Anda di halaman 1dari 21

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan

Menggunakan Kalsium Hidroksida

PRAKTIKUM KHUSUS OPERASI TEKNIK KIMIA


Dengan judul mata praktikum:
PEMUNGUTAN ASAM SITRAT DALAM AIR DENGAN METODE
PENGENDAPAN MENGGUNAKAN KALSIUM HIDROKSIDA

Disusun oleh:
Nama Praktikan
Abiyoga Gibran
Dea Sotyania Liputamasri
Edi Sugiarto
Novelia Wardhani Caturputri
Shinta Dewi
Sita Swadesti Asnan Putri

NIM
13/348299/TK/40878
13/348293/TK/40872
13/348228/TK/40839
13/348261/TK/40850
13/348248/TK/40845
13/349243/TK/41068

Tanda Tangan

Yogyakarta, 1 Desember 2015


Asisten 1,

Asisten 2,

Muhamad Hartono

Aditya Herdy Permadi

Dosen Pembimbing Praktikum,

Koordinator Praktikum OTK,

Rochim Bakti Cahyono,S.T., M.Sc.

Prof.Ir. Wahyudi Budi Sediawan, S.U., Ph.D.

NIP:19831130 200912 1 004

NIP: 19530917 108003 1 001

DAFTAR ISI

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Lembar Pengesahan..................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................

B. Tujuan Percobaan.........................................................................................

C. Tinjuan Pustaka............................................................................................

BAB II METODOLOGI PERCOBAAN................................................................. 11


1. Bahan.............................................................................................................. 11
2. Rangkaian Alat Percobaan...........................................................................

11

3. Cara Kerja...................................................................................................... 12
4. Analisis Data................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15
LAPORAN SEMENTARA ......................................................................................

16

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang terdapat pada daun dan
buah tumbuhan tertentu. Pada buah jeruk terdapat kandungan asam sitrat sekitar 68%. Selain itu asam sitrat juga ditemukan pada buah pir, nanas, arbei, dan ceri.
Produksi asam sitrat seluruh dunia terutama dimanfaatkan untuk industri
makanan dan minuman sekitar 70%, industri farmasi 12%, dan sisaya 18%
untuk berbagai industri lainnya. Pada industri makanan dan minuman asam sitrat
digunakan untuk berbagai keperluan karena kelarutan asam sitrat yang relatif
tinggi, tidak beracun, dan menghasilkan rasa asam yang disukai diantaranya sebagai
pengawet alami, pencegah rusaknya warna dan aroma, menjaga turbiditas,
penghambat terjadinya oksidasi, zat pembersih yang ramah lingkungan, serta
antioksidan..
Salah satu cara untuk mendapatkan larutan asam sitrat dalam air adalah
dengan cara pengendapan. Dalam prosesnya, larutan asam sitrat direaksikan
dengan kalsium hidroksida Ca(OH)2 sehingga membentuk garam kalsium sitrat
Ca3(C6H5O7)2 yang memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air, menurut reaksi
berikut:
2 C6H8O7(aq) + 3 Ca(OH)2(s) Ca3(C6H5O7)2 + 6 H2O(l)

(1)

Dilanjutkan dengan penyaringan garam sitrat dan larutan sehingga


didapatkan endapan garam kalsium sitrat dan kalsium hidroksida sisa yang tidak
bereaksi. Endapan ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat H2SO4 sehingga
terjadi reaksi:
Ca3(C6H5O7)2 (s) + 3 H2SO4(aq) 3 Ca(SO4) + 2 C6H8O7 (aq)

(2)

Kalsium sulfat yang terbentuk sangat mudah mengendap. Kelarutan


kalsium sulfat ini dalam air adalah 0.21 gram/100 gram air untuk bentuk
anhidratnya (S. Gangolli, 1999) dan 0.24 gram/100 gram air untuk bentuk
dihidratnya (American Chemical Society, 2006). Reaksi pertama relatif sukar
terjadi dibandingkan reaksi kedua sehingga pada percobaan ini, maka pengaruh

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

massa Ca(OH)2 ditambahkan dalam larutan terhadap persen recovery dan


korelasinya dengan asam sitrat sisa di cairan akan dipelajari.

B TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan hubungan antara massa Ca(OH)2 ditambahkan terhadap persen
recovery asam sitrat.
2. Membandingkan massa endapan akhir hasil percobaan dan teoretis.

