ASITES REFRAKTER
Pendahuluan
Sirosis hati menyebabkan terjadinya 35.000 kematian setiap
tahunnya di Amerika. Di Indonesia data prevalensi sirosis
hepatis belum ada.
Penyebab munculnya sirosis hepatis di negara barat tersering
akibat alkoholik sedangkan di Indonesia kebanyakan
disebabkan akibat hepatitis B atau C.
Asites merupakan komplikasi utama dari sirosis. Terapi sirosis
ditujukan untuk mengurangi progresi penyakit, menghindarkan
bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan
dan penanganan komplikasi.
Tinjauan pustaka
Defenisi
PARASENTESIS
TRANSJUGULAR INTRAHEPATIC PORTASYSTEMIC
SHUNT (TIPS)
PERITONEOVENOUS SHUNT
TRANSPLANTASI HATI
ATRIAL NATRIURETIK PEPTIDE
DOPAMIN
Prognosis
Nama : Tn. S
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Alamat : Tambang
Tanggal masuk RS : 09 April 2019
Medical record : 16 77 xx
ANAMNESIS
Keluhan utama
Perut yang membesar sejak 1 bulan SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien juga mengeluhkan perut membesar sejak 1 bulan
SMRS. Keluhan tersebut dirasakan perlahan-lahan dan
dirasakan semakin membesar serta mengeras sejak 1
minggu yang lalu. Namun keluhan perut membesar tidak
sampai membuat pasien sesak dan kesulitan bernapas.
Pasien juga megeluhkahkan bengkak pada pada kedua
kaki sejak 1 minggu yang lalu. Bengkak dikatakan tidak
berkurang ataupun bertambah ketika dipakai berjalan
ataupun diistirahatkan.
Pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun,
mual (+) dan muntah (-), pasien juga sering
mengeluhkan lemas, lemas hampir dirasakan
sepanjang hari, dan tidak berkurang dengan istirahat.
Pasien belum buang air besar (BAB) sejak 5 hari yang
lalu, BAB terakhirnya sedikit, kira-kira sebanyak 1
sendok, berwarna kuning kecoklatan tidak terdapat
lendir dan tidak terdapat darah berwarna merah.
Buang air kecil lancar dengan frekuensi 3-4 kali
dalam sehari. Buang air kecil berwarna kecoklatan
seperti teh pekat tanpa disetai rasa nyeri.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah menderita penyakit kuning sekitar 1 tahun
lalu dan dinyatakan dokter mengalami infeksi hati.
Pesien juga pernah dirawat dua kali di RS dengan keluhan
perut yang semakin membesar dan sudah dilakukan
pungsi asites. Pasien di rawat terakhir kali ± 1 bulan yang
lalu, dilakukan pungsi asites, cairannya ± 5 liter.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama
Riwayat kebiasaan
Riwayat minum alkohol (+)
Riwayat merokok (+)
PEMERIKSAAN - KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda – tanda Vital
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Denyut nadi : 106 x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup
Respirasi : 20x/menit
Suhu tubuh: 36,9 oC
TB : 155 cm
BB : 45 kg
Status generalis
Thoraks
Paru
I : statis : bentuk dinding dada
Kepala : bentuk bulat, simetris kanan dan kiri
simetris, tidak ada
Dinamis : gerakan dinding dada
deformitas, rambut hitam simetris kiri dan kanan
tidak mudah rontok
P : vocal fremitus kanan kiri
Mata : konjungtiva anemis sama
+/+, sklera ikterik +/+ P : sonor di kedua lapang paru
Leher : pemebesaran A : vesikuler +/+, wheezing
KGB (-), JVP 5-2 cmH2O -/-, ronkhi -/-
Status generalis
Abdomen
I : perut cembung, distensi (+), warna
sama seperti kulit sekitar, spider nevi
Jantung (-), venectasi kolateral (-), caput medusa
(-), umbilicus cembung (-)
I : iktus tidak terlihat
A : bising usus (+) normal 10 x/menit
P : iktus kordis teraba
P : nyeri tekan epigastrium (+), hepar
P : batas jantung kanan linea dan lien sulit dinilai
sternalis dekstra, batas jantung P : pekak (+), shifting dullness (+)
kiri linea midklavikularis sinistra, Lingkar perut : 91 cm
batas pinggang jantung SIK 3,
kesan dalam batas normal.
