Anda di halaman 1dari 4

NOMOR 1

Pindah Silang atau cross-over adalah pertukaran materi genetik antara kromosom homolog dan
non-sister chromatids (kromatid yang bukan saudaranya), yang nantinya ada protein khusus
yang secara spesifik memutuskan dan menyambungkan sebagian kecil dari kromatid yang
berpindah dan bertukar antara kromatid paternal atau kromatid maternal (Gambar 1).

Gambar 1. Kromatid paternal dan maternal melakukan pertukaran gen


melalui pindah silang.

Pindah Silang sebagian besar terjadi pada sel gamet / sel kelamin, meskipun beberapa ada yang
di sel somatik / sel tubuh. Pada sel gamet, pindah silang terjadi di Meiosis I, tepatnya pada
tahap Profase I bagian Pakiten (dimana mulai terjadinya pindah silang) dan Diploten
(Penampakan visual tempat terjadinya pindah silang yang disebut juga dengan kiasma).

Pindah Silang ini sangat penting terjadi, karena dengan adanya pindah silang, maka individu
mempunyai karakteristik campuran baik dari pihak Ayah maupun pihak Ibu. Serta dengan
adanya pindah silang menghasilkan individu yang memiliki variasi genetik, yang diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan populasi hidup. Pindah silang sangat penting karena
mencegah rusaknya kombinasi alel.
Peristiwa pindah silang bisa diamati dengan mikroskop pada fase akhir profase 1 meiosis, saat
kromosom terlihat tebal dan terkondensasi. Pada awal profase 1, terjadi penggandaan
kromosom menjadi kromatid kembar. Kromatid kembar dapat bergabung dengan protein yang
disebut cohesin. Lalu, kromosom homolog akan berpasangan dalam proses yang disebut
sinapsis ,dan menjadi struktur bivalen atau tetrad dengan empat kromatid kembar.

Kromosom homolog dalam tetrad bergabung dalam beberapa tempat, yang disebut kiasma
(Gambar 2). Pada setiap kiasma dapat mengalami pindah silang dari kromatid yang bukan
saudaranya. Pada tahap ini, setiap tetrad mempunyai paling tidak satu kiasma. Tetrad yang
mempunyai lebih dari satu kiasma, berarti mengalami lebih banyak pindah silang, sehingga
menciptakan kombinasi genetik untuk variasi keturunan.

Gambar 2. Proses pindah silang. Kromosom homolog berpasangan


dengan adanya kiasma, dan terjadi pindah silang pada kedua
kromosom.

Kiasma mempunyai peran yang sangat penting pada pindah silang dan meiosis karena
bertanggung jawab untuk menggabungkan kromosom homolog, dimana satu kromosom dari
ayah dan satu lagi dari ibu, sampai ia berpisah pada Anafase 1. Sebelum Anafase 1, benang
spindel di kedua kutub sel menarik kromosom homolog dalam arah yang berbeda. Namun
kiasma menahan supaya tidak terpisah. Pada mutasi, dimana pindah silang nya sedikit,
kiasmanya juga sedikit, dan bisa mengakibatkan gagal dalam berpisah (non-disjunction),
sehingga gamet nya bisa mengalami kelebihan atau kekurangan kromosom.
Pindah silang dibedakan atas pindah silang tunggal dan pindah silang ganda sebagai berikut:

1. Pindah silang tunggal, ialah pindah silang yang terjadi pada satu tempat. Pindah silang
tunggal, hasilnya berupa gamet-gamet tipe parental yang dibentuk dalam jumlah
banyak (karena tidak mengalami pindah silang) dan gamet tipe rekombinasi yang
jumlahnya lebih sedikit karena mengalami pindah silang. Dengan terjadinya pindah
silang akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam gamet dinamakan gamet tipe
parental karena memiliki gengen seperti yang dimiliki induknya (parentalnya). Dua
macam gamet lainya dinamakan gamet tipe rekombinasi karena merupakan gamet-
gamet tipe baru sebagai hasil adanya pindah silang. Gamet-gamet tipe parental dibentuk
dalam jumlah yang lebih banyak karena tidak mengalami gangguan pindah silang,
sedangkan gamet-gamet tipe rekombinasi dibentuk lebih sedikit. Akibatnya, gamet-
gamet yang mempunyai sifat-sifat seperti parental selalu berjumlah lebih banyak
dibandingkan dengan keturunan tipe rekombinasi.

2. Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat selama meiosis.
Pindah silang ganda dapat diketahui dari adanya tipe-tipe parental dan tipe-tipe
rekombinasi di dalam keturunan yang memiliki 3 buah gen yang berangkai pada satu
kromosom dengan 3 sifat beda (trihibrid).

Jika dua gen berpautan, kedua gen ini akan bersama-sama diwariskan dalam satu gamet. Akan
tetapi, jika terjadi pindah silang dalam proses meiosis, kedua gen tersebut dapat berpisah dan
membentuk rekombinasi baru dalam gametnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya hasil
pada sifat bunga ungu-polen bulat dan bunga merah-polen lonjong, meskipun nilai tersebut
kecil.

Kemungkinan pindah silang dan rekombinasi kromosom berbanding lurus dengan jarak antara
dua gen yang terpisah. Jadi semakin jauh jarak antargen yang memperbesar kemungkinan
pindah silang.
Frekuensi pindah silang dapat dihitung sebagai berikut :

(NPS) = (jumlah tipe rekombinan / jumlah individu seluruhnya) x 100%

NPS tidak akan melebihi 50% (biasanya <50%), karena :


1. Hanya dua dari empat kromatid saja ikut berperan dalam pindah silang.
2. Pindah silang ganda mengurangi banyaknya tipe rekombinasi yang dihasilkan.
Contoh soal :

Persilangan lalat mata merah sayap normal (PpVv) dengan lalat mata ungu sayap keriput
(ppvv) menghasilkan keturunan ; Mata merah sayap normal =382, Mata merah sayap
keriput=16, Mata ungu sayap normal=22, dan Mata ungu sayap keriput=353. Hitung nilai
pindah silangnya !

Seperti yang kita tahu, lalat mata merah-sayap normal dan lalat mata ungu-sayap keriput
merupakan tipe parental. Sementara itu, lalat merah-sayap keriput dan lalat ungu-sayap normal
merupakan tipe rekombinasi. Besarnya pindah silang (NPS) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut

NPS (Nilai Pindah Silang) = jumlah tipe rekombinan ÷ jumlah total keturunan × 100 % =
(16+22) ÷ (382+16+22+353) × 100% = 4,92 %

Faktor –faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya pindah silang :

1. Temperatur: Temperatur yang kurang atau melebihi temperatur kamar (normal) dapat
memperbesar kemungkinan berlangsungnya pindah silang.
2. Umur: Semakin tua individu,semakin kecil kemungkinan berlangsungnya pindah
silang.
3. Zat kimia: Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan berlangsungnya pindah
silang.
4. Perlakuan sinar X: Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah
silang.
5. Jarak antara gen-gen terpaut: Semakin jauh jarak gen-gen terpaut,semakin besar
kemungkinan berlangsungnya pindah silang.
6. Jenis kelamin: Pada umumnya pindah silang dijumpai baik pada makhluk hidup betina
maupun jantan. Namun,ada pengecualian pada ulat sutera betina dan lalat Drosophila
jantan.

Anda mungkin juga menyukai