Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Karbohidrat, Fungsi, Jenis dan

Contoh Makanan
Hai Pembaca, Kali ini Informasi Ahli akan membahas mengenai pengertian karbohidrat, fungsi
karbohidrat, metabolisme karbohidrat, contoh makanan yang mengandung karbohidrat dan jenis
jenis karbohidrat.

Pengertian Karbohidrat adalah zat gizi sebagai sumber utama yang paling penting bagi
makhluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang dapat dipergunakan oleh sel.
karbohidrat secara kimia dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari alkohol
polihidrik (karena di dalamnya mengandung gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai
senyawa yang menghasilkan turunan itu apabila dihidrolisis. Metabolisme Karbohidrat
mencakupi sintesis (anabolisme), penguraian (katabolisme) dan perubahan bentuk pada
karbohidrat di dalam makhluk hidup.
Fungsi Karbohidrat untuk tubuh manusia, sebagai berikut :
1. Fungsi Karbohidrat yang utama yaitu sebagai sumber energi untuk tubuh. Karbohidrat juga
sebagai suatu sumber energi yang paling murah. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi
jaringan syaraf dan paru paru.
2. Fungsi karbohidrat juga untuk melancarkan sistem pencernaan, karena makanan yang tinggi
karbohidratnya memiliki serat. Serat yang terdapat pada makanan ini dapat membantu mencegah
kegemukan, diabetes mellitus dan kanker usus besar, serta jantung koroner yang berkaitan
dengan kolestrol tinggi.
3. Fungsi karbohidrat selanjutnya yaitu untuk membuat protein melaksanakan tugasnya yang
utama sebagai zat pembentuk tubuh. Jika asupan karbohidrat tubuh tidak terpenuhi, maka tubuh
secara otomatis akan mengambilnya dari protein sebagai cadangan energi. Hal ini akan
mengakibatkan fungsi protein sebagai zat pembentuk tubuh menjadi tidak maksimal.

4. Karbohidrat befungsi sebagai pengatur metabolisme lemak di dalam tubuh. Karbohidrat ini
mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna untuk tubuh.
5. Fungsi karbohidrat juga untuk membantu di dalam penyerapan kalsium yang dibutuhkan
untuk tubuh.
Makanan yang mengandung karbohidrat yang dijadikan sebagai Sumber Karbohidrat untuk
tubuh, antara lain : putih telur, biji-bijian, ubi jalar, roti, singkong, kacang-kacangan, produk dari
olahan susu, buah segar, sagu, kentang, sayuran hijau, beras merah, jagung dan lain sebagainya.
Selain berasal dari pangan yang dikonsumsi, dari bagian molekul protein atau lemak tubuh dapat
memproduksi glukosa melalui proses yang dikenal dengan nama glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru). Karena itu, jaringan-jaringan tersebut dapat memperoleh sumber
energi tanpa adanya karbohidrat dalam waktu yang singkat. Glukosa ini merupakan sumber
energi yang lebih disukai oleh otot, meskipun dapat menggunakan asam lemak walaupun tidak
efisien.
Berdasarkan sifat ketersediaannya (availibilitas) bagi tubuh, maka jenis jenis karbohidrat
yang terkandung di dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Karbohidrat Tersedia, yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan/atau diserap, serta
dimetabolisasi di dalam tubuh. Kelompok ini meliputi monosakarida (contohnya :
fruktosa, glukosa dan galaktosa); disakarida dan oligosakarida (contohnya : sukrosa,
laktosa, maltosa, trehalosa dan oligosakarida lain yang sejenisnya dengan maltosa dan
isomaltosa); dan polisakarida glukan (contohnya : pati, dekstrin dan glikogen). Termasuk
juga kelompok gula alkohol dan senyawa senyawa sejenis, baik itu yang terdapat secara
alami di dalam bahan pangan maupun yang sengaja ditambahkan (contohnya : sebagai
pemanis untuk menggantikan sukrosa).
2. Karbohidrat Tidak Tersedia, ialah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim
enzim yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia, pada akhirnya tidak dapat
diserap oleh tubuh. Karbohidrat yang termasuk di dalam kelompok ini ialah oligosakarida
yang tergolong sebagai seri rafinosa (stakhiosa, rafinosa dan verbaskosa); polisakarida
glukan (selulosa); polisakarida turunan (hemiselulosa, pektin, gum, lignin); serta

