Oleh
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Teknik
Operasi Dermoid” tepat pada waktunya. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas
Ilmu Bedah Khusus Veteriner.
Adapun paper ini tentang “Teknik Operasi Dermoid” telah disusun sebaik
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga melalui
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian paper ini. Penulis juga berharap paper
ini dapat menambah wawasan dan dapat berguna bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa paper ini terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dalam penyusunan paper diwaktu
yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Definisi Dermoid................................................................................3
2.2 Dermoid pada Kornea........................................................................3
2.3 Persiapan Operasi...............................................................................4
2.4 Teknik Operasi...................................................................................6
2.5 Perawatan Pasca Operasi....................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari dermoid?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan dermoid pada kornea?
1.2.3 Bagaimana persiapan operasi dermoid?
1.2.4 Bagaimana teknis atau prosedur operasi dermoid?
1.2.5 Bagaimana penanganan pasca operasi dermoid?
1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari dermoid.
1.3.2 Untuk mengetahui dermoid pada kornea.
1.3.3 Untuk mengetahui persiapan operasi dermoid.
1.3.4 Untuk mengetahui teknis atau prosedur operasi dermoid.
1.3.5 Untuk mengetahui penanganan pasca operasi dermoid.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
daerah temporal. Kornea dermoid dapat terjadi unilateral maupun bilateral serta
dapat dengan mudah dilihat bila kelopak mata terbuka. Akan tetapi kasus dermoid
ini dapat menyebabkan iritasi sehingga sering diikuti dengan klinis berupa adanya
discharge mukopurulen dan bleparospasmus. Kornea dermoid dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1. Limbal atau epbulbar dermoid, suatu dermoid yang meliputi sebagian
besar atau seluruh kornea, atau suatu dermoid yang meliputi segmen
depan seluruh mata.
2. Coloboma, menyajikan kelainan bawaan yang ditandai dengan tidak
adanya kelopak mata dan dapat berada diatas atau di tutup lebih
rendah.
4
b. Bahan
Bahan-bahan dan obat yang dipersiapkan adalah tampon, alkohol
70%, aquades, benang silk, gloves, masker dan spuite 3 ml. Obat-obat
yang dipersiapkan adalah premedikasi yaitu cocaine 2% sebagai
anestesi dan antibiotik topikal.
c. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan
meja operasi didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%.
Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi,
oleh karena itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi
harus mendapatkan penerangan yang cukup agar daerah/site operasi
dapat terlihat jelas. Penggunaan alat pembesar (operative microscope)
sangat disarankan untuk membantu proses pengangkatan dermoid.
d. Persiapan hewan
Pemeriksaan fisik awal wajib untuk dilakukan sebelum operasi
dilakukan. Pemeriksaan fisik meliputi: signalemen, berat badan, umur,
pulsus, frekuensi nafas, suhu tubuh, dan pemeriksaan sistem tubuh
lainnya (digestivus, respirasi, sirkulasi, saraf, reproduksi), perubahan
anggota gerak, dan perubahan kulit, yang dicatat dalam ambulator atau
kertas pemeriksaan hewan.
5
2.4 Teknik Operasi
Rambut dermoid dapat dihilangkan secara manual pengan melakukan
pencukuran atau electroepilation, namun mungkin rambut akan tumbuh kembali.
Penanganan yang disarankan adalah dengan melakukan operasi pengangkatan
secara lengkap. Superficial keratectomy atau operasi pengangkatan dermoid dapat
dilakukan dilakukan ketika anjing sudah lebih besar dan aman untuk dianestesi.
Metode ini aman untuk dilakukan dengan probabilitas keberhasilan yang
tinggi apabila langkah pananganan pasca bedah dapat dilakukan secara tepat dan
hati-hati, jaringan dermal akan dapat dihilangkan seutuhnya. Pembedahan yang
dilakukan dapat menghilangkan tumor namun akan meninggalkan jaringan parut
pada kornea. Superficial keratectomy adalah teknik operasi yang dilakukan
sebagai penanganan dengan prosedur pembedahan atas lesi yang terjadi pada
kornea. Beberapa kasus dapat ditangani dengan metode ini, diantaranya indolent
ulcers, corneal neoplasms, dermoids, sequestrums, foreign bodies, corneal
abscesses, bacterial and fungal keratitis dan crystalline corneal degeneration.
Teknik operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Bersihkan daerah mata yang akan diangkat, potong rambut yang tumbuh
pada daerah dermoid dengan menggunakan gunting bedah.
Buat sayatan awal pada daerah mata yang akan diangkat, lalu bagian
tersebut dipegang dengan menggunakan forcep.
Gunakan dissector atau pisau bedah micrometer untuk memisahkan
lamella cornea
Lakukan penjahitan pada konjungtiva dengan pola jahitan yang digunakan
adalah interrupted suture.
6
Gambar 2.3 Potong rambut yang tumbuh pada daerah dermoid
7
Gambar 2.7 Lakukan penjahitan pada konjungtiva
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Jena, B., A. Ahmed., and N.K. Pagrut. 2015. Surgical management of islands of
ocular dermoids in a Holstein Friesian cross bred calf – a case study. J.
Livestock Sci. 6: 1-3.
Jhala, SK., Joy N., Patil DB., Parikh PV., Kelawala NH., Patel AM. 2010.
Removal of dermoid cyst in German Shepherd dog. Vet World, 3, 339.
Kalpravidh, M., Tuntivanich P., Vongsakul S., Sirivaidyapong S. 2009. Canine
amniotic membrane transplastion for corneal reconstruction after the
excision of dermoid in dogs. Vet Res Commun, 33, 1003-1012.
Korkmaz, Musa., Unal Yavuz., H. Huseyin Demirel., Ibrahim Demirkan. 2013.
Conjunctival Dermoid in a Belgian Malinois Dog. Kafkas Univ Vet Fak
Derg. 19 (6): 1057-1059.
Shadily, Hasan. 2008. “Ensiklopedia Indonesia”. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
pp. 793-794.
Sudisma, I. G. N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Edisi 1.
Cetakan 1. Pelawa Sari. Denpasar
10