Anda di halaman 1dari 20

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

INFORMASI MODUL

Modul mata pelajaran Biologi tentang pola-pola hereditas pautan


dan pindah silang ini akan membekali siswa SMA/Madrasah Aliyah pada
Kelas XII semester I, dengan harapan memperoleh pengalaman belajar
dalam memahami berbagai konsep dan proses sains. Pada bagian
kegiatan, modul ini mencoba untuk memberikan secara konseptual dari
materi mengenai

pola-pola hereditas pautan dan pindah silang, dan

secara praktis membekali siswa untuk dapat memberikan prospek


pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
A. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami pola-pola hereditas pautan dan pindah silang
B. Indikator Kompetensi
3.6.1 Mendeskripsikan berbagai pola-pola hereditas seperti pautan,
pindah silang, gagal berpisah, dan gen letal
3.6.2 Membedakan pola hereditas yang satu dengan lainnya seperti
pautan, pindah silang, gagal berpisah dan gen letal
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan secara umum dari modul ini diharapkan dapat menjelaskan
mengenai pola hereditas pautan, pindah silang, gagal berpisah dan
gen letal. Adapun tujuan khususnya adalah agar siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian pautan
2. Menjelaskan pengertian pindah silang
3. Menjelaskan pengertian gagal berpisah
4. Menjelaskan pengertian gen letal
5. Menjelaskan proses terjadinya pautan
6. Menjelaskan proses terjadinya pindah silang
7. Menjelaskan proses terjadinya gagal berpisah
8. Menjelaskan proses terjadinya gen leta
9. Membedakan pola hereditas yang satu dengan lainnya pada
pautan, pindah silang, gagal berpisah dan gen letal

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Untuk membantu Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini, ada


baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini:
1. bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sampai anda memahami
secara tuntas tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari
modul ini.
2. tangkap konsep dasar esensial dan pengertian demi pengertian
melalui pemahaman sendiri
3. untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain
yang relevan
4. mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan
5. jangan lewatkan untuk menjawab tes formatif dalam setiap akhir
kegiatan belajar.

SELAMAT BELAJAR

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Peta Konsep Modul

POLA-POLA
HEREDITAS

PAUTAN GEN
PAUTAN
PINDAH
SILANG
GAGAL
BERPISAH
GEN LETAL

Kata Kunci:
Pautan
Pautan gen
Pautan seks
Pindah silang
Gagal berpisah
Gen letal

PAUTAN SEKS

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

KEGIATAN
BELAJAR

POLA-POLA HEREDITAS
Di sekitar kita terdapat variasi sifat yang dapat kita amati baik pada
manusia, hewan maupun tumbuhan. Misalnya pada manusia, dalam suatu
keluarga terdapat beragam variasi sifat yang diturunkan orang tua kita
kepada kita. Mungkin, ada yang berambut kriting, ada yang berambut
lurus. Ada yang memiliki lesung pipit, ada yang tidak, ada yang lidahnya
dapat digulung ada yang tidak. Bahkan mungkin, dalam satu keluarga,
ada yang bermata cokelat, biru, atau abu-abu. Seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 1.1 Sebuah Keluarga


(Sumber: https://yuditrisandi.files.wordpress.com/2010/02/keluarga.jpg)

Dari gambar diatas, coba perhatikan bentuk hidung dan mata


antara orang tua dengan anak-anaknya. Apakah bentuk hidung dan mata
antara kedua orang tua dengan anaknya ada persamaan? Jika iya
mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pada dasarnya, beberapa sifat yang
ada pada orang tua akan diturunkan pada keterunannya. Ada sebagian
orang yang mempunyai banyak kemiripan dengan orangtuanya, tetapi
sebagaian lagi tidak tampak kemiripan dengan orangtuanya. Adapula
sebagian orang yang hampir tidak mempunyai kemiripan sama sekali,
sehingga banyak orang yang bertanya mengapa dirinya tidak mirip
dengan orang tuanya? Mengapa bisa demikian?

