Anda di halaman 1dari 34

PERSILANGAN Disusun oleh : Nurhayati Kelas IXG (15) Pembimbing : bpk kuspraptomo setiabudi SP.

d SMP NEGERI 1 BATURRADEN

Persilangan monohibrida
Pengertian persilangan monohibrida

Persilangan monohibrida adalah persilangan yang hanya memperhatikan satu sifat beda saja.

PERSILANGAN MONOHIBRIDA
Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan

gen tunggal. Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya (generasi F1) akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum).

PERSILANGAN MONOHIBRIDA
Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara,

dapat menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan antar varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Sebagai tanaman model untuk menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama dengan kapri sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.

PERSILANGAN MONOHIBRIDA
Klasifikasi Kacang Panjang Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Rosidae Ordo : Fabales Famili :Fabaceae Genus : Vigna Spesies : Vigna unguiculata Sub Spesies :sesquipedalis

PERSILANGAN MONOHIBRIDA
Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua

macam, yaitu persilangan monohibrid dominan dan monohibrid intermediate : 1.) Persilangan Monohibrid Dominan 2.) Persilangan Monohibrid Intermediat

PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Persilangan Monohibrid Dominan Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gengen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel.Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel.Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

2.) Persilangan Monohibrid Intermediat Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan berbunga merah disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan F, tumbuhan berbunga merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat intermediat. Dengan cara persilangan seperti pada persilangan monohibrid dominan di atas. dapat diketahui bahwa rasio genotipe dan fenotipe F, pada persilangan monohobrid intermediat sama, yaitu 1 :2 : l.

Tanaman kapri yang digunakan dalam percobaan Mendel merupakan varietas galur murni (true-breeding) yang artinya apabila tanaman itu menyerbuk sendiri, semua keturunannya akan mempunyai varietas yang sama. Induk galur murini disebut dengan parental (sering disingkat dengan P) dan keturunannya disebut dengan generasi F1 (dari kata filial keturunan pertama).Persilangan sendiri dari F1 menghasilkan generasi F2 (filial kedua).Analisis kuantitatif Mendel pada tanaman F2 inilah yang terutama mengungkapkan dua prinsip dasar hereditas yang sekarang dikenal sebagai hukum segregasi dan hukum pemilahan bebas. Keuntungan yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan keturunan varietas yang berlainan secara nyata

Pada persilangan terdapat

simbol-simbol yang digunakan untuk persilangan,pada tabel di bawah diperlihatkan tentang simbol-simbol yang digunakan untuk persilangan: Hibrid Hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda. Dominan Sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar misalnya HH (halus), KK (kuning).

Resesif

Sifat yang kalah, diberi simbol huruf kecil misalnya hh (kasar), kk (hijau). Intermediet Sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah dominan (simbol M), sedangkan putih resesif (simbol m) maka merah muda adalah intermediet (simbol Mm).

Genotipe Merupakan sifat yang

ditentukan oleh gen. Misalnya MM, Mm Fenotipe Sifat yang muncul dari luar karena adanya akibat dari hubungan antara faktor genotipe dan lingkungannya. Homozygot Merupakan bentuk dari gen yang sama pada pasangan kromosom homolog, misalnya gen K mempunyai alel k sehingga gen dan alel ditulis KK dan kk.

Heterezygot

Kebalikan dari homozigot yaitu individu yang mempunyai pasangan gen dan alel yang tidak sama. Misalnya, kulit halus dominan simbol H dan kulit kasar simbol h resesif. Maka Hh adalah heterozigot Alel Bentuk alternatif suatu gen yang menempati lokus yang sama dengan pasangan kromosom homolog misalnya gen B memiliki alel b sehingga gen dan alel dapat ditulis BB atau Bb

Dibawah ini merupakan salah satu contoh hasil persilangan monohibrid dapat dilihat pada contoh di bawah ini : Tanaman ercis (Pisum sativum) Tanamankacang ercis (Pisum sativum) melakukan penyerbukan sendiri sehingga mendapatkan varietes galur murni.Setelah mendapatkannya, maka Mendel baru melakukan percobaannya dengan satu sifat beda untuk setiap persilangannya.Pada percobaan persilangan Mendel selalu menggunakan tanaman galur murni yang mempunyai sifat kontras, misalnya tanaman berbatang tinggi dengan tanaman berbatang pendek.

