Anda di halaman 1dari 18

LIPIDA YANG BERBASIS ASAM LEMAK NON ESENSIAL

MAKALAH NUTRISI TERNAK

Oleh :

Kelas: B

Kel: 4

Deanisa Nur Hidayat 200110180039

Anisah 200110180054

Darian Januar Munawar 200110180092

Dadan Muhammad Ramdan 200110180125

NUTRISI TERNAK DAN KIMIA MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas kasih dan karunia Nya

yang telah memberikan kesehatan dan kekompakkan kepada kami semua untuk

membuat makalah Nutrisi Ternak yang berjudul, Lipida yang berbasis asam

lemak non essensial, sehingga kita memiliki kemampuan untuk berpikir yang baik
terhadap tugas makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya

masukan yang membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat kelompok


kami maupun pembaca.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang


bersangkutan dalam pembuatan makalah ini.

Jatinangor, 10 September 2019

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................................4
3.1 Pengertian dan Karakteristik Lipida ..................................................................4
3.2 Pengertian Asam Lemak .....................................................................................6
3.3 Pengertian Asam Lemak Non Esensial ...............................................................9
3.4 Contoh Asam Lemak Non Esensial ................................................................... 11
3.5 Perbedaan Asam Lemak Esensial dan Non Esensial ........................................ 12
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipida adalah semua substansi yang dapat diekstrasi dari bahan-bahan

biologi dengan pelarut lemak (eter, kloroform, benzena karbon, tetraklorida,

acetone, dll). Pada cara analisa proksimat lipida termasuk dalam fraksi ekstrak

eter. Susunan dan fungsi lipida pada tubuh hewan sangat bervariasi. Lipida

mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, sehingga merupakan

sumber energi. Karena lipida mengandung lebih banyak proporsi intra-

molekuler karbon dan hidrogen, tetapi lebih sedikit oksigen dibanding

karbohidrat, maka konsentrasi energinya adalah relatif lebih tinggi. Sebagai

misal, sukrosa mempunyai formula umum C12H22O11, sedangkan lemak yang

mengandung asam stearat mempunyai komposisi C57H110O6.

Lipida terdiri dari asam - asam lemak dan alkohol. Asam lemak

digolongkan sebagai asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam

lemak jenuh mempunyai formula C nH2nO2 dan titik didihnya meninggi sesuai

dengan meningkatnya jumlah atom karbon. Asam butirat terdapat di lemak

susu. Asam lemak mulai dri kaproat sampai miristat terdapat hanya di

sebagian kecil lemak termasuk lemak susu dan minyak kelapa. Asam palmitat,

oleat, dan stearat terdapat luas pada tumbuh-tumbuhan dan pada umumnya

pada lemak hewan. Asam lemak jenuh termasuk asam lemak non-esensial

karena tidak diperlukan oleh tubuh dan sebaliknya dapat menyebabkan

kerusakan. Untuk mengetahui tentang asam lemak non esensial maka dibuat
makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian dan karakteristik lipida?

1.2.2 Bagaimana pengertian asam lemak?

1.2.3 Bagaimana pengertian asam lemak non esensial?

1.2.4 Apa saja contoh asam lemak non esensial?

1.2.5 Apa saja perbedaan asam lemak esensial dan non esensial?

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik lipida

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian asam lemak

1.3.3 Untuk mengetahui pengertian asam lemak non esensial

1.3.4 Untuk mengetahui contoh asam lemak non esensial

1.3.5 Untuk memahami perbedaan asam lemak esensial dan non esensial

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga

terikat pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat

diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan

tetraklormetana. Lipid penting karena memiliki nilai energi yang tinggi, bahan

isolasi dan pelindung yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan
mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009)

Asam lemak merupakan lipida yang paling sederhana dan merupakan

penyusun dari lipida kompleks. Merupakan karboksilat R-COOH yang

mempunyai rantai karbon panjang. Gugus R-nya merupakan rantai rantai harus

tidak bercabang (linier). Asam lemak non-esensial adalah jenis asam lemak lain

yang dapat disintesis oleh tubuh, baik melalui berbagai reaksi biokimia atau

mengubah asam amino esensial seperti alanin, asparagin, asam aspartat, sistin,

asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin, dan tirosin. Karena itu, kehadiran
mereka dalam diet tidak penting.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan Karakteristik Lipida


Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform,
benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. Suatu lipid
tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu
sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan
asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam
kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril
ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi
dengan protein (lipoprotein) (Gurr, James, 2002).

Lemak mengandung karbon,hydrogen,dan oksigen. Namun,lemak itu


sendiri mengandung lebih banyak karbon dan hydrogen dari pada kandungan
oksigen di dalamnya.

Berikut merupakan pembagian dari lipid:

1. Lipid sederhana – ester asam lemak dengan bermacam-macam


alkhohol:

a. Lemak (trigliserida) – ester asam lemak dengan gliserol.

b. Lilin – ester asam lemak dengan alkhohol selain gliserol.

2. Lipid campuran – sebagai tambahan pada asam lemak dan


alkhohol,lipida tersebut mengandung pula zat-zat lain.
3. Lipida yang diperoleh dari kelompok tersebut diatas dengan cara
hidrolisis.

4
Lemak memberikan lebih kurang 2,25 kali energi daripada karbohidrat
jika mengalami metabolisme. Hal ini dikarenakan lemak lemak mengandung
hidrogen yang lebih tinggi daripada dengan kandungan oksigen nya itu sendiri.
Karena inilah lemak memiliki nilai kalori yang lebih besar per kilogramnya.
Lemak tidak dapat larut dalam air melainkan larut didalam eter.

Sifat penting dari lipida yaitu :

1. Menambah efisiensi penggunaan ransum

2. Menambah palatabilitas

3. Mengandung vitamin

4. Sebagai sumber energi

5. Dapat menambah efisiensi penggunaan energi

Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu (Rolifartika, 2011) :

1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.

2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak
tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat)
mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga
molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.

3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan
lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.

Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan
pelarut lemak yang baik.

5
5. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak. Jika
berbentuk padat disebut sebagai lemak.

6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat
penting dalam pembentukan membran sel

7. Fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul
yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).

8. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar
oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut
dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh
dan titik didih lebih rendah daripada lemak.

3.2 Pengertian Asam Lemak


Lipid terdiri dari asam-asam lemak dan alkohol. Sifat dari lemak itu
sendiri ditentukan dengan susunan dari asam lemaknya. Diantara asam lemak
asam asetat memiliki peranan paling penting sebagai zat perantara pada siklus
dimana karbohidrat,lemak dan protein dapat saling di rombak menjadi CO 2 dan
H2O atau yang lebih dikenal dengan siklus Krebs.

Asam lemak digolongkan menjadi asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
Asam lemak tidak jenuh mempunyai dua atau lebih molekul-molekul hidrogen
yang hilang. Molekul-molekul hidrogen yang hilang tersebut dapat diisi melalui
sebuah proses yang dikenal dengan hidrogenasi. Asam lemak tidak jenuh
memiliki titik didih yang rendah dan lebih reaktif dibandingkan dengan asam
lemak jenuh dengan jumlah atom karbon yang sama.

Asam lemak jenuh mempunyai formula umum CnH2nO2 dan titik didihnya
meninggi sesuai dengan meningkatnya jumlah atom karbon. Asam palmitat, oleat
dan Stearat terdapat luas pada tumbuh-tumbuhan dan pada umumnya pada lemak
hewan.

6
Asam-asam tidak jenuh seperti linoleat,linolenat,dan arakidonat
dibutuhkan untuk makanan yang sempurna. Asam-asam lemak tersebut perlu ada
dalam ransum karena hewan tidak dapat membuatnya. Maka dari itulah zat-zat ini
dinamakan dengan istilah asam lemak esensial. Yang dapat diartikan asam lemak
esensial itu zat yang dibutuhkan oleh sementara tubuh tidak memproduksinya
sehingga perlu dipenuhi melalui luar tubuh. Sementara untuk lemak non esensial
merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh pun sudah memproduksinya
dengan alami

Sifat-Sifat Lemak

1. Sifat Fisika.
 Lemak murni tidak berwarna,tidak berbau,tidak ada rasanya
serta mempunyai sifat netral. Lemak berbau atau berwarna
disebabkan karena adanya figment-figment dari asalnya atau
mengalami perubahan struktur disebabkan pengaruh udara
dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa minyak nabati
yang berwarna kuning disebabkan karena adanya figment
seperti corotene dan xanthophyl.
 Pada pemanasan tertentu akan terjadi pencairan secara
perlahan.
 Jika dipanaskan secara berlebihan, pada awalnya akan
mengeluarkan asam yang disusul dengan memijar dan akhirnya
terbakar.
 Titik lebur (melting point) lemak relatif rendah,tetapi selalu
lebih tinggi dari temperatur dimana ia menjadi padat kembali
(setting point). Misal lemak sapi mencair pada 49°C dan
menjadi padat kembali pada 36°C. Titik lebur lemak tergantung
pada panjang pendeknya rantai karbon dari asam lemak
penyusunya dan banyak sedikitnya ikatan – ikatan rangkap.
Makin panjang rantai karbon tersebut makin tinggi titik lebur

7
lemak, dan makin banyak ikatan rangkap makin rendah titik
leburnya. Misal titik lebur trimalpitin 66°C dan tristearin 71°C.
Titik lebur triolein yang mempunyai tiga buah ikatan rangkap
mempunyai titik lebur -5°C.
 Dengan udara dan air akan terbentuk emulsi.
 Sebagai bahan pelicin dalam makanan. ketika makan roti akan
lebih mudah ditelan jika diberi olesan lemak.
 Lemak netral tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
pelarut – pelarut lemak, seperti
eter,chloroform,petroleumeter,carbon tetrakhlorida, benzena.
 Lemak dapat larut dalam alkohol panas dan sedikit larut dalam
alkohol dingin.
 Berat jenis lemak padat sekitar 0.63,sedangkan minyak atau
lemak cair 0.915 – 0.940,karena berat jenis lemak lebih rendah
dari pada berat jenis air menyebabkan lemak menjadi terapung
diatas air bila keduanya dicampur.
2. Sifat Kimia
 Jika lemak bercampur dengan protein dalam daging akan dapat
melunakkan daging.
 Lemak dapat dihidrolisasi dengan dipanaskan pada temperatur dan
tekanan tinggi . Apabila didihkan pada tekanan biasa hidrolisa
berjalan labat. Hidrolisa yang umum dilakukan dengan basa kuat
(NaOH/KOH),Dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai
sabun. Sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk memisahkan
sabun dengan gliserol ditabahkan garam NaCl
 Lemak tak jenuh dapat mengaddisi hidrogen,sehingga menjadi
lemak jenuh. Proses ini disebut hidrogenasikatalitik sebab
diperlukan katalisator,yaitu serbuk nikel,kadang disebut juga
proses pemadatan atau pengerasan lemak jenuh sebab pada proses
ini lemak tak jenuh(cair) menjadi lemak jenuh(padat)