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Tidak hanya pada manusia, hal ini juga dapat terjadi pada hewan
maupun tumbuhan. Pada hewan pun juga dapat dijumpai variasi sifat.
Sebagai contoh, anak kucing dapat memiliki variasi warna rambut
meskipun induknya sama. Pada tumbuhan juga dapat ditemukan variasi
dengan mudah. Misalnya, tumbuhan yang sejenis ada yang berbatang
pendek dan tinggi. Ada yang berdaun kecil ada yang berdaun besar. Dari
pernyataan diatas, prinsip genetika apakah yang dapat dijelaskan
mekanisme pemindahan sifat dari induk kepada keturunanya?
A. Pautan Gen
Pautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak pada
kromosom yang sama dapat memisahkan diri secara bebas saat
pembelahan meiosis. Peristiwa pautan pertama kali ditemukan oleh
seorang ahli genetika dan embriologi dari Amerika, yaitu Thomas Hunt
Morgan pada tahun 1910. Berkat penemuannya, pada tahun 1933 Morgan
menerima hadiah Nobel dalam bidang Biologi dan Kedokteran. Objek
penelitian Morgan adalah lalat buah (Drosophila melanogaster).
Alasan digunakan lalat buah adalah sebagai berikut.
1) Siklus hidupnya pendek (sekitar 10 hari untuk setiap generasi).
2) Sepasang parental dapat menghasilkan beberapa ratus keturunan
(seekor betina bertelur 50-70 butir per hari, dengan kemampuan bertelur
maksimum 10 hari).
3) Jumlah variannya banyak.
4) Mudah dipelihara dalam medium yang sederhana (tape singkong dan
pisang matang dengan perbandingan 1 : 6 yang dicampurkan sampai
homogen).
Morgan melakukan percobaan untuk membuktikan adanya pautan
pada kromosom dengan mengawinkan berbagai macam varietas yang
terdapat pada lalat Drosophila melanogaster. Morgan mengawinkan lalat
buah betina normal, yaitu tubuhnya berwarna kelabu (K) dan sayapnya
panjang (P) dengan lalat buah jantan yang abnormal, yaitu tubuhnya
berwarna hitam (k), sayapnya pendek (p). Diperoleh F1 lalat buah
berwarna kelabu sayapnya panjang semua. Selanjutnya F1 di-testcrosskan dengan induk yang bergenotipe homozigot resesif. Pada F2 diperoleh
lalat buah yang tubuhnya berwarna kelabu sayap panjang dan lalat buah

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

tubuhnya berwarna hitam sayap pendek. Jadi, perbandingan fenotipe F2


adalah 1 : 1. Perbandingan itu menyimpang dari Hukum Mendel II.
Penyilangan menurut Mendel
P1 :
KKPP
><
kkpp
(kelabu sayap panjang)
(hitam sayap pendek)
G:
KP
kp
F1 :
KkPp
(kelabu sayap panjang)
P2 :
KkPp
><
kkpp
G:
KP
kp
Kp
kP
kp
F2 : KkPp = kelabu sayap panjang
Kkpp = kelabu sayap pendek
kkPp = hitam sayap panjang
kkpp = hitam sayap pendek
Penyilangan menurut Morgan

Menurut

Mendel,

persilangan

lalat

buah

diperoleh

dengan

perbandingan fenotipe 1 : 1 : 1 : 1 karena gamet yang terbentuk ada 4


macam dari salah satu induknya. Hal ini disebabkan kromosom yang

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

mengandung gen K atau k, gen P atau p pada waktu meiosis bergerak ke


kutub masing-masing yang sama besarnya. Keempat alel tersebut
terdapat pada kromosom yang berlainan (berbeda). Pada waktu itu
Mendel sama sekali belum mengetahui tentang kromosom dan
secara kebetulan
percobaan,

kedua

pasang

masing-masing

gen yang

terletak

pada

dipakai

kromosom

dalam
yang

berlainan. Dengan demikian, pada waktu pembentukan gamet


akan terjadi pemisahan secara bebas (Hukum Mendel II). Akan
tetapi, pada persilangan lalat buah. Menurut Morgan, bahwa gen
K-k dan P-p terletak pada kromosom yang sama yang dikenal
dengan berangkai pautan. Karena gen-gen tersebut terletak pada
kromosom yang sama pada waktu pembentukan gamet, kedua
gen tersebut tidak memisah secara bebas dan cenderung untuk
diturunkan bersama.
Pautan (linkage) adalah peristiwa terjadinya dua gen atau
lebih terletak pada satu kromosom yang sama dan tidak dapat
memisahkan diri secara bebas pada waktu meiosis. Terjadinya
pautan karena gen-gen yang mengendalikan dua sifat beda atau
lebih

