Anda di halaman 1dari 11

“MAKALAH TENTANG PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL”

MATA KULIAH GENETIKA

OLEH:

NATALIA PASOLON
A1J118013

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas segala
rahmat dan lindungan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Genetika. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam terselesaikannya makalah tentang .

Permohonan maaf sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada


pembaca, jika sajian makalah ini belum sampai kata sempurna dan penulis
menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan makalah ini
karena adanya faktor yang mempengaruhi dalam menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang dan
sebagai bahan koreksi penulis dalam menyusun makalah.

Akhir kata, penulis mengucapakan terima kasih. Semoga makalah ini


dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan isi makalah ini.

Toraja, Desember 2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................i

Kata Pengantar.................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................iii

Bab I. Pendahuluan..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan..................................................................................1

Bab II.Pembahasan..........................................................................................2

A. Penyimpangan Hukum Menel..............................................................2


B. Defenisi dan Ciri-Ciri Penyimpangan Semu Hukum Mendel.............3
C. Macam-macam Penyimpangan Semu Hukum.....................................3

Bab III.Penutup................................................................................................7

A. Kesimpulan..........................................................................................7

B. Saran....................................................................................................7

Daftar Pustaka

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genetika adalah bidang sains yang mempelajari pewarisan sifat dan variasi yang
diwariskan. Teori pewarisan sifat atau biasa disebut hukum hereditas pertama kali
dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel. Ia berpendapat bahwa sifat-sifat dapat diturunkan
dari generasi ke generasi melalui factor penentu. Mendel menemukan prinsip dasar
tentang pewarisan sifat dengan cara membiakkan ercis kebun dalam percobaan yang
dirancang secara hati-hati. Mendel mengembangkan teori pewarisan sifatnya beberapa
dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop. Dalam proses pewarisan sifat
di kenal dengan dua hukum, yaitu Hukum Mendel I (segregasi) dan Hukum Mendel II
(asortasi). Prinsip-prinsip yang ditemukan oleh Mendel, diterima secara umum, namun
penelitian-penelitian berikutnya sering menemukan perbandingan Fenotip yang aneh,
seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel. Untuk menemukan apa yang sebenarnya
terjadi, maka disusunlah makalah ini dengan materi Penyimpangan Hukum Mendel.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagimana konsep dari penyimpangan hukum mendel?

b. Apa defenisi serta cirri-ciri dari penyimpangan semu hukum mendel?

c. Bagaimana konsep serta contoh dari macam-macam penyimpangan semu hukum


mendel?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui konsep dari penyimpangan hukum mendel.

b. Untuk mengetahui defenisi serta cirri-ciri dari penyimpangan semu hukum mendel.

c. Untuk mengetahui konsep serta contoh dari macam-macam penyimpangan semu


hukum mendel.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyimpangan Hukum Mendel

Penyimpangan Hukum Mendel dikenalkan oleh Gregor Johann Mendel, bapak


genetika dunia. Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya sifat-sifat
menyimpang dari persilangan yang seharusnya. Terdapat penyimpangan semu Hukum
Mendel dan penyimpangan Hukum Mendel. Hukum Mendel telah menjelaskan
bagaimana suatu keturunan memiliki perbandingan perbandingan tertentu. Dalam
perkawinan monohibrid, dihibrid maupun polihibrid dapat dijelaskan perbandingan
yang terjadi pada F1 dan F2 yang ada.Perbandingan itu terkadang tidak sesuai dengan
yang kita lakukan. Untuk itulah perlu sebuah evaluasi untuk mengetahui kebenaran
hukum mendel yang berlaku pada perkawinan yang kita lakukan.

Uji yang bisa kita lakuakan adalah tes X2 atau disebut tes Chi Square (dari
bahasa inggris Chi-Square test). Mendel menyatakan adanya pemisahan gen yang sealel
(Hukum Mendel I atau The Law of Segregation)bahwa gen-gen dari sepasang alel
memisah secarabebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu
pembentukan gamet (Hukum Mendel II atau The Law of Assortment of Genes) yang
menyebabkan rasio fenotip 9:3:3:1. Namun dalam kenyataannya perkawinan
heterozigot tidak memiliki rasio tersebut. Salah satu penyimpangan itu adalah interaksi
gen, yaitu pengaruh satu alel terhadap alel yang lain pada lokus yang sama dan juga
pengaruh satu gen terhadap gen pada lokus lain. Hal ini menyebabkan timbulnya
keragaman nisbah genetika Mendel.

