Anda di halaman 1dari 11

Referat

TEKNIK OPERASI ICCE DAN ECCE

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO
2022

DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2
INTRA CAPSULAR CATARACT EXTRACTION (ICCE)..........................
2
EXTRA CAPSULAR CATARACT EXTRACTION (ECCE)........................
5
BAB III PENUTUP ........................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN

Katarak adalah suatu jenis penyakit pada mata karena lensa mata menjadi keruh
sehingga menghalangi cahaya yang masuk. Penglihatan penderita katarak menjadi terganggu
dan bahkan bisa menjadi buta bila semakin parah dan tidak ditangani secara baik. Pada
umumnya katarak disebabkan oleh faktor utama yaitu proses degeneratif atau bertambahnya
usia. Selain usia yang sudah senja penyakit katarak pun bisa disesabkan oleh beberapa factor
diantaranya adalah katarak traumatic yang disebabkan oleh riwayat trauma atau cidera pada
mata, kemudian katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan metabolism
dan lain-lain. Selanjutnya katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi dan sinar UV
yang langsung pada mata dalam waktu yang lama, katarak yang disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid. Serta katarak congenital yang dipengaruhi
oleh faktor genetik.

Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE) pertama melalui sayatan limbal. Dia


menggunakan tekanan dari ibu jarinya untuk mengekstrak lensa. Pada tahun 1961, ahli  bedah
Polandia  bedah Polandia Tadeusz Krwawicz mengembangkan cryoprobe yang dapat
digunakan untuk memahami dan mengekstrak katarak selama operasi ICCE. Namun, koreksi
visual aphakic masih diperlukan. Ketika edisi pertama Jurnal Kesehatan Mata Masyarakat
diterbitkan, ICCE masih merupakan metode ekstraksi katarak yang paling banyak dilakukan
di negara-negara  berpenghasilan rendah dan menengah. Namun, di negara-negara
berpenghasilan tinggi, ICCE telah digantikan oleh operasi ekstrakapsular dengan implan IOL.

Operasi katarak dengan teknik ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction), dengan
insisi atau luka yang besar dan memerlukan  jahitan pada proses penutupan  jahitan pada
proses penutupan luka operasi. Ekstraksi katarak ekstrasapsular modern (ECCE) memperoleh
penerimaan di negaranegara berpenghasilan tinggi setelah pengenalan mikroskop operasi sel
roskop operasi selama tahun 1970-an dan ama tahun 1970-an dan 1980-an memungkinkan
untuk melakukan bedah mikro. Mikroskop menawarkan visibilitas intraokular yang lebih
baik dan kemampuan untuk menempatkan beberapa jahitan kornea dengan aman. ECCE
memiliki keuntungan meninggalkan kapsul posterior utuh; ini mengurangi risiko komplikasi
yang berpotensi menyilaukan dan memungkinkan untuk menanamkan lensa di ruang
posterior.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)


ICCE merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa
bersama kapsul dengan menggunakan cryoprobe dan dikeluarkan melalui insisi di
superior kornea yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan pada kasus lensa
subluksasio dan luksasio. Tindakan ICCE tanpa pemasangan IOL merupakan tindakan
pembedahan yang sangat lama populer. Tajam penglihatan pasca operasi ICCE tanpa
IOL memberikan hasil yang kurang baik sehingga tindakan ini sudah mulai
ditinggalkan. Pada kondisi khusus yang disebutkan di atas, ICCE dapat dilakukan
tentunya dengan pemasangan IOL baik secara primer maupun sekunder.

Indikasi dilakukannya tindakan ICCE salah satunya pada usia muda. Tindakan
ICCE sangat menguntungkan pada pasien dengan keadaan subluksasi lensa, lensa
brunescent, dislokasi lensa, atau katarak dengan eksfoliasi. Tindakan ICCE ini tidak
diindikasikan pada pasien dengan myopia tinggi, sindrom Marfan, katarak Morgagni,
dan adanya vitreus pada segmen anterior.

Keuntungan ICCE:
- Tehnik telah dikenal lebih lama, sehingga sangat dipahami oleh ahli bedah mata
- Tidak mungkin terjadi katarak sekunder
- Instrumen lebih murah dan sederhana, dapat dilakukan dalam kondisi yang
minimal.
- Merupakan pilihan tehnik operasi untuk lensa dengan sub-luksasi

Kerugian ICCE:

- Tidak dapat dilakukan insersi IOL PC di bilik mata belakang


- Tidak dapat dilakukan untuk penderita berumur kurang dari 35 tahun, (sebab
ligamen kapsulo-hyaloid masih intak dan alfa-khemotripsin tidak dapat mencapai
jaringan ini).
- Sering terjadi komplikasi vitreous pada segmen anterior, inkarserasi iris,
glaucoma blok pupil, kerusakan endotel di superior
- Angka kejadian Irvine-Gass syndrome (=CME), 50 % terjadi sementara, 2 – 4%
terjadi CME yang menetap.
- Ablasio retina lebih tinggi dibanding ECCE
- Penyembuhan luka lebih lama
- Rehabilitasi visus dicapai lebih lambat, sering terjadi astigmatisme against the rule

2
Teknik Operasi:

1. Jahitan kendali muskulus rektus superior, bertujuan untuk menstabilisir bola


mata dan mempertahankan bola mata tetap mengarah ke bawah, sehingga
limbus tampak selebar mungkin.
2. Insisi dibuat sejauh mungkin dengan zonula yang ruptur (pada kasus subluksasi
lensa) untuk menghindari prolaps vitreous. Jenis insisi : stab dengan super
blade, kemudian dilanjutkan dengan gunting korneo-sklera kiri dan kanan.
3. Iridektomi perifer, untuk mencegah blok vitreous. Dilakukan dengan forsep Mc
Pherson, gunting de Wecker dan jahitan nilon 10-0 untuk menarik kornea.
4. Zonulisis dilakukan bila tidak terjadi subluksasi dan usia penderita < 60 tahun.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengeluaran lensa dan mencegah ruptur

3
kapsul. Caranya dengan irigasi Alfa-khemotripsin menggunakan kanula
kedalam bilik mata belakang melalui lubang iridektomi, kadang kadang
dilakukan irigasi juga pada jam
5. Tetapi enzim ini harus diirigasi dengan BSS selama 2 menit. Secara teoritis hal
ini juga akan membersihkan zonula yang telah lisis dan mencegah kenaikan
tekanan intra-okuler.
6. Pengeluaran lensa dengan krio, spons segitiga, kanula dan asetil-kholin
khlorida. Caranya: rucingkan ujung spons, kendurkan jahitan kendali dan
speculum untuk menghilangkan tekanan positip, Krio ditest untuk pembekuan
dan perlekatan. Asisten menarik kornea, bila insisi kurang lebar, dilakukan
pelebaran dengan guntung korneo-sklera. Keringkan permukaan lensa dengan
spons. Bila kurang kering akan mempercepat pelebaran bunga es. Iris
disingkirkan dengan spons baru, ujung krio ditempelkan pada daerah pre-
ekuator jam 12. Pembekuan dilakukan dengan pedal, tunggu 2 detik, kemudian
terjadi perlekatan, lensa ditarik keatas sedikit, lalu ke kiri dan kanan. Bila
bunga es telah sampai diluar bola mata, asisten mengendurkan jahitan kornea
untuk mencegah prolaps vitreous.
7. Irigasi Asetil-kholin khlorida dengan kanula.
8. Luka di jahit.

4
2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
ECCE merupakan tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan
korteks lensa dapat keluar melalui robekan. Ukuran lensa yang dikeluarkan pada
ECCE cukup besar, yaitu sekitar 9-12 mm, sehingga untuk menutup luka
membutuhkan 5-7 jahitan. Oleh karena luka yang relatif besar dan adanya jahitan
untuk menutup luka, risiko astigmatisma pasca operasi menjadi cukup besar.
Meskipun demikian, operator yang berpengalaman dapat mengatur kekencangan
jahitan untuk mengurangi risiko astigmatisma. Tindakan ECCE ini dilakukan pada
pasien dengan katarak matur. Pada pasien dengan katarak matur yang disertai
kelainan endotel yang berat, tindakan ECCE bersamaan dengan keratoplasti dapat
menjadi pilihan. ECCE menjadi pilihan terapi pada katarak matur atau saat indikasi
kebutaan menurut WHO terpenuhi.

Komplikasi pada tindakan ECCE lebih sedikit dibandingkan dengan ICCE.


Tindakan ECCE diindikasikan pada pasien dengan implantasi lensa intraokular
sekunder, katarak dengan nukleus yang mengeras, atau sebagai konversi pada saat
terdapat kegagalan teknik manual SICS dan fakoemulsifikasi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan operasi katarak dengan tehnik


ECCE :

1. Desinfeksi dengan betadine


2. Injeksi retrobulbar dengan Lidocaine 5cc
3. Tekan bola mata dengan Honan kurang lebih 15 menit atau hingga bola mata
terasa soft saat dipalpasi
4. Epilasi bulu mata sampai bersih dengan menggunakan gunting epilasi dan
salep Chloramphenicol
5. Irigasi dengan betadine : aquadest = 1:10
6. Desfinfeksi
7. Tutup lapangan operasi dengan menggunakan doek steril
8. Buka bola mata dengan menggunakan spekulum dan lakukan kendali M.
Rektus Superior dengan benang
9. Buat flap konjungtiva kurang lebih 100 derajat

5
10. Konjungtiva dipisahkan dari kornea kurang lebih 100 derajat
Takik seluas 100 derajat dengan menggunakan jarum yang dibengkokan
11. Dilakukan kapsulotomi anterior
12. COA ditembus dengan menggunakan Blade
13. Nukleus dikeluarkan dengan tehnik pressure dan kontra pressure
14. COA diirigasi dengan SIMCOE sampai bersih
15. Injeksi COA dengan Sodium hyaluronat kurang lebih sebanyak 0,1cc
17.Insersi IOL Posterior Chamber
16. Jahit korne dengan benang nomor 10.0 sebanyak kurang lebih 5-7 jahitan,
simpul ditanam
17. Irigasi COA untuk mengeluargak Sodium Hyaluronat
18. COA diinjeksi udara
19. Injeksi subkonjungtiva dengan Gentamicin dan Dexamethason masing-masing
kurang lebih
20. Berikan salep mata Chloramphenicol
21. Tutup dengan kasa dan Doff
22. Operasi selesai

Tahapan operasi menggunakan Teknik ECCE

6
BAB III
KESIMPULAN

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Sebagian besar kasus
katarak berkaitan dengan usia. Operasi katarak bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
penglihatan. Pemilihan teknik operasi berdasarkan pertimbangan dan pemeriksaan periodik
dilakukan untuk mencegah komplikasi operasi.

Tatalaksana katarak adalah dengan tindakan pembedahan baik dengan ECCE atau
ICCE. Persiapan operasi yang baik dengan pemilihan kekuatan IOL yang tepat akan
menghasilkan outcome yang lebih memuaskan untuk pasien.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Vasavada V. Principles of Preffered Practice in Cataract Surgery. Singapore:


AsiaPacifics Association of Cataract and Refractive Surgeon (APACRS);2017.
2. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and Cataract. San Fransisco: American
Academy Of Ophthalmology;2016.
3. Aravind Haripriya, Aravind Haripriya, Hemant Sonawane, Hemant Sonawane, RD
Thulasiraj, RD Thulasiraj, changing techniques in cataract  surgery: how have patients
surgery: how have patients benefited? benefited? Community Eye Health Community
Eye Health. 2017; 30(100): 80  2017; 30(100)
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor Hk.01.07/Menkes/557/2018
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Katarak Pada
Dewasa
5. Astari, P. (2018). Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi.
CDK269, 45(10), 748-753.

Anda mungkin juga menyukai