Anda di halaman 1dari 25

Disusun oleh :

1. Aldi Setia Pramuda


2. Muzdalifah
3. Rinda Laksita Devi
4. Sherina Melanie
Dalam setiap keluarga biasanya terdapat kesamaan ciri-ciri fisik anak dengan
orang tuanya, misalnya bentuk rambut, hidung, warna kulit, dan lain-lain.
Tetapi ada juga persamaan dan perbedaan dari sifat-sifat yang tidak tampak,
misalnya kecerdasan, bakat, suara, kesabaran. Pernahkan Anda berpikir dari
manakah sifat-sifat diri kita sendiri itu muncul?
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali
akal budi sehingga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk itulah
ditemukan suatu ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar yang menjadi landasan
dalam pewarisan sifat pada makhluk hidup. Kita akan mempelajarinya pada bab
ini.
Masih ingatkah teman2 pelajaran di kelas X tentang sel dan bagian-bagiannya?
Didalam sel terdapat nukleus (inti sel). Dan di dalam nukleus terdapat kromosom.
Kromosom adalah benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa
informasi kepada keturunannya.
Kromosom terdiri atas satuan kecil yang disebut gen. Gen inilah yang mengatur
sifat yang akan diwariskan pada keturunan selanjutnya. Adanya sifat-sifat yang
diwariskan dari orang tua (induk) kepada keturunannya sudah lama diketahui.
Tahukah Anda orang yang sangat berjasa dalam prinsip pewarisan ini? Dia adalah
Gregor Johann Mendel (1858 – 1866) seorang tabib di Brumn,Austria.
Bagaimana hasil penemuan Mendel sehingga dapat disebut sebagai Bapak
Genetika? Mari kita pelajari bersama dalam uraian berikut!
Gregor Johann
Mendel
(1858 – 1866)
seorang tabib
di Brumn,
Austria.
Genetika

Dikembangkan oleh

Timbul
Mengapa Mendel menggunakan tanaman kacang kapri atau ercis, bukan tanaman
lain ? (tanya ke audience)
Alasannya, tanaman kacang kapri memiliki siklus hidup tidak lama, mudah
disilangkan, memiliki bunga sempurna, serta memiliki tujuh sifat beda yang
mencolok. Tujuh sifat beda yang mencolok itu meliputi :
 Filial (F)  keturunan.