terletak

pada

kromosom

yang

sama

dan

lokusnya

berdekatan.
Hasil persilangan lalat buah menurut Mendel antara F1 dan
salah satu induknya yang homozigot resesif (test cross) adalah
KkPp, Kkpp, kkPp dan kkpp. Genotipe yang sama dengan
induknya adalah KkPp dan kkpp disebut kombinasi parental (KP)
sebanyak 50%, sedangkan genotipe Kkpp dan kkPp merupakan
kombinasi baru atau rekombinasi (RK) sebanyak 50%.
Menurut Morgan hasil persilangan antara F1 dan salah satu
induknya yang homozigot resesif (test cross), yaitu KkPp dan
kkpp merupakan kombinasi parental (KP) sebanyak 100%, pada
persilangan ini tidak dihasilkan rekombinasi (RK). Dari kedua
peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa apabila KP >
50% dan RK < 50% berarti terjadi pautan dan apabila KP = RK =
50%

berarti

gen

terletakpada

kromosom

yang

berlainan.

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Persentase rekombinasi menunjukkan kuat lemahnya pautan


antara gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama
sehingga dapat menunjukkan jarak antara kedua gen tersebut.
B. Pautan Seks
Pautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada
kromosom kelamin, umumnya pada kromosom X (kromosom seks X).
Seperti halnya autosom, kromosom-kromosom pun (kromosom seks)
mengandung gen-gen yang disebut gen tertaut seks. Pada umumnya gen
yang tertaut seks ini terdapat pada kromosom seks X. Gen ini tidak
mempunyai alel pada kromosom seks Y. Jadi, hanya mempunyai alel
pada kromosom seks X lagi. Karena tidak ada alel pada kromosom seks
Y, gen tertaut seks dapat menunjukkan ekspresinya sekalipun dalam
keadaan tunggal (tanpa pasangan) resesif maupun dominan. Percobaan
pertama tentang pautan seks ini dilakukan juga oleh Thomas Hunt
Morgan (1866-1945) pada tahun 1910 beriringan dengan penemuan
peristiwa pautan biasa dengan objek penelitian yang sama, yaitu pada
Drosophila melanogaster.
Morgan mengawinkan

Drosophila

bermata

merah

dengan

Drosophila bermata putih, sifat merah (W) dominan terhadap sifat putih
(w). F1-nya semua Drosophila bermata merah. Selanjutnya dari F1
dikawinkan dengan F1, F2-nya terdiri atas 2 macam fenotipe, yaitu
Drosophila bermata merah dan Drosophila bermata putih dengan
perbandingan 3 : 1 sesuai dengan perbandingan Mendel. Namun, setelah
diteliti ternyata Drosophila bermata putih semuanya jantan dan yang
bermata merah terdiri atas jantan dan betina. Inilah penyimpangannya
karena

menurut

perbandingan

sifat

merah

atau

putih

memiliki

kemungkinan yang sama untuk jantan maupun betina. Pada persilangan


ini tidak dihasilkan betina bermata putih.
Pautan seks selain pada lalat buah, juga terdapat pada manusia.
Menurut V.A. Mc. Kusick (1966) gen yang tertaut pada kromosom X dan
bersifat resesif pada manusia, yaitu:
a. hemofili (darah sukar membeku);

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

b. buta warna;
c. anodontia (tidak bergigi/ompong);
d. amolar (tidak bergeraham);
e. anenamel (gigi tidak beremail).
Gen yang tertaut pada kromosom Y, karakter-karakter yang
ditimbulkannya disebut Holandrik, antara lain sebagai berikut :
a. Hyserix gravior = Hg
Pertumbuhan rambut normal, alelnya hg = pertumbuhan rambut
sangat kasar dan panjang sehingga mirip duri landak.
b. Webbedtoes = Wt
Pertumbuhan kulit pada jari normal, alelnya wt = menyebabkan
pertumbuhan kulit pada jari tidak normal, terdapat selaput kulit di antara
jari-jari, mirip jari-jari katak.
c. Hypertichosis = Ht
Pertumbuhan rambut

normal,

alelnya

ht

menyebabkan

pertumbuhan rambut yang panjang di sekitar telinga.


