Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaan-Nya,
sebagai penyusun referat sadar bahwa masih banyak kekurangan dari segi isi,
susunan Bahasa, maupun sistematika penulisan. Untuk itu, kami sebagai penyusun
terima kasih kepada Dr. dr. Jannes Fritz Tan, Sp.M selaku pembimbing
bimbingan dan masukan yang berguna dalam proses penyusunan referat ini.
juga turut serta dalam upaya penyusunan referat ini. Akhir kata kami sebagai
penyusun berharap kiranya referat ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi
tenaga medis, profesi yang bergerak dalam bidang kesehatan, dan juga kaum awam
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................Error! Bookmark not defined.
2.3. Alat dan Prosedur Tindakan DSAEK .........Error! Bookmark not defined.
2.4. Hasil dan Efek Samping Tindakan DSAEKError! Bookmark not defined.
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kornea adalah bagian mata yang transparan dan berposisi paling luar yang
menutupi iris, pupil, dan bilik mata anterior. Kornea terdiri dari lima lapisan yaitu,
Endotelium merupakan lapisan paling dalam serta lapisan paling tipis, yang
bertanggung jawab untuk menjaga kornea agar berada pada kondisi terehidrasi yang
lambat dibandingkan dengan proses atau laju peluruhannya sehingga jumlah sel
kejernihan dari kornea, jumlah sel endotelial harus tetap konstan walau dalam
keadaan kritis sekalipun. Namun, pada beberapa penyakit seperti Fuch’s Corneal
mempengaruhi jumlah sel endotelial. Oleh sebab itu, beberapa tindakan telah
1
Endothelial Keratoplasty (DSAEK) dan Descemet’s Membrane Endothelial
Keratoplasty (DMEK).1
untuk transplantasi lamelar dari endotel kornea dengan cangkok posterior melalui
seluruh dunia dan difasilitasi oleh prediseksi mikrokeratome jaringan donor melalui
penetrasi konvensional karena tidak adanya sayatan pada permukaan kornea atau
tanpa jaringan parut stoma. Prosedur operasi ini sudah berevolusi secara signifikan
demikian endotelial kornea yang rusak dan desemet membran secara selektif
descemet’s membrane dan posterior stroma yang memiliki variasi ketebalan sekitar
keuntungan pemulihan pasca operasi dan rehabilitasi visual yang lebih baik,
2
perubahan minimal astigmatik, retensi dari corneal tectonic strength dan resiko
Walapun dokter mata memiliki pengalaman dalam DSAEK, mata dengan segmen
anterior yang patologis atau pernah menjalankan operasi pada segmen anterior
sedangkan ketajaman visual akhir umumnya terbatas pada 20/40 (0,5). Kedua,
DSAEK mungkin kurang dapat diakses oleh banyak ahli bedah kornea karena
microkeratome, atau karena jaringan pre-cut dari bank mata relatif mahal. Ketiga,
teknik implantasi DSEK / DSAEK saat ini telah dilaporkan menyebabkan lebih
banyak kerusakan sel endotel donor daripada pada penetrasi keratoplasty, yang
terganggu.6
3
1.2 Anatomi Kornea
limbus, lengkung melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea
sekitar 11,75 mm dan diameter vertikalnya adalah 10,6 mm. Dari anterior ke
posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang
Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus
kornea. Sepertiga radius tengah disebut zona optik dan lebih cembung sedangkan
Gambar 1.Anatomi kornea dan lapisan kornea. (a) Bagian dari bagian anterior
mata; (B) Bagian kornea yang menggambarkan enam lapisan; (c) Gambar
mikroskopis confocal in vivo dari endotel kornea
4
Kornea normal terdiri dari lima lapisan, termasuk epitel, lapisan Bowman,
a. Lapisan epitel
Lapisan epitel terdiri atas 5-6 lapis sel. Epitel kornea adalah non keratinizing
squamous layer yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel
polygonal dan sel gepeng. Pada sel basal terdapat mitosis sel dan sel muda
terdorong ke depan menjadi sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi
sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel
b. Membran bowman
Lapisan jernih aseluler yang terletak dibawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur dan berasal dari bagian
c. Stroma kornea
Stroma menyusun 90% ketebalan korena yang tersusun atas lamella serat-
serat kolagen dengan lebar 10-250 μm dan tinggi 1-2 μm. Terdiri atas lamel
yang merupakan susunan kolagen tipe 1 yang sejajar satu dengan yang
5
d. Membran descemet
terus seumur hidup. Saat lahir tebalnya 3 μm dan terus menebal selama
e. Endotel
edema kornea.7,8
migrasi sel-sel krista neural yang berasal dari tepi cawan optik invaginasi.
6
1.3 Fisiologi Kornea
oleh berkas cahaya saat menuju retina. Sifat tembus cahaya kornea disebabkan oleh
“pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi, dan kerusakan
pada endotel jauh lebih serius dibandingkan kerusakan epitel. Kerusakan sel-sel
Kerusakan pada epitel biasanya hanya menyebabkan edema local sesaat pada
stroma kornea yang akan menghilang dengan regenerasi sel-sel epitel yang cepat.
Penguapan air dari film air mata prakornea menyebabkan film air mata menjadi
dehidrasi.7
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf ke V yang berjalan supra koroid, masuk ke dalam
Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf
7
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous,
dan air mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari
atmosfer.7,8
Dua peran utama sel endotel kornea adalah fungsi barrier, yang dimediasi
oleh protein seperti zonula occludens-1, dan fungsi pompa, yang dimediasi
oleh pompa aktif (Na + / K + -ATPase). Lapisan sel endotel terdiri dari
secara osmotik mengalirkan air dan ion dari stroma kornea ke dalam cairan
Sel-sel endotel kornea ditangkap dalam fase G1 dari siklus sel dan biasanya
tidak berkembang biak dan regenerasi in vivo. Oleh karena itu, hilangnya
sel-sel residu.22
adalah lapisan kornea terdalam (Gambar 2). Lapisan ini memiliki fungsi
endotelium tidak berkembang biak. Oleh karena itu, kerusakan sel yang
8
untuk membesar dan bermigrasi untuk menutupi setiap kerusakan, dan
Faktor yang menyebabkan kornea jernih adalah letak epitel kornea yang
tertata sangat rapi, letak serabut kolagen yang tertata rapi dan padat, kadar
air yang konstan (yang dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada
endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel, tidak mempunyai
diakui oleh Leber yang menemukan bahwa cairan akan menembus preparasi
9
metabolisme. Hasil-hasil ini mengarah pada pencarian mekanisme pompa
lainnya. Namun, demonstrasi dari potensial listrik koral posterior kecil yang
gradien listrik berada pada arah yang salah. Telah ditentukan bahwa
stroma kornea tergantung pada anion bikarbonat yang secara konstan dan
aktif dipompa dari stroma ke dalam air oleh endothium. Dalam modifikasi
Air meresapi kornea posterior dan air menjadi secara osmotik digabungkan
dalam air. Ada bukti yang baik bahwa mekanisme transportasi bikarbonat
Pasokan bikarbonat ke pompa endotel berasal dari dua sumber: dua pertiga
dipasok oleh ion bikarbonat eksogen dan sepertiga dengan konversi CO2
10
Gambar. 2. "Pompa" endotel adalah mekanisme pelepasan primer kornea.
Kebocoran air ke kornea posterior dan air secara aktif diangkut oleh kopling
osmotik lokal dengan bikarbonat kembali ke ruang anterior. (Dimodifikasi dari
Hodson, mikrograf elektron asli 320 X 7,280.)
asli 320 X 7,280.)
dan / atau metaplasia di atas trabekulum dan iris setelah trauma. Berikut
kornea. 23
11
1.5. Penyakit yang berhubungan dengan kerusakan endotel kornea
heterogen secara genetik dari pada onset awal, dan hanya beberapa
12
1.5.2 Psedofakia bulous keropati
fibrin. Terdapat pula peningkatan kadar IL-2, IL-8, TGF-β dan bone
bertahap sesuai usia sekitar 2000 sel/mm2 pada orang tua dan 2400
13
dengan pseudofakia mengalami penurunan penglihatan, robekan,
dan nyeri yang disebabkan oleh bula epitel yang pecah. Keratopati
dystrophy )
autosomal dan muncul dengan kekeruhan stroma saat lahir atau segera
14
1.5.4. Iridocorneal Syndrome (ICE)
15
DAFTAR PUSTAKA
1772.
8. Sidarta I. Keratitis. Dalam : Ilmu penyakit mata edisi Kelima. Jakarta. Balai
16
9. Suhardjo H, Agni AN. Keratitis. Dalam : Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta.
2017 ; 47-59.
771.
2017;1-5.
15. Phillips PM, Phillips LJ, Muthappan V, Maloney CM, Carver CN.
the last 100 DSAEK surgeries with the first 100 DMEK surgeries
17
exclusively using previously published techniques. European Journal of
Ophthalmology. 2017;36:275-279
16. Marques RE, Guerra PS, Sousa DC, Goncalves AI, Quintas AM, Rodrigues
19. Terry MA, Shamie N, Chen ES, Phillips PM, Shah AK, Hoar KL, Friend
20. Li S, Liu L, Wang W, Huang T, Zhong X, Yuan J, Liang. Efficacy and safety
Ophthalmology.2018;1-8.
7. doi: 10.1177/2515841418815802.
18
23. Bahn, C. F., & Sugar, A. (1981). Endothelial physiology and intraocular
351–364. doi:10.1016/s0146-2776(81)80035-3
19