Sebuah gen tidak terbatas berkaitan dengan bagian spesifik dari DNA, tetapi
berkaitan juga dengan berbagai bentuk produk lainnya yang berperanan
penting dalam sintesis protein.
Namun demikian, untuk sebagian besar gen, tetap ada gunanya untuk
mempertahankan ide satu gen satu polipeptida. Dalam kajian genetika molekuler
bagaimana sebuah gen diekspresikan melalui transkripsi menjadi RNA dan
selanjutnya translasi menjadi polipeptida yang membentuk aebuah protein yang
spesifik dalam struktur dan fungsinya. Protein, pada akhirnya, menghasilkan
fenotipe organism yang diamati.
DNA/ADN (Deoxyribonucleid acid/Asam deoksiribosa nukleat) adalah
substansi dibalik adegium sejenis menghasilkan sejenis. DNA merupakan
molekul paling terkenal saat ini, karena molekul ini merupakan substansi
penurunan sifat. DNa merupakan suatu polimer heliks ganda yang terdiri dari
nukleotida, setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen; satu basa nitrogen, satu
gula pentose yang disebut deoksiribosa, dan satu gugus fosfat (Gambar 2). Basa
nitrogennya bisa adenine (A), timin (T), guanine (G), atau sitosin
(S). adenine dan guanin adalah purin, basa nitrogen dengan dua cincin organic.
Sebaliknya, sitosin dan timin adalah anggota family basa nitrogen yang dikenal
sebagai pirimidin, yang mempunyai satu cincin tunggal.
Genom eukariot
Genom manusia merupakan model yang baik bagi genom eukariot secara
umum. Genom nuclear eukariotik memiliki molekul DNA linear yang terdapat di
dalam kromosom. Semua eukariot juga memiliki genom yang lebih kecil yang
berbentuk sirkular yaitu genom mitokondria. Pada tumbuhan, terdapat genom
lain yaitu genom kloroplas.
Walaupun struktur dasar eukariot mirip tetapi satu hal penting yang sangat
berbeda adalah ukuran genom. Genom eukariot yang terkecil berukuran kurang
dari 10Mb panjangnya. Sedangkan genom yang terbesar berukuran lebih dari
100 000 Mb. Variasi ukuran genom dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Ukuran genom eukariot (Brown, 2002)
Spesies
Fungi
Saccharomyces cerevisiae
12.1
Aspergillus nidulans
25.4
Protozoa
Tetrahymena pyriformis
190
Invertebrates
Caenorhabditis elegans
97
Drosophila melanogaster
180
490
845
5000
Vertebrates
Takifugu rubripes (pufferfish)
400
Homo sapiens
3200
3300
Plants
Arabidopsis thaliana (vetch)
125
430
2500
4800
16 000
120 000
Seperti terlihat pada tabel, ukuran genom bervariasi dan berhubungan dengan
kekompleksan organisme. Eukariot yang lebih sederhana seperti fungi memiliki
genom yang paling kecil, dan eukariot yang lebih tinggi seperti vertebrata dan
tanaman berbunga memiliki genome yang lebih besar. Hal ini mungkin terlihat
masuk akal, karena kompleksitas organism diharapkan berhubungan dengan
jumlah gen dalam genom eukariot yang lebih tinggi memerlukan genom yang
lebih besar untuk mengakomodasi gen ekstra. Tetapi korelasi ini jauh dari
sempurna, jika korelasinya baik, maka genom nuklear yeast S. cerevisiae, yang
berukuran 12 Mb adalah 0.004 kali ukuran genom nuklear manusia, akan
mengandung 0.004 35 000 gen yaitu hanya 140. Padahal kenyataannya
genom S. cerevisiae mengandung 5800 gen.
Tidak adanya korelasi antara kompleksitas suatu organism dengan ukuran
genomnya, disebut sebagai C-value paradox. Jawabannya sederhana yaitu:
tempat disiapkan di genom organisme yang kurang kompleks karena gen terpak
bersama. Genom S. cerevisiae yang sekuensnya selesai dikerjakan tahun 1996
menggambarkan hal ini seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Perbandingan genome manusia, yeast, lalat buah, jagung dan E. coli.