C. Pindah silang
Pindah

silang

adalah

peristiwa

bertukarnya

bagian

kromosom satu dengan kromosom lainnya yang homolog,


ataupun

dengan

bagian

kromosom

yang

berbeda

(bukan

homolognya). Peristiwanya kerap terjadi pada gen-gen yang


tertaut, tetapi mempunyai jarak lokus yang berjauhan dan
terjadi pada waktu meiosis.
Jika tidak terjadi pindah silang
Pada pembentukan gamet,
meiosis,

kromosom

akan

ketika

menduplikasi

terjadi
diri

peristiwa
(membuat

duplikatnya) kemudian saling memisahkan diri sehingga dari


satu sel induk terbentuk 4 gamet, tetapi macamnya hanya 2,
yaitu AB dan ab.

Jika terjadi pindah silang


Pada pembentukan gamet, kromosom akan menduplikasi
diri sehingga AB akan membentuk AB, dan AB akan membentuk
ab. Namun, sebelum pemisahan kromosom, terjadi pindah silang.

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Satu

kromosom

dengan

kromosom

homolognya

saling

menyimpang dan terjadi pertukaran, berarti pula pertukaran gennya. Maka, untuk genotipe AaBb (AB tertaut) terbentuk 4 macam
gamet, yaitu AB, Ab, aB, ab.

D. Gagal Berpisah (Non-Disjunction)


Sebelum Anda mempelajari lebih lanjut tentang gagal berpisah ini,
ada

beberapa

hipotesis

tentang

hubungan

(korelasi)

pemindahan kromosom dengan gen, antara lain: pertama, pada sel


somatik (sel-sel tubuh) terdapat 2 kelompok kromosom yang identik
(homolog), yang satu berasal dari induk jantan dan satu lagi dari induk
betina. Terdapatnya kromosom-kromosom dalam pasangan-pasangan
kromosom yang tidak identik adalah sejajar dengan terdapatnya gengen dalam pasangan; kedua, kromosom-kromosom tetap mempunyai
sifat morfologi

yang

sama

sepanjang

berbagai

pembelahan

sel.

Demikian pula gen-gen akan menunjukkan kontinuitas yang sama;


ketiga, setiap kromosom atau setiap pasang kromosom mempunyai
peranan tertentu dalam kehidupan dan perkembangan individu; dan
keempat, selama meiosis, kromosom-kromosom homolog berpasangan
dan kemudian anggota dari pasangan kromosom tersebut memisah
secara bebas ke sel-sel kelamin. Gen-gen juga memisah secara bebas
sebelum terbentuknya gamet.

10

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Gmbar 1.2 a. Gagal berpisah saat meiosis I (Anafase I), b. Gagal berpisah saat meiosis
II (Anafase II)

Nah, pada uraian ini, Anda akan menemukan peristiwa yang


tidak mengikuti

hipotesis

yang

terakhir

tersebut.

Selama

pembentukan individu keturunan, dapat terjadi beberapa kemungkinan


peristiwa yang tidak berjalan normal. Salah satu dari peristiwa tersebut
adalah peristiwa gagalnya pemisahan kromosom pada saat meiosis
(pembentukan gamet) dan disebut gagal berpisah atau non-disjunction.
Gagal berpisah dapat terjadi pada peristiwa meiosis yaitu pada anafase I
atau pada

anafase

memisahkan diri.

II

sehingga

Peristiwa

gagal

pasangan
berpisah

kromatid
tersebut

tidak

dapat

menyebabkan

terjadinya perubahan jumlah kromosom pada individu keturunannya


(berkurang atau bertambah), baik pada kromosom seks maupun autosom.
Hal-hal apa sajakah yang menyebabkan gagal berpisah?
Gagal berpisah tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
1. Adanya virus atau kerusakan akibat radiasi. Pengaruh ini
akan mudah terlihat pada wanita yang telah berumur tua.
2. Kandungan antibodi tiroid yang tinggi
3. Sel telur dalam saluran telur yang tidak segera dibuahi akan
mengalami kemunduran. Oleh karena itu, risiko melahirkan anak
yang cacat akan dialami oleh wanita berumur lebih dari 25 tahun.
E. Gen Letal
Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak
selalu berada dalam keadaan hidup. Secara genetik, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang jika berada dalam
keadaan homozigotik, ia dapat menyebabkan kematian individu. Oleh
karena

itu, adanya

gen

letal

menyebabkan

perbandingan

keturunan yang dihasilkan akan menyimpang dari Hukum Mendel.