beberapa macam disakarida, contohnya laktulosa. Karbohidrat yang tidak tersedia


tersebut dapat difermentasi oleh mikroflora yang terdapat di dalam saluran pencernaan,
menjadi asam lemak rantai pendek dan asam laktat. Usus (besar) akan menyerap sebagian
dari hasil fermentasi dan akhirnya dimetabolisme di dalam tubuh.

Jenis Jenis Karbohidrat menurut ukuran molekulnya, yaitu :

1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya, karena hanya
terdiri dari satu unit polihidroksi ulhedid atau keton. Monosakarida dapat digolongkan lagi
menurut lumlah atom karbon (C) yang dimilikinya, yaitu triosa (3-C), tetrosa (4- C), pentosa (5C) dan heksosa (6-C). Karena rasa manisnya, monosakarida disebut juga sebagai gula sederhana.
Monosakarida yang penting diperhatikan dalam mempelajari ilmu gizi adalah gula yang
mempunyai enam atom karbon (heksosa), yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.
a.Glukosa
Monosakarida ini kadang-kadang disebut sebagai dekstrosa atau gula anggur. Glukosa terdapat
banyak di dalam buah-buahan, sayur-sayuran, sirup jagung, madu dan molase (tetes tebu).
Karena hanya glukosa yang ditemukan dalam plasma darah (keping darah) dan sel darah merah
(eritrosit), maka glukosa kadang kadang disebut juga sebagai gula darah.
Glukosa yang terdapat dalam darah merupakan hasil dari pemecahan glikogen (cadangan
karbohidrat dalam jaringan), dari pangan yang dikonsumsi atau sebagai hasil pemecahan dari
karbohidrat lain yang lebih kompleks. Kadar gula darah dalam keadaan normal adalah sekitar 80
sampai 100 mg per 100 ml darah (sumber lain menyebutkan antara 70 sampai 110 mg per 100 ml
darah). Kadar ini biasanya meningkat setelah makan dan kemudian akan menurun secara
perlahan mencapai kadar pada waktu puasa yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa lapar.
Keadaan hiperglikemia terjadi bila kadar gula darah melebihi 160 mg per 100 ml darah, dan
hipoglikemia bila lebih rendah dari 60 mg per 100 ml darah.

Glukosa dapat direduksi menjadi suatu gula alkohol, yaitu sorbitol. Sorbitol dengan tingkat
kemanisan yang setingkat dengan glukosa dapat digunakan untuk membantu menurunkan berat
badan, yang dalam teorinya disebutkan bahwa tubuh tidak mampu untuk menggunakannya.
Sebenarnya karena laju penyerapannya lambat, sorbitol tetap membantu dalam mempertahankan
kadar gula darah yang tinggi setelah makan, sehingga dapat menunda munculnya rasa lapar.
b. Fruktosa dan Galaktosa
Walaupun fruktosa dan galaktosa mempunyai rumus formula kimia yang sama dengan glukosa
(C6H12O6), tetapi berbeda di dalam susunan atom hidrogen dan oksigen pada rantai karbonnya.
Demikian juga tingkat kemanisannya, di mana fruktosa lebih manis dibandingkan glukosa
maupun sukrosa, sedangkan tingkat kemanisan galaktosa sedikit lebih rendah dari glukosa.
Galaktosa tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa,
tetapi dihasilkan di dalam tubuh selama terjadinya proses pencernaan laktosa (gula susu).
Galaktosa merupakan komponen serebrosida, yaitu lemak turunan ynng terdapat di dalam otak
dan pada jaringan syaraf.

2. Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua sampai sepuluh molekul gula
sederhana, yang tergabung di dalam ikatan glikosida. Oligosakarida yang banyak terdapat dalam
bahan pangan yaitu dari golongan disakarida, yaitu sukrosa, maltosa dan Iaktosa. Sukrosa terdiri
dari satu molekul glukosa dan dari satu molekul fruktosa, maltosa terdiri dari dua molekul
glukosa sedangkan laktosa terdiri dari satu molekul glukosa dan dari satu molekul galaktosa
(disebut juga gula susu karena terdapat dalam air susu). Ketiga macam disakarida tersebut harus
terlebih dahulu dihidrolisis menjadi monosakarida sebelum digunakan oleh tubuh sebagai
sumber energi.
a. Sukrosa
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa sukrosa terdiri dari satu unit glukosa dan satu unit
fruktosa. Gula putih atau biasa disebut gula pasir maupun gula merah (gula batok) yang

diproduksi dari tebu hampir 100 % terdiri dari sukrosa; sedangkan gula merah yang berasal dari
palma (aren, kelapa) memiliki kandungan glukosa atau fruktosa dalam jumlah sedikit.
Sukrosa banyak digunakan dalam pengolahan pangan, contohnya sirup, jam (selai) dan jelly
buah-buahan, puddings, cakes dan Iain lain. Konsumsi sukrosa dalam jumlah yang banyak dapat
mengakibatkan kerusakan gigi (carries) serta dapat menyebabkan kegemukan.
b. Maltosa dan Laktosa
Tidak seperti halnya sukrosa, maltosa dan laktosa tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak dalam
makanan sehari-hari. Maltosa banyak terdapat dalam biji-bijian (serealia) yang dikecambahkan,
contohnya malt yaitu biji barley yang dikecambahkan, dipergunakan di dalam pembuatan bir;
atau dalam sirup yang dibuat dari tepung biji-bijian, contohnya sirup jagung. Di dalam tubuh,
maltosa dibentuk sebagai senyawa antara dari pencernaan pati. Apabila maltosa dihidrolisis lebih
lanjut, maltosa akan menghasilkan dua unit glukosa.
Laktosa hanya terdapat dalam air susu, sehingga biasa disebut sebagai gula susu. Jumlah
kandungan laktosa di dalam air susu ibu (ASI) dan air susu sapi sekitar 6,8 dan 4,8 gram per 100
ml. Bila dihidrolisis, laktosa akan terurai menjadi 2 (dua) monosakarida yaitu glukosa dan
galaktosa.
Di dalam usus besar, laktosa yang tidak dapat dicerna (dalam usus Kecil) akan diubah oleh
mikroba usus menjadi asam laktat. Meningkatnya keasaman dalam usus menciptakan suatu
medium yang memungkinkan bakteri Lactobacillus sp dan Bifidus sp untuk lumbuh dan
berkembang biak serta menghasilkan apa yang disebut sebagai faktor bifidus, yang dapat
mencegah pertumbuhan bakteri bakteri yang tidak diinginkan. Faktor ini terutama ditemukan
pada bnyi yang diberi ASI dan keberadaannya diidentifikasi sebagai salah satu keuntungan
pemberian ASI dibandingkan dengan susu formula. Pada anak atau orang dewasa yang tidak
dibiasakan minum susu, produksi enzim pemecah laktosa (enzim laktase) berkurang atau malah
tidak diproduksi sama sekali, sehingga menimbulkan suatu keadaan yang dikenal sebagai
lactose intolerance. Intoleransi terhadap laktosa dapat menyebabkan terjadinya diare apabila
orang tersebut minum susu, karena laktosa tidak dicerna, sehingga akan digunakan oleh mikroba

usus dan menghasilkan senyawa senyawa lain yang lebih sederhana serta gas (gas hidrogen,
karbon-dioksida dan gas metan). Produksi gas inilah yang dapat menyebabkan terjadinya diare.
c.Oligosakarida