(A) Segmen 50-kb dari lokus reseptor T-cell manusia.(B)
Saccharomycescerevisiae (chromosome III) (C) Drosophila melanogaster (D)
jagung dan (E) E. coli K12
Pada gambar di atas, segmen 50-kb dari genom manusia dibandingkan dengan
segmen 50-kb genom yeast. Segmen genom yeast yang berasal dari kromosom
III memiliki karakteristik sebagai berikut:
Yeast
Lalat
buah
Manusia
479
76
11
0.04
3.40%
12%
44%
Perbandingan antara genom yeast, lalat buah dan manusia dapat juga dilihat
dari genome-wide repeats. Hal ini membentuk 3.4% dari genom yeast, 12%
genom lalat buah dan 44% genom manusia. Genome-wide repeats memainkan
peranan penting dalam menentukan kekompakan sebuah genom. Hanya sedikit
daerah-daerah pada genom jagung yang telah disekuen, tetapi hasil telah
diperoleh yang menunjukkan genom didominasi oleh elemen repetitive. Gambar
2.2D menunjukkan sebuah segmen 50-kb satu anggota dari family gen yang
mengkode enzim alcohol dehydrogenase. Gen ini adalah satu-satunya gen dalam
daerah 50-kb ini. Walaupun ada gen kedua yang tidak diketahui fungsinya kirakira 100kb sebelum ujung akhir sekuens yang ditunjukkan disini. Karakteristik
dominan segmen genom ini adalah genome segment is the genome-wide
repeats. Mayoritas adalah elemen LTR yang terdiri dari bagian non-coding dan
diperkirakan membentuk kira-kira 50% genom jagung. Satu atau lebih famili dari
genome-wide repeats telah mengalami proliferasi pada genom spesies tertentu.
Jadi ukuran genom tidak meningkat dengan semakin kompleksnya organism
tetapi organism yang sama dapat berbeda dalam ukuran genomnya. Contohnya
pada Amoeba dubia yang merupakan protozoa, diduga memiliki genom 100500
kb, sama dengan protozoa lain seperti Tetrahymena pyriformis (seperti terlihat
pada Tabel 1). Tetapi kenyataannya genom Amoeba lebih dari 200 000 Mb. Sama
halnya kita menduga jangkrik memiliki genom yang sama dengan insekta lain,
tetapi jangkrik memiliki genom berukuran 2000 Mb, yangmana 11 kali lebih
besar dari genom lalat buah.
Genom prokariot
Genom prokariot berbeda dengan genom eukariot. Terdapat beberapa overlap
dalam ukuran antara genom prokariotik terbesar dengan prokariotik terkecil.
Tetapi secara keseluruhan prokarotik genom berukuran lebih kecil. Misalnya
genom E. coli K12 adalah 4639 kb, hanya 2/5 dari genom yeast dan hanya
memiliki 4405 gen. Organisasi fisik genom juga berbeda antara eukariot dengan
prokariot. Pandangan tradisional adalah bahwa seluruh prokariot memiliki satu
molekul DNA sirkular . Selain kromosom tunggal ini, prokariot juga dapat
memiliki gen tambahan yang independen, sirkular yang disebut plasmid
(Gambar 3).
Gambar 3. Plasmid adalah DNA sirkular kecil yang terdapat pada sel prokariot
Gen yang dibawa oleh plasmid berguna, karena mengkode sifat-sifat ketahanan
terhadap antibiotik atau kemampuan untuk memanfaatkan komponen kompleks
seperti toluene sebagai sumber karbon. Tetapi prokariot dapat bertahan secara
efektif tanpa plasmid. Prokariot menunjukkan keragaman dalam organisasi
genom. E. coli memiliki genom unipartite, tetapi prokariot lainnya lebih
kompleks. Misalnya Borrelia burgdorferi B31, memiliki kromosom linier 911 kb,
membawa 853 gen, dilengkapi dengan 17 atau 18 molekul linier dan sirkuler,
yang keseluruhannya menyumbangkan 533 kb dan paling tidak 430 gen. Genom
multipartite dikenal pada banyak bacteria dan arkaea.