11

fenotip

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Dengan

adanya

gen

letal,

fungsi

gen

akan

mengalami

gangguan dalam menumbuhkan sifat atau fenotip. Adanya gen letal ini
dapat disebabkan oleh mutasi (akan dibahas pada bab berikutnya). Gen
letal akan

berpengaruh

atau

dapat

menyebabkan

kematian

saat

individu masih berada dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu,
atau setelah individu berkembang dewasa.
Lalu, gen apa sajakah yang dapat menyebabkan kematian
tersebut? Gen letal dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gen
dominan letal dan gen resesif.
1. Gen dominan letal
Gen dominan letal

adalah

gen

dominan

yang

dapat

menyebabkan kematian jika bersifat homozigotik. Contoh adanya gen


dominan letal ini terdapat pada ayam Creeper (ayam redep), tikus
kuning, dan manusia. Jika ayam redep (ayam yang bertubuh normal,
tetapi kakinya pendek) heterozigotik dikawinkan dengan sesamanya,
maka akan dihasilkan keturunan ayam letal, ayam redep, dan ayam
normal. Gen C sebagai penentu ayam redep dan gen c sebagai penentu
ayam normal.
Hal ini dapat dilihat pada persilangan berikut.
P

Cc

Cc

><
(ayamredep)
(ayam redep)
Gamet :
C dan c
C dan c
F1
CC = letal
1
Cc = redep
2
Cc = redep
cc = normal
1
Berdasarkan Hukum Mendel, perbandingan

fenotip

yang

diharapkan adalah 3 : 1. Dengan adanya gen letal yaitu gen dominan C


yang homozigotik (CC), maka terjadi penyimpangan perbandingan fenotip
menjadi 2 redep : 1 normal. Gen letal tersebut menyebabkan ayam mati
dalam keadaan embrio.
Pada manusia,

gen

dominan

letal

dapat

menyebabkan

Thallasemia, yaitu kelainan akibat rusak atau pecahnya (hemolisis)


eritrosit, dengan ciri-ciri: ukuran eritrosit kecil berbentuk lonjong (tidak

12

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

bulat bikonkaf ), jumlahnya melebihi normal, dan daya ikat terhadap


oksigen rendah. Thallasemia dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Thallasemia Mayor
Thallasemia

mayor

sehingga menyebabkan

merupakan

kematian

thallasemia

saat

bayi.

yang

parah,

Thallasemia

mayor

disebabkan gen dominan homozigot (ThTh ).


b. Thallasemia Minor
Pada thallasemia minor ini, terjadi sedikit kerusakan pada
eritrosit atau penderita hanya mengalami anemia (kekurangan darah).
Penderita biasanya masih dapat hidup, meskipun mengalami anemia.
Thallasemia minor disebabkan oleh gen heterozigot (Thth). Oleh karena
itu, orang yang normal mempunyai genotip resesif homozigot (thth).
2. Gen resesif letal
Gen resesif letal adalah gen resesif yang menyebabkan
kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen ini dijumpai pada tanaman
jagung, yaitu gen G sebagai pembentuk klorofi l dan gen g yang
menyebabkan tidak terbentuknya klorofi l jika bersifat homozigotik.
Persilangan antara sesama tanaman jagung berdaun hijau
heterozigotik dapat dilihat sebagai berikut.
P

Gamet
F1

Pada

Gg
X Gg
(hijau)
(hijau)
G dan g
G dan g
GG = hijau
Gg = hijau
3
Gg = hijau
gg = putih atau albino (letal)
persilangan

tanaman

jagung

tersebut,

diketahui

perbandingan fenotip yang dihasilkan semula adalah 75% berdaun hijau :


25% berdaun putih. Tanaman berdaun hijau dapat menjalankan proses
fotosintesis serta

dapat menyerap

zat makanan dengan

akarnya.

Namun, tanaman berdaun putih dengan akar yang belum sempurna


hanya mampu bertahan selama 14 hari saja, yaitu dengan menerima
makanan dari endospermnya (putih lembaga). Tanaman putih tidak dapat
berfotosintesis karena tidak memiliki klorofi l pada daunnya.

13

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Setelah 14 hari, tanaman tersebut segera mati. Oleh karena itu,


persilangan dua tanam an monohibrida tersebut tidak menghasilkan
perbandingan fenotip 3 : 1, tetapi terjadi penyimpangan yaitu menjadi 3 :
0. Selain pada jagung, contoh gen resesif letal antara lain: gen
penyebab perlekatan paru-paru sehingga bayi mati saat dilahirkan,
gen penyebab bentuk tulang rawan tidak normal (salah), penyebab
mencit berekor pendek, lalat buah bermata bintang, dan gen penyebab
kelainan darah (Sicklemia).
Sicklemia pada manusia atau sickle cell merupakan keadaan
pada seseorang yang mempunyai eritrosit berbentuk bulan sabit. Hal
ini menyebabkan

terganggunya

sicklemia adalah

gen

resesif

peredaran
homozigot

darah.
yang

Gen

bersifat

penyebab
letal

(ss).

Sementara itu, pada orang normal dapat mempunyai genotip SS (dominan


homozigot) atau heterozigot (Ss).

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah soal berikut ini
1. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pindah
silang ?
2. Apakah pautan seks itu? Berilah sebuah contoh peristiwa itu
menggunakan diagram.
3. Sebutkan dan jelaskan penyakit bawaan yang terpaut
kromosom seks !
4. Mengapa terjadi peristiwa gagal berpisah?
5. Ayam memiliki gen letal G. Apabila dikawinkan antara ayam yang
bergenotip GgMM dengan Ggmm maka berapa persenkah
kemungkinan keturunannya yang hidup?

14

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

UMPAN BALIK
Setelah mempelajari mengenai pola-pola hereditas, tentu Anda
sudah memahami dan memiliki kemampuan untuk menjelaskan
mengenai hal-hal berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Pautan gen
Pautan seks
Pindah silang
Gagal berpisah
Gen letal
Apabila Anda belum memahami, cobalah pelajari dengan membaca

kembali secara cermat dan carilah referensi-referensi yang lain. Untuk


lebih memantapkan pemahaman Anda, diskusikan dengan temanteman dan mintalah bimbingan guru Anda jika memang diperlukan.

RANGKUMAN

1. Pautan (linkage) adalah peristiwa terjadinya dua gen atau


lebih terletak pada satu kromosom yang sama dan tidak
dapat memisahkan diri secara bebas pada waktu meiosis.
2. Pautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada
kromosom kelamin, umumnya pada kromosom X (kromosom seks
X).
3. Pindah

silang

adalah

peristiwa

bertukarnya

bagian

kromosom satu dengan kromosom lainnya yang homolog,


ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda (bukan
homolognya).
4. Salah satu dari peristiwa tersebut adalah peristiwa gagalnya
pemisahan kromosom pada saat meiosis (pembentukan gamet) dan
disebut gagal berpisah atau non-disjunction.

15

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

5. Gagal berpisah dapat terjadi pada peristiwa meiosis yaitu pada


anafase I atau pada anafase II
6. Gen letal, yaitu gen yang jika berada dalam keadaan homozigotik, ia
dapat menyebabkan kematian individu.
7. Gen letal dapat dibedakan menjadi

macam,

yaitu

gen

dominan letal dan gen resesif.

TES FORMATIF

Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang


paling benar!
1. Kromosom tubuh manusia (autosom) berjumlah...
a. 22A
c. 24A
e. 46A
b. 23A
d. 44A
2. Letal resessif dapat ditemukan pada...
a. brachydaktili d. creeper
b. Polydaktili
e. hemofili
c. imbisil
3. Pada tikus terdapat alela ganda untuk warna bulu:
Ay = gen kuning
A = gen hitam
a = gen kelabu

16

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

Bila: Ay dominan terhadap A, dan A = dominan terhadap a,


sedangkan homozigot Ay bersifat letal, maka hasil
persilangan antara AyA dengan Aya akan menghasilkan
turunan...
a.
b.
c.
d.
e.

2 hitam : 1 kelabu
2 kuning : 1 kelabu
3 kuning : 1 hitam
2 kuning : 1 hitam
2 kuning : 1 hitam : 1 kelabu

4. Aneuploidi adalah contoh peristiwa...


a. pindah silang d. kriptomeri
b. pautan
e. polimeri
c. gagal berpisah
5. Anak yang berkromosom XO dilahirkan karena terjadi
peristiwa...
a. pindah silang d. gen letal
b. pautan seks
e. pautan
c. gagal berpisah
6. Penyakit keturunan dimana gen ayah selalu diturunkan
pada semua anak laki-lakinya adalah...
a. albino
d. hemofilii
b. hipertrikosis
e. polidaktil
c. buta warna

7. Berikut ini beberapa penyakit keturunan


1) Albino
2) Buta warna
3) Hemophilia
4) Fistori otot Duchene
5) PKU
Jenis penyakit yang disebutkan gen resesif terpaut kromosom seks
adalah...
a. 1, 2, dan 3
d. 2, 3 dan 5
b. 1, 3 dan 4
e. 3, 4 dan 5
c. 2, 3 dan 4
8. Cacat hemophilia hanya terdapat pada pria, sebab bila faktor
hemophilia dalam genotype yang homozigot akan bersifat..
a. dominan
d. intermediat
b. resesif
e. letal

17

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

c. carrier
9. Pada peristiwa pindah silang, sebagian kromosom berpindah
menuju ke kromosom lain sehingga ada gamet yang memiliki
kromosom lebih dan anak yang memiliki kromosom kurang.
Penyebab peristiwa tersebut adalah .
a. terjadi kerusakan dalam sel
b. kerusakan gen-gen kromosom
c. peristiwa mutasi pada sel gamet, sehingga pembagian
kromosom tidak sama
d. kromosom mengalami mutasi
e. kegagalan pemisahan dalam sel somatis
10. Dari orang tua yang keduanya normal, lahir anak perempuan
thalasemia mayor. Genotip kedua orang tuanya adalah
a. XThXth dengan XThY
b. XThXth dengan XthY
c. Thth dengan Th th
d. th th dengan Th th
e. th th dengan th th
11. Drosophylla jantan abu-abu sayap panjang (GgLl) dikawinkan
dengan betina hitam sayap pendek (ggll). Pada gen G dan L
maupun gen g dan l terjadi pautan. Dari hasil perkawinan tersebut
akan diperoleh keturunan dengan perbandingan genotif adalah ....
a. 1 : 1
d. 9 : 3 : 3 : 1
b. 3 : 1
e. 1 : 1 : 1 : 1
c. 1 : 2 : 1

12. Peristiwa pindah silang (crossing over) pada pembelahan meiosis


terjadi pada tahap .
a. profase I
d. anafase I
b. profase II
e. telofase II
c. metafase I
13. Gen yang jika berada dalam keadaan homozigotik dapat
menyebabkan kematian individu adalah...
a. gen resesif
d. gen letal
b. gen dominan
e. gen intermediat
c. gen carrier
14. Peristiwa gagal berpisah (non-disjunction) terjadi pada pembelahan
meiosis I pada tahap...
a. anafase I
d. telofase II

18

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

b. profase I
c. metafase I

e. profase II

15. Perhatikan beberapa faktor di bawah ini.


1. Adanya virus atau kerusakan akibat radiasi.
2. Sel telur dalam saluran telur yang tidak segera dibuahi akan
mengalami kemunduran.
3. Kandungan antibodi tiroid yang rendah
4. Kandungan antibodi tiroid yang tinggi
5. Sel telur dalam saluran telur yang tidak segera dibuahi akan
mengalami kemajuan.
Dari beberapa faktor di atas, manakah yang merupakan faktor
penyebab terjadinya gagal berpisah (non-disjunction)....
a. 1,3, dan 5
b. 2,3, dan 5
c. 1,2, dan 5

d. 1, 2, dan 4
e. 2, 4, dan 5

KUNCI JAWABAN

19

1. e

6. d

11. e

2. e

7. a

12. a

3. d

8. e

13. d

4. c

9. e

14. a

5. b

10. c

15. d

Pola-pola Hereditas: Pautan, Pindah Silang, Gagal Berpisah, & Gen Letal

REFLEKSI
Untuk mengetahui kebenaran jawaban Anda, bandingkan
dengan kunci jawaban pada bagian akhir modul ini. Hitunglah
jumlah
jawaban yang benar, selanjutnya hitung tingkat penguasaan Anda
terhadap materi di atas dengan menggunakan rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan=
x 100
15
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 69%
= kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas,
Anda dapat meneruskan untuk mempelajari Kegiatan belajar
selanjutnya. Bagus! Akan tetapi, bila tingkat penguasaan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi mempelajari materi di
atas terutama bagian yang belum Anda kuasai.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kimbal, W. John. 1992. Biology. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 2003a. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Suryo. 2008b. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

20

Anda mungkin juga menyukai