Anda di halaman 1dari 11

PAPER GENETIKA TUMBUHAN HUKUM MENDEL 1

Oleh : ALI HABIBIE H0712014 AT 3D

PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hereditas mendapat perhatian banyak peneliti seperti Mendel. Penelitianpenelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum Mendel I menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu akan terjadi pemisahan alat secara bebas. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung oleh sel induknya. Hukum ini disebut segregasi bebas yang terlihat pada persilangan monohibrid. Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat individu pada keturunannya melalui gamet dengan mengikuti aliran tertentu. Perbandingan fenotipe pada F2 perkawinan dihibrid seharusnya adalah 9:3:3:1 tetapi ada gen yang kerjanya saling berurutan antara satu dengan yang lain, sehingga hasil persilangan seolah-olah menyimpang dari prinsip Mendel.

BAB II ISI A. Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli genetika dan embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom. Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substanis hereditas, terdapat di dalam lokus gen. gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4-8 mikron. B. Sifat-sifat Gen Gen mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Mengandung informasi genetik. 2. Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda. 3. Pada waktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan duplikasi. 4. Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen. 5. Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom. C. Fungsi Gen Fungsi gen antara lain: 1. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya. 2. Sebagai penentu sifat yang diturunkan. 3. Mengatur perkembangan dan metabolisme. D. Simbol-simbol Gen 1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (satu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misal A. 2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutup) oleh gen lain (gen dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya. 3. Gen heterozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA. 4. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua sel kelamin. Misalnya aa. 5. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.

6. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti tinggi, renah,warna, dan bentuk. 7. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan aa. E. Penurunan Sifat (Hereditas) Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikenalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel mengahasilkan hukum Mendel 1 dan 2. Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel 1 yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel 1 disebut juga dengan hukum Segregasi. Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum mendel 2 berupa pengelompokan gen secara bebas saat pembentukan gamet. Persilangn dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya. Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel 1 yang dikenal dengan hukum pemisahan gen yang se-alel (the law of segregation of alellic genes). Sedangkan persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum mendel 2 yang disebut hukum pengelompokan gen secara bebas (the law independent assortment of Genes). Dengan mengikuti secara seksama hasil percobaan mendel, baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet. Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang hanya

memperhatikan satu sifat atau tanda beda. Sedangkan persilangan dihibrida

merupakan perkawinan atara dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran pada hukum mendel 2 yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Kenyataannya seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya. F. Mendel Tokoh peletak prinsip dasar gentika adalah Gregor Johann Mendel seorang biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendel melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum Sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendel menggunakan kacang ercis dengan alasan : 1. Galur murni mudah didapat dengan pembuahan sendiri 2. Penyerbukan silang mudah dikerjakan 3. Tanaman kapri mudah dibudidayakan (daur hidup satu musim) 4. Ada batas-batas yang jelas sifat-sifat yang diwariskan (oleh Mendel disebut unit characters). Dalam percobaannya dengan kacang ercis, Mendel membuat pengamatanpengamatan sebagai berikut (catatan : Mendel belum tahu tentang gen, kromosom dan meiosis) : 1. Galur tetua merupakan galur murni untuk sifat yang berbeda jelas 2. Dengan menyilangkanjenis tetua yang mempunyai sifat yang berbeda jelas, maka F1 (keturunan generasi pertama) akan sama dengan orang tua yang mempunyai faktor dominan 3. Tiap tanaman ercis hibrida (F1) mempunyai dua tipe keturuan F2, yaitu sebagian tipe dominan dan sebagian tipe resesif. Dalam pembentukan gamet, kedua sifat konstan itu (alele) memisah dalam jumlah yang sama dan hanya satu sifat terdapat dalam satu gamet. Pada saat gamet (tepung sari dan sel telur) bergabung, kedua faktor muncul lagi dalam keturunannya. 4. Persilangan resiprok memberikan hasil yang sama.