Genom prokariotik lebih kompak dibandingkan genom yeast dal eukariot tingkat
bawah lainnya. Seperti terlihat pada Gambar 2.2E yang memperlihatkan segmen
50-kb genom E. coli K12. Terlihat bahwa terdapat lebih banyak gen dan kurang
ada ruang diantaranya, dengan 43 gen mengambil tempat 85.9% segmen.
Beberapa gen terlihat tidak memiliki ruang diantaranya, thrA dan thrB, misalnya
dipisahkan dengan sebuah nukleotida tunggal, dan thrC mulai pada nukeotida
segera sesudah nukleotida terakhir pada thrB. Ketiga gen ini adalah contoh dari
operon, sebuah kelompok gen yang terlibat dalam sebuah lintasan biokimia
(dalam hal ini sintesis asam amino threonine) dan diekspresikan bersama-sama
dengan yang lainnya. Operon digunakan sebagai model untuk memahami
bagaimana ekspresi gen diatur. Secara umum, gen prokariot lebih pendek
dibandingkan eukariot, rata-rata panjang sebauh gen bakteri berkisar 2/3 gen
eukariot, bahkan setelah intron dihilangkan dari eukariot. Gen bakteri sedikit
lebih panjang dibandingkan gen arkaea.
Dua karakteristik genom prokariot yang dapat dilihat dari Gambar 2.2E adalah,
pertama, tidak ada intron pada gen pada segmen dari genom E. coli ini. Bahkan
E. coli tidak memiliki gen discontinuous. Karakteristik kedua adalah infrequency
of repetitive sequences. Genom prokariot tidak memiliki apapun yang ekivalen
terhadap high-copy-number genome-wide repeat families yang ditemukan pada
genom eukariot. Mereka memiliki sekuen tertentu yang mungkin berulang di
dalam genom. Contohnya adalah insertion sequences IS1 dan IS186yang dapat
dilihat pada segmen 50-kb pada Gambar 2.2E. Terdapat contoh transposable
elements, yaitu sekuen yang dapat berpindah sekeliling genom. Posisi elemen
IS1dan IS186 yang ditunjukkan pada Gambar 2.2E merujuk pada isolate E. coli
tertentu. Jika isolate berbeda yang diperiksa, maka sekuen IS dapat berbeda
posisi atau dapat pula absen dari genom. Sebagian besar genom prokariot
lainnya memiliki sangat sedikit sekuen berulang/repeat sequences secara
virtual tidak terdapat pada genom 1.64 Mb dari Campylobacter jejuni NCTC11168
tetapi terdapat perkecualian, pada bakteri meningitis Neisseria meningitidis
Z2491, yang memiliki lebih dari 3700 copi dari15 tipe berbeda repeat sequence,
secara kolektif membentuk hamper 11% dari genom 2.18 Mb.
dengan struktur lingkar. Pada umumnya plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk
pertumbuhan meskipun seringkali plasmid membawa gen-gen tertentu yang
memberikan keuntungan tambahan bagi sel dalam keadaan tertentu, misalnya
gen ketahanan antibiotik. Oleh karena itu, dalam keadaan normal plasmid dapat
dihilangkan dengan metode curing tanpa meganggu pertumbuhan selnya.
Ukuran plasmid sangat bervariasi tetapi pada umumnya lebih kecil dari ukuran
bahan genetic utama sel prokaryote. Pada dasarnya plasmid merupakan entitas
genetic yang diketemukan secara alami di dalam sel beberapa kelompok
prokaryot dan eukariot. Dengan tekhnik rekayasa genetic, sekarang telah dapat
dikembangkan plasmid artificial dengan cara menggabungkan gen gen dari
beberapa plasmid alami maupun dari genom jasad tertentu. Salah satu contoh
plasmid artificial adalah plasmid seri pUC misalnya pUC 18 dan pUC 19.
(Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005)
Pengemasan DNA pada sel prokaryot
Jika direntangkan sebagai molekul sebagai molekul linier, maka molekul DNA
utama pada prokaryot mempunyai ukuran yang lebih panjang dibandingkan
dengan ukuran selnya itu sendiri. Sebagai contoh, panjang molekul DNA utama
pada E.Coli adalah sekitar 1,2 mm sedangkan ukuran selnya sendiri kurang dari
1 mm . dengan demikian ada mekanisme tertentu untuk mengemas molekul
DNA tersebut sehingga dapat masuk didalam sel yang ukurannya jauh lebih
kecil. (Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005)
Organisasi gen dalam genom prokaryot.
Genom jasad prokaryot tersusun atas banyak unit gen. secara umum struktur
lengkap gen pada bakteri terdiri atas 3 bagian utama yaitu:
1. Promoter adalah bagian gen yang berfungsi sebagai pengatur proses ekspresi
genetik (transkripsi ) bagian struktural . bagian ini adalah bagian yang akan
dikenali pertama kali oleh RNA polymerase dan
protein regulator sebelum proses transkripsi ( sintesis RNA ) dimulai.
2.
Bagian struktural adalah bagian gen yang membawa kode kode genetic yang
akan di transkripsi dan kemudian ditranslasi 9dalam hal gen yang mengkode
protein ) atau hanya ditranskripsi saja (dalam hal gen yang mengkode rRNA dan
tRNA ).
3.
Bagian terminator adalah bagian gen yang berperan dalam proses penghentian
transkripsi.
Salah satu perbedaan utama antara organisasi gen pada prokaryot dengan
eukariot adalah bahwa bagian structural gen prokaryot (bakteri) tidak
mengandung intron . intron adalah sekuens nukleotida yang tidak akan
ditemukan terjemahannya didalam rangkaian asam amino protein yang dikode
oleh suatu gen. intron akan ditranskripsi tetapi kemudian mengalami
pemotongan sehingga tidak akan mengalami translasi.
Sekuens nukleotida yang akan diterjemahkan disebut sebagai ekson.Pada
genom eubakteri , diketahui tidak ada intron, tetapi pada genom arkhaebakteri
tertentu diketahui terdapat intron. (Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005)
Pada jasad prokaryot diketahui ada tiga kelompok utama organisasi gen yaitu :
1. Gen independen adalah gen yang ekspresinya tidak tergantung pada ekspresi
gen lain sehingga gen tersebut tidak akan diekspresikan terus menerus 9disebut
sebagai ekspresi konstitutif ) selama selnya masih tumbuh.
2.
Unit transkripsi adalah sekelompok gen yang secara fisik terletak berdekatan
dan diekspresikan bersama sama karena produk ekspresi gen gen tersebut
diperlukan dalam suatu rangkaian proses fisiologi yang sama. Contoh unit
transkripsi adalah rangkaian gen yang mengkode rRNA dan tRNA
3.
Kelompok gen adalah beberapa gen yang secara fisik terletak pada lokus yang
berdekatan dan produk ekspresi gen gen tersebut diperlukan dalam rangkaian
proses fisiologi yang sama,
meskipun masing masing gen tersebut dikendalikan secara independen,
misalnya kelompok gen yang berperan dalam proses penambatan nitrogen pada
bakteri Rhizobium sp.
4.
3.
Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
Sesuai dengan namanya, DNA, Deoxyribose Nucleic Acid. Penyusun utama DNA
adalah gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen (deoksiribose). Perhatikan
gambar di atas, pada deoksiribose, satu atom oksigen pada salah satu atom C
ribose hilang. Tiap pita/rantai double helix terbuat dari unit-unit berulang yang
disebut nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari tiga gugus fungsi; satu gula
ribose, triphosphate, dan satu basa nitrogen
asam amino). Meskipun demikian tidak semua gen eukariot terinterupsi oleh
intron. Pada waktu gen ditranskripsi, sebenarnya bagian intron juga akan
ditranskripsikan tetapi selanjutnya akan dipotong dari transkrip (mRNA) primer.
Selanjutnya hanya ekson ekson saja yang akan disambungkan menjadi mRNA
yang matang (mature mRNA ). (Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005)
Transkrip yang sudah matang kemudian ditranslasi menjadi urutan urutan
asam amino. Beberapa hal utama yang merupakan ciri umum semua gen yang
terinterupsi adalah :
1. Urutan bagian gen yang terinterupsi dalam genom adalah sama dengan urutan
pada produk RNA hasil transkripsi.