Mendel mampu merumuskan perbandingan keturunan hasil persilangan


monohibrid (satu sifat beda) dan dihibrid (dua sifat beda), yaitu sebagai berikut :

1. Filial 2 (F2) monohibrid memiliki perbandingan fenotip 3 : 1.

2. Filial 2 (F2) dihibrid memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

Tetapi dari perbandingan tersebut ternyata muncul suatu permasalahan yang


kemudian melatarbelakangi tercetusnya penyimpangan Hukum Mendel. Hasil
persilangan yang masih mengacu pada perbandingan Mendel disebut sebagai
penyimpangan semu Hukum Mendel, sedangkan hasil persilangan yang jauh berbeda

2
dengan hasil perbandingan Mendel disebut penyimpangan Hukum Mendel. Tapi,
keduanya tetap termasuk dalam penyimpangan Hukum Mendel.

B. Defenisi serta Ciri-Ciri Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Penyimpangan semu hukum mendel adalah penyimpangan yang tidak keluar


dari aturan hukum Mendel, meskipun terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen
memiliki sifat berbeda-beda. Pada penyimpangan semua hukum Mendel, terjadinya
suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotipe berlainan, tetapi masih
mengikuti hukum-hukum perbandingan genotipe dari Mendel. Penyimpangan semu ini
terjadi karena adanya dua pasang gen atau lebih saling memmengaruhi dalam
memberikan fenotipe pada suatu individu.Kenapa dikatakan “semu” karena pinsip
segregasi bebas teap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat
memiliki cirri tertentu.

Ciri-ciri penyimpangan semu hukum mendel yaitu:

 Rasio fenotip yang dihasilkan berb dengan hukum mendel`

 Adanya sifat-sifat tertentu pada gen yang menyebabkan perbedaan hasil pada filial 2

 Adanya interaksi antar gen.

C. Macam-Macam Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Ada beberapa macam peristiwa yang dikategorikan sebagai penyimpangan


semu hukum Mendel, yaitu atavisme (interaksi), kriptomeri, epistasis dan hipostasis,
komplementer, serta polimeri.

1. Atavisme (Interaksi)

Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat adanya interaksi beberapa
gen.

Contoh:

R-pp : pial Ros/Gerigi rrP- : pial Pea/Biji


R-P- : pial Walnut/Sumpel rrpp : pial Single/Bilah
P : Ros x Pea
R-pp rrP-

3
F1 : RrPp Walnut
P2 : RrPp X RrPp
F2 : 9 R-P- : Walnut
3 R-pp : Ros
3 rrP- : Pea
1 rrpp : Single
 Walnut : muncul karena interaksi 2 gen dominan
 Singel : muncul karena interaksi 2 gen resesif

Rasio fenotif F2 = Walnut : Ros : Pea : Single = 9 :3 : 3 :


1
2. Kriptomer
Kriptomeri merupakan peristiwa tertutupnya ekspresi gen dominan apabila
berdiri sendiri. Ekspresi gen ini akan terlihat jika terdapat secara bersamaan dengan
gen dominan lain. Kriptomeri memiliki ciri khas yaitu ada karakter baru muncul bila
ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama.
Contoh: persilangan Linaria maroccana
A : ada anthosianin B : protoplasma basa
a : tak ada anthosianin b : protoplasma tidak basa
P : merah x putih
AAbb aaBB
F1 : AaBb = ungu - warna ungu muncul karena A dan B berada bersama
P2 : AaBb x AaBb
F2 : 9 A-B- : ungu
3 A-bb : merah
3 aaB- : putih
1 aabb : putih

Rasio fenotif F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

3. Epistatis – Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.Pada peristiwa epistasis, gen
yang bersifat epistasis tidak akan menutupi gen yang menjadi pasangannya, tetapi

4
akan menutupi gen lain yang bukan pasangannya. Peristiwa epistasis dibedakan
menjadi epistasis dominan dan epistasis resesif.
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
Jawaban:
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapi
karakter yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (menutupi)
terhadap kuning/kuning hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
P2 : HhKk x HhKk
F2 : 9 H-K- : hitam
3 H-kk : hitam
3 hhK- : kuning
1 hhkk : putih

