Anda di halaman 1dari 14

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

(TEKNIK OPERASI DERMOID)

Oleh

I Made Beratha Mukti 1709511038

Putu Tessa Hariys Septianda Teja 1709511039

I Ketut Tomy Caesar Ramanda 1709511041

Agostinho Moreira Belo 1709511127

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Teknik
Operasi Dermoid” tepat pada waktunya. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas
Ilmu Bedah Khusus Veteriner.

Adapun paper ini tentang “Teknik Operasi Dermoid” telah disusun sebaik
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga melalui
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian paper ini. Penulis juga berharap paper
ini dapat menambah wawasan dan dapat berguna bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa paper ini terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dalam penyusunan paper diwaktu
yang akan datang.

Denpasar, 17 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Definisi Dermoid................................................................................3
2.2 Dermoid pada Kornea........................................................................3
2.3 Persiapan Operasi...............................................................................4
2.4 Teknik Operasi...................................................................................6
2.5 Perawatan Pasca Operasi....................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Dermoid pada mata anjing Shih-Tzu...............................................................5


2.2 Mata yang mengalami kelainan..................................................................6
2.3 Potong rambut yang tumbuh pada daerah dermoid...........................................7
2.4 Buat sayatan awal pada mata......................................................................7
2.5 Lakukan pengangkatan dermoid dari mata.................................................7
2.6 Lakukan pengangkatan pada kornea mata..................................................7
2.7 Lakukan penjahitan pada konjungtiva........................................................8
2.8 Keadaan mata setelah dilakukan operasi superficial keratectomy..............8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan berkembang lanjut,
memungkinkan untuk melakukan analisis secara cermat terhadap bentuk,
intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan oleh suatu objek dengan bantuan
cahaya. Mata memegang fungsi utama dan satu-satunya dalam proses
penglihatan.Mata disusun oleh bagian-bagian kompleks yang terhubung satu sama
lain, masing-masing memiliki fungsi sendiri dalam proses penglihatan.Gangguan
pada mata akan dapat mengganggu penglihatan atau bahkan benar-benar
menghilangkan kemampuan penglihatan apabila gangguan telah terjadi secara
parah.Ada begitu banyak kelainan yang dapat terjadi pada beberapa bagian mata,
dan salah satunya adalah corneal dermoid.
Dermoid atau corneal dermoid adalah suatu malformasi atau choristoma
bawaan yang sebenarnya merupakan bagian ektopik kulit. Secara teknis, corneal
dermoid ini digolongkan sebagai jenis choristoma yaitu cacat perkembangan di
mana sekelompok sel terlokalisasi pada organ terdekat namun tidak termasuk
dalam sel organ tersebut.Malformasi ini dapat terlokalisasi di kelopak mata, pada
bagian palpebral atau bulbar dari konjungtiva, pada membrane nictitan atau pada
kornea. Ocular dermoid terdiri dari epitel skuamosa berlapis (aquamous –
stratified epithelium) yang dapat berpigmen. Ditandai dengan tumbuhnya kulit
disertai dengan rambut pada bagian konjungtiva, schlera, kornea atau pada
membrane nictitan, dan terjadi secara kongenital serta cukup sering ditemukan
pada anjing dan umumnya terjadi secara unilateral.
Beberapa kasus yang terjadi pada kasus dermoid penanganannya harus
dilaksanakan prosedur pembedahan atau operasi. Namun, dalam pelaksanaannya
harus dilakukan dengan terampil karena jika dermoid sudah berakar pada kornea
ada kemungkinan akan muncul kembali apabila prosedur yang digunakan tidak
sesuai. Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk mengulas lebih
mendalam dan mengangkat judul paper yaitu “Teknik Operasi Dermoid”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari dermoid?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan dermoid pada kornea?
1.2.3 Bagaimana persiapan operasi dermoid?
1.2.4 Bagaimana teknis atau prosedur operasi dermoid?
1.2.5 Bagaimana penanganan pasca operasi dermoid?

1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari dermoid.
1.3.2 Untuk mengetahui dermoid pada kornea.
1.3.3 Untuk mengetahui persiapan operasi dermoid.
1.3.4 Untuk mengetahui teknis atau prosedur operasi dermoid.
1.3.5 Untuk mengetahui penanganan pasca operasi dermoid.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diberikan dari penulisan paper ini adalah melalui
paper ini diharapkan kalangan mahasiswa Universitas Udayana, khususnya
mahasiswa Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih mengenai pengertian dan
prosedur dalam melakukan operasi dermoid.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dermoid