Famili

Rafinosa

Yang tergolong sebagai oligosakarida famili rafinosa (galaktosa, glukosa dan fruktosa) adalah :
rafinosa, stakhiosa dan verbaskosa. Jenis oligosakarida ini tidak dapat dicerna dalam usus,
karena manusia tidak memiliki enzim beta-galaktosidase. Pada awalnya jenis oligosakarida ini
disarankan untuk tidak dikonsumsi, karena dapat menyebabkan kembung perut (flatulensi).
Namun oligosakarida pada saat ini digolongkan sebagai prebiotik, karena pertumbuhan bakteri
baik dapat distimulir di dalam usus, yaitu Lactobacillus sp dan Bifidus sp.

3. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang mempunyai molekul lebih kompleks, yang terdiri dari
molekul-molekul monosakarida yang kadang kadang jumlahnya yang mencapai ribuan buah.
Berdasarkan pada kegunaannya bagi tubuh, polisakarida dibagi menjadi dua macam, yaitu (a)
yang dapat dicerna oleh enzim enzim pencernaan, misalnya pati, dekstrin dan glikogen; dan (b)
yang tidak dapat dicerna contohnya selulosa, hemiselulosa, gum dan pektin.
a.Pati
Di seluruh dunia, pati merupakan karbohidrat yang dikonsumsi paling banyak oleh manusia. Pati
dapat ditemukan dalam bentuk alfa-amilosa atau amilopektin. Amilosa ini terdiri dari rantai
glukosa yang panjang dan tidak bercabang, sedangkan amilopektin terdiri dari rantai glukosa
yang bercabang. Rantai amilopektin ini masing masing terdiri dari 24-30 unit glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan alfa 1,4 dalam rantai lurusnya dan ikatan alfa 1,6 di tempat
percabangannya.
Perbandingan antara jumlah amilosa (fraksi yang larut air) dan amilopektin (fraksi yang tidak
larut air) dalam suatu jenis pati akan menentukan sifat fisiknya. Contohnya pada beras; semakin
sedikit amilosa yang terkandung di dalamnya atau semakin tinggi kandungan amilopektin,
semakin lengket nasi yang dibuat dari beras tersebut.

Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu : (a)
beras dengan kadar amilosa tinggi (25 sampai 33%); (b) beras dengan kadar amilosa menengah
(20 sampai 33%); (c) beras dengan kadar amilosa rendah (kurang dari 9 sampai 20%); dan (d)
beras dengan kadar amilosa sangat rendah (kurang dari 9%). Beras ketan praktis tidak
mengandung amilosa (1 sampai 2%), sehingga nasinya bersifat sangat lengket.
Pati banyak dijumpai dalam serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan tanaman lain serta
buah-buahan yang belum matang. Pati dalam jaringan tanaman memiliki bentuk granula (butir)
yang berbeda-beda. Di bawah mikroskop, jenis jenis pati dapat dibedakan menurut sumbernya
karena memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.
Pati bersifat tidak larut dalam air dingin, tetapi bila dipanaskan dengan air nantinya akan
membentuk pasta, karena granula pati membengkak (menyerap air) dan tidak dapat kembali lagi
ke kondisi semula. Proses perubahan ini disebut juga sebagai gelatinisasi pati. Proses pemasakan
membuat bahan bahan pangan yang mengandung pati akan menjadi lebih enak rasanya dan lebih
mudah dicerna. Glukosa merupakan produk akhir pencernaan pati di dalam tubuh.
Dekstrin adalah turunan pati yang terbentuk apabila pati dihidrolisis. Seperti halnya pati, dekstrin
mengandung amilopektin dan amilosa, namun rantainya jauh lebih pendek dibandingkan pati.
Apabila pati dihidrolisis oleh alfa-amilase, akan terdapat molekul sisa yang tidak dapat
dlhidrolisis Iebih lanjut oleh enzim tersebut, yang disebut sebagai alpha-limit dextrin. Jika
enzim beta-amilase yang digunakan, maka molekul sisanya disebut sebagai beta-limit dextrin.
Pada hidrolisis lebih lanjut, dekstrin akan dirubah menjadi maltosa dan akhirnya glukosa.
Dekstrin dalam jumlah yang cukup berarti terdapat di dalam sirup jagung (yang dibuat dengan
cara hidrolisis pati jagung); jumlah yang lebih sedikit terdapat di dalam tepung terigu (dari
gandum), madu, jagung, kacang-kacangan dan beras.
b.Glikogen
Glikogen merupakan polisakarida yang disimpan di dalam tubuh hewan (termasuk manusia).

Oleh karena struktur molekulnya sama dengan pati, sering disebut sebagai pati hewan.
Glikogen ini banyak terdapat dalam hati dan jaringan otot.
Tubuh manusia memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan glikogen, hanya sekitar 350 g.
Dua per tiga dari jumlah glikogen tersebut disimpan dalam otot (glikogen otot), hanya dapat
digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi sel sel otot. Sedangkan glikogen yang terdapat
dalam hati (sekitar satu per iga dari jumlah total glikogen di dalam tubuh), dapat digunakan
sebagai sumber energi bagi seluruh sel tubuh. Cadangan glikogen tubuh akan dihidrolisis
menjadi glukosa yang kemudian dioksidasi menjadi energi, jika karbohidrat (pati, gula) tidak
tersedia di dalam saluran pencernaan, misalnya pada waktu puasa atau sewaktu melakukan
aktivitas fisik yang berat (contohnya olahraga).
c.Selulosa
Seperti halnya pati dan glikogen, selulosa merupakan molekul besar yang terdiri dari unit unit
glukosa yang dapat mencapai 12.000 unit. Selulosa merupakan unsur pembentuk yang utama
kerangka tanaman. Dari seluruh senyawa karbon yang terdapat dalam tanaman, sekitar 50%
merupakan selulosa.
Manusia dan hewan karnivora tidak mempunyai enzim yang diperlukan untuk mencerna selulosa
(yaitu enzim selulase). Residu yang tidak tercerna ini memberi sifat bulk (bulky) pada makanan
dan ini diperlukan untuk mempertahankan gerakan peristaltik usus. Minimal diperlukan 100 mg
serat per kg berat badan per hari untuk merangsang pergerakan usus yang normal dan membantu
dalam pembuangan kotoran (feses) yang normal.
Konsumsi pangan berserat rendah dapat menyebabkan susah buang air besar. Selain itu, dapat
juga menyebabkan timbulnya penyakit divertikulosis (benjolan pada permukaan usus) dan
penyakit kanker usus besar. Konsumsi serat yang tinggi selain dapat mencegah timbulnya
penyakit penyakit tersebut, secara tidak langsung juga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis
dan penyakit jantung koroner. Akan tetapi, konsumsi serat yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan terhambatnya pencernaan dan penyerapan zat zat gizi lain, karena terlalu

pendeknya waktu transit zat zat gizi dalam usus. Selain itu beberapa macam vitamin dan mineral
dapat terganggu penyerapannya oleh usus, karena terlindurigi oleh serat.
Sekian dari informasi ahli mengenai pengertian karbohidrat, fungsi karbohidrat, metabolisme
karbohidrat, contoh makanan yang mengandung karbohidrat dan jenis jenis karbohidrat, semoga
tulisan informasi ahli mengenai pengertian karbohidrat, fungsi karbohidrat, metabolisme
karbohidrat, contoh makanan yang mengandung karbohidrat dan jenis jenis karbohidrat dapat
bermanfaat.
Sumber : Tulisan Informasi Ahli :
Deddy Muchtadi, 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Yang Menerbitkan Alfabeta : Bandung.

Gambar Makanan Yang Mengandung Karbohidrat Tinggi

Anda mungkin juga menyukai