Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH

PENGHAYATAN PROFESI VETERINER


Dokter Hewan Entrepreneur

Disusun oleh :

Frischa Ninda Pratiwi 12820007

Deni Budi Sentosa 12820020

Sofiyul Hadi 12820035

Shandiva Meuthia 12820047

Andri Maulana Yusup 12820051

Jenfy Hariato 12820112

Fahrizal Argiansa 14820036

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
TUGAS MAKALAH
PENGHAYATAN PROFESI VETERINER

Dokter Hewan Entrepreneur

Disusun oleh :

Frischa Ninda Pratiwi 12820007

Deni Budi Sentosa 12820020

Sofiyul Hadi 12820035

Shandiva Meuthia 12820047

Andri Maulana Yusup 12820051

Jenfy Hariato 12820112

Fahrizal Argiansa 14820036

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan makalah dengan judul Dokter Hewan Entrepreneur.

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan nilai dalam

tugas mata kuliah Penghayatan Profesi Veteriner, Departemen Kedokteran Dasar,

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan, dari berbagai pihak.

Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus

dan rasa hormat kepada :

1. Rektor universitas wijaya kusuma Surabaya, Prof. H. Sri Harmadji., dr. Sp.

THT-KL (K) yang telah memberikan ijin dan menerima saya sebagai

mahasiswa universitas wijaya kusuma Surabaya

2. Dekan fakultas kedokteran hewan universitas wijaya kusuma Surabaya, H.

Agus Sjafarjanto., drh., M.Kes., yang telah membantu dalam kelancaran

proses pelaksanaan pendidikan di fakultas kedokteran hewan universitas

wijaya kusuma Surabaya

3. Era Hari Mudji., drh., M.Vet selaku penanggung jawab mata kuliah

penghayatan profesi veteriner yang telah membimbing dan memberikan

petunjuk atas makalah ini hingga selesai

ii
Kepada semua pihak yang telah membantu penuis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karunia-

Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

makalh ini, penulis berharap makalah semoga makalh ini bermanfaat bagi

masyarakat dan semua ihak yang membaca.

Surabaya, 8 Oktober 2016

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

2.1 Definisi Dokter Hewan .................................................................. 3

2.2 Definisi Entrepreneur .................................................................... 3

2.3 Karakter Entrepreneur ................................................................... 4

2.4 Tahap-Tahap Entrepreneur ............................................................ 4

2.5 Cattery ............................................................................................ 7

III. PEMBAHASAN ................................................................................. 9

3.1 Dokter Hewan Entrepreneur di Bidang Cattery ............................ 9

3.2 Peraturan Pembiakan ...................................................................... 13

3.2.1 Umum................................................................................. 14

iv
3.2.2 Pejantan .............................................................................. 14

3.2.3 Indukan ............................................................................... 14

3.2.4 Microchip ........................................................................... 14

3.2.5 Kucing yang Tidak Boleh dalam Pembiakan ..................... 15

3.3 Husbandry dan Lingkungan ........................................................... 15

3.3.1 Pemeliharaan Umum .......................................................... 15

3.3.2 Akomodasi ......................................................................... 16

3.3.2.1 Persyaratan Umum ................................................ 16

3.3.3 Tempat Pemeliharaan Kucing yang Terpisah .................... 17

3.3.4 Anakan Kucing................................................................... 17

3.3.5 Pejantan .............................................................................. 18

3.3.6 Indukan ............................................................................... 18

3.3.7 Pengembangbiakan ............................................................ 19

3.3.8 Siklus Birahi ....................................................................... 19

3.3.9 Perawatan Selama Hamil ................................................... 19

3.3.10 Proses Persalinan ................................................................ 20

3.3.11 Perawatan Anak Kucing..................................................... 21

3.4 Biaya Pengeluaran dan Pendapatan dalam Mendirikan

Cattery ............................................................................................ 23

3.4.1 Modal Awal ........................................................................ 23

3.4.2 Biaya Tambahan dalam Mendirikan Cattery ..................... 24

3.4.3 Pendapatan Sebuah Cattery .............................................. 25

IV. PENUTUP ........................................................................................... 26

v
4.1 Simpulan ........................................................................................ 26

4.2 Saran ............................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Perawatan Anak Kucing............................................................ 22

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain Tempat Cattery.......................................................... 10

Gambar 3.2 Desain Ruangan Cattery........................................................ 11

Gambar 3.3 Kandang yang Umum Digunakan pada Cattery ................... 13

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sugiarto (2015) dokter hewan (medik veteriner) adalah dokter

yang menangani hewan dan penyakit-penyakitnya. Selain bertanggung jawab

terhadap kesehatan hewan (keswan), dokter hewan juga berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan hewan (kesrawan) serta kesehatan masyarakat

veteriner (kesmavet). Tetapi saat ini dokter hewan sudah banyak merangkap

juga sebagai Entrepreneur. Entrepreneur yaitu seseorang yang mempunyai

dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang

lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/

menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.

Sedangkan Entrepreneurial yaitu aktifitas/ kegiatan dalam menjalankan suatu

usaha atau berwirausaha.

Salah satu usaha yang banyak diminati adalah mendirikan sebuah Cattery.

Cattery adalah tempat di mana breeder memelihara dan melakukan aktifitas

pembiakan. dan Breeder (pembiak) ialah orang yang membiakkan (kucing)

dengan sengaja untuk tujuan menghasilkan anakan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana dokter hewan menjadi

seorang Entrepreneur dalam bidang Cattery?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami potensi dokter hewan

menjadi seorang Entrepreneur dalam bidang Cattery.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dokter Hewan

Menurut Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (2010) Dokter Hewan

(Veterinarian) adalah orang yang telah Lulus Program Pendidikan Profesi

Kedokteran Hewan di Indonesia dari institusi Pendidikan Kedokteran Hewan yang

telah terakreditasi ataupun institusi Pendidikan Kedokteran Hewan di Luar Negeri

yang ijazahnya telah mendapatkan pengesahan dari Kementrian Pendidikan

Nasional. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pertanian (2010) Dokter hewan

adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan, sertifikat

kompetensi, dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan hewan.

2.2 Definisi Entrepreneur

Kata Entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah

dikenal sejak abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya

adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi

Entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir dan menanggung risiko

sebuah bisnis atau usaha (Suryana, 2006).

Entrepreneurship adalah segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan

dan proses yang dilakukan oleh para Entrepreneur dalam merintis, menjalankan

dan mengembangkan usaha mereka. Entrepreneurship merupakan gabungan dari

kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan

cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru (Suryana, 2006).

3
2.3 Karakter Entrepreneur

Terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang Entrepreneur,

yaitu :

1. Creation, menciptakan suatu peluang bisnis dari peluang yang ada

2. Innovation, mengembangkan inovasi dalam lingkup bisnisnya yang

meliputi produk baru, proses, market, material dan organisasi.

3. Risk Undertake, setiap Entrepreneur menerima dan mengambil resiko

bahwa bisnis yang dijalankannya mungkin akan mengalami kerugian atau

kegagalan.

4. General Management, pemilik bisnis harus dapat mengelola dan

mengalokasikan sumber dayanya yang terbatas, dan yang terakhir adalah

performance intention, menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan

menghasilkan laba. (Suryana, 2006).

2.4 Tahap-tahap Entrepreneurship

Menurut Suryana (2006) Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang

Entrepreneur dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap dalam

melakukan Entrepreneurship :

a. Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat tantangan

atau peluang usaha baru dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan adanya

4
keinginan untuk membuka usaha baru. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang

akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau usaha yang lain.

b. Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang Entrepreneur mengelola berbagai aspek yang

terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha,

pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi

bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan

melakukan evaluasi.

c. Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana Entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai

melakukan analisis untuk mengatasi sagala masalah dan hambatan dalam

menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil adalah yang mampu

mempertahankan usahanya dari segala hambatan, tantangan, dan masalah yang

ada sehingga usahanya dapat berjalan dengan lancar.

d. Tahap mengembangkan usaha

Tahap ini adalah di mana Entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai

melakukan analisis perkembangan dan inovasi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan

kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya bisa dengan memperbanyak

relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan,

memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas, menambah pelayanan,

menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini Entrepreneur melakukan kontribusi

ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam dan lingkungan. Dari

5
manfaat pengembangan usaha ini dapat diperoleh secara jelas, kontribusi untuk

masalah lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan tenaga kerja.

Proses Entrepreneurship diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya

tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan dan dorongan untuk

berinisiatif, yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif sehingga

tantangan tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan pasti memiliki risiko,

yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu Entrepreneur

adalah seorang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan (Suryana,

2006)

Fungsi dan peran Entrepreneur dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu

secara mikro dan makro. Secara mikro Entrepreneur memiliki dua peran, yaitu

penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu Entrepreneur

menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara,

ide, organisasi dan sebagainya. Sebagai perencana Entrepreneur berperan

merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru,

merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi

perusahaan yang baru dan lain-lain. Secara makro peran Entrepreneur adalah

menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan dan kesempatan kerja yang

berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu Negara. (Suryana,

2006).

Seorang Entrepreneur adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis,

dengan menghadapi risikodan ketidakpastian dan bertujuan untuk mencapai laba

serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-peluang melalui kombinasi

6
sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya. Entrepreneur

melihat potensi yang dilihat kebanyakan orang sebagai masalah atau bahkan yang

tidak terpikirkan sama sekali oleh kebanyakan orang, karakteristik yang

menjadikan mereka lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang

(Suryana,2006).

2.5 Cattery

Cattery adalah tempat di mana breeder memelihara dan melakukan aktifitas

pembiakan. dan Breeder (pembiak) ialah orang yang membiakkan (kucing)

dengan sengaja untuk tujuan menghasilkan anakan. Tujuan Cattery adalah

menjaga kemurniaan genetik kucing yang dibiakkan dengan cara: melakukan

pembiakan kucing sesuai dengan rasnya yaitu peraturan pembiakan/genetik yang

telah ditentukan dan membuat laporan perkawinan yang sebenarnya untuk dapat

diterbitkan sertifikat silsilah kucing yang dibiakkan (Lung Cattery, 2015).

Untuk mendaftar menjadi Cattery ada beberapa sebutan sebagai berikut:

a. Registered Breeder, yaitu orang yang meregistrasikan (mendaftarkan)

kegiatannya pada asosiasi/federasi/organisasi/klub (cat registry) tertentu.

b. Registered Cattery adalah orang yang meregistrasikan (mendaftarkan)

Cattery-nya pada asosiasi/organisasi/klub kucing tertentu.

Setiap asosiasi / federasi / organisasi / klub memiliki aturan dan konsekuensinya

masing-masing. Cattery yang terdaftar di salah satu asosiasi/ federasi / organisasi /

klub harus mengikuti aturan yang ditetapkan asosiasi / federasi / organisasi / klub

tersebut. Di Indonesia terdapat 3 asosiasi / federasi / organisasi / klub kucing

7
yaitu : CFSI (Cat Fanciers Society of Indonesia), ICA (Indonesian Cat

Association), CFI (Cat Fancy Indonesia). Ketiga asosiasi / klub tersebut masing-

masing mengacu ke major federation International (khususnya ke CFA, FIFe, dan

TICA). Masing-masing asosiasi / federasi / klub tersebut memiliki standard

tersendiri untuk suatu jenis / ras kucing. Kadang untuk jenis/ras kucing tertentu

diakui dan dianggap memenuhi standard di suatu klub kucing, namun di klub

kucing lainnya, jenis / ras tersebut tidak diakui atau belum diakui.

Menurut Manggala (2016) beberapa hal yang harus dipersiapkan sebagai

calon Cattery yaitu :

1. Menyiapkan Ruang Pemeliharaan

2. Menyiapkan Ruang Isolasi

3. Memasang Penyejuk Udara/Air Conditioner/AC dan Exhaust Fan agar

aliran udara tetap segar dan sejuk

4. Menyiapkan Buku kesehatan/medical record, buku vaksin dan buku transfer

balik nama

5. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang pemeliharaan kucing dan ruang

isolasi

6. Menjaga kesehatan dan kebersihan kucing

7. Menyiapkan mental anda karena menjadi Cattery adalah komitmen seumur

hidup, bukan untuk sekedar mencari keuntungan dengan cara cepat karena

perjalanan menjadi Cattery yang sukses butuh waktu bertahun-tahun dan

menyita seluruh hidup anda.

8
III. PEMBAHASAN

3.1. Dokter Hewan Entrepreuner di Bidang Cattery

Dokter hewan yang mendirikan sebuah Cattery memiliki keunggulan

dibandingkan breeder pada umumnya karena selain dokter hewan lebih mengerti

tentang kesehatan kucing juga mengerti tingkah laku, perkembangbiakan dan

reproduksi kucing.

Menurut Manggala (2016) dan ICA (2016) dalam mendirikan sebuah

Cattery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antaranya

1. Desain Cattery

Tempat

1. Untuk pejantan : minimum 6 m2 lantai dengan tinggi minimum 1,80 meter,

paling sedikit 2 m2 harus tertutup dan tahan cuaca

2. Indukan yang akan melahirkan atau anakan yang belum disapih harus

mempunyai area/kamar yang terpisah

3. Ada area yang harus dibuat lebih dari satu tingkat untuk latihan dan area

tidur dan/atau perlindungan harus termasuk didalamnya

4. Semua area harus sesuai untuk akses manusia dan tahan cuaca

Fasilitas yang Dibutuhkan

1. Ruang untuk pejantan, betina, pemacakan dan bermain bagi kucing anakan

2. Ruang terpisah untuk melahirkan dan menyusui

3. Ruang isolasi bagi kucing yang sakit

9
4. Tempat untuk menyimpan makanan, minuman yag bersih, rapi dan

higienis dan terhindar dari semut juga jamur serta kering sehingga tidak

lembab dan mengakibatkan makanan kucing jadi tidak kering

5. Tempat menyimpan obat-obatan yang terpisah dari obat manusia yang

bersihm rapi dan higienis

6. Tenpat untuk grooming dan memandikan

7. Tempat untuk pembuangan sampah yang tertutup dan terpisah dari rumah

induk

Gambar 3.1 Desain Tempat Cattery

Kandang

1. Ukuran kandang untuk 1 (satu) ekor kucing dengan berat badan 4 kg

minimum lebar 63 cm panjang 90 cm tinggi 65 cm

10
2. Apabila dibutuhkan untuk lebih dari 1 (satu) ekor, maka ukuran kandang

harus lebih besar dari ukuran tersebut

3. Didalam kandang harus selalu tersedia makanan, minuman dan pasir +

tempatnya (sebaiknya bukan koran) yang selalu dalam keadaan bersih dan

higienis

4. Alas kandang harus tidak membuat sakit kaki kucing

5. Besar pintu kandang harus membuat kucing dapat keluar masuk kandang

secara leluasa

6. Tidak berkarat dan terbuat dari bahan yang aman bagi kucing dan

kesehatannya seperti alumunium

Gambar 3.2 Desain Ruangan Cattery

11
Langkah yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan kandang

1. Bersihkan kandang dan ruangan kucing minimal 2 kali sehari dengan

menggunakan desinfektan (Th4, dll) pastikan ubin tidak lengket bekas

kencing kucing

2. Angkat pasir kucing setiap kucing kencing/BAB, jangan menunggu,

karena kotoran ini akan terinjak dan baunya akan menyebar di ruangan

3. Yang terbaik adalah buang pasir yang sudah terkna kotoran/kencing agar

baunya tidak menempel pada pasir

4. Bila pasir ingin dicuci kembali pastikan pasir dicuci dengan bersih berkali-

kali, kemudian rendam dengan desinfektan selama 1 jam baru dijemur

sampai benar-benar kering (langkah ini hanya bisa mengurangi bau,

karena bau kencing kucing tetap mnempel pada pasir walau sudah dicuci,

jadi lagkah yang terbaik adalah menggunakan pasir untuk 1 pakai)

5. Ganti kotak pasir minimal 1 sehari dan cuci dengan bersih kotak pasir

yang sudah digunakan

6. Bila ruangan tidak menggunakan AC pastikan ada ventilasi udara yang

baik sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik

7. Bila ruangan menggunakan AC matikan AC pada saat ruangan dibersihkan

(2 kali sehari) gunakan kipas angin atau exhaust van agar udara didalam

ruangan bisa keluar dan diganti dengan udara yang bersih

8. Gunakan pengharum ruangan

12
Gambar 3.3 Kandang yang Umum Digunakan pada Cattery

3.2. Peraturan Pembiakan

3.2.1. Umum

Kesehatan dan kesejahteraan masing-masing kucing dan anak kucing

harus menjadi pertimbangan yang paling utama bagi semua pembiak dan pemilik

kucing atau anak kucing. Pembiakan harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung

jawab, dengan mengacu pada prinsip-prinsip genetic. Penghindaran penyakit serta

memperhatikan lingkungan yang penuh kasih sayang dan nyaman Seorang

pembiak harus memiliki catatan atau data riwayat perkembangbiakan kucingnya

yang diternakan termasuk riwayat kesehatannya Data-data tersebut diatas harus

akurat dan tersimpan dengan baik.

Kucing yang menderita kelainan bawaan tidak boleh digunakan untuk

pembiakan atau dijual sebagai kucing pembiak. Pembiak yang menjual anak

kucing dengan kelainan bawaan harus mengajukan permohonan kepada komisi

pembiakan dan regestrasi agar dapat diberlakukan pembatasan pembiakan atas

13
kucing tersebut. Semua kucing ras yang dibiakan harus memiliki kumis (ICA,

2016)

3.2.2. Pejantan

Sebelum digunakan sebagai pejantan, seekor kucing jantan harus

mempunyai sertifikat sari dokter hewan yang menyatakan bahwa kedua testikelnya

normal dan keduanya berada dalam kantung scrotal (ICA, 2016).

3.2.3 Indukan

Indukan sebaiknya tidak melahirkan lebih dari 4 (empat) kali anakan

dalam kurun waktu 24 (dua puluh empat) bulan kecuali dengan adanya

persetujuan tertulis terlebih dahulu dari dokter hewan dan/atau Komisi Pembiakan

dan Registrasi. Indukan yang setelah dua kali di operasi Caesar tidak boleh

dipergunakan lagi untuk pembiakan (disarankan untuk dilakukan sterilisasi)

Indukan yang telah dikawinkan/dipacakan tidak boleh dipacakan kembali dengan

pejantan lainnya dalam kurun waktu 3 (tiga) minggu dari pemacakan sebelumnya

(ICA, 2016).