2. Gen yang terinterupsi mempunyai struktur yang sama pada semua jaringan,
baik terekspresikan maupun tidak.
3. Intron dalam gen gen inti sel pada umumnya mempunyai kodon terminasi
dalam semua kerangka baca (reading fame )
Semua gen yang ada dalam inti sel dapat mengalami interupsi, yaitu baik gen
yang mengkode protein, yang mengkode rRNA, maupun yang mengkode tRNA.
Interupsi oleh adanya intron juga ditemukan dalam gen gen mitokondria dalam
eukariot tingkat rendah, maupun dalam gen gen kloroplas. Interupsi gen oleh
intron bahkan juga ada dalam gen arkhaebakteri dan suatu bakteriofag yang
menyerang bakteri E.Coli. Sebaliknya, dalam genom eubakteri tidak ditemukan
sama sekali adanya intron. Dalam hal gen yang mengkode mRNA, ekson ekson
yang terletak dibagian ujung ( 5 dan 3 ) mengandung bagian gen yang tidak
ditranslasikan (Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005) .
DAFTAR PUSTAKA
v http://phikaainnadyahasan.blogspot.com/2011/07/pengemasan-dna.html
v http://www.Wikipedia.Org.id/wiki/genom
v Triwibowo Yuwono,Ir,Phd,2005 biologi molekuler,Yogyakarta
:ERLANGGA PRESS
DNA DAN RNA
Struktur DNA
Nukleotida terdiri dari:
a. Satu molekul gula (dalam hal ini adalah "deoksiribosa")
b. Satu molekul fosfat
c. Satu molekul basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
2) Pirimidin: sitosin (C) dan Timin (T)
Struktur DNA
Satu molekul gula dan satu molekul basa disebut nukleosida
Ketentuan chargaff menyatakan bahwa perbandingan A/T dan S/G selalu
mendekati satu.
Watson dan Carick berpendapat bahwa struktur DNA double helix hanya
dapat stabil, apabila basa adenin dari satu pita berpasangan dengan basa timin
dari pita pasangannya, dan basa sitosin berpasangan dengan basa guanine.
Pasangan adenine dan timin dihubungkan oleh 2 atom H, sedangkan basa sitosin
dan guanin dihubungkan dengan 3 ataom H.
Sebuah nukleotida selalu memiliki ujung 3 OH dan 5P, sehingga dalam
double helix menurut model Watson-Carick terdapat satu buah pita dengan
arah 3 5, sedangkan pita pasangannya 5 3.
Stuktur RNA
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Tiap
ribonukleotida terdiri dari 3 gugus molekul, yaitu gula 5 karbon (ribosa), basa
nitrogen, yang terdiri dari basa purin yang sama dengan DNA sedangkan
pirimidin berbeda, yaitu sitosin dan urasil, dan gugus fosfat.
Basa purin dan pirimidin berikatan dengan gula ribose membentuk nukleosida
atau ribonukleotida. Ribonukleotida yang berikatan dengan gugus fosfat
membentuk nukleotida atau ribonukleotida.