Ekstremitas
A : bunyi jantung SI &S2, irama CRT < 2 detik, edema tungkai (+/+),
reguler, tidak ada bunyi akral hangat, sianosis (-), eritema
tambahan. palmaris (+/+)
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin (Hb, Ht, Leuk, Tromb)
USG Abdomen
Esofagogastroduodenoskopi (EGD)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah (09/04/2019)
Hb : 9,7 g%
Leukosit : 3.500 mm3
HT : 30,3 %
Trombosit : 81.000 mm3
• Gula darah sewaktu : 109 mg/dl
• Pemeriksaan fungsi hati (09/04/2019)
SGOT : 147 U/L
SGPT : 111 U/L
• Pemeriksaan ginjal (09/04/2019)
Creatinin : 0,5 mg/dl
Ureum : 26 mg/dl
DIAGNOSIS KERJA
KHUSUS
•IVFD RL 1kolf / 12 jam
•Injeksi omeprazol 40 mg /12 jam
•Injeksi ondancentron 4 mg / 12 jam
•Curcuma tablet 3 x 1
•Spironolakton tab 3 x 100 mg
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Follow up
Dasar diagnosis kerja
KASUS TEORI
Anamnesis :
Perut membesar sejak 1
minggu, dirasakan semakin
mengeras
Bengakak pada kedua kaki,
nafsu makan menurun, BB
menurun, lemas, mual (+). BAK
berwarna kecoklatan seperti
teh pekat.
Riwayat sakit kuning (+),
Riwayat minum alkohol (+)
KASUS
TEORI
Pemeriksaan fisik :
Mata : konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (+/+)
Abdomen
Inspeksi : perut cembung,
distensi(+)
Auskultasi : BU (+) 10 x/i
Perkusi : pekak (+),
Shifting dullness (+)
Palpasi : NT (+)
epigastrium, hepar dan
lien sulit dinilai, undulasi
(+)
Lingkar perut : 91 cm
Ektremitas : edema
tungkai (+), eritema
palmaris (+)
KASUS
TEORI
Pada pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, leukosit, trombosit) untuk menilai apakah
ada pansitopenia sebagai akibat splenomegali kongestif berkaitan dengan
hipertensi porta sehingga terjadi hipersplenisme. Pada pasien ini ditemukan
penurunan Hb, leukosit dan trombosit.
Pada pasien sirosis hepatis pemeriksaan SGOT (serum glutamil oksalo asetat) atau
AST (aspartat aminotransferase) dan SGPT (serum glutamil piruvat transferase)
atau ALT (alanin aminotransferase) meningkat tapi tidak begitu tinggi. AST lebih
meningkat disbanding ALT. Namun, bila enzim ini normal, tidak mengeyampingkan
adanya sirosis. Pada pasien ini SGOT lebih tinggi dibandingkan SGPT.
Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan meningkat pada
sirosis yang lebih lanjut (dekompensata), pada pasien ini ditemukan peningkatan
bilirubin.
USG abdomen untuk menilai ukuran hati, sudut, permukaan, serta untuk melihat
adanya asites, splenomegali, thrombosis vena porta, pelebaran vena porta, dan
sebagai skrinning untuk adanya karsinoma hati pada pasien sirosis. Pasien ini
sudah pernah dilakukan pemeriksaan USG abdomen, tetapi pasien tidak membawa
hasil USG tersebut.
Gold standard diagnosis sirosis hati adalah biopsi hati melalui perkutan,
transjugular, laparoskopi, atau biopsi jarum halus. Pada pasien ini tidak dilakukan
biopsi hati, karena dari manifestasi klinis dan pemeriksaan laboratorium sudah
merujuk ke sirosis hepatis, selain itu pemeriksaan biopsi hati tidak bisa dilakukan
di RSUD Bangkinang,
DASAR RENCANA
PENATALAKSANAAN
Infus RL 1 kolf / 12 jam
●
Mempertahankan keadaan euvolemik
●
Sebagai diuretik
DASAR RENCANA
PENATALAKSANAAN
Infus Albumin 20% 1 x 1 flash
●
Mengkoreksi kadar albumin pasien serta bertujuan untuk melindungi pasien pada saat
dilakukan pungsi asites
●
Pelindung mukosa lambung agar tidak terjadi perdarahan akibat erosi gastropati
hipertensi porta.
DASAR RENCANA
PENATALAKSANAAN
Lactulac syrup 3 x 15 cc
●
Sebagai obat konstipasi pada pasien, selain itu juga bertujuan untuk mencegah
ensefalopati hepatik
Curcuma tablet 3 x 1
●
Sebagai protector terhadap hepar
DASAR RENCANA
PENATALAKSANAAN
Injeksi ceftriaxone 1 gr / 12 jam
●
Untuk mencegah terjadinya peritonitis bacterial infection.
Paresentesis
●
Salah satu terapi pada pasien dengan asites refrakter yang bertujuan untuk pengurangan
volume asites secara cepat, sehingga memperpendek perawatan pasien di RS.
Dasar Prognosis
KASUS
TEORI
Total score 10
TERIMA
KASIH