C TINJAUAN PUSTAKA
a

Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan suatu padatan yang berwarna bening atau
transparan dengan rumus molekul C6H8O7 dan berat molekulnya 192,2
gram/gmol. Asam sitrat terbentuk sebagai komponen alami dari berbagai buah,
terutama dari jeruk limun, jeruk nipis di dalam jaringan tubuh hewan (Mcketta,
1979). Struktur molekul asam sitrat adalah sebagai berikut :

O
H

OH

OH
C

OH
H

OH

Asam sitrat banyak digunakan sebagai asam organik di dalam bidang


makanan dan farmasi. Selain itu, senyawa ini juga banyak dibutuhkan dalam
industri antara lain untuk menyingkirkan ion-ion, menetralkan basa, dan
berfungsi sebagai buffer atau larutan penyangga. Dalam industri kosmetik asam
sitrat dipakai sebagai buffer untuk mengontrol pH di dalam shampoo, bilasan
rambut, dan lotion. Kebanyakan sitrat, khususnya dalam bentuk garam netral

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Na-sitrat digunakan sebagai platisticizer dalam penyiapan komposisi polimer,


protective coating, dan bahan adhesive.

b Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida merupakan senyawa basa kuat. Senyawa ini memiliki
nilai Ksp 7,457 x 10-6 dan 6,86 x 10-6 M3 dalam air serta nilai Gmix 28,959 dan
34,404 kJ/mol pada suhu 20oC dan 70oC (Ali & Ali, 2013).
Dalam upaya pengendapan asam sitrat menggunakan kalsium hidroksida,
terdapat kemungkinan terjadi reaksi samping, yakni reaksi pengendapan
kalsium hidroksida dan pembentukan kalsium karbonat.
Ca ( OH )2(aq) Ca ( OH )2(s)

(3)

Ca ( OH )2(aq) +CO 2(g ) CaCO3(s )

(4)

Oleh karena hal tersebut, dalam recovery kalsium sitrat, Ca(OH)2 tidak
ditambahkan secara berlebih, melainkan secara stoikiometris terhadap C6H8O7.
c

Pengendapan
Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu proses pemisahan dua zat
atau lebih yang saling bercampur serta merupakan proses yang berguna untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.
Sedangkan campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni, yaitu
bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran berbeda
dengan sebuah zat, dengan kata lain campuran dapat bervariasi, dan juga
campuran dapat berupa campuran homogen dan campuran heterogen (Ralph H
Petrucci-Seminar, 1987).
Campuran dapat dikatakan sebagai suatu materi yang dibuat dari
penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Masingmasing zat dalam campuran ini akan tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya.
Sifat-sifat suatu campuran antara lain:

Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia

Mempunyai sifat zat asalnya

Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Komposisinya tidak tetap.


Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau

senyawa yang mempunyai susunan seragam di dalam suatu contoh namun akan
berbeda susunan pada contoh yang lain, selain itu campuran homogen juga
merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya
menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Campuran dapat dikatakan
campuran homogen jika bidang batas antar komponennya tidak terlihat
sehingga komponen-komponen penyusun campuran tersebut sudah tidak dapat
dibedakan lagi walau dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun. Selain
itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap
bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama di seluruh cairan.
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya
dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan di dalam
campuran heterogen perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya
tidak sama dalam setiap bagian karena penggabungan antara dua zat atau lebih
tidak merata. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika
antara komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali bidang batas
tersebut dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata
telanjang. Campuran heterogen memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak
seragam (Ralph H Petrucci-Seminar, 1987).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan
secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga
dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis,
wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya (Syukri S., 1999).
Proses pemisahan atau pengambilan suatu zat dalam suatu larutan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah pengendapan.
Pengendapan dapat terjadi ketika larutan telah jenuh, yaitu saat kemampuan
pelarut telah maksimum untuk melarutkan zat terlarut, sehingga kelebihan
sedikit zat terlarut akan menyebabkan endapan. Endapan adalah zat yang
terpisahkan dari suatu larutan dalam bentuk padatan. Endapan terjadi karena

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Salah satu
faktor yang memengaruhi pengendapan adalah kelarutan. (Vogel, 1990).

d Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


Kelarutan adalah konsentrasi maksimum zat terlarut dalam suatu
pelarut pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan umumnya dinyatakan dalam
gram zat terlarut dalam 100 mL pelarut atau 100 gram pelarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
1

pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Beberapa
contoh yang lebih penting dari garam-garam tersebut dalam kimia analitik
adalah oksalat, sulfida, hidroksida, karbonat dan fosfat. Ion hidrogen
bereaksi dengan ion garam membentuk asam lemah, dengan demikian
meningkatkan kelarutan garam.

Suhu
Kenaikan suhu akan meningkatkan kelarutan endapan yang reaksinya
bersifat endotermis (membutuhkan panas). Pada reaksi yang bersifat
eksotermis, kenaikan suhu akan menurunkan kelarutan suatu endapan.

Tekanan
Pengaruh tekanan terhadap nilai kelarutan relatif kecil karena umum
terhadap nilai kelarutan relatif kecil karena umumnya reaksi pengendapan
terjadi pada tekanan atmosferis. Diperlukan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengubah volume larutan sehingga nilai kelarutan dapat berubah.

Jenis pelarut
a

Pelarut polar
Senyawa polar akan mudah larut pada pelarut polar. Contohnya,
alkohol, garam dapur, gula, dan semua asam merupakan senyawa polar
yang mudah larut dalam pelarut polar seperti air.

Pelarut non polar


Senyawa non polar akan mudah larut pada pelarut non polar. Contoh,
lemak mudah larut dalam minyak.

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Kelarutan erat hubungannya dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Ksp


adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana
masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikhiometrisnya di
dalam persamaan kesetimbangan dan dinyatakan dalam Ksp. Semakin
besar nilai Ksp maka kelarutan senyawa tersebut dalam air semakin
besar (Vogel, 1990).
Suatu larutan jenuh elektrolit AxBy dalam air yang berisi AxBy padat.
Dalam larutan terjadi kesetimbangan ion sebagai berikut :
x (aq)
y + ( aq )+ yB
A x B y (s ) xA

(5)

Berdasarkan reaksi kesetimbangan ini dapat dihitung harga tetapan


kesetimbangan:
A

y+

K=

(6)

Di dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang terlarut tidak berubah
selama AxBy padat masih terdapat dalam larutan dan suhu percobaan tetap.
Konsentrasi AxBy relatif tetap, maka

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

A
A

y +

[ x B y ]=
K .

(7)

Karena harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan baru.
Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan di atas dapat
ditulis:
A

y +

Ksp A x B y =
Dengan,

(8)

Ksp A x B y

= hasil kali kelarutan

A x By

y +
B

= konsentrasi ion-ion Ax+ dan By-

Hasil kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang sukar larut dalam
air setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp
adalah batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh
elektrolit yang sukar larut dalam air.

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Reaksi dan kesetimbangan yang terjadi dalam percobaan ini dijabarkan


pada persamaan-persmaan berikut.
2 C6H8O7(aq) + 3 Ca(OH)2(s) Ca3(C6H5O7)2 + 6 H2O(l)
Ca3(C6H5O7)2 (s) + 3 H2SO4(aq) 3 Ca(SO4) + 2 C6H8O7 (aq)

C6H8O7 (l)

(9)
(10)

Ka

C6H5O73-(aq) + 3 H+(aq)

3
C 6 H 5 O7

+
H

[C 6 H 8 O7 ]=

(11)

(12)

Nilai dari [H+] diperoleh dari [C6H8O7], sehingga diperoleh persamaan seperti
berikut ini:
3
C 6 H 5 O7

3
3 C 6 H 5 O7

[C 6 H 8 O7 ]=
3
C 6 H 5 O7

27
[C 6 H 8 O7 ]=

(13)

Ksp

Ca3(C6H5O7)2(s)

2 C6H5O73-(aq) + 3 Ca2+(aq)

Ksp = [C6H5O73-]2 [Ca2+]3

(14)

(15)

10

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

3
+
C a

Ks p1 /2

C 6 H 5 O 7=

(16)

Konsentrasi kalsium hidroksida sisa teoritis dapat ditentukan dari penjabaran


persamaan di bawah ini.
[Ca2+] = Co 3n

(17)

dengan, [Ca2+] : Konsentrasi kalsium hidroksida sisa, mol/L


Co

: Konsentrasi kalsium hidroksida mula-mula, mol/L

: Konsentrasi endapan kalsium sitrat, mol/L

Substitusi persamaan 17 kedalam persamaan 16


3
Ks p1 /2
C6 H 5 O7=
3 /2
[ Co 3 n ]

(18)

Untuk mengetahui pengaruh jumlah kalsium hidroksida ditambahkan pada


kelarutan asam sitrat. Konsentrasi asam sitrat sisa teoritis dapat ditentukan dari
penjabaran persamaan di bawah ini.
C6H8O7] + [C6H5O73-] = CAO 2n
(19)

dengan, C6H8O7] : Konsentrasi asam sitrat yang tidak bereaksi, mol/L


[C6H5O73-]