3.2.4 Microchip

Semua kucing yang dibiakan harus diidentifikasikan dengan microchip dan

kode pengidentifikasian dari kedua orangtua akan didokumentasikan dalam

sertifkitas silsilah.

14
3.2.5 Kucing yang Tidak Diperbolehkan dalam Pembiakan

- kucing putih yang tuli

- kucing dewasa yang menderita hernia pusar yang terlihat

- kucing yang telah dioperasi Caesar dua kali

- kucing yang memiliki kelainan genetika/bawaan

Komisi pembiakan dan registrasi dapat memberlakukan batasan lebih sesuai

dengan kondisi nasional (ICA, 2016)

3.3 Husbandry dan Lingkungan

3.3.1 Pemeliharaan Umum

Kucing dewasa dan anakan harus mendapatkan vaksinasi secara berkala

Kucing dewasa dan anakan yang sakit harus mendapatkan perhatian dokter

hewan secepatnya

Parasite seperti kutu, tungau, kutu kuping, cacing saluran pencernaan,

cacing hati dll seringkali tidak dapat dihindari, namun setiap kucing harus

secara rutin diperiksa dan dirawat

Penanganan khusus harus dilakukan untuk mencegah penyebaran

penyakit-penyakit virus, bakteri dan jamur, termasuk penggunaan vaksin

yang dianjurkan oleh dokter hewan (ICA, 2016)

15
3.3.2 Akomodasi

3.3.2.1 Persyaratan Umum

Tempat tinggal, tempat tidur, tempat makanan, tempat pasir, dll harus dijaga

kebersihannya setiap waktu. Kucing harus mempunyai tempat minuman dengan

air bersih setiap saat, makanan yang tepat apabila diharuskan atau ditentukan,

tempat tidur yang nyaman, peralatan permainan dan aktivitas dan tiang panjat atau

sejenisnya. Kucing harus mempunyai tempat yang cukup dimana mereka bisa

bergerak dan bermain dan menikmati kehidupan layak seperti di habitat tinggal

sebagaimana mestinya (ICA, 2016).

Untuk kucing-kucing yang tidak terbiasa dengan suhu yang ekstrim, suhu

diantara 10C sampai 35C (50F sampai 95F) diperbolehkan, tapi suhu dibawah

atau diatas kisaran tersebut memerlukan tambahan peralatan seperti pemanasan

atau pendinginan ruangan. Fasilitas ventilasi harus tersedia dengan udara segar

(jendela, pintu, Air Conditioning) untuk mengurangi bau, kelembaban dan aliran

udara. Pencahayaan alami atau buatan harus tersedia. Fasilitas pembersih dan

desinfektan untuk lantai, dinding dan perabotan harus selalu tersedia. Walaupun

seekor kucing senang ditemani dengan kucing-kucing lain, berdesakan dalam

kandang harus dihindari karena dapat mengakibatkan stress dan menimbulkan

agresi, selain itu dapat meningkatkan resiko penularan penyakit. Setiap kucing

maupun anakan harus diberikan perhatian perindividu setiap harinya, hari ini

termasuk perawatan pengecekan kesehatan secara umum (ICA, 2016).

16
3.3.3 Tempat Pemeliharaan Kucing yang Terpisah

Menurut ICA (2016) tempat tinggal kucing harus terpisah dari lingkungan

rumah tangga, fasilitas yang diberikan harus pengelolaan dan pemeliharaan

kucing yang sebaik-baiknya. Dengan persyaratan sebagai berikut:

Harus disediakan lebih dari satu tingkat dan ada tempat untuk tidur

dan/atau perlindungan khusus

Semua tempat atau ruangan tersebut harus dapat dilalui mausia dan

tahan cuaca

Dengan fasilitas luar:

Kucing harus diberikan tempat perlindungan/berteduh yang cukup,

sehingga dapat terhindar dari sengatan sinar matahari langsung

Dalam hal kasus ini, kucing harus dapat jalan keluar atau masuk

kedalam ruangan untuk dapat terhindar atau berlindung apabila terjadi

hujan

Pada lokasi tersebut harus dibangun fasilitas untuk saluran

pembuangan air

3.3.4 Anakan kucing

Anakan kucing tidak boleh dipindahtangankan ke pemilik yang baru,

sebelum mereka berumur 12 minggu dan harus dalam kondisi telah divaksin

terhadap Panleucopenia dan flu kucing, kecuali ada penyebab hal lain yang

disarankan oleh dokter hewan (ICA, 2016).

17
3.3.5 Pejantan

Menurut ICA (2016) kucing pejantan yang tinggal dalam sarana akomodasi

tertutup harus mempunyai:

Apabila akomodasi ini dibagi, maka permukaan yang tersedia harus lebih

besar

Pada semua akomodasi harus ada lebih dari satu tingkat dan area tempat

tidur atau perlindungan khusus

Semua area harus sesuai untuk akses manusia

3.3.6 Indukan

Semua kelahiran harus ditunggui, untuk berjaga-jaga bila timbul masalah.

Indukan yang akan melahirkan atau anakan yang belum disapih harus mempunyai

area/kamar terpisah (ICA, 2016)

3.3.7 Pengembangbiakan

Usia

- Betina : 12-24 bulan

- Jantan : 18 bulan

Pemeriksaan sebelum perkawinan

- Pemeriksaan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit dalam termasuk

parasite dan virus-virus

- Bebas dari jamur & kutu

- Cek kembali jadwal vaksin bila sudah lebih dari 3 bulan maka kucing

tersebut (betina & jantan) harus divaksin ulang (ICA, 2016)

18
- Berikan obat cacing pada kucing betina agar anak yang dilahirkan tidak

tertular

- Kucing betina harus pada berat idealnya pada saat dikawinkan (ICA,

2016).

3.3.8 Siklus Birahi

Ada lima tahap masa birahi:

Anestrus : pejantan tidak tertarik pada betina dan sebaliknya

Proestrus : berlangsung sekitar 1-2 hari pada beberapa indukan, tetapi

tidak selalu kelihatan

Estrus : berlangsung sekitar 1 minggu, betina akan mengalami tahap ini

untuk mengawininya

Interestrus bila dia tidak dikawinkan, maka dia akan mengalami tahap ini

berlangsung selama 1 minggu

Metestrus : apabila dia dikawinkan tetappi tidak hamil, maka dia

memasuki tahap ini yang berlangsung selama 5-7 minggu

Kalau perkawinannya berhasil maka dia akan mengandung selama 62-65 hari

(ICA, 2016).

3.3.9 Perawatan Selama Hamil

Berikan pakan kitten yang mengandung lebih banyak nutrisi disbanding

pakan adult

Berikan kandang yang luas agar dia bia bergerak lebih leluasa

19
Calon induk yang terkena jamur harus segera diobati

Selama hamil sebaiknya kucing betina tidak dimandikan, hal ini untuk

menghindari stress yang dapat mengakibatkan keguguran (ICA, 2016)

3.3.10 Proses Persalinan

Sebelum Melahirkan

Tanda pasti bahwa sebentar lagi akan melahirkan adalah air ketubannya

pecah & mengalir seperti air kencing. Persiapkan beberapa peralatan untuk proses

kelahiran seperti:

- Gunting kecil untuk memotong tali pusar

- Pinset untuk menjepit tali pusar

- Handuk atau lap atau tissue untuk membersihkan bayi kucing yang baru

lahir, terutama jika induknya tidak mau menjilatinya

- Obat-obatan seperti alcohol dan cairan antiseptic (obat luka) untuk

membersihkan bekas potongan tali pusar agar bayi tidak terkena infeksi.

(ICA, 2016)

Ketika Melahirkan

- Kucing mulai mengejan keluar air ketuban keluar bayi disusul

ari-arinya

- Perhatikan apakah kucing bisa menolong anaknya? Kalau tidak bantu

- Setelah bayi keluar, buka selaputnya

- Bersihkan dengan handuk/tissue bagian mulut & hidung pastikan

sudah benar-benar bersih lalu ikat tali pusar dengan benang

20
- Gunting tali pusar sepanjang 3 cm

- Bersihkan seluruh tubuhnya

- Jarak kelahiran bayi kucing yang pertama dan seterusnya berbeda-

beda, ada yang 15, 30 bahkan 1-2 jam. Bila >2 jam, cepat konsultasi

ke dokter hewan (ICA, 2016)

Setelah Melahirkan

- Setelah melahirkan, induk betina harus dibersihkan buludisekitar

payudaranya harus dipotong dan dibersihkan dengan air hangat agar

ketika anaknya menyusu tidak terkena berbagai penyakit.