TT (tinggi) T t Tt (tinggi)

Tt (tinggi)

tt (pendek)

Genotip TT Tt Tt

Fenotip Tinggi Tinggi pendek

Ratio genotip 1 2 2

Ratio fenotip 1 3

Artinya rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.

Mendel melakukan percobaannya berulang kali, ternyata hasilnya sama seperti dapat dilihat tabel berikut ini
Induk Tinggi pendek Halus Kisut Kuning hijau Keturunan (F1) Tinggi Halus kuning Keturunan dua (F2) 787 tinggi : 277 pendek 5474 halus : 1850 kisut 6020 kuning : 2000 hijau

Karakter-karakter genetik diatur oleh unit faktor yang berpasangan yang terdapat di dalam tiap individu diploid.Individu diploid menerima satu faktor dari masingmasing orang tua.Karena unit faktor itu berpasangan, maka ada tiga kemungkinan kombinasi pasangan, yaitu keduanya sifat dominan, keduanya sifat resesif atau satu dominan dan satu resesif.Setiap individu yang diploid memiliki salah satu kemungkinan kombinasi tersebut. Selama pembentukan gamet, pasangan unit akan memisah, atau mengalami segregasi dan akan diteruskan ke gametgamet secara bebas yang kemudian akan diteruskan ke keturunannya.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada, maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang berbunyi : Pada peristiwa pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas. Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Kemudian Mendel membuat suatu kesimpulan seperti berikut.

1) Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum mengenal gen); yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina 2) Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel. 3) Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif. 4) Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas. 5) Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau resesif saja.

Persilangan dihibrida
Pengertian persilangan dihibrida

persilangan dihibrida merupakan persilangan yang hanya memperhatikan dua sifat beda saja, sementara sifat beda yang lain diabaikan . Persilangan dihibrid juga pertama kali dikemukakan oleh Mendell. Dalam percobaan yang dilakukan sama seperti pada monohibrid yaitu menggunakan tanaman kacang ercis. Ada dua sifat beda yang diteliti yaitu bentuk biji dan warna biji .

Pada persilangan ini dinyatakan oleh Mendel bahwa gengen dari kedua induk akan mengelompok secara bebas. Pernyataan ini disebut dengan Hukum Mendel II (Independent Assortment/asortasi bebas/berpasangan secara bebas). Mendel melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) dengan memperhatikan dua sifat beda yaitu tanaman ercis berbiji bulat berwarna kuning dan tanaman ercis berbiji kerut berwarna hijau.

Ciri-ciri persilangan Dihibrid: 1. Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda 2. Jumlah Gamet yang terbentuk pada setiap individu adalah 4 (2n) 3. Fenotip individu ditentukan oleh 2 macan sifat genetik Dijumpai maksimal 16 variasi genotip pada F2

Macam-Macam Gamet pada Persilangan Dihibrid


Macam-macam gamet pada persilangan dihibrid dapat ditentukan dengan menggunakan Bracket system.

Contoh cara menentukan gamet pada persilangan : 1. Genotip BbKk, maka gamet genotip tersebut adalah: Macam gamet yang terbentu pada genotip dengan 2 sifat beda adalah 4 macam yaitu: BK, Bk, bK, bk 2. Genotip HHLl (berambut hitam-lurus), maka gamet genotip tersebut adalah: Macam gamet yang terbentuk pada genotip dengan 2 sifat beda (HHLl) adalah 2 macam (HL dan Hl) namun jumlah gamet adalah tetap 4 (22)yaitu: HL, Hl, HL, Hl Contoh Genotip Trihibrid: TtMmBb Jadi macam gamet yang diperoleh untuk genotip TtMmBB berjumlah 8 yaitu: TMB, TMb, TmB, Tmb, tMB, tMb, tmB, dan tmb