: Konsentrasi ion sitrat hasil disosiasi, mol/L

CAO

: Konsentrasi asam sitrat mula-mula, mol/L

Persamaan 13 disubstitusikan pada persamaan 19


3

C6 H 5 O 7

4
+ [C6H5O73-] = CAO 2n

27

(20)

11

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Persamaan 18 disubstitusikan pada persamaan 20


27 Ks p2
Ka [ Co 3 n ] 6
(21)

Ks p1 /2
3 /2
[ Co 3 n ]

= CAO 2n

27
Ks p2 + Ks p1/ 2 ( C O3 n )9 /2( C O 3 n )6 ( C AO 2 n )=0
Ka

(22)

Pada percobaan ini akan dibandingkan massa endapan hasil percobaan dengan
massa endapan teoritis. Massa endapan teoritis diperoleh dari penjabaran berikut.
mteoritis=mendapan garam kalsium sitrat

(23)

mteoritis=0,5 nV larutan Mr endapan garam kalsium sitart

(24)

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
A BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a

Asam sitrat, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik


Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Kalsium hidroksida, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan


Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

12

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Aquadest, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik


Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Asam sulfat, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik


Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Natrium hidroksida, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan


Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Phenolphthalein, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan


Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Asam Oksalat, diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Jurusan Teknik


Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

1. Rangkaian Alat Percobaan

Keterangan:
1. Gelas ukur
2. Larutan Asam Sitrat dan
Kalsium Hidroksida sisa
3. Padatan Kalsium Sitrat

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Pengendapan


2. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Natrium hidroksida pellet diambil sebanyak 1 gram

kemudian dilarutkan

dengan aquadest di dalam labu ukur 250 mL sehingga didapatkan larutan NaOH 0,1
N.

13

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

2. Standardisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat


Larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL kemudian ditambahkan indikator phenolphthalein sebanyak 3 tetes. Larutan
NaOH dimasukkan ke dalam buret 50 mL. Larutan asam oksalat dititrasi dengan
larutan NaOH hingga diperoleh 3 data percobaan.
3. Pembuatan Kalsium Sitrat
Asam sitrat diambil sebanyak 126 gram dengan menggunakan neraca analitis
digital. Kemudian ditambahkan aquadest 600 mL di dalam gelas beker lalu diaduk
hingga homogen. Selanjutnya larutan dibagi dalam lima buah gelas ukur 250 mL
masing-masing sebanyak 100 mL. Kalsium hidroksida ditimbang sebanyak 7 gram
dan dicampurkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi larutan asam sitrat . Larutan
kemudian didiamkan hingga terbentuk endapan dan tinggi endapan konstan. Larutan
dan endapan yang terbentuk dipisahkan dengan disaring menggunakan corong
Buchner yang ditempeli kertas saring Whatman. Percobaan diulangi untuk massa
kalsium hidroksida 8 gram, 9 gram, 10 gram,11 gram.
4. Penimbangan Endapan Hasil Reaksi Pembentukan Kalsium Sitrat
Endapan kalsium sitrat yang telah disaring kemudian dioven selama 10 menit
pada suhu 60 C lalu ditimbang menggunakan neraca analisis digital. Penimbangan
dilakukan untuk semua sampel endapan.
5. Recovery Asam Sitrat dari Kalsium Sitrat
Asam sulfat ditambahkan ke dalam endapan kalsium sitrat sampai terbentuk
endapan kalsium sulfat. Kemudian larutan yang terbentuk disaring menggunakan
kertas saring Whatman, sehingga didapatkan filtrat asam sitrat yang telah murni.

B ANALISIS DATA
1 Standarisasi Larutan NaOH dengan H2C2O4

14

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Normalitas NaOH teoritis :


N NaOH =
dengan,

m xn
Mr x V NaOH

(25)

NNaOH = normalitas NaOH, N


m

= massa NaOH, mg

= jumlah OH- dalam molekul NaOH = 1

Mr

= massa molekul relatif NaOH = 40 mg/mmol

VNaOH = volum larutan NaOH, mL

Normalitas NaOH sebenarnya :


2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O

N NaOH =

N H 2 C2 O 4 x V H 2 C 2 O4
V NaOH

(26)

(27)

