Bab
ini
akan
menguraikan
mengenai
(1)
Latar
Belakang,
(2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Nama klorofil mula-mula ditunjukan pada pigmen-pigmen hijau yang berkerja
dalam fotosintesa pada tanaman berderajat tinggi. Namun kemudian diperluas
pada semua kelas pigmen-pigmen porfirin yang besifat fotosintesis (Muchtadi,
1974; Hal 10).
Klorofil (chlorophyll) adalah zat pembawa warna hijau pada tumbuhtumbuhan. Klorofil berasal dari bahasa Yunani: khloros (hijau kekuningan) dan
phullon (daun). Khlorofil termasuk zat makanan yang sudah ribuan tahun akrab
dengan sel-sel tubuh manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan sel hidup
pertama yang tumbuh di atas muka bumi-dalam bentuk lumut (Blue-green algae) sekitar tiga setengah milyar tahun lalu. Sedangkan sel-sel organisme lainnya baru
muncul 650 juta tahun lalu. Namun sampai saat ini, bagaimana proses
terbentuknya klorofil di dalam struktur tumbuh-tumbuhan masih merupakan
misteri (Anonymous, 2006).
Sejak lama zat hijau ini dipercaya memiliki khasiat panjang umur. Berbagai
penelitian masa kini sudah membuktikan bahwa mereka yang lebih banyak
mengkonsumsi makanan tinggi klorofil memiliki kualitas kesehatan yang lebih
baik. Khlorofil memiliki hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia
dalam komposisi yang seimbang, selain kaya dengan zat anti peradangan,
itu
berbentuk
oval,
bahan
dasarnya
disebut
stroma
Klorofil + Fitol
Klorofil + Karbohidrat+
Pektin + Hg+
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab
ini
akan
menguraikan
mengenai
(1)
Definisi
Klorofil,
(2) Fungsi Klorofil, (3) Manfaat Klorofil, (4) Sumber Klorofil, (5) Perubahan
Klorofil.
2.1. Definisi Klorofil
Klororfil adalah pigmen hijau yang menjadi penyebab warna sayuran berdaun
dan beberapa buah-buahan. Dalam hijau daun berklorofil terurai pada saat senesen
dan warna hijau cenderung hilang. Dalam banyak buah, klorofil ada pada buah
yang belum masak dan hilang secara penlahan-lahan ketika karetonoid kuning dan
merah berubah saat sebelum pemasakan.
Dalam tumbuhan, klorofil terisolasi dalam suatu kloroplastid. Kloroplastid
merupakan partikel yang sangat kecil yang terdiri dari 1m pada batas resolusi
dari mikroskop cahaya gerana sangat terstruktur dan mengandung lamina-lamina
diantara lamina-lamina ini terletak molekul klorofil (deMan, 1997; Hal 159).
Pigmen-pigmen fotosintesis mengandung kromofor yaitu kumpulan yang
mapu menyerap energi cahaya klorofil dan mengandung 2 bagian yaitu:
1. gelang porfirin yang menyerap cahaya
2. rantai phytol yang mengikat klorofil pada membran.
Pada gelang porfirin ini terdapat sistem konjugasi yaitu ikatan double dan
ikatan single yang berselangan sehingga memudahkan pergerakan elektron untuk
penyerapan cahaya. Faktor-faktor pengendapan mempengaruhi pembentukan
klorofil adalah:
1. Gen
2. Cahaya
3. Unsur N, Mg, dan Fe
4. Air, apabila kekurangan air akan terjadi peristiwa desintegrasi klorofil. Bahwa
cahaya matahari yang ditangkap klorofil digunakan untuk memecah air menjadi
hidrogen dan oksigen (Winarno, 1997; Hal 173).
Zat hijau daun atau klorofil banyak terdapat pada sayuran hijau yang kaya
akan karotenoid yang makin pekat warna sayuran maka makin tinggi
karotenoidnya. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik
tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak enak dipandang atau
memberi kesan menyimpang dari warna yang seharusnya.
Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang mengandung klorofil yang
dapat diketahui kadarnya yaitu, dengan menggunakan alat
yang dinamakan
sekali utnuk buah secara alami yang dapat mengandung asam yang banyak, tetapi
tampaknya klorofil dalam jaringan suatu tumbuhan akan terikat pada lipoprotein
dan dapat terlindung dari pengaruh asam. Cahaya putih mengandung, semua
warna spektrum kasat mata adari merah sampai warna violet tetapi sel;uruh
panjang gelombang unsurnya tidak dapat diserap dengan menyinari secara baik
dan secara merata oleh klorofil. Untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap
panjang gelombang (warna) diserap, menyionari suatu larutan klorofil dengan
cahay dalam monokromatik sambil merentangkan seluruh spektrum kasat mata,
maka mungkinkah untuk menggambar pada spektrum absorpsi. Klorofil stabil
dalam suasana basa. Rantai fitol meyebabkan molekul klorofil tidak larut dalam
air jika dari gugus fitol dihidrolisis, maka akan terbentuk metil klorofilida yang
larut dalam air (Winarno, 1997; Hal 175).
2.2. Fungsi Klorofil
Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi
sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO 2 dan air) pada
tumbuh-tumbuhan. Fotosintesa tidak hanya penting bagi kehidupan tumbuhtumbuhan. Tetapi juga bagi manusia karena sebagian besar kebutuhan gizi berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Di dalam tubuh manusia, klorofil berfungsi:
1. Pembersih, membersihkan jaringan aus dan ampas (termasuk parasit dan
bakteri, zat-zat kimia bersifat racun seperti pestisida, ampas obat, dan berbagai
zat-zat sintetis lainnya); logam berat dari liver; lendir atau mucus dari paru-paru;
kristal asem dari sendi; kelebihan kolesterol dan lemak jenuh dari arteri.
2. Penguat dan penenang otak alami, kadar asam nukleat dan asam-asam amino
pada klorofil dapat memenuhi kebutuhan otak akan protein, terutama
neuropeptida (bagian otak yang mengolah pikiran dan emosi positif).
3. Pemberi energi, mampu mensintesa oksigen dan karbohidrat.
4. Pembentuk sel-sel darah merah, klorofil mudah diubah menjadi hemoglobin
karena struktur kimiawi keduanya identik.
5. Membantu system imunitas, merangsang produksi sel-sel darah putih yang
bertugas melawan serangan mikroorganisme penyakit dan memperkuat system
kekebalan tubuh dengan pasokan antitumor, antikuman dan sebagainya, untuk
menghambat pertumbuhan bakteri, infeksi jamur, dan luka di saluran pencernaan.
Antibakteri juga mengatasi bau mulut dan bau badan. Juga mencegah kerusakan
gigi dan gusi (Anonymous, 2003).
Zat hijau daun atau klorofil banyak terdapat pada, sayuran hijau yang kaya
akan karotenoid yang makin pekat maka sayuranya akan makin tinggi kandungan
karotenoidnya, sayuran hujai mempunyai khasiat atau manfaat sebagai berikut:
1. dapat menjaga kadar normal lemak darah.
2. mendapatkan kekenyalan dan kecerahan kulit.
3. dapat mengurangi radikal bebas pengaruh lensa mata
4. memacu laju pembentukan sel darah
5. mencegah penyakit kanker
6. membantu merendam lonjaknya kadar gula darah
7. membantu buang air besar
Penyakit tersebut dapat timbul pada tubuh kita, apanila kekurangan makanan
sayuran terutama sayuran hijau sedangkan apabila kita berlebihan tidak akan
terjadi atau menimbulkan efek-efek tersebut.
2.4. Sumber
Hampir semua sayuran daun hijau; brokoli; jus dari wheat grass, barley, dan
alfafa; supplement (chlorella, spirulina, kelep) (Anonymous, 2003).
2.5. Perubahan Klorofil
Klorofil di dalam tanaman membentuk suatu ikatan kompleks dengan protein
yang disebut kloroplastin. Apabila suatu bahan yang mengandung klorofil
dipanaskan maka protein yang terikat pada klorofil akan terdenaturasi dan
klorofilnya dilepaskan. Klorofil yang berwarna hijau dapat berubah menjadi hijau
kecoklatan dan mungkin berubah menjadi coklat akibat penggantian Mg2+ oleh
hidrogen membentuk feotin. Reaksi ini akan berjalan cepat pada larutan yang
bersifat asam.
Sayuran yang telah dipetik kemudian disimpan, klorofilnya kan mengalami
suatu pemecahan (degradasi) yang menyebabkan perubahan warna sayuran
tersebut dari hijau menjadi kuning, bersamaan dengan itu sayuran menjadi layu.
Ketahanan warna hijau dan kecepatan menguningnya sayuran ini dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya suhu, lama penyiompanan dan komposisis udara penyimpanan.
Oleh karena itu dalam penentuan kesegaran sayuran seringkali warna hijau
tersebut teapi hal ini tidak bias berlaku untuk semua jenis sayuran seperti wortel,
kentang, tomat, lombok dan lain-lain.
Sebagian besar sayuran dan buah-buahan tanda kematangan atau kemasakan
yang pertama kali dapat dilihat adalah terjadinya perubahan warna hijau menjadi
kuning, merah atau orange. Kandungan klorofil buah atau sayuran yang sedang
masak lambat laun berkurang; pada umumnya sejumlah zat warna hijau tetap
terdapat dalam buah, terutama dalam jaringan bagian-bagian dalam buah. Hal ini
telah dibuktikan pada buah apel, pear dan tomat.
Mengenal proses biokimiawi penguraian klorofil belum diperoleh kejelasan.
Benerapa penilis melaporkan adanya kegiatan klorofilase maksimum pada buah
apel dan pisang pada waktu klimakterik. Oleh karena itu mereka menyimpulkan
bahwa mungkin klorofilase dapat bertanggung jawab atas terjadinya penguraian
klorofil. Sebaliknya pada buah tomat yang sedang mengalami proses pematangan
labu
takar, corong,
batang
pengaduk,
kertas
saring,
dan
spektrofotometer.
3.3. Metode Percobaan
Sampel sebanyak 10 gram dimasukan dalam erlemeyer yang ditutup oleh
kertas karbon, lalu ditambahkan 25 ml alkohol 96 % dikocok dengan kuat selama
30 menit. Disaring, filtrat dimasukan dalam labu takar dan residunya ditambahkan
25 ml alkohol 96 % lalu dikocok kembali selama 30 menit lalu disaring kembali.
Lakukan filtrasi sebanyak 4 kali, filtrat yang ada dalam labu takar ditanda
bataskan dengan alkohol 96 %. Larutan filtrat tersebut dimasukan pada 2 tabung
reaksi masing-masing 10 ml, lalu diukur dengan panjang gelombang 649 nm dan
665 nm.
+ 1 g bahan halus
+ 25 ml alkohol 95 %
250
(Tutup karbon)
Filtrat 1
100
(Tutup karbon)
Kocok 30
Residu 1
250
Filtrat 2
Residu 2
4
rat
Filt
250
Filt
rat 3
+ 25 ml alkohol
95 %
kocok 30
saring
+ 25 ml alkohol
95 %
kocok 30
saring
Residu 3
250
+ 25 ml alkohol
95 %
kocok 30
saring
Hasil
29396,8 mg/L.
Pembahasan
Pada analisis penetuan kadar klorofil ini dilakukan filtrasi dengan
alkohol 96 % sebanyak 4 kali, ini dimaksud agar mendapatkan filtrat yang optimal
sehingga tidak ada sisi klorofil pada residu karena jika langsung ditambahkan 100
ml alkohol 96 % secara langsung tidak akan mendapatkan filtrat yang optimal.
Pada percobaan ini digunakan alkohol 96 % karena klorofil dapat larut pada
alkohol dapat menghasilkan atau melarutkan secara maksimal dengan pengocokan
selama 30 menit degan erlemeyer yang tertutup kertas karbon yang dimaksudkan
agar tidak terkena cahaya karena klorofil sangat peka terhadap cahaya jika terkena
cahaya kadar klorofil pada sampel daun singkong tersebut akan berkurang.
Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat di dalam kloroplas
bersama dengan karoten dan xanthofil. Cara lain untuk dapat mengetahui kadar
klorofil juga dapat dengan cara sebagai berikut, bahan dengan eter atau petroleum
eter dan ke dalam hasil cucian ditambahkan sedikit larutan KOH 10% (dalam
metanol). Apabila warna berubah menjadi coklat dan kembali lagi ke hijau serat
menguatkan adanya warna klorofil (Winarno, 1997; Hal 174).
Pada percobaan analisa Kadar Klorofi, semua perlatan yang digunakan ditutup
dengan menggunakan kertas karbon. Hal ini adalah untuk menghindari terjadinya
proses oksidasi. Percobaan dilakukan ditempat yang gelap sesuai dengan proses
fotosintesis dimana reaksi gelap sedang berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar
percobaan dapat berlangsung dalam reaksi terang akan terkena cahaya sedikit pun
(deMan, 1997; Hal 260).
Pada percobaan analisa kadar klorofil dilakukan peryaringan berulang kali
sampai terbentuk filtrat sampai yang keempat hal ini bertujuan untuk
menghomogenkan dan menyempurnakan proses pencampuran sehingga klorofil
dari bahan pangan dapat terhitung semua. Selain itu agar didapat filtrat klorofil
yang sempurna sehingga dapat diukur absorbannya pada panjang gelombang 665
untuk A dan 649 untuk B.
Klorofil kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan,
menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang
menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas
dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya
dalam proses fotosintesis. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang
terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil b terdapat pada ganggang hijau
chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil c terdapat pada ganggang coklat
perbandingan 3:1, yang kedua jenis klorofil tersebut secara kimiawi sangat mirip
(Winarno, 1997; Hal 173).
Klorofil merupakan diester asam karboksilat dan disebut klorofilin yaitu
gugus yang satunya diesterkan dengan methanol yang lainnya dengan fitil alcohol.
Dalam klorofil, Mg dapat dihilangkan dengan sangat mudah dengan asam
menghasilkan feotin a dan feotin b. Kerja sama feotin a dan b sangat penting
sekali untuk buah yang secara alami mengandung asam banyak. Tetapi tampaknya
klorofil dalam jaringan tumbuhan terikat pada lipoprotein dan terlindung dari
pengaruh asam.
Klorofil stabil dalam Susana basa. Rantai fitol menyebabkan molekul klorofil
tidak larut dalam air. Jika dari gugus fitol fohidrolisis, maka akan terbentuk metil
klorofilida yang larut dalam air. Reaksi ini dapat dikatalisis oleh enzim
klorofilase. Penghilangan gugus fitol dan Mg menghasilkan feoforbida. Selain
proses itu diuraikan, tampaknya klorofil dapat tyerurai melalui jalur lain
(deMan, 1997 Hal : 162).
Sayur-sayuran yang berwarna hijau tua lebih banyak mengandung klorofil a,
sebaliknya sayur-sayuran berwarna hijau muda lebih banyak mengandung klorofil
b. kadar klorofil yang terdapat dalam sayuran kira-kira 22709 mg/lt ini dibuktikan
bahwa kadar klorofil cukup besar, ini juga dapat dilihat dari bentuk fisik sayursayuran dan buah-buahan. Pada sayur-sayuran yang berwarna hijau muda,
ternyata kandungan klorofilnya lebih rendah karena kepekatan warna daunnya
yang kurang.
gelombangnya (masing-masing 700 nm dan 680 nm) yang menyerap paling baik.
Pigmen-pigmen lain dalam kloroplas memindahkan energinya untuk
perangsangan kepada 700 atau kepada 680 klorofil b, karoteniod dan sebagian
besar dari molekul-molekul klorofil a terkadang dinamai pigmen atena. Masingmasing digunakan untuk menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya
mengenai kloroplas utuh.
Percobaan penetapan klorofil ini, erlenmeyer yang digunakan harus ditutup
dengan kertas karbon. Hal ini dikarenakan agar percobaan berlangsung sempurna
dan juga karena klorofil sangat peka terhadap sinar atau cahaya sehingga harus
dilakukan diruang gelap. Apabila terkena cahaya klorofil akan rusak
(Kimball, 1983, 132-136).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sampel : Daun Singkong
Dik : 649 = 0,894 nm
665 = 1,888 nm
Kadar Klorofil = [(20,0 x 649) + (6,1 x 665)] x 1000
= [(20.0 x 0,894) + (6,1 x 1,888)]
= 29396,8 mg/L