Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE


(PAD)
Pembimbing:
dr. Aswadi Tanjung, Sp.B-KV
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Peripheral Artery Dissease (PAD) atau penyakit arteri perifer -> suatu
kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang
mendarahi lengan atau kaki disebabkan oleh proses atherosklerosis atau
proses inflamasi.
• Diperkirakan lebih dari 202 juta orang di dunia menderita Peripheral
Artery Dissease (PAD)
• PAD terjadi pada 8 – 12 juta penduduk Amerika dan semakin meningkat
seiring bertambahnya usia karena terjadi kelemahan pada pembuluh
darah sehingga lebih mudah untuk terjadi aterosklerosis
• Prevalensi PAD di Indonesia adalah 9,7% dari seluruh penduduk
Indonesia (penelitian AGATHA oleh American Society of Cardiology tahun
2006, dimana Indonesia ikut disertakan sebagai subyek penelitian diantara
24 negara)
• Setiap satu juta orang Indonesia, 13.807 diantaranya menderita PAD
(penelitian multi negara oleh PAD-SEARCH, dimana Indonesia juga menjadi
salah satu subjek penelitian)
Pendahuluan

• PAD berdampak buruk bagi penderitanya -> dapat menurunkan


status fungsional, mengurangi kualitas hidup, menyebabkan
terjadinya amputasi, infark miokard, stroke, dan kematian
• PAD pada satu arteri juga menjadi prediktor kuat adanya PAD pada
arteri lainnya, termasuk pada pembuluh darah koroner, karotis dan
serebral
• Identifikasi PAD adalah hal yang penting untuk dilakukan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Definisi Peripheral Arterial Disease (PAD)

Peripheral Arterial Disease (PAD) atau bisa juga disebut Peripheral


Arterial Occlusive Disease (PAOD) adalah penyumbatan pada arteri
perifer akibat proses atherosklerosis atau proses inflamasi yang
menyebabkan lumen arteri menyempit (stenosis), atau pembentukan
trombus. Hal di atas menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh
darah yang dapat menimbulkan penurunan tekanan perfusi ke area
distal.
ETIOLOGI
Etiologi Peripheral Arterial Disease (PAD)

Penyebab dari oklusi arteri perifer adalah adanya stenosis (penyempitan)


pada arteri yang dapat disebabkan oleh reaksi atherosklerosis atau
reaksi inflamasi pembuluh darah yang menyebabkan lumen menyempit.
Faktor resiko dari penyakit oklusi arteri perifer adalah merokok, diet
tinggi lemak atau kolesterol, stress, riwayat penyakit jantung, serangan
jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan kelainan sintesis protein seperti
protein C dan protein S.
MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi Klinis Peripheral Arterial Disease (PAD)

• Nyeri pada area yang mnegalami penyempitan pembuluh darah


• Klaudikasi pada otot yang terpengaruh
• Menghilang saat beristirahat
• Tahap yang parah kaki dan tungkai akan menjadi dingin dan kebas.
Kulit akan menjadi kering, bersisik dan dapat terjadi ulcer
• Fase paling parah akan menyebabkan gangrene
KLASIFIKASI
Klasifikasi Peripheral Arterial Disease (PAD)
PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN
DIAGNOSA
Penegakan Diagnosa Peripheral Arterial Disease (PAD)

• Non invasive

> ABI

> Klasifikasi rutherford

> Klasifikasi fontaine

• Invasive

> CT scan angiografi


>
Non invasive

ABI adalah rasio yang berasal dari tekanan


darah sistolik pergelangan kaki (dorsalis pedis
dan tibialis posterior) setiap kaki kanan dan kiri
dibandingkan dengan lengan brakialis.
Tabel 3. Interpretasi Nilai ABI
American College of Cardiology Foundation/American Heart Association

Nilai ABI Interpretasi Interpretasi

>1,4 Dugaan kalsifikasi arteri

1 – 1,4 Normal

0,91 – 0,99 Bordeline

≤ 0,90 Abnormal
USG Doppler

USG DOPPLER
Diagnosis invasif

CT angiografi dilakukan dengan cara memasukan


media kontras melalui pembuluh vena, melalui
abocath/venlfo/survlo yang disuntikan kedalam
vena pergelangan tangan jika sudah disuntikan
maka ct scan akan dijalan dengan memonitoring
daerah tertentu dengan menggunakan start
injector.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI
Perubahan Pola Hidup

 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan
 Menurunkan tekanan darah
 Menurunkan kadar gula darah
 Menurunkan kadar kolestrol dalam
darah
Terapi Suportif

 Lakukan perawatan dan menjaga kaki


agar tetap bersih dan lembab
 Memakai sandal atupun sepatu dengan
ukuran yang pas dan terbuat dari bahan
sintetis yang beventilasi
 Hindari penggunaan bebat plastik
karena padat mengurangi aliran darah
 Lakukan latihan fisik berupa jalan kaki
selama 30-45 menit.
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
• Terapi farmakologi dapat diberikan untuk menurunkan faktor
resiko yang ada seperti menurukan tekanan darah, kadar
kolesterol dan untuk mengobati diabetes.
• Terapi farmakologis juga diberikan untuk mencegah terjadinya
thrombus pada arteri yang dapat menyebabkan serangan
jantung, dan stroke