- Alas kandang diganti dengan baru berupa kain bersih, setelah itu

dekatkan lagi bayi kucing kepada induknya agar induknya mau

menyusui. Pasang lampu didalam kandang, agar bayi kucing menjadi

hangat. Lampu ini dipasang selama 1-2 minggu

- Kita harus menjaga bayi kucing yang baru lahir secara hati-hati dan

memberikan kasih sayang yang lebih. Kita harus mengawasinya

jangan sampai bayi kucing terjepit kandang atau tertindih induknya. 1-

7 hari setelah bayi kucing lahir merupakan masa yang palig penting,

karenanya kita harus lebih memperhatikannya lagi. (ICA, 2016)

3.3.11 Perawatan Anak Kucing

Dalam merawat anak kucing- ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

seperti pada Tabel 3.1

21
Tabel 3.1 Perawatan Anak Kucing

1 Hari Pastikan anak kucing segera mendapatkan


kehangatan sesaat setelah mereka lahir
Saat induknya telah selesai melahirkan
kembalikan anak-anak kucing tersebut kepada
induknya (stelah dibersihkan)
Hal yang sangat penting untuk anak-anak kucing
yang baru lahir mendapat susu pertama dari
induknya pada hari itu. Susu pertama mengandung
kolostrum yaitu antibody yang dapat membantu
melindungianak-anak kucing tersebut dari
infeksi.kemampuan dari anak-anak kucing ini
untuk menyerap antibody akan berhenti setelah
24-48 jam
Untuk mengetahui/menentukan jenis kelamin dari
anak-anak kucing, angkat ekornya, kita harus
melihat 2 lubang, lubang dekat betina, lubang
jauh jantan
Timbang berat badan anak-anak kucing setiap hari
atau setidaknya selama 2 minggu pertama. Anak-
anak kucing tersebut bobot badannya harus
bertambah sampai akhir dari 2 minggu pertama
dan setidaknya mencapai 10 gram setiap hari

1-3 Hari Tali pusar harus hati-hati diperiksa, untuk melihat tanda-
tanda akan adanya radang atau infeksi
2 Hari Beberapa dari anak kucing kehilangan sedikit berat badan
selama hari pertama mereka, tapi akan bertambah setelah
hari kedua dan terus meningkat sesudahnya. Seekor anak
kucing yang sehat pada saat lahir selalu tidur dan
menyusu. Jika seekor anak kucing terlihat lemah atau
menangis setiap saat, berarti telah terjadi sesuatu yang
tidak beres (konsultasikan kepada dokter hewan)
3-5 Hari Tali pusar telah lepas
5-10 Hari Mata mulai terbuka, pandangan masih buram.
Anak-anak kucing terlahir dengan mata berwarna
biru
Jauhkan anak-anak kucing dari cahaya yang
menyilaukan

6-14 Hari Saluran telinga sudah mulai terbuka


7 Hari Jika induknya tidak mampu menyusui, berikan
susu seperti kemarin selama 2-3 kali/hari
Jangan lupa juga untuk memberikan susu kepada

22
induknya (sebanyak yang dia mau)

14-21 Hari Anak kucing sudah lebih sadar dengan lingkugan


disekitarnya & akan mulai menjelajahi lingkungan
sekitarnya (bersosialisasi)
17 Hari Saluran telinga kini sudah sepenuhnya terbuka, jaga
selalu kebersihannya
18 Hari Anak kucing sudah dapat buang air tanpa perlu
dirangsang lagi
21 Hari Anak kucing sudah dapat mendengkur sekarang, anak
kucing sudahdapat berdiri dengan tegak. Mulai
mengenalkan anak kucing pada sebuah kotak kecil untuk
tempat kotoran
21-28 Hari Perkenalan dengan manusia & kucing lain akan dapat
terjadi pada periode ini
28 Hari Gigi bayi mulai muncul, kebanyakan dari anak kucing
sudah dapat memakan makanan yang sedikit padat
28-42 Hari Warna selaput pelangi dari mata anak-anak kucing
tersebut akan mulai berubah
35 Hari Anak-anak kucing ini sudah dapat diberikan obat cacing
atau bahkan lebih cepat jika anak-anak kucing sudah
menderita cacingan. Jangan pernah memberikan obat
cacing pada anak kucing yang sedang sakit (temui dokter
hewan terlebih dahulu)
42 Hari Anak-anak kucing kini sudah sepenuhnya dapat
disapih/dipisahkan dan membutuhkan banyak ruang
untuk berlatih
8 Minggu Vaksinasi pertama melawan virus Feline Respiratory
Disease-Rhino Tracheitis (FVR) dan Calicivirus (FCV)
dan Panleukopenia (Feline Infectious Enteritis) dapat
diberikan sekarang
12 Minggu Gigi dewasa akan mulai untuk tumbuh
12 Minggu Anak-anak kucing telah berusia 12 minggu dan telah
cukup besar untuk meninggalkan kandang dan pindah ke
tempat/kandang yang baru.
Sumber : ICA (2016)

3.4 Biaya Pemasukan dan Pengeluaran dalam Mendirikan Cattery

3.4.1 Modal awal

Modal awal yang dibutuhkan dalam membangun sebuah Cattery adalah :

1. Biaya adop membeli parent/indukan, sebagai contoh untuk kucing kualitas

yang baik, bisa di showkan dan bisa dibreeding minimal sekitar 25jt. Bila

23
2 ekor menjadi Rp. 50 juta. Satu pejantan dengan kualitas sekitar 20 juta.

Usia parent stock minimal 10 bulan. Parent stock minimal 2 indukan dan 1

pejantan. Parent stock harus memiliki kriteria excellent one dari nasional

atau internasional catshow.

2. Biaya Instalasi AC, untuk ruangan 3x4 m butuh AC minimal ukuran 3/4

PK. Harganya sekitar 3jt an.

3. Biaya Instalasi untuk penyiapan catroom Rp 1 juta per ekor.

4. Biaya pendaftaran Cattery, diklat dan administrasinya kurang lebih Rp 2,5

juta.

Total biaya awal Rp. 76,5 juta (Lung Cattery, 2015)

3.4.2 Biaya Tambahan dalam Mendirikan Sebuah Cattery

Adapun biaya tambahan dalam mendirikan sebuah Cattery adalah:

1. Biaya tempat, bila sewa maka minimal harus disisihkan minimal 1 juta per

bulan

2. Biaya listrik per bulan minimal Rp 1 juta

3. Biaya beli Shampo dan grooming perbulan minimal Rp 1 juta

4. Biaya pakan perbulan minimal Rp 400 ribu per ekor, 2 kucing menjadi Rp.

800 ribu.

5. Biaya tak terduga untuk konsultasi, cek kesehatan dan pengobatan

minimal Rp. 300 ribu.

6. Biaya show per event minimal Rp 650 ribu

7. Biaya lainnya (kapas, tissue, cairan pembersih dll) minimal Rp 300 ribu

24
8. gaji owner / opportunity cost untuk owner minimal Rp. 2.000.000 per

bulan

Total biaya per bulan Rp. 7.050.000, biaya setahun = Rp 84.600.000

Biaya yang rutin tahunan (1,1 juta) dengan rincian :

1. Biaya vaksin per ekor Rp 300 ribu

2. Biaya obat cacing per 3 bulan 100 ribu per ekor, .setahun menjadi Rp 400

ribu, untuk 2 ekor menjadi Rp. 800 ribu

(Lung Cattery, 2015)

3.4.3 Pendapatan Sebuah Cattery

Total modal dan biaya dalam 1 tahun = Rp.162.200.000 (Rp.76.500.000 +

Rp.84.600.000 + Rp.1.100.000). Bila kucing tersebut menghasilkan dalam jangka

waktu setahun 2 kali sebanyak 3 ekor dengan biaya adopnya 15 juta per ekor

maka dalam 1 tahun akan mendapatkan 90 juta (Lung Cattery, 2015)

25
IV. PENUTUP

4.1. Simpulan

Peluang seorang dokter hewan dalam melakukan kegiatan entrepreneur

di bidang cattery mempunyai sangatlah besar. Hal ini dikarenakan seorang

dokter hewan sudah mempunyai bekal dalam hal kesehatan dan tingkahlaku

atau kebiasan dari kucing yang membuat dokter hewan dapat me-manage

usaha cattery lebih optimal serta dapat menekan biaya kesehatan dari kucing

yang dikembangbiakannya serendah mungkin.

4.2 Saran

Saran yang dapat kami sampaikan yaitu lebih diperdalam lagi ilmu

tentang entrepreneur dibangku kuliah untuk menyiapkan kader-kader dokter

hewan entrepreneur di masa mendatang.

26
DAFTAR PUSTAKA

ICA. 2016. Diklat Cattery Indonesian Cat Associtiation.

Lung Cattery. 2015. Bagaimana Menjadi Cattery dan Syarat Cattery.


https://lungCattery.wordpress.com/2015/02/06/bagai-mana-menjadi-
Cattery-dan-syarat-Cattery/. Diakses 8 Oktober 2016

Manggala, A. 2016. Pertimbangan Sebelum Memutuskan Menjadi Cattery.


http://www.manggalacat.com/apps/blog/?view_type=0 Diakses 22 Oktober
2016

Peraturan Menteri Pertanian. 2010. Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner.


http://ditjennak.pertanian.go.id/download.php?file=PERMENTAN%20JAS
A%20MEDIK%20No%2002%20Thn%202010.pdf. Diakses 10 Oktober
2016
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. 2010. Anggaran Dasar Perhimpunan
Dokter Hewan Indonesia. http://pdhi-online.org/. Diakses 10 Oktober 2016

Sugiarto. 2015. Veteriner.


http://teraniasugiarto20.blogspot.co.id/2015/03/veteriner.html Diakses 20
Oktober 2016

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Edisi Ketiga. Penerbit Salemba. Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai