Anda di halaman 1dari 31

Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer

Manifestasi dari ateroskleoris sistemik yang


menyebabkan penyempitan signifikan dari
arteri distal ke arkus aorta
Epidemiologi
12% dari populasi dewasa
Sama pada laki-laki dan perempuan
Di Amerika, 29% terjadi pada usai lebih dari 70
tahun atau lebih dari 50 tahun dengan riwayat
perokok atau diabetes Penyakit arteri
perifer (PAP)
Faktor Resiko
Peningkatan umur
Merokok
Perokok mempunyai resiko PAP 4 kali lebih tinggi
dibandingkan tidak perokok dan onset terjadinya gejala
hampir selalu pada dekade awal
Perokok mempunyai angkat survival yang lebih rendah,
kemungkinan lebih tinggi pada iskemik ekstremitas dan
amputasi, penurunan keberhasilan arteri bypass graft jika
dibandingkan dengan non perokok
Pasien yang berhasil berhenti merokok mempunyai
kemungkinan lebih rendah terjadinya iskemik pada
ekstermitas dan meningkatkan angka ketahanan hidup
Diabetes Meilitus
Diabetes meningkatkan resiko terjadinya
simptomatik dan asimpotomaik PAP sebesar 1,5
hingga 4 kali lipat dan meningkatkan resiko
penyakit kardiovaskuler dan mortalitas dini
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia meningkatkan kemungkinan
terjadinya PAP 10% untuk setiap 10mg/dl
kenaikan total kolestero
Hipertensi
50% hingga 92% pasien PAP memiliki riwayat hipertensi
Faktor resiko nontradisional
Race and ethnicity (African Americans and those of Hispanic origin are
at higher risk)
Ras dan etnis (afrika amerika dan mereka yang berasal dari hispanis
memiliki resiko lebih tinggi)
Penyakit ginjal kronis
Sindrom metabolik
Level dari CRP
2-mikroglobulin
cystatin C
lipoprotein(a)
homocystein
Manifestasi Klinis
asimptomatik
Aterosklerosis PAP berdasarkan pada tes non invasif
Lebih umum dibandingkan dengan PAP simptomatik
Sindrom nyeri atipikal
Memiliki komorbiditas seperti neuropati atau artritis
Mungkin secara fisik inaktif atau perubahan persepsi
nyeri sepanjang keberadaan PAP
nyeri ikutan pada aktifitas fisik, nyeri bertahan selama
lebih dari 10 menit setelah aktifitas fisik dan terjadi
pada saat istirahat dan latihan
Klaudikasio
Kelelahan, ketidaknyamanan atau nyeri yang terjadi
selama latihan menginduksi iskemik pada beberapa
grup ekstermitas yang spesifik
Mungkin melibatkan beberapa grup otot yang
berbeda
Buttock and hip aortoiliac arteri
Impotensi bilateral aortoiliac arteri
Paha common femoral atau aortoiliac arteri
Eksterimitas 2/3 atas superficial femoral arteri
Eksterimitas 1/3 bawah popliteal arteri
Klaudikasio kaki tibial or peroneal arteri
Iskemik akut pada esktremitas
Kronik, mengganggu suplai darah arteri pada
esktremitas yang menyebabkan manifestasi
seperti nyeri pada saat istrihat, ulser atau
gangrene pada beberapa kombinasi
kondisi lain yang dianggap mengancam pada
iskemik ekstremitas
Penyakit emboli (thromboembolism, embolisme
lemak), vasculitides dan thromboangiitis obliterans
Fisiologi dari Klaudikasio
Ketidaknyamanan disebabkan dari iskemik otot yang
reversibel
Aliran darah ditentukan oleh tekanan sistemik darah dan
resistensi aliran
Pada orang sehat, latihan vasodilatasis menurunkan
tahanan vaskular perifer menjaga tekanan distal
Pada pasien PAP, istirahat meningkatkan kebutuhan
untuk oksigen namun hanya sebagian kecil darah yang
dapat diantarkan ke distal dikarenakan obstruksi pada
aliran vasodilatasi menurunkan tahanan balik
Pada pasien dengan PAP
Biopsi otot menunjukan penurunan serat area tipe II
kelamahan otot
Pemeriksaan fisik