 Dominan  sifat-sifat gen yang memiliki

 Genotipe  sifat yang diturunkan oleh gen, ekspresi lebih kuat yang dapat menutupi
yang tidak selalu tampak dari luar karena atau mengalahkan sifat yang dibawa oleh
bergantung kepada lingkungannya. gen alel-nya. Disimbolkan dengan huruf
Disimbolkan dengan pasangan huruf, besar, contoh : AA dan BB.
contoh AA, Aa, aa, AABB dan AaBB.
 Resesif  sifat-siat gen yang tidak muncul
 Fenotipe  sifat menurun yang tampak dari
luar, contoh : buah besar, buah kecil, batang (tertutup) karena dikalahkan oleh sifat
tinggi dan batang pendek. pasangannya, akan muncul apabila
bersama-sama gen resesif lainnya.
 Alel  Bentuk alternatif suatu gen yang
menempati lokus yang sama dengan Disimbolkan dengan huruf kecil, contoh : aa
pasangan kromosom homolog misalnya gen dan bb.
B memiliki alel b sehingga gen dan alel
dapat ditulis BB atau Bb.  Homozigot  pasangan gen yang sifatnya
sama, contoh : AA, aa. BB dan bb.
 Gamet  sel kelamin yang berasal dari
genotipe, disimbolkan dengan satu huruf.  Heteroigot  pasangan yang tidak sama,
Contoh : genotipe Aa, gametnya A dan a. contoh : Aa dan Bb
 Pariental (P)  induk atau orang tua.
Hukum Mendel I dikenal juga dengan hukum segresi atau pemisah
gen-gen yang sealel. Menurut hukum Mendel I, tiap organisme
memiliki dua alel untuk setiap sifat. Selama pembentukan gamet, dua
alel tersebut berpisah sehingga masing-masing gamet hanya
mengandung satu alel untuk satu sifat. Jika dua gamet bertemu pada
saat fertilisasi, keturunan yang terbentuk mengandung dua alel yang
mengendalikan satu sifat.
Pencampuran alel-alel tersebut menjelaskan mengapa terbentuk
variasi dan mengapa keturunan-keturunan berbeda dari orang
tuanya. Hukum Mendel I dapat dibuktikan dengan persilangan
monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
 PERSILANGAN DOMINANSI
Mendel menyilangkan tanaman kapri
berbatang tinngi dengan tanaman kapri
berbatang rendah. Hasil persilangan
tersebut menunjukan bahwa semua tanaman
kapri keturunan pertama (F1) memiliki sifat
yang sama dengan sifat salah satu induknya,
yaitu semuanya berbatang tinggi. Mendel
kemudian menyilangkan sesama tanaman F1
tersebut dan hasilnya, tanaman kapri
keturunan (F2) menunjukkan perbandingan
fenotipe tanaman berbatang tinggi : tanaman
berbatang rendah yaitu 3:1.
 Pada persilangan dominansi tersebut, tanaman berbatang tinggi memiliki gen T
dan bergenotipe TT (homozigot dominan), sedangkan tanaman berbatang rendah
memiliki gen t serta bergenotipe tt (homozigot resesif).
 Pada keturunan pertama (F1), semua tanaman bergenotipe Tt (heterozigot)
sehingga memiliki batang tinggi karena batang tinggi bersifat dominan terhadap
batang rendah.
 Jika tanaman F1 ini membentuk gamet, gamet yang terbentuk ada dua, yaitu gamet
dengan gen T dan t. Pada saat pembentukan gamet ini, kedua alel tersebut (T dan
alelnya t) akan mengalami segresi atau pemisahan yang dikenal dengan hukum
Mendel I.
 Akibatnya, jika sesama tanaman F1 disilangkan, akan terbentuk individu yang
bergenotipe TT, Tt, Tt dan tt. Rasio fenotipnya adalah 3 tanaman berbatang tinggi
dan 1 tanaman berbatang rendah.
 PERSILANGAN SEMI DOMINAN ATAU INTERMEDIET

Persilangan monohibrid tidak selalu memperlihatkan sifat


dominan resesif, tapi ada pula keturunan yang mempunyai
sifat diantara keduanya. Contohnya pada perkawinan silang
tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Jika sebuk
sari berasal dari tanaman homozigot berbunga merah
(genotipe MM) disilangkan dengan putik dari tanaman
homozigot berbunga putih (genotipe mm). Diagram
persilangannya dapat digambarkan seperti disamping.
Maka perbandingan fenotipe F2 adalah bunga merah :
bunga merah muda : bunga putih = 1 : 2 : 1.
Sedangkan perbandingan genotipenya adalah MM : Mm :
mm = 1 : 2 : 1.
Warna bunga merah hanya terjadi bila gen M bertemu
dengan M. Jika gen m bertemu dengan m dihasilkan bunga
warna putih. Namun bila gen M bertemu dengan m
dihasilkan keturunan dengan warna gabungan yaitu merah
muda. Sifat ini disebut sifat intermediet.
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi atau pengelompokkan
gen-gen secara bebas. Hukum Mendel II menyatakan bahwa apabila
dua individu memiliki dua pasang sifat atau lebih maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain.
Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan,
misalnya bentuk dan warna suatu biji, tidak saling memengaruhi.
Hukum ini brlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau
lebih.
Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki dua sifat beda.
Contoh persilangan (dihibrid) yang dilakukan oleh Mendel adalah persilangan
antara tanaman kapri yang berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman
kapri berbiji keriput dan berwarna hijau. Biji bulat dominan terhadap biji keriput,
sedangkan warna biji kuning dominan terhada warna biji hijau. Pada persilangan
tersebut dihasilkan tanaman F1 yang semuanya berbiji bulat dan berwarna kuning.
Mendel kemudian menyilangkan sesama tanaman F1 tersebut dan hasilna adalah
tanaman F2 yang menunjukkan adana empat kombinasi fenotipe. Yaitu berbiji bulat
kuning, bulat hijau, keriput kuning dan hijau keriput dengan perbandingan 9:3:3:1.
kombinasi tersebut menunukkan adana pengelompokkan dua pasang gen secara
bebas yang dikenal sebagai Hukum Mendel II.
Jika gen bulat diberi simbol huruf B dan
alelnya gen keriput diberi simbol huruf
b, gen warna biji hijau diberi simbol
huruf K dan alelnya gen warna biji hijau
diberi simbol huruf k, pengelompokan
gen yang terjadi adalah :
1. Gen B mengelompok dengan gen K
yang terdapat pada gamet BK
2. Gen B mengelompok dengan gen k
yang terdapat pada gamet Bk
3. Gen b mengelompok dengan gen K
yang terdapat pada gamet bK
4. Gen b mengelompok dengan gen k
yang terdapat pada gamet bk
Apabila Anda mengawinkan F1
dengan salah satu induknya, baik
dari induk homozigot dominan
maupun resesif, maka persilangan
ini disebut dengan backcross.
Tujuan mengadakan perkawinan
ini adalah untuk mengetahui
genotipe induknya.
Apabila Anda mengawinkan F1
(keturunan pertama) dengan induk
yang homozigot resesif, persilangan
ini disebut sebagai persilangan
testcross.
Testcross bertujuan untuk
mengetahui jenis individu yang diuji,
tergolong homozigot atau heterozigot.
Jika hasil persilangan ini mempunyai
hasil perbandingan fenotipe
keturunan memisah, maka individu
yang diuji adalah heterozigot, tetapi
jika uji silangnya 100% berfenotipe
sama maka individu yang diuji adalah
homozigot.
Penyimpangan semu hukum Mendel adalah
penyimpangan yang tidak keluar dari hukum Mendel,
meskipun terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen
memiliki sifat berbeda-beda.
Fenomena atavisme atau interaksi beberapa gen terdapat pada bentuk
empat macam jengger ayam, yaitu walnut, rose, pea, dan single.
Fenomena ini diungkapkan oleh W. Bateson dan R.C. Punnett.
Persilangan ayam berjengger
rose (R) dengan ayam
berjengger pea atau biji (P)
menghasilkan 100% ayam
berjengger walnut (RP). Jika
ayam berjengger walnut
disilangkan dengan sesamanya
maka akan menghasilkan ayam
berjengger walnut, rose, pea,
dan single dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
Kriptomeri merupakan peristiwa
munculnya sifat tersembunyi
suatu induk pada keturunannya
jika gen dominannya berkumpul
bersama-sama. Berkumpulnya
gen dominan tersebut akan
membentuk sifat lain sehingga
mirip atavisme. Oleh karena itu,
ada yang mengatakan bahwa
kriptomeri sama dengan
atavisme.
Contoh: persilangan antara
bunga Linaria maroccana galur
murni warna merah dengan
galur murni warna putih
Aktivitas saling memengaruhi
antargen dominan diperlihatkan
oleh peristiwa epistasis-
hipostasis, yaitu penutupan
ekspresi satu gen oleh gen lain
yang bukan alelnya. Gen yang
menutup disebut gen epistasis,
sedangkan gen yang ditutup
disebut hipostasis. Peristiwa
epistasis dapat berupa epistasis
dominan dan epistasis resesif.
Contoh: persilangan gandum
berbiji hitam dengan gandum
berbiji kuning.
Komplementer merupakan
interaksi gen yang saling
melengkapi. Jika salah satu
gen tidak ada, sifat yang
muncul tidak sempurna.
Fenomena ini pertama kali
disampaikan oleh W.
Bateson dan R.C. Punnett
saat mengamati bunga
jenis kacang Lathyrus
odoratus.
Polimeri atau poligeni merupakan
peristiwa munculnya suatu sifat
pada hasil persilangan heterozigot
karena adanya pengaruh gen-gen
lain. Hal ini disebabkan oleh
adanya dua atau lebih gen yang
menempati lokus berbeda, tetapi
memiliki sifat sama.
 Contoh: persilangan antara
gandum berbiji merah dengan
gandum berbiji putih.

Anda mungkin juga menyukai