lindungan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Genetika. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam terselesaikannya makalah tentang .
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan..........................................................................................1
Bab II.Pembahasan..........................................................................................2
Bab III.Penutup................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................7
B. Saran....................................................................................................7
Daftar Pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
b. Untuk mengetahui defenisi serta cirri-ciri dari penyimpangan semu hukum mendel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Uji yang bisa kita lakuakan adalah tes X2 atau disebut tes Chi Square (dari
bahasa inggris Chi-Square test). Mendel menyatakan adanya pemisahan gen yang sealel
(Hukum Mendel I atau The Law of Segregation)bahwa gen-gen dari sepasang alel
memisah secarabebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu
pembentukan gamet (Hukum Mendel II atau The Law of Assortment of Genes) yang
menyebabkan rasio fenotip 9:3:3:1. Namun dalam kenyataannya perkawinan
heterozigot tidak memiliki rasio tersebut. Salah satu penyimpangan itu adalah interaksi
gen, yaitu pengaruh satu alel terhadap alel yang lain pada lokus yang sama dan juga
pengaruh satu gen terhadap gen pada lokus lain. Hal ini menyebabkan timbulnya
keragaman nisbah genetika Mendel.
2
dengan hasil perbandingan Mendel disebut penyimpangan Hukum Mendel. Tapi,
keduanya tetap termasuk dalam penyimpangan Hukum Mendel.
Adanya sifat-sifat tertentu pada gen yang menyebabkan perbedaan hasil pada filial 2
1. Atavisme (Interaksi)
Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat adanya interaksi beberapa
gen.
Contoh:
3
F1 : RrPp Walnut
P2 : RrPp X RrPp
F2 : 9 R-P- : Walnut
3 R-pp : Ros
3 rrP- : Pea
1 rrpp : Single
Walnut : muncul karena interaksi 2 gen dominan
Singel : muncul karena interaksi 2 gen resesif
3. Epistatis – Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.Pada peristiwa epistasis, gen
yang bersifat epistasis tidak akan menutupi gen yang menjadi pasangannya, tetapi
4
akan menutupi gen lain yang bukan pasangannya. Peristiwa epistasis dibedakan
menjadi epistasis dominan dan epistasis resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
Jawaban:
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapi
karakter yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (menutupi)
terhadap kuning/kuning hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
P2 : HhKk x HhKk
F2 : 9 H-K- : hitam
3 H-kk : hitam
3 hhK- : kuning
1 hhkk : putih
4. Komplementer
Gen-gen Komplementer merupakan gen-gen yang saling berinteraksi atau
bekerja sama untuk memunculkan fenotif tertentu. Apabila salah satu gen tersebut
tidak ada, pemunculan fenotif tersebut dapat terhalang.
Contoh: perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuli
Jawaban:
P : bisu tuli x bisu tuli
DDee ddEE
F1 : DdEe = normal
D dan E berada bersama bekerjasama memunculkan karakter normal. Bila
hanya memiliki salah satu gen dominan D atau E saja, karakter yang muncul
adalah bisu tuli.
P2 : DdEe X DdEe
F2 : 9 D-E- : normal
3 D-uu : bisu tuli
3 ppE- : bisu tuli
1 ppuu : bisu tuli
5
Rasio fenotif F2 normal : bisu tuli = 9 : 7
5. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama. Polimeri memiliki letak lokus yang
berbeda. Pada permasalahan polimeri terdapat beberapa ciri-ciri yang menandakan
bahwa adanya polimeri, yaitu semakin banyaknya gen yang bersifat dominan maka
sifat karakteristiknya semakin kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
Jawaban:
P : gandum berkulit merah x gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
F1 : M1m1M2m2 = merah muda
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
F2 : 9 M1- M2 - : merah – merah tua sekali
3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua
3 m1m1M2 - : merah muda – merah tua
1 m1m1m2m2 : putih
Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi
samasama berpengaruh terhadap warna merah gandum. Semakin banyak gen
dominan, maka semakin merah warna gandum.
4M = merah tua sekali
3M = merah tua
2M = merah
M = merah muda
m = putih
Bila disamaratakan antara yang berwarna merah dengan yang berwarna putih,
diperoleh:
A. Kesimpulan
Kesimpulan yamg dapat ditarik dari materi diatas yaitu:
1. Penyimpangan Hukum Mendel dikenalkan oleh Gregor Johann Mendel, bapak
genetika dunia. Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya sifat-sifat
menyimpang dari persilangan yang seharusnya.
2. Penyimpangan semu hukum mendel adalah penyimpangan yang tidak keluar dari
aturan hukum Mendel, meskipun terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen memiliki
sifat berbeda-beda. Ciri-ciri penyimpangan semu hukum mendel yaitu:Rasio fenotip
yang dihasilkan berb dengan hukum mendel; Adanya sifat-sifat tertentu pada gen
yang menyebabkan perbedaan hasil pada filial 2; Adanya interaksi antar gen.
3. Ada beberapa macam peristiwa yang dikategorikan sebagai penyimpangan semu
hukum Mendel, yaitu atavisme (interaksi), kriptomeri, epistasis dan hipostasis,
komplementer, serta polimeri.
B. Saran
Penyimpangan Hukum Mendel memiliki banyak macam dan harus benar-benar
dimengerti oleh para siswa. Dalam memecahkan soalnya pun terkadang membutuhkan
pemahaman yang tinggi dari siswa. Oleh karena itu hendaknya para pengajar,
mengajarkan materi ini dengan hati-hati dan jelas agar ttujuan dari pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
7
DAFTAR PUSTAKA