Rasio fenotif F2 hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1

4. Komplementer
Gen-gen Komplementer merupakan gen-gen yang saling berinteraksi atau
bekerja sama untuk memunculkan fenotif tertentu. Apabila salah satu gen tersebut
tidak ada, pemunculan fenotif tersebut dapat terhalang.
Contoh: perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuli
Jawaban:
P : bisu tuli x bisu tuli
DDee ddEE
F1 : DdEe = normal
D dan E berada bersama bekerjasama memunculkan karakter normal. Bila
hanya memiliki salah satu gen dominan D atau E saja, karakter yang muncul
adalah bisu tuli.
P2 : DdEe X DdEe
F2 : 9 D-E- : normal
3 D-uu : bisu tuli
3 ppE- : bisu tuli
1 ppuu : bisu tuli
5
Rasio fenotif F2 normal : bisu tuli = 9 : 7

5. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama. Polimeri memiliki letak lokus yang
berbeda. Pada permasalahan polimeri terdapat beberapa ciri-ciri yang menandakan
bahwa adanya polimeri, yaitu semakin banyaknya gen yang bersifat dominan maka
sifat karakteristiknya semakin kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
Jawaban:
P : gandum berkulit merah x gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
F1 : M1m1M2m2 = merah muda
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
F2 : 9 M1- M2 - : merah – merah tua sekali
3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua
3 m1m1M2 - : merah muda – merah tua
1 m1m1m2m2 : putih
Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi
samasama berpengaruh terhadap warna merah gandum. Semakin banyak gen
dominan, maka semakin merah warna gandum.
 4M = merah tua sekali
 3M = merah tua
 2M = merah
 M = merah muda
 m = putih
Bila disamaratakan antara yang berwarna merah dengan yang berwarna putih,
diperoleh:

Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1

Kesimpulan penyimpangan semu hukum Mendel terjadi jika adanya dua


pasang gen atau lebih yang saling memengaruhi dalam memberikan fenotif pada suatu
individu. Namun pada peristiwa ini masih menggunakan hukum-hukum perbandingan
genotif pada hukum Mendel.
6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yamg dapat ditarik dari materi diatas yaitu:
1. Penyimpangan Hukum Mendel dikenalkan oleh Gregor Johann Mendel, bapak
genetika dunia. Istilah penyimpangan ini berawal dari ditemukannya sifat-sifat
menyimpang dari persilangan yang seharusnya.
2. Penyimpangan semu hukum mendel adalah penyimpangan yang tidak keluar dari
aturan hukum Mendel, meskipun terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen memiliki
sifat berbeda-beda. Ciri-ciri penyimpangan semu hukum mendel yaitu:Rasio fenotip
yang dihasilkan berb dengan hukum mendel; Adanya sifat-sifat tertentu pada gen
yang menyebabkan perbedaan hasil pada filial 2; Adanya interaksi antar gen.
3. Ada beberapa macam peristiwa yang dikategorikan sebagai penyimpangan semu
hukum Mendel, yaitu atavisme (interaksi), kriptomeri, epistasis dan hipostasis,
komplementer, serta polimeri.

B. Saran
Penyimpangan Hukum Mendel memiliki banyak macam dan harus benar-benar
dimengerti oleh para siswa. Dalam memecahkan soalnya pun terkadang membutuhkan
pemahaman yang tinggi dari siswa. Oleh karena itu hendaknya para pengajar,
mengajarkan materi ini dengan hati-hati dan jelas agar ttujuan dari pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Artadana,I.B.M dan Wina,D.S.2018.Dasar-Dasar Genetika Mendel dan


Pengembangannya.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Astarini,D.2018.Peningkatan Pemahaman Materi Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Melalui Alat Bantu Baling-Baling Genetika Pada Siswa Kelas XII IPS 2 SMA 1
Baturetno Tahun Pelajaran 2017/208.Jurnal Jarlitbang Pendidikan.Vol 3 (2):439-446.

Effendi,Y.2020.Buku Ajar Genetika Dasar.Jawa Tengah:Pustaka Rumah Cinta.

Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008.Mendel Edisi 23.Jakarta:Kedokteran EGC,

Anda mungkin juga menyukai