OLEH :
IKA HARIYATI
KAMPUS TERPADU SAKINAH GEMPOL
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Bab I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengertian intervensi dan implementasi. Banyak sekali dari kita yang terkadang bingugn dengan
dua definisi ini. Keduanya mirip, namun sangat berbeda ketika di terapkan. Karena dalam hal ini
interensi sendiri berarti rencana, namun implementasi adalah apa yang kita lakukan. Perbedaanperbedaan ini akan kami ungkap dalam makalah ini sebagai bahan pembelajara untuk
pembelajaran kita sebagai mhasiswa kesehatan.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian intervensi?
2. Pengertian implementasi?
3. Perbedaan intervensi dan implementasi?
4. Tujuan intervensi dan implementasi.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah:
1. 1.
1. 2.
pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai contoh,
intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan keperawatan mandiri.
Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter seringkali
dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri. Namun demikian
berdasarkan undang undang praktik keperawatan di sebagian besar negara bagian, tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari hari, penyuluhan kesehatan,
promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.
1. Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan perawat
menyelesaikan instruksi tertulis dokter. (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan medikasi,
mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan, dan menyiapkan klien untuk
pemeriksaan diagnostik adalah contoh contoh dari intervensi tersebut.
Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik
keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk mengkhusukan
pendekatan tindakan. Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x
sehari, medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. Diaz. Perawat
memadukan setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. Diaz sehngga instruksi ini
diselesiakan secara aman dan efisien.
Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik dan pengetahuan
keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat obatan, perawat bertanggung jawab
untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja fisiologisnya, dosis normal, efek samping, dan
intervensi keperawatan yang berhubungan dengan kerja obat atau efek sampingnya. Intervensi
keperawatan yang berkaitan dengan pemberian medikasi bergatung pada instruksi tertulis dokter.
1. Intervensi Kolaboratif
Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
dari berbagai profesional perawatan kesehatan. Sebagai contoh, Tn. Joseph adalah pria yang
berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia akibat stroke dan juga mempunyai riwayat
demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang berhubungan
dengan kerusakan sensasi dan mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari hari.
Dengan tujuan agar Tn. Joseph mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan
intervensi keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik unutk
mencegah perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk
makan dan kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi
kolaboratif dari berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan
jangka panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. Joseph saat ini.
Intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif membutuhkan penilaian
keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi dokter atau
intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan terapi, tetapi harus
menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.
Syarat Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara bagian, asosiasi
dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi dan peralatan yang diperlukan
pasien.
1.
Pengertian Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun
pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klienkeluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam
hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
Tujuan Implementasi keperawatan
Mencegah komplikasi
Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan.
Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
Bersifat holistik.
Melakukan dokumentasi
Metode Implementasi
1. Konseling
Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien menggunakan proses pemecahan
masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal
antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini berjtujuan untuk membantu klien
menerima perubahan yang akaan terjadi yang diakibatkan stres berupa dukungan emosional,
intelektual, spiritual, dan psikologis.
1. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn prinnsip, prosedur,
dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien
tentang status kesehatannya.
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
1. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan dan Teknik tepat dalam memberikan
perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
5. Mencapai tujuan perawatan.
1. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
1. C.
1. Intervensi
2.Implementasi
1. D.
Penetapan tujuan yang berorientasi pada klien adalah melakukan tindakan keperawatan yang
benar-benar di tujukan untuk kesehatan dan kebaikan klien untuk ke depan. Dengan
memperhatikan semua aspek yang ada, mulai biologi, psikologi dan kehidupan sosialnya.
Sehingga ketika kita melakukan tindakan keperawatan , kita tidak melupakan hak-hak dasarnya
sebagai manusia.
Tindakan yang kita lakukan pun harus sesuai dengan respon klien. Apabila klien dan keluarga
tidak menghendaki, maka tidak perlu kita lakukan. Dengan catatan tindakan tersebut tidak
mengancam nyawa si pasien, misalnya saat kita akan memandikan pasien yang sedang koma,
namun keluarga pasien tidak menghendaki, maka tidak perlu kita lakukan.
Pada dasarnya kita melakukan intervensi dan implementasi harus berorientasi pada kesehatan
dan kemauan klien. Sehingga tindakan keperawatan yang akan kita lakukan pun tidak akan
menimbulkan permasalahn dan dengan harapan pasien akan segera sembuh apabila kita hargai
hak-haknya sebagai pasien dan manusia.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. (Gordon,
1994).
Sedangkan Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Intervensi dan implementasi sangat berbeda, karena dari pengertian di atas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa intervensi dalamasuhan keperawatan masih dalam tahap perencanaan
tindakan, sedangkan implementasi dalam asuhan keperawatan sudah dalam tahap tindakan.
Intervensi dan implementasi di lakukan harus sesuai dengan keadaan klien, harus berorientasi
pada klien, dengan harapan kesembuhan klien dapat tercapai dengan baik tanpa kendala.
DAFTAR PUSTAKA
http://aulianurika08.wordpress.com/2012/10/12/dokumentasi-keperawatan-_-implementasi/ di
akses tanggal 1 oktober 2013
http://ninersteen.wordpress.com/2012/12/10/implementasi-keperawatan/ di akses tanggal 2
oktober 2013