Tipe RNA
RNA
Ribosa
Urasil
Rantai
Nukleus, sitoplasma,
Tidak tetap
KODE GENETIK
Sintesis protein dikodekan dalam DNA, hanya terdapat empat macam basa nukleotida
untuk menspesifikasikan 20 asam amino. Aliran informasi dari gen ke protein didasarkan
pada kode triplet ( triplet code ): instruksi-instruksi genetic untuk rantai polilpetida ditulis
dalam DNA sebagai rangkaian kata tiga nukleotida yang tidak tumpang tindih. Misalnya,
triplet basa AGT diposisi tertentu pada seuntai DNA menghasilkan penempatan asam amino
serin pada posisi yang bersesuaian dari polipeptida yang sedang dibuat. Untuk setiap gen,
hanya satu dari kedua untai DNA yang ditranskripsikan. Untaian ini disebut untai cetakan
( template strand ) karena menyediakan pola, atau cetakan, untuk sekuens nukleotidanukleotida dalam transkrip RNA. Untai DNA tertentu merupakan untai cetakan untuk
beberapa gen disepanjang molekul DNA, sedangkan untuk gen-gen lain untai
komplementerlah yang berfungsi sebagai cetakan. Perlu diperhatikan untuk suatu gen, untai
yang sama digunakan sebagai cetakan setiap kali gen tersebut ditranskripsi. Perpasangan
serupa dengan yang terbentuk saat replikasi DNA, hanya saja U, pengganti untuk T pada
RNA, berpasangan dengan A, dan nukleotida mRNA mengandung ribosa, bukan
deoksiribosa. Seperti untai baru DNA, molekul RNA disintesis dengan arah yang anti pararel
terhadap untai cetakan DNA. Misalnya triplet basa ACC pada DNA ( ditulis sebagai 3-ACC5 ) menjadi cetakan untuk 5-UGG-3 pada molekul mRNA. Triplet basa mRNA disebut
kodon ( codon ), dan biasanya ditulis dengan arah 5 3. Dalam contoh kita, UGG
merupakan kodon untuk asam amino triptofan ( disingkat Trp ). Istilah kodon juga digunakan
untuk triplet basa disepanjang untai bukan cetakan ( non template ). Kodon-kodon ini
komplementer terhadap untai cetakan, dan dengan demikian bersekuens identik dengan
mRNA hanya saja mengandung T bukan U. ( karena alasan ini, untai DNA bukan cetakan,
terkadang disebut untai pengode ).
Saat translasi, sekuens kodon di sepanjang molekul mRNA diterjemahkan atau
ditranslasi, menjadi sekuens asam amino yang menyusun rantai polipeptida. Karena kodon
merupakan triplet basa, jumlah nukleotida yang menyusun suatu pesan genetik pastilah tiga
kali lebih banyak daripada jumlah asam amino dalam protein yang dihasilkan. Misalnya 300
nukleotida diperlukan disepanjang satu untai mRNA untuk menodekan asam-asam amino
dalam polipeptida yang panjangnya 100 asam amino.
Kodon pertama kali dipecahkan pada tahun 1961 oleh Marshal Nirenberg dan
Mathei. Mereka melakukan percobaan menggunakan E. coli dengan asam poli urasil.
Menurut hasil percobaan tersebut, cetakan UUU yang dibawa oleh mRNA, artinya adalah
asam amino fenilalanin. Dengan cara yang sama, triplet CCC diartikan sebagai prolin dan
triplet AAA artinya asam amino lisin. Pada kamus kode genetik terdapat 64 kombinasi triplet
untuk 20 asam amino. Jadi, terdapat asam amino tertentu melebihi triplet ( kodon). Setiap
triplet disusun oleh 3 basa nitrogen. Rangkaian tiga basa nitrogen yang menyusun kode
disebut triple atau trikodon atau kodon. Rangkaian tiga basa nitrogen yang ada pada DNA
yang bertugas membuat kode-kode disebut kodogen ( agen pengkode ). Dari 64 triplet hanya
61 triplet yang mengodekan asam amino (lihat tabel kodon) . Ketiga kodon yang tidak
mengodekan asam amino merupakan sinyal stop, atau kodon terminasi, yang menandai
akhir translasi. Perhatikan bahwa kodon AUG berfungsi ganda: mengodekan asam amino
metionin ( Met ) dan berfungsi sebagai sinyal mulai, atau kodon inisiasi. Pesan-pesan
genetik dimulai dengan kodon mRNA, AUG, yang memberi sinyal pada mekanisme
penyintesis protein untuk mulai mentraslasikan mRNA pada lokasi itu. ( karena AUG juga
mengodekan metionin, rantai polipeptida diawali oleh Metionin saat disintesis. Akan tetapi,
sejenis enzim mungkin akan segera menyingkirkan asam amino strarter dari rantai tersebut.
Lihatlah tabel kodon ada redundansi dalam kode genetik, namun tidak ada ambiguitas.
Misalnya walaupun kodon GAA dan GAG sama-sama menspesifikasikan asam glutamat
( redundansi ) tidak ada satu pun diantaranya yang menspesifikasikan asam amino lain ( tidak
ada ambiguitas ).