Anda di halaman 1dari 3

Nama : Munawwarotul Khanifah

Kelas : Biologi C

NIM : 18620030

Pindah Silang / Crossing Over

a. Pengertian
Crossing over atau pindah silang adalah proses penukaran segmen-segmen
kromatid dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi ketika meiosis I
(akhir profase I atau permulaan metaphase I) yaitu pada saat kromosom telah
mengganda menjadi dua kromatid, namun pada beberapa organisme pindah silang
dapat berlangsung selama mitosis, sebagaimana halnya selama meiosis.
b. Karakteristik
Karakteristik dari pindah silang atau crossing over yaitu gen-gen yang
terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan
lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang disebabkan
karena adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom
homolog.
c. Proses dan mekanisme
Peristiwa pindah silang berlangsung pada saat kromosom homolog
berpasangan dalam profase I meiosis, yaitu pada saat pakiten. Pakiten merupakan saat
seluruh bagian kromosom berpasangan pada jarak yang paling dekat. Titik kontak dari
kromosom-kromosom yang bersentuhan dinamakan kiasma. Pindah silang akan
menghasilkan kromosom rekombinan yang merupakan hasil penyeberangan fragmen-
fragmen kromosom ke kromosom homolog tetangganya. Pautan gen dapat dipisahkan
oleh peristiwa pindah silang pada semua titik sepanjang kromosom.

d. Enzim yang terlibat


Pada proses pindah silang atau crossing over terdapat suatu protein yang
dinamakan kompleks sinaptonemal (synaptonemal complex) yang menggabungkan
kromosom sehingga terikat kuat satu dengan yang lainnya.
e. Tipe
Pindah silang dibedakan atas pindah silang tunggal dan pindah silang dan
pindah silang ganda.
1. Pindah silang tunggal
Pindah silang tunggal adalah pindah silang yang terjadi pada satu tempat.

Pindah silang tunggal, hasilnya berupa gamet-gamet tipe parental yang


dibentuk dalam jumlah banyak (karena tidak mengalami pindah silang) dan gamet
tipe rekombinasi yang jumlahnya lebih sedikit karena mengalami pindah silang.
Dengan terjadinya pindah silang akan terbentuk 4 macam gamet. Dua macam
gamet dinamakan gamet tipe parental karena memiliki gen-gen seperti yang
dimiliki induknya (parentalnya). Dua macam gamet lainnya dinamakan gamet tipe
rekombinasi karena merupakan gamet-gamet tipe baru sebagai hasil adanya
pindah silang. Gamet-gamet tipe parental dibentuk dalam jumlah yang lebih
banyak karena tidak mengalami gangguan pindah silang, sedangkan gamet-gamet
tipe rekombinasi dibentuk lebih sedikit. Akibatnya gamet-gamet yang mempunyai
sifat-sifat seperti parental selalu berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan
keturunan tipe rekombinasi.
2. Pindah silang ganda
Pindah silang ganda ialah pindah silang yang terjadi di dua tempat selama
meiosis. Pindah silang ganda dapat diketahui dari adanya tipe-tipe parental dan
tipe-tipe rekombinasi didalam keturunan yang memiliki 3 buah gen yang
berangkai pada satu kromosom dengan 3 sifat beda (trihibrid).
Pindah silang ganda yang berlangsung antara 3 gen yang berangkai. Terbentuk
4 macam gamet. Gamet no.1 dan 4 merupakan gamet tipe parental sedangkan no 2
dan 3 merupakan gamet tipe rekombinasi.
f. Faktor yang mempengaruhi
Kemungkinan terjadinya pindah silang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
1. Temperatur, temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadi pindah silang.
2. Umur, semakin tua umur suatu individu maka terjadinya pindah silang semakin
berkurang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar terjadinya pindah silang.
4. Penyinaran dengan sinar X akan memperbesar kemungkinan pindah silang.
5. Jarak antar gen-gen yang terangkai. Makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya,
makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
6. Jenis kelamin, pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk betina
maupun jantan. Namun demikian ada pengecualian yaitu pada ulat sutera
(Bombox mori) yang betina tidak pernah terjadi pindah silang.
g. Pentingnya crossing over dalam kehidupan suatu sel
Pindah silang membantu untuk membawa menyeret acak materi genetik
selama proses pembentukan gamet. Hal ini menyebabkan pembentukan gamet yang
akan menimbulkan individu yang secara genetik berbeda dari orang tua dan saudara
mereka. Variasi genetik ini diperlukan untuk meningkatkan kemampuan populasi
untuk bertahan hidup. Keragaman genetik yang lebih besar akan mengurangi
kemungkinan pewarisan sifat merusak dalam populasi, dan oleh karena itu, membantu
meningkatkan kebugaran dari individu-individu dari populasi. Variasi genetik yang
meningkat juga berarti variasi yang lebih besar dalam kerentanan terhadap penyakit.
Jadi, jika ada epidemi penyakit, variabilitas ini akan mencegah seluruh populasi tidak
mengalami pemusnahan.

Anda mungkin juga menyukai