V H 2 C 2 O4
berat H 2 C2 O4

V NaOH x V H 2 C2 O4 awal
Mr H 2 C2 O4
N

NaOH = 2

(28)
dengan, NNaOH

= normalitas NaOH sebenarnya, N

VNaOH

= volume NaOH yang dititrasi, mL

N H C O = normalitas H2C2O4 sebenarnya untuk


2

titrasi, N
V H C O = volum H2C2O4 untuk titrasi, mL
2

Normalitas NaOH rata-rata dihitung dengan persamaan :


N NaOH 1+ N NaOH 2+ N NaOH 3
3

N NaOH avg =
2

Mencari Konsentrasi Asam Sitrat Mula-Mula


N
x V NaOH
N C H O = NaOH
VC H O
6

(30)

(31)

15

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

dengan, N C H O
6

VCHO
6

= normalitas C6H8O7 mula-mula, N

= volume C6H8O7 mula-mula yang dititrasi, mL

NNaOH

= normalitas NaOH sebenarnya untuk titrasi, N

VNaOH

= volume NaOH untuk titrasi, mL

Menghitung Jumlah Mol Ca(OH)2 yang Digunakan


nCa(OH )2=
dengan, n Ca(OH)2

mCa(OH )2
Mr Ca(OH )2

(32)

= mol Ca(OH)2, mol

m Ca(OH)2

= massa Ca(OH)2, gram

Mr Ca(OH)2

= berat molekul Ca(OH)2, 74 g/mol

Menghitung Banyak Endapan Garam Kalsium Sitrat


m endapan kering = (massa petri dish + kertas saring + endapan setelah
dikeringkan) - (massa petri dish + kertas saring)
nCa (C H
3

O)=
7 2

mCa (C H O ) kering
Mr Ca (C H O )
3

dengan, n Ca3(C6H5O7)2

(33)
(34)

7 2

7 2

= mol Ca3(C6H5O7)2 , mol

m Ca3(C6H5O7)2

= massa Ca3(C6H5O7)2 , gram

Mr Ca3(C6H5O7)2

= berat molekul Ca3(C6H5O7)2 , gram/mol

Menghitung Massa Endapan Teoritis dengan Persamaan


mteoritis=0,5 nV larutan Mr endapan garam kalsium sitart
Dengan,

(35)

mteoritis

= massa endapan teoritis, gram

Vlar

= volume larutan, mL

Mrendapan

= berat molekul relatif kalsium sitrat,

16

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Dari perhitungan yang dilakukan, dapat dibuat grafik hubungan


konsentrasi Ca(OH)2 dengan endapan Ca3(C6H5O7)2 yang terbentuk.
6.

Menghitung persen recovery


=

mol asam sitrat terambil


x 100
mol asam sitrat mulamula

(36)

DAFTAR PUSTAKA
Ali, S., and Ali S., A., 2013, Determination of Thermodynamic Parameters from the
Dissolution of Calcium Hydroxide in Mixed Solvent Systems vol. 3, p. 4-5, by
pH-Metric Method, J. Chem. Biophys.
American

Chemical

Society

(2006). Reagent

chemicals:

specifications

and

procedures : American Chemical Society specifications, official from January 1,


2006. Oxford University Press. p. 242.
Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1986, Kimia Organik Dasar, Jilid 2, terjemahan
oleh A. H. Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
Gangolli, S., (1999), The Dictionary of Substances and Their Effects: C, Royal Society
of Chemistry, p. 71.
Kirk, R.E and Othmer, D.F., 1979, Encyclopedia of Chemical Technology, vol 6, 5
ed., pp. 150-172, John Wiley and Sons, New York.
Petrucci, R., 1987, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Saury, C., Boistelle, R., Dalemat, F., and Bruggeman, J., 1993, Solubilities of calcium
acetates in the temperature range 0-100 .degree.C, J. Chem. Eng. Data, vol. 38,
p. 56-59.
http://www.wolframalpha.com/input/?i=pka+oxalic+acid(diakses pada 11 November
2015)
http://bilbo.chm.uri.edu/CHM112/tables/KspTable.htm(diakses pada 11 November
2015)