Tekanan darah pada setiap lengan harus diperiksa


Perbedaan tekanan darah melebihi 20 mmHg
menginfikasikan penyakit subkliva atau axilari
Dengarkan bruit diseluruh karotid dan arteri subklavia
jelaskan sebagai sistolik, diastolik atau keduanya
Aorta abdominal harus dipalpasi
Jika membesar, pasien harus menjalani pemeriksaan
USG abdomen
Arteri femoral, popliteal, dorsalis pedis, dan posterior
tibial harus dipalpasi
normal [2+], melemah [1+], atau absent [0]
CALCULATION OF ANKLE BRACHIAL
INDEX (ABI) Ratio of the
ankle systolic
pressure to the
arm systolic
pressure
Outcome klinis
ABI kurang dari 0.90 Mengindikasikan pasien
memiliki PAP
ABI rendah prediktor peningkatan
mortalitas
5-year mortality rate ABI < 0.90 25%
ABI < 0.90 dua kali lipat beresiko memiliki
riwayat MI, angina, dan gagal jantung
dibandingkan ABI of 1.0 to 1.5
Alat diagnostik
Arterial Duplex ultrasonography
Metode akurat non invasif untuk menentukan derajat
stenosis atau panjang oklusi arteri dari arteri yang
mensuplai ekstremiitas bawah
Computed Tomographic Angiography
Magnetic Resonance Angiography
Digital Subtraction Angiography
evealuasi selektif pembuluh darah individu,
mendapatkan informasi fisiologi seperti tekanan
gradien, dan gambaran lapisan pembuluh darah.
Penatalaksanaan
2 primary goal :
Menurunkan morbiditas dan mortalitas
kardiovaskular
Meningkatkan simptom terkait ekstremitas
(misal, klaudikasion) dan kualitas hidup
Regimen Latihan
pendekatan awal pada manajemen gejala
klaudikasio
Program latihan haruslah:
Dilakukan setidaknya 3-4 kali seminggu
Dilakukan dibawah pengawasan terapis fisik
Durasi 30-45 menit
Harus dilakukan minimal 12 minggu
Level olahraga disesuai (meningkat) pada pasien
dengan perbaikan fungsi
Penatalaksaan Farmakologi
Pentoxifylline
Derifat methylxanthine
rheological modifier dan menurunkan kekentalan
darah dengan meningkatkan fleksibilitas eritrosit,
menurunka level fibrinogen an menghambat agregrasi
platelet.
Respon keuntungan pada pentoxifylline hanya sedikut
pada kebanyakan pasien
Tidak digunakan pada pasien
Tidak dapa mendapatkan cilostazol
Tidak repson pada program olahraga
Bukan kandidat unutk revaskularisasi atau trial klinis
Cilostazol
Penghambar phosphodiesterase tipe 3
Aktivitas antiplatelet, vasodilator dan penghambat
invisto oto polos
Menyebabkan peningkatan HDL kholesterol dan
penurunan triglyceride
Efek samping cardiomyopathic kontraindikasi pada
pasien dengan CHF atau dengan ejection fraction <40%
Dosis : 100 mg dua kali sehari
Digunakan 30 menit sebelum atau 2 jam sesudah
makan
Revaskularisasi pada PAP
Indikasi
Nyeri Ischemic istirahat
Ischemic ulcers atau gangrene
Klaudikasio yang mengganggu kualitas hidup
Penyakti arteri Aortoiliac
Non invasif : percutaneous transluminal
angioplasty (dengan atau tanpa stenting)
Tipe stent :
self-expandable nitinol stents
balloon-expanded stainless steel stents.
Invasif : Surgical by pass procedure
Penyakit Arteri Femoropopliteal
Non invasif : endovaskular
Invasif : Surgical by pass procedure
Penyakit Arteri Infrapopliteal
Termasuk anterio dan posterio arteri tibial dan
peroneal
Penyakit utama pada pembuluh darah ini
menyerang daerah proksimal, dimana harus
diperbaiki terlebih dahulu, karena dapat
mengurangi gejala itu sendiri.
REFERENCE
Jeffrey W. Olin , Peripheral Artery Disease:
Current Insight Into the Disease and Its
Diagnosis and Management
doi: 10.4065/mcp.2010.0133
Peripheral Vascular Disease: Diagnosis and
Treatment
Peripheral arterial disease: Epidemiology,
natural history, diagnosis and treatment

Anda mungkin juga menyukai