G. Mekanisme pewarisan (persilangan monohibrida) 1. Kenyataan tentang faktor dari Mendel (gen-gen) : a. Gen-gen berada dalam keadaan berpasangan (alele) b. Gen-gen memisah (segregasi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur), satu alele menuju salah satu sel kelamin. c. Gen tersusun secara rambang dalam tepung sari dan sel telur. d. Sifat gen tetap dari generasi ke generasi 2. Prinsip segregasi Segregasi berbentuk biji pada kapri dalam percobaan Mendel terjadi seperti diagram berikut :

Catatan : karena karakter resesif mempunyai biji berkerut maka sifat ini diberi tanda dengan huruf kecil b. karena mempunyai dua alele, kita menggunakan simbol bb. Jadi sifat dominan menjadi BB.

3. Segi empat Punnett (metode untuk menentukan nisbah pewarisan) Satu cara yang mudah dan sederhana untuk menggambarkan sesuatu persilangan dan keturunan segregasinya dengan menggunakan segi empat Punnett seperti terlihat dibawah ini : Tetua F1 Sel telur yang dihasilkan F2 Tepung sari yang dihasilkan B b BB Bb Bb bb BB b BB x Bb (zigot) bb

Keterangan : a. Gamet jantan dan betina terbagi sama antara 2 allele B dan b. b. Nisbah genotipe = 1 BB : 2 Bb : 1 bb c. Nisbah fenotipe = 3 Bulat : 1 berkerut 4. Metode kemungkinan Berdasarkan kemungkinan bahwa tiap gamet menerima dari pasangan alele yaitu segregasi B dan b = 50 : 50, bisa dihitung dengan nisbah segregasi berikut : Gamet jantan dan betina B, B x B, b x b, B x b,b Hasil percobaan Mendel (Stern dan Sherwood, 1966) bb = 1 1 bb Bb Bb =2 =3B Kemungkinan x Genotipe F2, Fenotipe F2 BB = 1

Mendel membuat catatan-catatan yang teliti dan dari banyak persilanganpersilangan yang dibuatnya, ia melaporkan hasil biji bulat dan berkerut sebagai berikut : Tetua F1 5.474 bulat : 1.850 berkerut F2 2,96 : 1 BB x bb Bb (bulat)

Mendel membuat persilangan resiproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3 : 1 untuk sifat di atas dan enam sifat lainnya. Hasil yang hampir tepat ini tidak selalu diperoleh pada semua percobaan monohibrida. Sejauh mana ketepatan ini ditentukan dengan analisis chi-kuadrat. 6. Uji silang (test cross) Jelas bila ada dominasi lengkap maka kita tidak dapat membedakan fenotipe BB dan Bb (keduanya bulat). Tugas Mendel adalah menentukan keturunan F2 yang bulat sehingga ia mengetahui genotipenya. Untuk mengetahui ini, Mendel melakukan uji silang (backcross = silang balik) keturunan F2 tersebut dengan salah satu orang tuanya yang homzigot resesif. Dalam uji silang monohibrid diperoleh nisbah 1 : 1. Tetua Gamet gamet Bb x bb jantan Betina B b H. Hukum mendel 1 Segregasi Alele memisah (segregasi) satu dari yang lain selama pempentukan gamet dan diwariskan secara rambang ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar segregasi satu pasang alele terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anafrase 1 dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda. Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan Bb = 1 bulat bb = 1 berkerut b

bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. Berikut ini contoh persilangan monohibrid: 1. Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif.

2. Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif. Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih:

BAB 3 PENUTUP A. Ringkasan 1. Galur murni akan menampilkan sifat-sifat dominan (alele AA) maupun sifat-sifat resesif (alele aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam alele (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (apabila dominan lengkap). 2. Individu heterosigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai alele dominan A dan setengahnya mempunyai alele resesif a. 3. Dengan rekombinasi antara gamet-gamet secara rambang popilasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah genotipe yaitu 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).

DAFTAR PUSTAKA Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Anonim 2010. Genetika : Hukum Mendel. http://biologimediacentre.com/genetika-hukummendel/. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013. Hamidi, Hafizul 2013. Pengertian Hereditas dan Hukum Mendel.

http://www.sibarasok.com/2013/05/pengertian-hereditas-dan-hukummendel.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai