SIROSIS HEPATIS
Gabriela Novellya Arda 2040312032
Preseptor:
Dr. dr. Harnavi Harun, Sp.PD-KGH, FINASIM
Sirosis adalah suatu penyakit yang menunjukkan stadium akhir fibrosis hepatic
yang berlangsung progresif, ditandai dengan distorsi struktur hepar dan
pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjaadi akibat nekrosis
heptoseluler. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai dengan jaringan ikat,
kerusakan jaringan vascular, dan regenerasi nodularis parenkim hati
EPIDEMIOLOGI
1. Darah rutin
2. Urin rutin 5. USG abdomen
6. Endoskopi ;
3. Tes Faal Hati: 7. Fibroscan ;
• Albumin, globulin 8. Pemeriksaan lanjutan lain
• SGOT, SGPT tergantung kecurigaan
• Bilirubin total 1, 2 -
• Ensefalopati hepatikum
• Anamnesis : gangguan kesadaran, bicara, ngawur, gangguan siklus tidur
• Pemfis : flapping tremor
• Peritonitis bakterialis
• Anamnesis : nyeri perut, tambah tegang , ditekan sakit
• Pemeriksaan : cairan asites
• Hematemesis melena
DIAGNOSIS – PENCITRAAN
• USG abdomen
• Endoskopi
• