Oleh :
Kelas: B
Kel: 4
Anisah 200110180054
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas kasih dan karunia Nya
yang telah memberikan kesehatan dan kekompakkan kepada kami semua untuk
membuat makalah Nutrisi Ternak yang berjudul, Lipida yang berbasis asam
lemak non essensial, sehingga kita memiliki kemampuan untuk berpikir yang baik
terhadap tugas makalah ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
acetone, dll). Pada cara analisa proksimat lipida termasuk dalam fraksi ekstrak
eter. Susunan dan fungsi lipida pada tubuh hewan sangat bervariasi. Lipida
Lipida terdiri dari asam - asam lemak dan alkohol. Asam lemak
digolongkan sebagai asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh mempunyai formula C nH2nO2 dan titik didihnya meninggi sesuai
susu. Asam lemak mulai dri kaproat sampai miristat terdapat hanya di
sebagian kecil lemak termasuk lemak susu dan minyak kelapa. Asam palmitat,
oleat, dan stearat terdapat luas pada tumbuh-tumbuhan dan pada umumnya
pada lemak hewan. Asam lemak jenuh termasuk asam lemak non-esensial
kerusakan. Untuk mengetahui tentang asam lemak non esensial maka dibuat
makalah ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengertian dan karakteristik lipida?
1.2.5 Apa saja perbedaan asam lemak esensial dan non esensial?
1.3.5 Untuk memahami perbedaan asam lemak esensial dan non esensial
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga
terikat pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat
diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan
tetraklormetana. Lipid penting karena memiliki nilai energi yang tinggi, bahan
isolasi dan pelindung yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan
mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009)
mempunyai rantai karbon panjang. Gugus R-nya merupakan rantai rantai harus
tidak bercabang (linier). Asam lemak non-esensial adalah jenis asam lemak lain
yang dapat disintesis oleh tubuh, baik melalui berbagai reaksi biokimia atau
mengubah asam amino esensial seperti alanin, asparagin, asam aspartat, sistin,
asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin, dan tirosin. Karena itu, kehadiran
mereka dalam diet tidak penting.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
Lemak memberikan lebih kurang 2,25 kali energi daripada karbohidrat
jika mengalami metabolisme. Hal ini dikarenakan lemak lemak mengandung
hidrogen yang lebih tinggi daripada dengan kandungan oksigen nya itu sendiri.
Karena inilah lemak memiliki nilai kalori yang lebih besar per kilogramnya.
Lemak tidak dapat larut dalam air melainkan larut didalam eter.
2. Menambah palatabilitas
3. Mengandung vitamin
Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu (Rolifartika, 2011) :
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak
tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat)
mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga
molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan
lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan
pelarut lemak yang baik.
5
5. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak. Jika
berbentuk padat disebut sebagai lemak.
6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat
penting dalam pembentukan membran sel
7. Fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul
yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).
8. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar
oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut
dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh
dan titik didih lebih rendah daripada lemak.
Asam lemak digolongkan menjadi asam lemak jenuh dan tidak jenuh.
Asam lemak tidak jenuh mempunyai dua atau lebih molekul-molekul hidrogen
yang hilang. Molekul-molekul hidrogen yang hilang tersebut dapat diisi melalui
sebuah proses yang dikenal dengan hidrogenasi. Asam lemak tidak jenuh
memiliki titik didih yang rendah dan lebih reaktif dibandingkan dengan asam
lemak jenuh dengan jumlah atom karbon yang sama.
Asam lemak jenuh mempunyai formula umum CnH2nO2 dan titik didihnya
meninggi sesuai dengan meningkatnya jumlah atom karbon. Asam palmitat, oleat
dan Stearat terdapat luas pada tumbuh-tumbuhan dan pada umumnya pada lemak
hewan.
6
Asam-asam tidak jenuh seperti linoleat,linolenat,dan arakidonat
dibutuhkan untuk makanan yang sempurna. Asam-asam lemak tersebut perlu ada
dalam ransum karena hewan tidak dapat membuatnya. Maka dari itulah zat-zat ini
dinamakan dengan istilah asam lemak esensial. Yang dapat diartikan asam lemak
esensial itu zat yang dibutuhkan oleh sementara tubuh tidak memproduksinya
sehingga perlu dipenuhi melalui luar tubuh. Sementara untuk lemak non esensial
merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh pun sudah memproduksinya
dengan alami
Sifat-Sifat Lemak
1. Sifat Fisika.
Lemak murni tidak berwarna,tidak berbau,tidak ada rasanya
serta mempunyai sifat netral. Lemak berbau atau berwarna
disebabkan karena adanya figment-figment dari asalnya atau
mengalami perubahan struktur disebabkan pengaruh udara
dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa minyak nabati
yang berwarna kuning disebabkan karena adanya figment
seperti corotene dan xanthophyl.
