Disusun oleh :
07 / XI-MIPA 3
B. TUJUAN :
1. Siswa dapat mengetahui pewarisan sifat menurut Hukum Mendel.
2. Siswa dapat menemukan penyebab penyimpangan semu Hukum Mendel.
3. Siswa dapat menemukan macam-macam penyimpangan semu Hukum Mendel.
4. Siswa dapat menemukan ratio perbandingan genotip dan fenotip dari peristiwa
penyimpangan semu Hukum Mendel.
C. DASAR TEORI :
Persilangan dihibrid merupakan perkawinan antara individu dengan dua sifat
beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa
gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara
bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
Namun kenyataannya, sering kali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari
harapan. Masalah penurunan sifat mendapat perhatian dari banyak peneliti. Salah
satunya yaitu Gregor Johan Mendel. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan
penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Dari penelitiannya menghasilkan
Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Mendel melakukan persilangan dengan menghilangkan tanaman dengan dua
sifat beda seperti warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga
merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II berupa pengelompokan gen secara
bebas saat pembentukan gamet. Persilangan dengan dua sifat yang lain juga
memiliki perbandingan fenotip F2 sama yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan
pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah
sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.
Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2
yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut hukum
pengelompokan gen secara bebas. Dengan mengikuti secara seksama hasil
percobaan Mendel, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa gen
diwariskan dari induk kepada keturunannya melalui gamet.
D. Alat dan Bahan :
Dua buah baling-baling genetika yang terbuat dari karton atau triplek dipasang
sejajar pada sebatang papan kayu seperti gambar berikut :
E. Cara Kerja :
1. Menuliskan keempat macam gamet F1 (AB, Ab, aB, ab) pada keempat ujung
baling-baling,
2. Memutar kedua baling-baling secara bersamaan dengan arah yang
berlawanan,
3. Menghentikan putaran kedua baling-baling secara bersamaan dengan
memasang jari dikedua baling-baling,
4. Mengamati langkah baling-baling yang bertemu dan membaca kombinasi
genotipnya kemudian mencatat pada tabel pengamatan,
5. Melakukan pemutaran sampai 96 kali,
6. Mendiskusikan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan yang ada.
F. Tabel Pengamatan :
H. Jawab Soal :
Apabila A menyatakan zat warna antosianin yang dominan terhadap tidak adanya
antosianin (a) dan B cairan bersifat basa dominan terhadap cairan tidak basa (b).
1. Ada berapa macam genotip dan fenotip dari hasil yang didapatkan dari
percobaan? Bagaimana perbandingannya?
Jawab :
Ada 9 genotip yaitu AABB, AABb, AaBB, AaBb, AAbb, Aabb, aaBB, aaBb, aabb, dan
ada 3 fenotip yaitu ungu, merah, putih.
Perbandingan :
2 AABB, 9 AABb, 12 AaBB, 27 AaBb = 50 ungu = 25
3 AAbb, 11 AAbb = 14 merah = 7
6 aaBB, 15 aaBb, 11 aabb = 32 putih = 16
2. Faktor manakah yang dinamakan kriptomer dan apa artinya?
Jawab :
Yang dinamakan kriptomer merupakan pigmen yang terdapat dibunga yang
sering disebut dengan pigmen antosianin. Pigmen ini akan berwarna merah
dalam lingkungan asam dan akan berwarna ungu dalam lingkungan basa. Jika
tidak terdapat pigmen antosianin didalam plasma, baik didalam lingkungan asam
atau basa maka akan terbentuk warna putih. Faktor A apabila mengandung
pigmen antosianin didalam sel dan faktor a jika tidak ada antosianin dalam
plasma. Faktor B apabila kondisi basa dan b dalam kondisi asam.
3. Buatlah diagram penyilangan antara merah (Aabb) dengan ungu (AaBb). Tuliskan
genotip dan fenotipnya!
Jawab :
Aabb >< AaBb
AB Ab aB ab
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ab AaBb Aabb aaBb aabb
Perbandingan =>
Ungu : merah : putih
3:3:2