Dermoid adalah suatu malformasi atau kelainan choristoma bawaan yang
pada kenyataan merupakan bagian ektopik dari kulit. Malformasi ini dapat terletak
pada kelopak mata (palpebral) pada bagian palpebral atau bulbar dari penghubung
tersebut. Pada kelopak mata ketiga atau pada kornea tepi limbus dari kelopak
mata. Dermoid mata terdiri dari epitel squamous berlapis-cirnified yang dapat
berpigmen untuk berbagai derajat di dermis dimana terdapat folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak, dan dalam kasus yang jarang, tulang rawan dan
tulang juga dapat teramati (Jena et al., 2015).
Dermoid mata dapat terlihat di atas permukaan bola mata. Lokasinya di
atas selaput mata, meliputi selaput putih di dekat sudut mata bagian luar.
Percobaan yang dilakukan terhadap hewan membuktikan bahwa hewan yang
menderita dermoid memperlihatkan gejala radang selaput mata yang seringkali
parah dan bernanah. Kotoran bernanah tersebut mengumpul diatas kelopak mata.
Hewan mengalami takut cahaya dan selalu mengeluarkan air mata. Sering kali
terjadi kekeruhan pada kornea dengan gangguan pengelihatan (Shalidy, 2008).
Dermoid pada mata telah dilaporkan di beberapa hewan domestik seperti anjing,
kucing, kuda, domba, hewan ternak lainnya, kelinci, marmot, dan burung
(Korkmaz et al., 2013). Dermoid pada mata berprediposisi pada ras anjing
German Shepherd (Jhala et al., 2010), Saint Bernard, Golden Retriever dan
Dachshunds (Erdikmen et al., 2011). Malformasi ini umumnya bersifat bawaan
tapi tidak terjadi secara turun temurun (Kalpravidh et al., 2009).

2.2 Dermoid pada Kornea


Dermoid pada kornea merupakan kelainan lapisan kornea yang terjadi
secara kongenital dengan karakteristik adanya lapisan menyerupai kulit pada
bagian kornea, konjungtiva atau keduanya. Kasus ini sering terjadi pada hewan,
terutama sapi jenis Hereford dan juga anjing dengan lesi yang sering berlokasi di

3
daerah temporal. Kornea dermoid dapat terjadi unilateral maupun bilateral serta
dapat dengan mudah dilihat bila kelopak mata terbuka. Akan tetapi kasus dermoid
ini dapat menyebabkan iritasi sehingga sering diikuti dengan klinis berupa adanya
discharge mukopurulen dan bleparospasmus. Kornea dermoid dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1. Limbal atau epbulbar dermoid, suatu dermoid yang meliputi sebagian
besar atau seluruh kornea, atau suatu dermoid yang meliputi segmen
depan seluruh mata.
2. Coloboma, menyajikan kelainan bawaan yang ditandai dengan tidak
adanya kelopak mata dan dapat berada diatas atau di tutup lebih
rendah.

Sejumlah besar kondisi kornea telah diidentifikasi pada anjing. Kondisi


bawaan termasuk dermoid kornea yang umum. Dermoid biasanya melibatkan
kornea dan konjungtiva atau selaput mata dan kelopak mata. Dermoid cukup
umum pada anjing dan biasanya mempengaruhi suatu mata. Secara teknis,
dermoid kornea diklasifikasikan sebagai jenis choristoma.

2.3 Persiapan Operasi


Sebelum melakukan tindakan operasi terlebih dahulu dilakukan persiapan
operasi. Adapun persiapan yang dilakukan adalah persiapan alat, bahan, obat,
persiapan ruangan operasi, persiapan hewan kasus.
a. Alat
Alat – alat yang digunakan dalam pembedahan ini adalah; pisau
bedah berlian micrometer (micrometer diamond knife), pinset, forcep,
jarum dan gunting bedah.
Sterilkan alat terlebih dahulu dengan menggunakan autoclave
selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum disterilkan dengan dengan
menggunakan alkohol 70%. Tujuan dilakukan sterilisasi alat adalah
untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka operasi yang dapat
menghambat kesembuhan luka.

4
b. Bahan
Bahan-bahan dan obat yang dipersiapkan adalah tampon, alkohol
70%, aquades, benang silk, gloves, masker dan spuite 3 ml. Obat-obat
yang dipersiapkan adalah premedikasi yaitu cocaine 2% sebagai
anestesi dan antibiotik topikal.
c. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan
meja operasi didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%.
Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi,
oleh karena itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi
harus mendapatkan penerangan yang cukup agar daerah/site operasi
dapat terlihat jelas. Penggunaan alat pembesar (operative microscope)
sangat disarankan untuk membantu proses pengangkatan dermoid.
d. Persiapan hewan
Pemeriksaan fisik awal wajib untuk dilakukan sebelum operasi
dilakukan. Pemeriksaan fisik meliputi: signalemen, berat badan, umur,
pulsus, frekuensi nafas, suhu tubuh, dan pemeriksaan sistem tubuh
lainnya (digestivus, respirasi, sirkulasi, saraf, reproduksi), perubahan
anggota gerak, dan perubahan kulit, yang dicatat dalam ambulator atau
kertas pemeriksaan hewan.