Menentukan Jumlah Gamet


Jumlah gamet yang dihasilkan pada suatu genotip dapat ditentukan dengan rumus 2n, n: jumlah sifat beda Contoh: 1. Jumlah gamet dari genotip BbKk (biji bentuk bulat biji warna Kuning), memiliki 2 sifat beda/dihibrid jadi n=2 -> 2n = 22 = 4, yaitu: BK, Bk, bK, dan bk 2. Jumlah gamet dari genotip LLHh (rambut lurus warna hitam), memiliki 2 sifat beda/dihibrid, jadi n= 2 --> 2n = 22 = 4, yaitu: LH, Lh, LH, dan Lh meskipun macam gametnya hanya 2 yaitu LH dan Lh 3. Jumlah gamet dari genotip BbKkTt (berbiji bulat- warna kuning-batang tinggi), memiliki 3 sifat beda/trihibrid, jadi n=3 --> 2n = 23 = 8 yaitu: BKT, BKt, BkT, Bkt, bKT, bKt, bkT, dan bkt

Proses dan Hasil Persilangan Dihibrid


Saat Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat warna kuning (BBKK) dengan tanaman ercis berbiji kerut warna hijau (bbkk), ternyata semua keturunannya (F1) adalah tanaman ercis berbiji bulat warna kuning (BbKk). Ketika Mendel melanjutkan percobaanya dengan menyilangkan tanaman F1 dengan sesamanya diperoleh perbandingan fenotip sebagai berikut: 9/16 bulat kuning : 3/16 bulat hijau : 3/16 kerut kuning : 1/16 kerut hijau. Dari hasil Persilangan sesama F1 (bulat kuning heterozigotik/BbKk) pada tanaman ercis F2 diperoleh 16 variasi genotip. Perbandingan Fenotip: 9 bulat kuning : 3 bulat hijau : 3 kerut kuning : 1 kerut hijau

Penerapan genetika
1) . JENIS-JENIS PENYAKIT MENURUN a). PENYAKIT HUNTINGTON Penyakit ini merupakan penyakit keturunan yang berkaitan dengan sistem syaraf. Penderita yang mengalami penyakit ini akan mengalami gerakan terus-menerus tanpa sadar pada bagian lengan, muka, mata, dan anggota tubuh lainnya. Selain itu, juga mengalami permasalahan pada perkembangan konsentrasi, ingatan dan emosional. Penyakit ini di jelaskan oleh Goerge Huntington (AS) pada tahun 1872. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada gen tertentu yang terdapat pada kromosom nomor 4, telah disimpulkan bahwa gen penyebab penyakit ini mengandung perintah untuk penyusunan satu protein besar yang disebut huntingtin. Satu huntingtin yang abnormal akan menghasilkan protein huntingtin yang abnormal pula. Protein huntingtin yang abnormal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel otak.

B). FIBROSIS SISTIK Merupakan kelainan herediter yang menyebabkan tubuh menyekresi lendir yang lengket dan tebal secara tidak normal. Lendir akan menyumbat pankreas dan paru-paru sehingga menyebabkan permasalahan pada saluran respirasi dan pencernaan, infeksi dan akhirnya bertemu dengan kematian. Penyakit ini disebabkan kelainan pada gen resesif yang terdapat pada kromosom nomor 7. Kromosom tersebut bertanggung jawab dalam penyusunan CFTR ( cyctic fibrosis transmembrance conductance regulator ). Jika CFTR tidak terbentuk, maka dapat menghambat transpor klorida atau keluar sel sehingga menyebabkan terbentuknya lendir yang tebal dan lengket. Lendir tersebut akan menyumbat saluran organ-organ tubuh. Penyumbatan pada paru-paru dapat menghambat aliran udara dan menggangu mekanisme melawan infeksi kuman. Penyumbatan pada pankreas menyebabkan enzimenzim pencernaan yang penting tidak dapat mencapai usus halus sehingga organ tersebut tidak dapat mencerna makanan. Ketiadaan CFTR juga menyebabkan kelenjar keringat tidak dapat menyerap kembali ion-ion klorida. Akibatnya banyak garam yang keluar dari tubuh bersama keringat sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

C). ALBINO Merupakan kelainan herediter pada tubuh yang tidak terbentuk pigmentasi secara normal. Ciri-ciri penderita albino yaitu mempunyai kulit yang pucat, rambut berwarna putih dan mata yang bergoyang hal tersebut disebabkan pada jaringan otak tertentu tidak mengandung melanin. Penyakit albino terjadi karna tidak terbentuknya pigmen melanin ( pigmen pemberi warna ) pada kulit manusia.

D). FENILKETOURIA (FKU) atau gangguan mental FKU merupakan jenis kelainan genetika yang disebabkan oleh gen resesif yang terdapat dalam autosom. Pada penderita FKU akan mengalami kelainan/kehilangan enzim yang memproses asam amino fenilalanin sehingga terjadi penumpukan fenilalanin didalam darah apabila tidak segera di tangani akan menyebabkan penghambatan mental dan masalah syaraf serius. Dalam keadaan normal fenilalanin akan berubah bentuk menjadi asam amino lain seperti tirosin dan enzim fenilalanin hidroksilase yang bertanggung jawab dalam pengubahan tersebut. FKU telah menimpa bayi yang lahir di AS, sekitar satu dari setiap 10000 sampai 12000 bayi.

PENENTUAN JENIS KELAMIN


Penentuan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh kromosom kelamin (gonosom). Namun, pada beberapa mahluk hidup penentuan jenis kelamin di pengaruhi perbandingan kromosom kelamin kromosom kelamin dengan kromosom tubuh (autosom) dan tingkat ploidi kromosom.
Genotip XX XY fenotip Wanita Laki-laki

a. PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE XY Dalam hal ini, kita mengenal beberapa tipe kromosom kelamin.Contohnya: kromosom kelamin tipe XY, XO,ZW, dan ZO. 1. Penentuan jenis kelamin tipe XY Jenis kelamin tipe XY antara lain terdapat pada mamalia. Termasuk manusia, pada hewan mamalia kromosom X berperan menentukan jenis kelamin betina. Sedangkan, kromosom Y menentukan jenis kelamin jantan 2. Penentuan jenis kelamin tie XO Jenis kelaminn tipe XO antara lain terdapat pada beberapa serangga dari ordo orthoptera dan heteroptera. Contohnya : belalang. Serangga dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom kelamin XX dan berkelamin jantan jika mempunyai kromosom di kelamin XO. 3. Penentuan jenis kelamin tipe ZW Penetuan jenis kelamin tipe ZW antara lain terdapat pada kupu-kupu, ikan, reptil, dan burung hewan tersebut dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom ZW. 4. Penentuan jenis kelamin ZO Pada tipe ZO, hewan di katakan berkelamin jantan jika mempunyai kromosom ZZ. Hewan dikatakan berkelamin betina jika mempunyai kromosom kelamin ZO.

b.

PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN PERBANDINGAN KROMOSOM Y DAN KROMOSOM X. Pada lalat buah (Dosphila Melanogaster), kromosom Y dan kromosom X tidak menetukan jenis kelamin jantan ataupu jenis kelamin betina. Pada serangga tersebut kromosom Y menentukan tingkat kesuburan (fertilitas). Sedangkan, kromosom X menetukan kemampuan hidup (viabilitas). c. PENENTUAN JENIS KELAMIN OLEH TINGKAT PLOIDI Sebagian hewan ada yang penentuan jenis kelaminnya berdasarkan plodi kromosomnya bukan oleh kromosom kelamin. Kasus yang demikian biasanya terjadi pada serangga yang tergolong Ordo Hymenoptera (seperti lebah madu dan semut).

PENENTUAN golongan darah


Golongan darah ditentukan oleh ada tidaknya antigen-antibodi dalam darah seseorang . Semua orang memiliki sepasang alela yang bertanggung jawab atas golongan darahnya. Gen A menghasilkan antigen A, gen B menghasilkan antigen B, gen O tidak menghasilkan antigen. Gen-gen ini terletak diotosom, yang disimpulkan I yang berasal dari istilah isohemaglutinogen, dan tiga alela itu disimbolkan IA, IB, IO. Alela A dan B samasama dominan dan O resesif .
Genotip IA IA IA IO fenotip Golongsn darah A Golongan darah A

IB IB
IB IO IA IB

Golongan darah B
Golongan darah B Golongan darah AB

IO IO

Golongan darah O

BUTA WARNA

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis. Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan terdapat istilah 'pembawa sifat', hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Perempuan dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya, tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.

Genotip
XC XC XC Xc Xc Xc XC Y

Fenotip
wanita normal Wanita normal carrier Wanita buta warna Pria normal

Xc Y

Pria buta warna

Anda mungkin juga menyukai