BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Nama : Irawati
NIM : H0714069
Kelompok : 13
Co-Ass : Muhammad Indra W
Disusun oleh :
Nama : Irawati
NIM : H0714069
Kelompok : 13
Mengetahui,
Dosen Koordinator Praktikum Co-Assisten
Bioteknologi Pertanian
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah, rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum Bioteknologi Pertanian ini. Penulisan laporan
ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan
bimbingan dari semua pihak maka laporan ini dapat terselesaikan. Maka dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1 Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
2 Dosen pembimbing mata kuliah Bioteknologi Pertanian.
3 Co Ass yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan hingga
laporan ini dapat terselesaikan.
4 Teman-teman yang telah membantu dan melaksanakan praktikum dengan
lancar.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan berharap semoga
laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kemajuan penulisan laporan ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vii
A. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
B. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM...................................................... 2
C. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ACARA 1........................ 3
1. Hasil Pengamatan............................................................................... 3
2. Pembahasan........................................................................................ 7
D. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ACARA 2........................ 12
1. Hasil Pengamatan............................................................................... 12
2. Pembahasan........................................................................................ 13
E. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ACARA 3........................ 16
1. Hasil Pengamatan............................................................................... 16
2. Pembahasan........................................................................................ 20
F. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ACARA 4........................ 23
1. Hasil Pengamatan............................................................................... 23
2. Pembahasan........................................................................................ 23
G. KESIMPULAN............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
1
A. PENDAHULUAN
Bioteknologi merupakan teknik dengan menggunakan makhluk hidup
untuk memecahkan suatu masalah sehingga menghasilkan suatu produk yang
bermanfaat. Menurut Riadi (2008), bioteknologi merupakan cabang ilmu yang
relatif baru dibanding disiplin ilmu lainnya yang sudah lama berkembang.
Meskipun demikian, penelitian bioteknologi berkembang pesat terutama
setelah ditemukannya teknik dan peralatan modern seperti polymerase chain
reaction, sequencer, dan microarray. Pemanfaatan bioteknologi berkembang
pada berbagai bidang, seperti pertanian, perikanan, kelautan, peternakan,
farmasi, kedokteran, dan bidang lain yang berhubungan atau memanfaatkan
agens hayati. Meskipun tidak sepesat negara maju, penelitian bioteknologi di
Indonesia juga berkembang, baik yang berkaitan dengan ilmu dasar maupun
terapan yang berpotensi komersial.
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang yang penting dalam
pengembangan bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia akan pangan. Bidang ini telah berkembang sangat pesat dan
menghasilkan temuan dan aplikasi-aplikasi baru dalam produksi pertanian.
Ilmu bioteknologi pertanian tidak dapat dipisahkan keterkaitannya dengan ilmu
terapan lain seperti teknologi DNA rekombinan, rekayasa genetika, kultur
jaringan, dan lain-lain.
Teknik molekuler bervariasi dalam cara pelaksanaan untuk mendapatkan
data, baik tekniknya maupun tingkatan target data yang diinginkan sesuai
kemudahan pelaksanaan, ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas, dan
dana. Ekstraksi untuk mendapatkan DNA berkualitas tinggi merupakan satu
kaidah dasar yang harus dipenuhi dalam studi molekuler, terutama dalam
pencandraan sidik jari DNA (Ardiana 2009). DNA adalah asam nukleat yang
mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan
biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. Untuk mendapatkan DNA
murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup dapat dilakukan
suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara,
akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan
masalah berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida
2
dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA dan juga
mempengaruhi enzim-enzim seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi,
atau enzim untuk kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak
dapat digunakan untuk aplikasi penelitian.
Isolasi DNA ini sangat penting dalam bidang bioteknologi maupun
bidang biologi molekuler. Pengenalan isolasi DNA sangat penting mengingat
bioteknologi pada akhir-akhir ini sangat maju. Terlebih untuk bidang biologi
molekuler. Beberapa bakteri telah berhasil diintroduksi ke dalam tanaman
seperti padi kapas dan kedelai. Pentingnya bioteknologi untuk perkembangan
keanekaragaman hayati di masa mendatang memerlukan keterampilan dan
pemikiran. Salah satunya adalah dengan mengetahui cara pengumpulan DNA
dan prinsip dasarnya sebagai pijakan untuk mempelajari biologi molekuler
pada khususnya
B. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum Bioteknologi Pertanian dilakukan setiap hari Rabu, mulai
tanggal 22 Maret 2017 sampai tanggal 26 April 2017 pukul 07.00 - 09.00 WIB
di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3
Menimbang
Memiliki
bahan yang
Timbangan tingkat ketelitian
4 bersifat halus
Analitik hingga 0,0001
dalam ukuran
gram
kecil
4
Menumbuk
Mortar dan Terbuat dari dan
5
Alu keramik menghaluskan
bahan
Memiliki
Mengukur
bagian cuvet untuk
kualitas
Spektro- menampung DNA
7 kemurnian dan
fotometer Terdapat
konsentrasi
pengaturan UV 260
DNA
dan 280
Memutar
Terdapat sampel dengan
Memiliki
Mengambil
ketelitian tinggi
10 Mikropipet larutan dalam
dalam mengambil
ukuran ml
larutan
mengukur dan
Tabung
mencampur
11 Beaker glass silinder dengan
bahan yang
dasar yang rata
akan dianalisa
Mengukur
Terbuat dari
volume cairan
polyprone
yang tidak
12 Gelas ukur Ringan,
memerlukan
lebih rapuh dari
ketelitian
kaca
tinggi
Memindahkan
Berbentuk volume cairan
14 Pipet ukur silinder kecil dan dari suatu
panjang tempat ke
tempat lain
6
Mensterilkan
peralatan dan
Uap perlengkapan
tekanan tinggi dengan
15 Autoclave
jenuh pada 21C menundukkan
selama 15-20 menit material untuk
uap tekanan
tinggi jenuh
Mengeringkan
peralatan serta
digunakan
Terdapat
untuk
16 Oven pengaturan suhu
sterilisasi
dan waktu
dengan
ketelitian
rendah
Menjepit
Terbuat dari
bahan yang
17 Pinset besi dengan ujung
akan
lancip
digunakan
Mencampur
bahan yang
Berkecepat sudah
18 Vortex an sampai 2500 dihancurkan
rpm dengan
mortar /
larutan buffer
7
Menginkubasi
Dilengkapi
bahan dengan
19 Inkubator pengatur suhu dan
lingkungan
waktu
yang terkontrol
Mampu Memanaskan
menghomogenkan dan
larutan sampai 10 menghomogen
20 Hot Plate
L dengan kan suatu
kecepatan sangat larutan dengan
lambat penyadangan
Sumber : Laporan Sementara
Melumatkan daun
Meletakkan tabung Memasukkan yang telah
steril ke dalam gabus sampel daun ke ditambahkan buffer
dalam tube ekstraksi (BE)
Menambahkan 500
Tube dan sampel l CIA ke dalam
diinkubasi pada suhu Sampel disentrifugasi
sampel dan dicampur
65C selama 60 pada kecepatan 12000
hingga homogen
menit rpm selama 10 menit
Memindahkan
Mengambil cairan Memindahkan
supernatant ke tabung
lapisan atas lalu supernatant ke tabung
baru, lalu ditambahkan
dipindah ke tabung baru dan
500 l CIA lalu
baru menambahkan 500 l
disentrifuge 12000 rpm
CIA
selama 5 menit
Membuang
Menambahkan 650 l
Sentrifugasi dengan supernatant, dan
isopropanol dingin
kecepatan 13000 mencuci pellet dengan
dan 2,5 M sodium
rpm selama 5 menit ethanol 70%
asetat lalu dicampur
kemudian
hingga homogen
dikeringanginkan
2. Pembahasan
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling
penting dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung
informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi
bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA
genom meliputi gen dan intergen. Menurut Lucianus (2013) keberadaan DNA di
dalam sel adalah berupa dua untaian panjang nukleotida yang berpasangan sambil
berputar sehingga mem-bentuk struktur double helix. Pada salah satu ujung
untaian DNA itu mengikat gula yang memiliki fosfat pada 5-hydro-xyl,
sedangkan pada ujung yang lainnya gulanya memiliki hy-droxyl bebas pada posisi
3 (re-plikasi DNA berlangsung de-ngan menambahkan nukleosida trifosfat baru
pada ujung 3-hydroxyl bebas).
Isolasi DNA merupakan salah satu tahap penting dalam kegiatan berbasis
molekuler. Dibutuhkan DNA dengan kualitas yang baik untuk berbagai kegiatan
seperti pemanfaatan marka molekuler, pembuatan pustaka genom, hingga
sekuensing. Permasalahan utama yang sering muncul dalam proses isolasi DNA
tanaman adalah kehadiran senyawa kontaminan padasampel yang diisolasi seperti
senyawa polisakarida, polifenol, protein, RNA, dan senyawa metabolit sekunder
yang terdapat pada tumbuhan obat Kehadiran senyawa kontaminan tersebut dapat
menghambat berbagai proses mulai dari pemotongan DNA, amplifikasi, hingga
cloning (Nugroho 2015).
