Anda di halaman 1dari 2

 Penyakit arteri perifer merupakan penyakit vaskular perifer yang dapat mempengaruhi kualitas

dan harapan hidup

 Prevalensi penyakit arteri perifer diperkirakan lebih dari 200 juta orang di dunia mengalami
penyakit arteri perifer, dengan gejala asimtomatik hingga gejala berat.

 Penyakit arteri perifer berhubungan dengan risiko tinggi komplikasi vaskular

 Tujuan terapi pada penyakit arteri perifer adalah untuk mengurangi risiko morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular (KV), meningkatkan aktivitas fisik dan status fungsional pada pasien
dengan klaudikasio intermiten, dan mengurangi angka amputasi pada pasien dengan critical
limb ischemia (CLI).

 Penyakit arteri perifer (PAP) atau peripheral arterial diseases adalah penyakit akibat adanya
obstruksi parsial atau obstruksi total yang terjadi pada lebih dari 1 arteri perifer. Arteri yang
paling sering terlibat adalah femoralis dan popliteal pada ekstremitas bawah, dan
brakhiocephalica atau subclavia pada ekstremitas atas.

 Prevalensi PAP di Amerika Serikat sekitar 8 hingga 12 juta orang dewasa berusia 40 tahun
mengalami PAP, dan lebih dari 200 juta orang menderita di seluruh dunia.
Prevalensi PAP meningkat seiring pertambahan usia, dan berdasarkan jenis kelamin distribusi
penyakit antara pria dan wanita cukup sama.

 Etiologi dan factor resiko: Usia, merokok, diabetes, obesitas, gaya hidup yang minim aktivitas,
kolesterol tinggi, hipertensi, hiper koagulasi, penyakit kelainan vaskuler, gagal ginjal.

 Intermitten Claudication (IC) : Gejala asimptomatik, nyeri (claudikasio), sensasi lelah (fatigue),
kram, nyeri pada otot tungkai bawah yang secara konsisten dipengaruhi oleh aktivitas (seperti
bejalan) dan membaik dengan istirahat (dalam waktu 10 menit).

 Acute Limb Ischemia (ALI) dapat disebabkan baik oleh emboli atau thrombus. Gejala: Akut
(onset < 24 jam), dan sub akut (onset 24 jam - 2 minggu). Gejala 6P: Pain, pallor, pulselessness,
parasthesia, paralysisis, dan poikolotermia.

 Critical Limb Ischemia : Kondisi penyakit kronis (> 2 minggu) dengan gejala: Nyeri saat istirahat
(> 2 minggu), luka/ulkus yang tidak sembuh, gangrene pada satu atau kedua kaki.

 Evaluasi pemeriksaan fisik:


- Keadaan umum dan kesadaran pasien
- Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
- Pemeriksaan kepala, leher, thoraks, abdomen
- Pemeriksaan ekstremitas
- Pemeriksaan status lokalis
- Ankle Brachial Index (ABI)

 Ankle Brachial Index (ABI) merupakan Indikasi pemeriksaanpada pasien curiga PAP
Cara pemeriksaan: Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur tekanan darah sistolik pada lengan
(arteri brachialis) dan pergelangan kaki (arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior) dalam
posisi supine

 Pemeriksaan dengan pencitraan untuk penilaian struktur anatomis:


- Duplex ultrasound
- Digital subtraction angiography (DSA)
- Computed tomography angiography (CTA)
- Magnetic resonance angiography (MRA)

 Penatalaksanaan yang bisa dilakukan: Modifikasi gaya hidup, berhenti merokok, hiperlipidemia,
kontrol hipertensi,, antiplatelet, kontrol DM, antikoagulan, cilostazol, revaskularisasi, amputasi,
rawat luka.

 Pasien dengan PAD sering mengalami kesulitan dalam berjalan atau berjalan lambat sehingga
pasien memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik. Pasien dengan PAD memiliki risiko
tinggi terhadap penyakit kardiovaskular seperti penyakit arteri koroner, stroke, aneurisme aorta
abdominal, dan gagal jantung. Amputasi pada pasien dengan CLTI merupakan komplikasi dari
PAD.
 Prognosis pasien dengan PAP berhubungan dengan adanya dan luasnya penyakit arteri koroner
yang mendasarinya. Pasien dengan riwayat operasi vaskular besar, komplikasi penyakit jantung
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perioperatif dan merupakan penyebab
risiko tinggi untuk jangka Panjang.

Anda mungkin juga menyukai