Gambar 2.1 Dermoid pada mata anjing Shih-Tzu

5
2.4 Teknik Operasi
Rambut dermoid dapat dihilangkan secara manual pengan melakukan
pencukuran atau electroepilation, namun mungkin rambut akan tumbuh kembali.
Penanganan yang disarankan adalah dengan melakukan operasi pengangkatan
secara lengkap. Superficial keratectomy atau operasi pengangkatan dermoid dapat
dilakukan dilakukan ketika anjing sudah lebih besar dan aman untuk dianestesi.
Metode ini aman untuk dilakukan dengan probabilitas keberhasilan yang
tinggi apabila langkah pananganan pasca bedah dapat dilakukan secara tepat dan
hati-hati, jaringan dermal akan dapat dihilangkan seutuhnya. Pembedahan yang
dilakukan dapat menghilangkan tumor namun akan meninggalkan jaringan parut
pada kornea. Superficial keratectomy adalah teknik operasi yang dilakukan
sebagai penanganan dengan prosedur pembedahan atas lesi yang terjadi pada
kornea. Beberapa kasus dapat ditangani dengan metode ini, diantaranya indolent
ulcers, corneal neoplasms, dermoids, sequestrums, foreign bodies, corneal
abscesses, bacterial and fungal keratitis dan crystalline corneal degeneration.
Teknik operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Bersihkan daerah mata yang akan diangkat, potong rambut yang tumbuh
pada daerah dermoid dengan menggunakan gunting bedah. 
 Buat sayatan awal pada daerah mata yang akan diangkat, lalu bagian
tersebut dipegang dengan menggunakan forcep.
 Gunakan dissector atau pisau bedah micrometer untuk memisahkan
lamella cornea
 Lakukan penjahitan pada konjungtiva dengan pola jahitan yang digunakan
adalah interrupted suture.

Gambar 2.2 Mata yang mengalami kelainan

6
Gambar 2.3 Potong rambut yang tumbuh pada daerah dermoid

Gambar 2.4 Buat sayatan awal pada mata

Gambar 2.5 Lakukan pengangkatan dermoid dari mata

Gambar 2.6 Lakukan pengangkatan pada kornea mata

7
Gambar 2.7 Lakukan penjahitan pada konjungtiva

Gambar 2.8 Keadaan mata setelah dilakukan operasi superficial keratectomy

2.5 Perawatan Pasca Operasi


Setelah operasi dilakukan, kornea diobati dengan antibiotik spektrum luas
topikal untuk mencegah infeksi sekunder. Dapat juga diberikan atropine topikal
untuk mengurangi kejang pada silia. Elizabeth collar dapat digunakan untuk
melindungi daerah mata pasca dilakukan operasi selama 3 hingga 4 minggu.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Erdkimen, Dilek. 2013. Surgical Correction of Ocular Dermoids in Dogs: 22


Cases. Kafkas Univ Bet Fak Derg 19: A41-A47, 2013. Deparment of
Surgery and Pathology, Faculty pf Veterinery Medicine, Istanbul
University, Turkey.
Gilger, Brian DVM. 2001. Medical Vs. Surgical Treatment of Corneal Disease.
Waltham/OSU Symposium - Small Animal Ophtalmology

Jena, B., A. Ahmed., and N.K. Pagrut. 2015. Surgical management of islands of
ocular dermoids in a Holstein Friesian cross bred calf – a case study. J.
Livestock Sci. 6: 1-3.
Jhala, SK., Joy N., Patil DB., Parikh PV., Kelawala NH., Patel AM. 2010.
Removal of dermoid cyst in German Shepherd dog. Vet World, 3, 339.
Kalpravidh, M., Tuntivanich P., Vongsakul S., Sirivaidyapong S. 2009. Canine
amniotic membrane transplastion for corneal reconstruction after the
excision of dermoid in dogs. Vet Res Commun, 33, 1003-1012.
Korkmaz, Musa., Unal Yavuz., H. Huseyin Demirel., Ibrahim Demirkan. 2013.
Conjunctival Dermoid in a Belgian Malinois Dog. Kafkas Univ Vet Fak
Derg. 19 (6): 1057-1059.
Shadily, Hasan. 2008. “Ensiklopedia Indonesia”. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
pp. 793-794.
Sudisma, I. G. N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Edisi 1.
Cetakan 1. Pelawa Sari. Denpasar

10

Anda mungkin juga menyukai