Praktikum Bioteknologi Pertanian acara Isolasi DNA Tanaman dilakukan
dengan metode Nandariyah 2007. Perbedaan metode ini dengan metode lain yaitu
menggunakan bahan CIA pada tahap purifikasi, dan pada saat presipitasi
ditambahkan isopropanol. Alat yang digunakan diantaranya timbangan analitik,
waterbath, centrifuge, vortex, freezer, gloves, masker, flakon, gabus untuk
pengambang, timer, mortar dan alu, spatula, mikropipet, blue tip (100-1000 l),
yellow tip (10-100 l), aluminium foil, kertas label, bolpoin waterproof, tube 1,5
ml, dan tissue. Bahan yang digunakan diantaranya sampel daun salak, buffer
ekstraksi, PVP, CIA/CIAA, isopropanol dingin, sodium asetat, etanol 70%, TE 1x,
dan alkohol 70%.
14
1. Hasil Pengamatan
Memindahkan agarose
Menyiapkan alat dan
dalam gel doc yg sudah
bahan
terhubung dengan PC
Menimbang agarose 1 mg
Memasukkan agarose ke
dalam alat elektroforesis
(tegangan 100V)
Mengukur TBE 100ml
Memindahkan larutan
tadi dalam agarose yang
Mencampurkan agarose, sudah memadat pada
TBE, dan magnetic bagian sumuran yang
stirrer pada erlenmeyer terbentuk
Mengambil DNA
sebanyak 5l
Mematikan magnetic
stirrer dan setelah
dinging ditambahkan 5l
ethidium bromide Meletakkan loading dye
pada plester plastik
1 1
2 2 Tampak jelas
Tidak tampak
3 3
jelas
4 4 Tampak jelas
5 5 Tampak jelas
6 6
19
Tidak tampak
7 7
jelas
Tidak tampak
8
8 jelas
Tidak tampak
9 9
jelas
10
10 Tampak jelas
11 Kontrol
2. Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
primer dari ujung 3. Suhu yang dibutuhkan dalam proses extention rata-rata
adalah 72oC. Pada tahap ini, biasanya waktu yang digunakan untuk tahap ini
diperpanjang sampai 5 menit sehingga seluruh produk PCR diharapkan
terbentuk DNA untai ganda. Reaksi-reaksi tersebut di atas diulangi lagi dari
25 30 kali (siklus) sehingga pada akhir siklus akan diperoleh molekul-
molekul DNA rantai ganda yang baru yang merupakan hasil polimerasi
dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah DNA
cetakan yang digunakan (Yusuf 2010).
Keberhasilan amplifikasi DNA menggunakan PCR dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah jenis polimerase DNA, suhu serta
konsentrasi dari berbagai komponen yang digunakan. Penggunaan jenis
DNA polimerase tergantung pada panjang DNA target yang akan
diamplifikasi. Konsentrasi bahan meliputi konsentrasi dNTPs dan DNA
polimerase. Suhu dari setiap tahap dalam PCR juga akan mempengaruhi
keberhasilan dari teknik ini. Suhu denaturasi DNA templat berkisar antara
93-95oC, suhu annealing yang digunakan berkisar antara 37-60oC dan suhu
yang digunakan dalam tahap extention umumnya sebesar 72oC.
Panjang primer juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses PCR. Menurut Sasmito (2014), primer dengan panjang lebih dari 30
basa tidak disarankan, karena tidak menunjukkan spesifisitas yang lebih
tinggi. Primer yang panjang juga dapat berakibat terhibridasi dengan primer
lain sehingga tidak membentuk polimerisasi DNA. PCR hanya mampu
menggandakan DNA pada daerah tertentu sepanjang maksimum 10000 bp
saja, dan dengan teknik tertentu bisa sampai 40000 bp. Primer dirancang
untuk memiliki sekuen yang komplemen dengan DNA template, jadi
dirancang agar menempel mengapit daerah tertentu yang kita inginkan.
Konsentrasi komponen-komponen PCR yang tidak tepat dapat
menyebabkan primer yang digunakan tidak menempel pada DNA cetakan
secara sempurna, hal ini dapat dikarenakan kualitas DNA cetakan juga
berpengaruh. Adanya kandungan polifenol dan metabolit sekunder lain
seperti tannin, terpen dapat menurunkan kemurnian DNA dan menghambat
menempelnya primer. Keberhasilan amplifikasi DNA menggunakan juga
26
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan dalam praktikum bioteknologi yaitu: PCR,
centrifuge, Gel documenter, elektroforesis, spektrofotometer, waterbath,
mikropipet, tabung reaksi, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur,
hot plate, timbangan analitik, petridish, mortar dan pestel, vortex.
2. Bahan yang digunakan dalam praktikum bioteknologi yaitu: Tris-EDTA,
CTAB (Cethyl trimetyl ammonium bromide), Mercaptoetanol, CIAA,
Isopropanol, aquades, sodium asetat, loading dye, Floresafe/etidium
bromide, TAE/TBE, etanol.
3. Isolasi DNA terdiri dari tiga tahap yaitu ekstraksi, purifikasi dan presipitasi
DNA.
4. Uji kuantitatif DNA merupakan uji untuk menentukan tingkat konsentrasi
DNA, menggunakan alat spektrofotometer. Uji kualitatif DNA merupakan
uji untuk mengetahui tingkat kemurnian DNA serta keutuhan DNA
menggunakan alat eletroforesis.
5. Tahap penggandaan DNA dengan alat PCR yaitu denaturasi, annealing dan
extention.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana D W. 2009. Teknik isolasi dna genom tanaman pepaya dan jeruk dengan
menggunakan modifikasi bufer ctab. Buletin Teknik Pertanian 14(1) : 12-16
Carsono N, Lukman P N, Damayanti F, Susanto U, Sari S. 2014. Identifikasi
polimorfis marka-marka molekuler yang diduga berkaitan dengan karakter
daya hasil tinggi pada 30 genotip padi. Chimica et Natura Acta 2(1) : 91-95
Diwyanto K. 2008. Pemanfaatan sumber daya lokal dan inovasi teknologi dalam
mendukung pengembangan sapi potong di indonesia. J Pengembangan
Inovasi Pertanian 1(3) : 173-188
Fitra A D N. 2012. Identifikasi pola haplotipe dna mitokondria udang jari
(Metapenaeus elegans) segara anakan kabupaten cilacap jawa tengah
menggunakan enzim restriksi hindIII. Thesis. UIN Malang
Langga IF, M Restu dan T Kuswinanti. 2012. Optimalisasi suhu dan lama
inkubasi dalam ekstraksi DNA tanaman bitti (Vitex cofassus Reinw) serta
analisis keragaman genetik dengan teknik RAPD-PCR. J Sains &
Teknologi 12(3): 265-276.
Latief Y dan Amien S. 2014. Studi awal pemanfaatan marka molekuler RAPD
untuk penentuan kebenaran tiga kultivar nilam. Bionatura 16(2): 109-113
Lucianus J. 2013. Introduksi genetika molekular virus. J Kedokteran Maranatha
3(1) : 1-6
Novitasari DA, R Elvyra dan DI Roslim. 2014. Teknik isolasi dan elektroforesis
DNA total pada Kryptopterus apogon (Bleeker 1851) dari Sungai Kampar
Kiri dan Tapung HilirKabupaten Kampar Provinsi Riau. JOM FMIPA 1(2):
258-261
Nugroho K, Terryana R T, Lestari P. 2015. Optimasi metode isolasi dna pada
Jatropha spp. J Agroteknologi 5(2) : 15-22
Restu M, Mukrimin, Gusmiaty. 2012. Optimalisasi teknik ekstraksi dan isolasi
DNA tanaman suren (Toona sureni Merr.) untuk analisis keragaman
genetik berdasarkan Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). J
Natur Indonesia 14(2): 138-142.
Riani S, Hindum I, Budiyanto M A K. 2015. Pengembangan media pembelajaran
berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman materi
bioteknologi modern siswa kelas xii sma. J Pendidikan Biologi Indonesia
1(1) : 9-16
Riyadi I. 2008. Potensi pengelolaan bioprospeksi terhadap pertumbuhan ekonomi
indonesia. J Litbang Pertanian 27(2) : 69-73
Sasmito DEK, R Kurniawan dan I Muhimmah. 2014. Karakteristik primer pada
Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Sekuensing DNA: Mini
Review. Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) V 2014, 6
Desember 2014, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Islam Indonesia.
Syafaruddin, Tri JS. 2011. Optimasi teknik isolasi dan purifikasi DNA yang
efisien dan efektif pada kemiri sunan (Reutalis trisperma (Blanco) Airy
Shaw). J Littri 17(1): 11-17.
Triarjo, Rianto S, Muchsin A, Muljono E. 2016. Analisis kerusakan centrifuge
(xd-301) pada proses pemisahan uranil nitrat seksi 300 instalasi pcp. J
Pengelolaan Instalasi Nuklir 9(16) : 13-20
Wulandari M I, Hadisaputri Y E. 2016. Review : studi pustaka peralatan yang
digunakan untuk kultur sel. J Farmaka 4(4) : 209-222
Yusuf ZK. 2010. Polymerase Chain Reaction (PCR). Saintek 5(6): 1-6.