1. Anti cholesterol : HMG-Co A reductase inhibitor


(Simvastatin) secara signifikan mengurangi
tingkat kejadian kardiovaskular iskemik
sebesar 23%.
2. Anti hipertensi : Diuretik thiazide, beta blocker, angiotensin-
converting enzyme inhibitor (ACEIs), angiotensin receptor
blocker (ARB), dan calcium channel blockers semua efektif,
tetapi golongan beta blocker yang paling aman dan efektif
3. Anti platelet : AHA guidelines telah
merekomendasikan penggunaan antiplatelet (aspirin
[ASA], 75 to 325 mg daily, or clopidogrel, 75 mg daily)
pada pasien PAD dengan aterosklerosis pada
ekstrimitas bawah.
 Cilostazol sebagai rekomendasi grade IA untuk
pasien dengan klaudikasio intermiten dengan dosis
100 mg dua kali sehari
PENATALAKSANAAN BEDAH
Angioplasty By-pass

• Untuk • Dilakukan jika


melebarkan arteri gagal dengan
yang mulai angioplasty
menyempit atau • Bebas dari gejala
membuka dan tidak
sumbatan dengan mengalami
cara mendorong keluhan apapun
plak ke dinding sesudahnya
arteri
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
STATUS ORANG SAKIT
Identitas

 NAMA : Ridwan S
 Umur : 61 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status Perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Suku : Melayu
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. Cokro GG Kurnia LK VII Kisaran
Baru
Anamnesis
• Keluhan utama : Nyeri pada kaki kiri

• Telaah : Hal ini dialami os sejak ± 1 bulan SMRS. Awalnya

pasien mengeluh kaki kiri tampak kehitaman di pinggir kuku jari

jempol. Semakin lama semakin meluas sampai memenuhi punggung

kaki. Nyeri bersifat terus menerus. Sebelumnya, os pernah

mengeluhkan keluhan yang sama pada kaki kanan dan sudah

diamputasi pada bulan Mei 2017. Riwayat merokok dijumpai ± 40

tahun, 3 bungkus/hari. Riwayat gula dijumpai ± 2 tahun yang lalu.

Mual dan muntah tidak dijumpai. BAB dan BAK dalam batas

normal.

• RPT : Diabetes Melitus

• RPO : Tidak jelas


PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
STATUS PRESENS
• Keadaan Umum
• Sensorium : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 130/70mmHg
• Nadi : 80 x/i, reg, t/v: cukup
• Pernapasan : 16 x/i
• Temperatur : 36,6oC
KEPALA
• Mata : konjungtiva palpebral pucat (-/-), icterus (-/-), pupil:
isokor, ukuran ±3 mm, refleks cahaya direk (+/+), refleks cahaya indirek
(+/+), kesan: normal
• Telinga : dalam batas normal
• Hidung : dalam batas normal
• Mulut : Lidah : dalam batas normal
• Gigi geligi : dalam batas normal
• Tonsil/faring : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
• Thorax : Paru : SP/ST :Vesikuler / -
• Jantung : dalam batas normal
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N
Ekstremitas : Kaki Kanan : Sudah diamputasi
Kaki Kiri : Tampak kehitaman seluruh jempol dan
sebagian punggung kaki
Status Lokalis :
Et regio pedis sinistra digiti I dan dorsal
pedis :
• Warna kulit hitam, dingin, sensoris (-),
gerak aktif (-), Tampak kehitaman
seluruh jempol dan sebagian
punggung, darah (-), pus (-).
• Diagnosis Kerja : Gangren Pedis
Sinistra ec Peripheral Arterial Disease
• Tatalaksana :
– IVFD Ringer Lactat 0,9 % 20 gtt/i
– Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
– Inj Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
FOLLOW UP
BAB 4
DISKUSI KASUS
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pasien laki-laki an. RS umur 61 tahun datang ke IGD RS.HAM dengan keluhan

nyeri pada kaki kiri. Hal ini dialami os sejak ± 1 bulan SMRS. Awalnya pasien

mengeluh kaki kiri tampak kehitaman di pinggir kuku jari jempol. Semakin

lama semakin meluas sampai memenuhi punggung kaki. Nyeri bersifat terus

menerus. Sebelumnya, os pernah mengeluhkan keluhan yang sama pada

kaki kanan dan sudah diamputasi pada bulan Mei 2017. Riwayat merokok

dijumpai ± 40 tahun, 3 bungkus/hari. Riwayat gula dijumpai ± 2 tahun yang

lalu. Pasien di diagnosa dengan Gangren Pedis Sinistra ec Peripheral Arterial

Disease. Pasien diberi tatalaksana berupa IVFD RL 20gtt/i, Inj. Ketorolac 30

mg/8 jam, Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam dan direncanakan untuk memjalani

angiografi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai