BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalm kehidupan Terdapat 2 fasepadaproses
metabolismeyaituanabolimsedankatabolisme.Anabolisme yang disebut juga biosentesis
merupakan suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama
lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan.Lipid
adalahsenyawaorganikberminyakatauberlemak yang tidaklarutdalam air, yang
dapatdiekstrak dariseldanjaringanolehpelarut non polar, sepertiklorofomatau ester. Asam
lemak merupakan senyawa potensial dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara dalam
sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid. Asam
lemak yang meyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya. Rantai
hidrokrbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan ether
dan vinyl ether (Weete, 1980).
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan
produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak
dibentuk oleh kondensasi berganda unut asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintesis
asam lemak terjadi hanya dikloroplas daun serta diproplastid biji dan akar. Asam lemak yang
disentesis dikedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat. Astil CoA yang
digunakan untuk membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat dehidrogenase
dengan menggunakan piruvat yang dibentuk pada glikolisis di sitosol. Sumber lain asetil CoA
pada kloroplas beberapa tubuhan adalah asetat bebas dari mitokomdria. Asetat ini diserap oleh
plastid dan diubah menjadi astil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid
lainnya (Salisbury dan Ross, 1995).
Terkait dengan pemanfaatan asam lemak ia dimanfaatkan oleh hati di dalam
mitokondria jaringan lemak atau di hati, asam lemak dan gliserolbergabung membentuk lemak
netral (TG) kemudian disimpan sebagaicadangan energi. Dipecah menjadi asetil-koenzim-A
(Asetil Co-A) yang kemudian masuk kedalam siklus Kreb’s diubah menjadi sumber energi
(glukoneogenesis). Selainitu, asetil Co-A juga dapat digunakan untuk pembentukan kolesterol.Di
berbagai jaringan tepatnya di dalam mitokondria dan mikrosoma, asetil Co-Adiubah menjadi
trigliserida untuk disimpan sebagai lemak jaringan atau dapat juga diubah menjadi protein
(asam amino).
Baca juga paper Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kulit, Kuku, dan Rambut Sebagai Indikator
Penuaan pada Manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dibuatnya makalah tentang anabolisme lemak ini adalah:
1. Apa pengertian dari lemak atau lipid dan anabolisme lemak?
2. Apa yang dimaksud metabolisme asam lemak?
3. Apa saja proses yang ada pada metabolisme lemak?
1.3 Tujuan
Tujuan daripemuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui lemak dan proses anabolisme
2. Untuk mengetahui metabolisme lemak
3. Untuk mengetahui proses-proses yang ada pada metabolisme lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lipid
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, hewan atau manusia dan yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab
senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga
berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat
fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid.
Lipid terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak. Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang
jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Makin banyak
jumlah lemak, makin baik fungsinya mempertahankan panas dalam tubuh. Pada proses oksidasi 1 gram lemak menghasilkan
energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak mempunyai
fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan.
Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu:
- Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Baca juga artikel dengan topik Nukleus, ribosom, Retikulum Endoplasma, Badan Golgi, Vakuola, dan Peroksisom.
2.3 Anabolisme
Anabolisme yang disebut juga biosentesis merupakan suatu peristiwa perubahan
senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa
sintesis atau penyusunan.
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan
produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak
dibentuk oleh kondensasi berganda unut asetat dari asetil CoA.
2.4 Biosintesis asam lemak
Biosintesis asam lemak adalah suatu proses metabolisme penting dalam jasad hidup. Hal
tersebut benar jika diingat bahwa jaringan hewan mempunyai kemampuan terbatas untuk
menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Dalam hal ini sebagian dari polisakarida
dirombak melalui proses glikolisis menjadi asetil koenzim-A , yang merupakan prazat untuk
biosintesis asam lemak dan triagliserol. Senyawa lipida ini mempunyai kandungan energi yang
lebih tinggi daripada karbohidrat, dan dapat disimpan sebagai cadangan energi yang besar di
dalam jaringan lemak. Biosintesis asam lemak ini berlangsung di sitoplasma, membutuhkan
asam sitrat sebagai kofaktornya, dan membutuhkan CO2 sebagai factor pembantu dalam
mekanisme pemanjangan rantai asam lemak.
Secara keseluruhan, biosintesis asam lemak terbagi menjadi tiga tahap utama: pertama,
pembentukan malonil koenzim-A dari asetil koenzim-A; kedua, pemanjangan rantai asam lemak
sampai terbentuknya asam palmitat secara kontinu dengan tiap kali penambahan malonil
koenzim-A dan pelepasan CO2; dan ketiga,pemanjangan rantai asam palmitat secara bertahap
bergantung pada adaan dan komposisi faktor penunjang reaksi di dalam sel. Tahap pertama dan
kedua adalah mekanisme de novo biosintesis asam lemak dalam hewan dan tumbuhan,
sedangkan tahap ketiga bukan mekanisme de novo karena berlangsungnya reaksi ditentukan
oleh faktor luar.
Satu-satunya molekul asetil Koenzim-A yang bereaksi pada tahap pertama berperan
sebagai molekul primer atau molekul pemula. Kedua atom karbon pada molekul ini menjadi
atom karbon ujung dari asam palmitat yang terbentuk.
Hal lain yang menarik pada mekanisme biosintesis asam lemak ini adalah terlibatnya
suatu molekul protein pembawa, yang disebut protein pengangkut gugus asil (acyl carrier
protein,ACP) yang berperan dalam proses mekanisme reaksi penambahan malonil Koenzim-A
kerantai asam lemak, tahap demi tahap, hingga terbentuk asam palmitat. Molekul protein ACP
yang diisolasi Echerichia coli mempunyai berat molekul 10 000, tahan terhadap suhu tinggi.
Molekul ini terdiri dari 77 buah asam amino, mengandung gugus prostetik 4’ –fosfopantetein
yang terikat secara kovalen pada gugus hidroksildari asam amino serin dalam molekul protein
ACP dan gugus SH pada ujung molekulnya. Peran ACP dalam biosintesis asam lemak sama
dengan peran CoA (Koenzim-A). Dalam hal ini ACP membentuk senyawa kompleks dengan
keenam enzim yang berperan dalam keseluruhan mekanisme biosintesis asam lemak. Keenam
enzim tersebut bergabung membentuk enzim kompleks sintetase asam lemak dan merangkum
satu molekul ACP yang terletak didalam kompleks.
Gugus asetil dipindahkan dari gugus sistein-SH ke gugugs malonil pada –SH
fosfopantetein, sehingga molekul ini menjadi ujung metil unit 2-karbon dari gugus asetoasetil
yang baru. Akibatnya, gugus asetil menggantikan karboksil bebas pada gugus malonil sebagai
CO2. CO2 yang dibentuk pada reaksi ini sama dengan CO2 yang mula-mula masuk ke dalam
malonil-KoA melalui reaksi asetil-KoA karboksilase.Jadi karbondioksida tidak di ikat secara
permanen dalam ikatan kovalen selama biosintesis asam lemak, tetapi memainkan peranan
katalitik di dalam sintesis asam lemak dan dibebaskan pada setiap pemasukan unit 2-karbon.
Pembebasan CO2 dari gugus malonil dalam waktu sementara menciptakan gugus yang
reaktif pada bagian(sisa) 2-karbon ini, sehingga membuat molekul ini segera bereaksi dengan
gugus asetil.
2. Tahap Reduksi 3- Keto
Molekul asetoasetil-S-ACP lalu mengalami reduksi pada gugus karbonil, dengan
mempergunakan NADPH sebagai pembawa elektron untuk membentuk D-3- Hidroksibutiril-S-
ACP di dalam reaksi yang dikatalisis oleh 3-ketoasil-ACP reduktase.Gugus D-3-hidroksibutiril
bukan merupakan bentuk stereoisomer yang sama seperti senyawa antara L-3-hidroksiasil di
dalam oksidasi asam lemak.
3. Tahap dehidrasi
Senyawa D-3-hidroksibutiril-S-ACP didehidrasi oleh 3-hidroksiasil ACP dehidratase
untuk menghasilkan trans-∆2-butenoil-S-ACP.
4. Tahap Penjenuhan
Ikatan ganda pada trans-∆2-butenoil-S-ACP direduksi atau dijenuhkan untuk
membentuk butiril-S-ACP melalui aktivitas enoil-ACP reduktase. NADPH berperan sebagai
pemberi elektron.
Gugus butiril sekarang dipindahkan dari gugus fosfopantetein-SH ke gugus sistein. (gambar)
Gugus asil lemak yang baru sekarang menempati gugus –SH yang semula diikat oleh
gugus asetil. Untuk memulai putaran reaksi selanjutnya, dalam hal untuk memperpanjang rantai
dengan unit 2-karbon lainnya, gugus malonil selanjutnya dipindahkan dari malonil Koa ke
gugus fosfopantetein –SH pada ACP. Gugus butiril lalu meninggalkan gugus SH-sis dan
menggantikan CO2 dari gugus malonil pada gugus ACP-SH. Sekarang gugus asil 6-karbon yang
berikatan secara kovalen dengan gugus fosfopantetein-SH. Gugus 3-ketonya direduksi pada
ketiga tahap selanjutnya pada siklus sintase untuk menghasilkan gugus asil 6-karbon jenuh.
Lalu gugus heksanoil dipindahkan dari fosfopantetein-SH ke gugus sistein-SH. Setelah itu,
dihasilkan palmitoil-S-ACP sebagai produk akhir. Proses pemanjangan ini berhenti pada
karbon 16 dan asam palmitat bebas dilepaskan dari molekul ACP oleh aktivitas enzim hidrolitik.
Biosintesis asam palmitat memerlukan input energi kimia dalam dua bentuk, satu sebagai
energi gugus fosfat ATP dan senyawa pereduksi NADPH. ATP diperlukan untuk membentuk
ikatan tioester pada asetil KoA dan untuk menggabungkan CO2 pada asetil Koa menjadi
malonil KoA, NADPH diperlukan untuk mereduksi ikatan ganda.
NADPH yang diperlukan untuk tahap reduksi di dalam biosintesis asam lemak dihasilkan dari
dua sumber utama. (reaksi)
Kedua reaksi yang menghasilkan NADPH ini terjadi di dalam sitosol.Jika rasio molar
NADPH atau NADP+ tinggi maka ini memberikan lingkungan mereduksi secaraa kuat bagi
berlangsungnya sintesis asam lemak yang bersifat reduktif. Jika rasio molar NADH atau NAD+
di dalam sitosol rendah, NADPH berperan sebagai pemberi utama atom hidrogen pada reaksi
biosintesis yang bersifat reduktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Kesimpulam yang dapat diambil dari makalah ini adalah
1. Asam lemak merupakan senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam.Sementara
dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalamkompleks lipid.
2. Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan
produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam
lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi
sintetis asam lemak terjadi hanya di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam
lemak yangdisintesis di kedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat.
3. Adapun manfaat lipid diantaranya adalah sebagai komponen lemak depot (lemak yang
disimpan) dalam sel tumbuhan/hewan, Sebagai pelindung organ-organ dalam dan sebagai
cadangan energi.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembuatan makalah agar lebih detail lagi belajar materi tentang anabolisme lemak supaya
lebih bisa menguasai tentang materi ini.