PERSILANGAN DIHIBRID
Persilangan yang melibatkan analisis dua sifat yang saling bebas disebut persilangan dihibrid.
Tipe persilangan ini menunjukkan hukum kedua Mendel, yaitu hukum perpasangan bebas.
Tanaman induk murni dengan dua karakter berbeda disilangkan ,kemudian generasi F1, F2 dan
F3 –nya. Pada beberapa percobaan ditemukan beberapa biji F2 yang tidak mampu tumbuh,
dalam keadaan demikian jumlah F3 –nya tidak persis sama dengan jumlah tanaman F2 –nya.
Jumlah individu seluruh karakter kombinasi pada generasi F2 selalu mendekati perbandingan 9
ganda dominan : 3 resesif, dominan : 3 dominan, resesif : 1 ganda resesif beberapa tanaman F2
merupakan bastar murni yang apabilka disilangkan dapat menghasilkan keturunan seperti
induknya dengan mewariskan kedua atau salah satu karakter induk. Berdasarkan data F3, Mendel
memperkirakan individu F2 mempunyai pola perbandingan jumlah individu sebagai berikut :
1AABB + 1aabb + 1aaBB + 2AABb + 2aaBb + 2Aabb + 2AaBB + 4AaBb.Pola tersebut
merupakan hasil perkalian matematika sederhana antara (1AA + 2Aa + 1aa) (1BB + 2Bb + 1bb).
Berdasarkan fakta tersebut, Mendel mengusulkan dalil pengelompokan bebas dengan
pemunculan dua atau lebih karakter berbeda yang simultan. Dalil tersebut adalah sebagai
berikut : Bila suatu tanaman hibrida yang memkiliki beberapa karakter disilangkan, maka
turunan tersebut akan menghasilkan seri kombinasi karakter yang berpasangan. Pada turunan
berikutnya, masing-masing pasangan karakter tersebut ternyata bermunculan secara bebas dari
pasangan karakter indukntya.
Dalil tersebut menjelaskan bahwa bila ada faktor keturunan (alela) yang berbeda, maka
factor keturunan yang berbeda tersebut tidaklah saling mempengaruhi. Istilah dihibrida
menjelaskan adanya pewarisan factor keturunan yang mempunyai perbandingan jumlah individu
9 : 3 : 3 : 1 atau dengan variasi perbandinga angka itu. Hasil penelitian tiga karakter itu ternyata
sesuai dengan rumus tiga variable perkalian keturunan.
Persilangan dihibrid ialah persilangan dengan dua sifat beda. Contohnya hasil percobaan Mendel pada
biji tanaman ercis. Pada biji ercis, kamu dapat mengamati 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji.
Jika tanaman ercis berbiji bulat - kuning homozigot (BBKK) disilangkan dengan tanaman ercis berbiji
keriput - hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat - kuning.
Apabila tanaman-tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka tanaman ini akan membentuk 4
macam gamet baik jantan maupun betina, masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Pada F2 diperoleh 4 × 4 = 16 kombinasi, terdiri atas empat macam fenotipe yaitu tanaman berbiji bulat -
kuning (9/16), berbiji bulat-hijau (3/16 bagian), berbiji keriput - kuning (3/16 bagian), dan berbiji keriput
- hijau (1/16 bagian).
d. rasio perbandingan fenotipe antara biji bulat - kuning : biji bulat - hijau : biji keriput - kuning : biji
keriput - hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1.
Apabila individu betina dan jantan memiliki sifat ketiga tersebut lalu mengadakan persilangan, maka
kemungkinan keturunannya juga memiliki sifat berbuah besar, berasa manis, dan tahan terhadap
penyakit.
Hal ini mengandung ketentuan bahwa sifat buah besar dominan terhadap buah tidak besar, sifat rasa
manis dominan terhadap sifat rasa tidak manis, dan sifat tahan terhadap penyakit dominan terhadap
sifat yang rentan penyakit. Tentunya kedua individu yang dipersilangkan adalah individu homozigot.
Perhatikan contoh persilangannya dengan dua sifat beda (persilangan dihibrid) berikut ini. Misalnya gen
yang menentukan buah besar adalah M dan gen yang menentukan rasa manis adalah M.
Pada persilangan di atas, terlihat kemungkinan sifat F1 sama semua, yaitu BBMM yang berarti berbuah
besar dan berasa manis.
Apabila persilangan diulang lagi sampai F2, maka akan menghasilkan keturunan yang sama, hingga pada
persilangan seterusnya (Fn) akan mempunyai keturunan yang sama. Inilah yang disebut
perkembangbiakan dengan sifat ajek.
Contoh tanaman lain yang hampir dapat dipastikan keajekannya adalah tanaman yang
dikembangbiakkan secara vegetatif dan kloning. Misalnya umbi lapis pada bawang merah, cangkok pada
mangga, dan stek pada ubi kayu.
Tetapi kamu harus ingat bahwa gen bukan satu-satunya faktor yang menentukan sifat suatu organisme.
Di pembahasan sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa nutrisi dan faktor lingkungan memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan organisme. Jadi faktor yang menentukan sifat organisme adalah gen,
nutrisi, dan lingkungan.
Contohnya hasil percobaan Mendel pada biji tanaman ercis. Pada biji ercis, kamu dapat
mengamati 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda itu ditentukan oleh
berbiji keriput - hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat - kuning. Apabila tanaman-
tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka tanaman ini akan membentuk 4 macam
gamet baik jantan maupun betina, masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Agus Wijayanto, dkk. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas
Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda. Jurnal Ilmu Dasar. Vol 14(02) : 79-84.
Gardner, E. J., 1981. Principle Of Genetics. Seven Edition. John Willey and Sons:
New York.
makalah/biologi-umum/drosophila-melanogaster. Diakses
Roini. 2013. Organisasi Konsep Genetika Pada Buku Biologi SMA Kelas XII. Jurnal Edubio Tropika. Vol
1(1) : 1-60.
Stansfield, W.D. 1991. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Genetika edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.