Pada pemanasan tertentu akan terjadi pencairan secara
perlahan.
Jika dipanaskan secara berlebihan, pada awalnya akan
mengeluarkan asam yang disusul dengan memijar dan akhirnya
terbakar.
Titik lebur (melting point) lemak relatif rendah,tetapi selalu
lebih tinggi dari temperatur dimana ia menjadi padat kembali
(setting point). Misal lemak sapi mencair pada 49°C dan
menjadi padat kembali pada 36°C. Titik lebur lemak tergantung
pada panjang pendeknya rantai karbon dari asam lemak
penyusunya dan banyak sedikitnya ikatan – ikatan rangkap.
Makin panjang rantai karbon tersebut makin tinggi titik lebur
7
lemak, dan makin banyak ikatan rangkap makin rendah titik
leburnya. Misal titik lebur trimalpitin 66°C dan tristearin 71°C.
Titik lebur triolein yang mempunyai tiga buah ikatan rangkap
mempunyai titik lebur -5°C.
Dengan udara dan air akan terbentuk emulsi.
Sebagai bahan pelicin dalam makanan. ketika makan roti akan
lebih mudah ditelan jika diberi olesan lemak.
Lemak netral tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
pelarut – pelarut lemak, seperti
eter,chloroform,petroleumeter,carbon tetrakhlorida, benzena.
Lemak dapat larut dalam alkohol panas dan sedikit larut dalam
alkohol dingin.
Berat jenis lemak padat sekitar 0.63,sedangkan minyak atau
lemak cair 0.915 – 0.940,karena berat jenis lemak lebih rendah
dari pada berat jenis air menyebabkan lemak menjadi terapung
diatas air bila keduanya dicampur.
2. Sifat Kimia
Jika lemak bercampur dengan protein dalam daging akan dapat
melunakkan daging.
Lemak dapat dihidrolisasi dengan dipanaskan pada temperatur dan
tekanan tinggi . Apabila didihkan pada tekanan biasa hidrolisa
berjalan labat. Hidrolisa yang umum dilakukan dengan basa kuat
(NaOH/KOH),Dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai
sabun. Sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk memisahkan
sabun dengan gliserol ditabahkan garam NaCl
Lemak tak jenuh dapat mengaddisi hidrogen,sehingga menjadi
lemak jenuh. Proses ini disebut hidrogenasikatalitik sebab
diperlukan katalisator,yaitu serbuk nikel,kadang disebut juga
proses pemadatan atau pengerasan lemak jenuh sebab pada proses
ini lemak tak jenuh(cair) menjadi lemak jenuh(padat)
8
Bila lemak tak jenuh ditambah beberapa tetes aquabromata dan
kemudian campuran ini dikocok maka warna dari aquabromata
akan luntur. Dalam hal ini brom dari aquabromata diaddisi oleh
ikatan rangkap yang ada pada lemak tak jenuh tersebut. Disamping
mengaddisi brom,lemak tak jenuh dapat mengaddisi lod.
Reaksinya identik dengan reaksi diatas hanya brom diganti dengan
lod.
Hidrogenolisis lemak dapat diartikan sebagai pembongkaran lemak
oleh pengaruh hidrogen menjadi alkohol. Untuk lemak tak jenuh
mula – mula akan menjadi gliserol dan asam lemak tak jenuh
kemudian sam lemak tak jenuh yang terbentuk mengalai
hidrogenasi katalitik sehingga terbentuk alkohol jenuh.
Reaksi penyebab ketengikan ( rancidity) adalah perubahan kimia
yang menimbulkan aroma/bau dan rasa tidak enak pada lemak.
Ketengikan pada lemak jenuh yang asa lemak penyusunya
mempunyai rantai pendek,dapat terjadi hanya karena pengaruh
hidrolisa. Sedangkan ketengikan lemak tak jenuh yang asam lemak
penyusunya mempunyai rantai panjang,dapat terjadi melalui dua
proses yaitu proses oksidasi dan hidrolisa. Penambahan oksigen
atau anti oksidan dapat mencegah terjadinya ketengikan.
Asam lemak non-esensial merupakan asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada atom karbon. Hal ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap
9
oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak jenuh .
Lemak jenuh merupakan lemak yang buruk karena dapat menyebabkan penyakit
jantung dan ateroklerosis. Asam lemak jenuh akan memenuhi 50 % membran sel.
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap
tunggal dalam ikatan hidrokarbon. Asam lemak tak jenuh tergolong pada asam
lemak rantai panjang. Asam lemak non-esensial memiliki peran dalam
pembentukan trigliserida. Asam lemak non-esensial akan mengacu pada berbagai
jenis asam amino yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan normal.
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SFA) adalah asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap disebut sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids),
dibedakan menjadi Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) memiliki 1 (satu)
ikatan rangkap, dan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dengan 1 atau lebih
ikatan rangkap. Polyunsaturated fatty acids (PUFA) dan monounsaturated fatty
acids (MUFA) adalah dua kelompok besar dari asam lemak tidak jenuh. PUFA
dikelompokkan berdasarkan ikatan rangkap pada ikatan karbon dari gugus omega,
yaitu Omega-3, Omega-6, Omega-7 dan Omega-9. Omega-7 dan 9 merupakan
asam lemak non esensial
Asam lemak dari lemak jenuh hanya mengandung ikatan tunggal antara
atom karbon. Lemak jenuh adalah lemak yang buruk karena bisa mengakibatkan
aterosklerosis dan penyakit jantung. Itu ada sebagai soild dalam suhu ruangan dan
sebagian besar lemak hewan jenuh. Di sisi lain, asam lemak tak jenuh
mengandung setidaknya satu ikatan rangkap tunggal dalam rantai hidrokarbon. Ini
adalah lemak yang baik karena dapat meningkatkan kadar HDL dalam tubuh.
Umumnya, lemak tak jenuh terjadi sebagai cairan dalam suhu ruangan. Sebagian
besar lemak nabati tidak jenuh.
10
3.4 Contoh Asam Lemak Non Esensial
Contoh asam lemak non esensial yang terbagi kedalam 2 bagian yaitu, asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
dokosapentaenoat)
11
Kaprat (dekanoat) C8H16O2 16
Jenis asam lemak non esensial yang diperlukan oleh tubuh diantaranya,
Asam lemak esensial akan mengacu terhadap asam lemak tidak jenuh
dalam tubuh.
12
Asam lemak non esensial akan mengacu terhadap berbagai asam amino
yang akan diperlukan bagi kesehatan dan pertumbuhan normal, yang dapat
disintesis di dalam tubuh atau berasal dari tubuh dari asam amino esensial.
Asam Lemak Esensial, Tubuh tidak akan dapat mensintesis asam lemak
esensial.
lemak non-esensial
Asam Lemak Esensial, contohnya Dua jenis asam lemak esensial yaitu
13
BAB IV
KESIMPULAN
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform,
benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas.
penyusun dari lipida kompleks. Asam lemak digolongkan menjadi asam lemak
jenuh dan tidak jenuh.
Asam lemak non esensial merupakan jenis asam lemak lain yang dapat
disintesis oleh tubuh, melalui reaksi-reaksi biokimia atau mengubah asam amino
yaitu asparagin, alanin, asam aspartat, sistin, glutamin, asam glutamat, glisin,
serin, prolin, dan tirosin. Asam lemak non esensial yaitu omega-3 dan lemak
omega-6.
Jenis asam lemak non esensial yang diperlukan oleh tubuh diantaranya,
(eicosapentaenoic), DHA ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak pada bayi dan
anak-anak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sartika (2008). Pengaruh Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh Asam Lemak
Transterhadap Kesehatan. Jurnal kesehatan publik. 2(4) : 154-160.
Anonim (2018). Perbedaan Asam Lemak Esensial dan Non esensial.
https://perbedaan.budisma.net/perbedaan-asam-lemak-esensial-dan-non-
esensial.html (diakses 6 september 2019).
Asd Asd (2018). Asam lemak Esensial dan Non esensial. Sumedang:
universitas padjadjaran.
15