8
 Bila lemak tak jenuh ditambah beberapa tetes aquabromata dan
kemudian campuran ini dikocok maka warna dari aquabromata
akan luntur. Dalam hal ini brom dari aquabromata diaddisi oleh
ikatan rangkap yang ada pada lemak tak jenuh tersebut. Disamping
mengaddisi brom,lemak tak jenuh dapat mengaddisi lod.
Reaksinya identik dengan reaksi diatas hanya brom diganti dengan
lod.
 Hidrogenolisis lemak dapat diartikan sebagai pembongkaran lemak
oleh pengaruh hidrogen menjadi alkohol. Untuk lemak tak jenuh
mula – mula akan menjadi gliserol dan asam lemak tak jenuh
kemudian sam lemak tak jenuh yang terbentuk mengalai
hidrogenasi katalitik sehingga terbentuk alkohol jenuh.
 Reaksi penyebab ketengikan ( rancidity) adalah perubahan kimia
yang menimbulkan aroma/bau dan rasa tidak enak pada lemak.
Ketengikan pada lemak jenuh yang asa lemak penyusunya
mempunyai rantai pendek,dapat terjadi hanya karena pengaruh
hidrolisa. Sedangkan ketengikan lemak tak jenuh yang asam lemak
penyusunya mempunyai rantai panjang,dapat terjadi melalui dua
proses yaitu proses oksidasi dan hidrolisa. Penambahan oksigen
atau anti oksidan dapat mencegah terjadinya ketengikan.

3.3 Pengertian Asam Lemak Non Esensial


Asam lemak non esensial merupakan jenis asam lemak lain yang dapat
disintesis oleh tubuh, melalui reaksi-reaksi biokimia atau mengubah asam amino
yaitu asparagin, alanin, asam aspartat, sistin, glutamin, asam glutamat, glisin,
serin, prolin, dan tirosin. Asam lemak non esensial yaitu omega-3 dan lemak
omega-6.

Asam lemak non-esensial merupakan asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada atom karbon. Hal ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap

9
oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh .
Lemak jenuh merupakan lemak yang buruk karena dapat menyebabkan penyakit
jantung dan ateroklerosis. Asam lemak jenuh akan memenuhi 50 % membran sel.
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap
tunggal dalam ikatan hidrokarbon. Asam lemak tak jenuh tergolong pada asam
lemak rantai panjang. Asam lemak non-esensial memiliki peran dalam
pembentukan trigliserida. Asam lemak non-esensial akan mengacu pada berbagai
jenis asam amino yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan normal.

Asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) adalah asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids),
dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu)
ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih
ikatan rangkap. Polyunsaturated fatty acids (PUFA) dan monounsaturated fatty
acids (MUFA) adalah dua kelompok besar dari asam lemak tidak jenuh. PUFA
dikelompokkan berdasarkan ikatan rangkap pada ikatan karbon dari gugus omega,
yaitu Omega-3, Omega-6, Omega-7 dan Omega-9. Omega-7 dan 9 merupakan
asam lemak non esensial

Asam lemak dari lemak jenuh hanya mengandung ikatan tunggal antara
atom karbon. Lemak jenuh adalah lemak yang buruk karena bisa mengakibatkan
aterosklerosis dan penyakit jantung. Itu ada sebagai soild dalam suhu ruangan dan
sebagian besar lemak hewan jenuh. Di sisi lain, asam lemak tak jenuh
mengandung setidaknya satu ikatan rangkap tunggal dalam rantai hidrokarbon. Ini
adalah lemak yang baik karena dapat meningkatkan kadar HDL dalam tubuh.
Umumnya, lemak tak jenuh terjadi sebagai cairan dalam suhu ruangan. Sebagian
besar lemak nabati tidak jenuh.

10
3.4 Contoh Asam Lemak Non Esensial

Contoh asam lemak non esensial yang terbagi kedalam 2 bagian yaitu, asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

Tabel 1. Asam lemak tidak jenuh

Asam-asam lemak Formula Titik cair (derajat


celcius)

Palmitoleate (heksadesenoat) C16H30O2 Cair

Oleat (oktadesenoat) C18H34O2 Cair

Linoleat (oktadekadienoat) C18H32O2 Cair

Linolenat (oktadekatrinoat) C18H32O2 Cair

Araidonat (eikosatetrieonat) C20H32O2 Cair

Klupanodonat ( C22H34O2 Cair

dokosapentaenoat)

Tabel 2. Asam lemak jenuh

Asam-asam lemak Formula Titik cair (derajat


celcius)

Butirat (butanoate) C4H8O2 Cair

Kaproat (hexanoate) C6H12O2 Cair

11
Kaprat (dekanoat) C8H16O2 16

Laurat (dodekanoat) C10H20O2 31

Miristat (tatradekanoat) C12H24O2 44

Palmitat (heksadekanoat) C14H28O2 63

Arakidat (eikosanoat) C20H40O2 76

Stearat (oktadekanoat) C18H36O2 70

Lignoserat (tatrakkosanoat) C24H48O2 86

Jenis asam lemak non esensial yang diperlukan oleh tubuh diantaranya,

1. Omega-3 termasuk kepada DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA

(eicosapentaenoic), DHA ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak pada


bayi dan anak-anak.

2. Omega-6 termasuk asam lemak AA (asam araakidonat) dan GLA

(gamma-linolenic acid) yang membuat tubuh dari LA (asam lemak omega-


6 esensial)

3.5 Perbedaan Asam Lemak Esensial dan Non Esensial

 Asam lemak esensial akan mengacu terhadap asam lemak tidak jenuh

yang penting bagi kesehatan manusia, tetapi tidak dapat diproduksi di

dalam tubuh.

12
 Asam lemak non esensial akan mengacu terhadap berbagai asam amino

yang akan diperlukan bagi kesehatan dan pertumbuhan normal, yang dapat

disintesis di dalam tubuh atau berasal dari tubuh dari asam amino esensial.

 Asam Lemak Esensial, Tubuh tidak akan dapat mensintesis asam lemak

esensial.

 Asam Lemak Non-esensial, Tubuh kita akan dapat mensintesis asam

lemak non-esensial

 Asam Lemak Esensial, contohnya Dua jenis asam lemak esensial yaitu

asam linoleat dan asam α-linoleat.


 Yang termasuk asam lemak non-esensial yaitu asam arakid, asam stearat,
asam palmitat, dll.

13
BAB IV

KESIMPULAN

Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air

akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform,
benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas.

Asam lemak merupakan lipida yang paling sederhana dan merupakan

penyusun dari lipida kompleks. Asam lemak digolongkan menjadi asam lemak
jenuh dan tidak jenuh.

Asam lemak non esensial merupakan jenis asam lemak lain yang dapat

disintesis oleh tubuh, melalui reaksi-reaksi biokimia atau mengubah asam amino

yaitu asparagin, alanin, asam aspartat, sistin, glutamin, asam glutamat, glisin,

serin, prolin, dan tirosin. Asam lemak non esensial yaitu omega-3 dan lemak
omega-6.

Jenis asam lemak non esensial yang diperlukan oleh tubuh diantaranya,

1. Omega-3 termasuk kepada DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA

(eicosapentaenoic), DHA ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak pada bayi dan
anak-anak.

2. Omega-6 termasuk asam lemak AA (asam araakidonat) dan GLA

(gamma-linolenic acid) yang membuat tubuh dari LA (asam lemak omega-6


esensial)

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. (1994). Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.
Tillman, dkk. (1998). Ilmu Makanan Ternak Dasar . Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Sartika (2008). Pengaruh Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh Asam Lemak
Transterhadap Kesehatan. Jurnal kesehatan publik. 2(4) : 154-160.
Anonim (2018). Perbedaan Asam Lemak Esensial dan Non esensial.
https://perbedaan.budisma.net/perbedaan-asam-lemak-esensial-dan-non-
esensial.html (diakses 6 september 2019).
Asd Asd (2018). Asam lemak Esensial dan Non esensial. Sumedang:
universitas padjadjaran.

15

Anda mungkin juga menyukai