17

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

LAMPIRAN
A. DATA PERCOBAAN
o

Suhu percobaan

: 29

Massa asam sitrat

: 126,0356

gram

Volume aquadest

: 600

mL

Massa asam oksalat

: 15,7528

gram

Volume asam oksalat

: 250

mL

Massa NaOH

: 10,0240

gram

Volume NaOH

: 250

mL

Daftar I. Data Hasil Standardisasi Larutan Natrium Hidroksida dengan Asam


Oksalat 1 N
No

Volume Asam Oksalat, mL

Volume Larutan NaOH, mL

10

12,6

10

12,4

10

12,6

Daftar II. Data Hasil Titrasi Asam Sitrat dengan Larutan Natrium Hidroksida
No

Volume Asam Sitrat, mL

Volume Larutan NaOH, mL

10

32,7

10

32,9

10

32,7

18

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

Daftar III. Data Hasil Penimbangan Sampel


I

II

Gelas Beker
III

5,0026

6,5017

8,0009

9,5057

11,0011

22,9384

22,9234

22,0239

20,6189

25,9178

34,3795

44,7960

49,2950

48,2355

57,1538

11,4411

21,8726

26,2116

28,6761

31,2360

Data
Massa Ca(OH)2
Umpan (g)
Massa krus+
kertas saring (g)
Massa krus+
kertas saring +
endapan setelah
pengeringan (g)
Hasil Endapan
(g)

IV

B. ANALISIS DATA
Standarisasi Larutan NaOH dengan H2C2O4

Normalitas NaOH teoritis :


N NaOH =
dengan,

m xn
Mr x V NaOH

(25)

NNaOH = normalitas NaOH, N


m

= massa NaOH, mg

= jumlah OH- dalam molekul NaOH = 1

Mr

= massa molekul relatif NaOH = 40 mg/mmol


19

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

VNaOH = volum larutan NaOH, mL

Normalitas NaOH sebenarnya :


2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O

N NaOH =

N H 2 C2 O 4 x V H 2 C 2 O4
V NaOH

(26)

(27)

V H 2 C 2 O4
berat H 2 C2 O4

V NaOH x V H 2 C2 O4 awal
Mr H 2 C2 O4
N

NaOH= 2

(28)
dengan, NNaOH

= normalitas NaOH sebenarnya, N

VNaOH

= volume NaOH yang dititrasi, mL

N H C O = normalitas H2C2O4 sebenarnya untuk


2

titrasi, N
V H C O = volum H2C2O4 untuk titrasi, mL
2

Normalitas NaOH rata-rata dihitung dengan persamaan :


N NaOH 1+ N NaOH 2+ N NaOH 3
3

N NaOH avg =

Mencari Konsentrasi Asam Sitrat Mula-Mula


N
x V NaOH
N C H O = NaOH
VC H O
6

dengan, N C H O
6

VCHO
6

(30)

(31)

= normalitas C6H8O7 mula-mula, N

= volume C6H8O7 mula-mula yang dititrasi, mL

NNaOH

= normalitas NaOH sebenarnya untuk titrasi, N

VNaOH

= volume NaOH untuk titrasi, mL

Menghitung Jumlah Mol Ca(OH)2 yang Digunakan

20

Pemungutan Asam Sitrat dalam Air dengan Metode Pengendapan


Menggunakan Kalsium Hidroksida

nCa(OH )2=

dengan, n Ca(OH)2

mCa (OH )2

(32)

Mr Ca(OH )2

= mol Ca(OH)2, mol

m Ca(OH)2

= massa Ca(OH)2, gram

Mr Ca(OH)2

= berat molekul Ca(OH)2, 74 g/mol

Menghitung Banyak Endapan Garam Kalsium Sitrat


m endapan kering = (massa petri dish + kertas saring + endapan setelah
dikeringkan) - (massa petri dish + kertas saring)
nCa (C H
3

O)
5 7 2

(33)

mCa (C H O ) kering
Mr Ca (C H O )
3

dengan, n Ca3(C6H5O7)2

(34)

7 2

7 2

= mol Ca3(C6H5O7)2 , mol

m Ca3(C6H5O7)2

= massa Ca3(C6H5O7)2 , gram

Mr Ca3(C6H5O7)2

= berat molekul Ca3(C6H5O7)2 , gram/mol

Menghitung Massa Endapan Teoritis dengan Persamaan


mteoritis=0,5 nV larutan Mr endapan garam kalsium sitart
Dengan,

(35)

mteoritis

= massa endapan teoritis, gram

Vlar

= volume larutan, mL

Mrendapan

= berat molekul relatif kalsium sitrat,

Dari perhitungan yang dilakukan, dapat dibuat grafik hubungan


konsentrasi Ca(OH)2 dengan endapan Ca3(C6H5O7)2 yang terbentuk.
Menghitung persen recovery
=

mol asam sitrat terambil


x 100
mol asam sitrat mulamula

(36)

C PERHITUNGAN

21

Anda mungkin juga menyukai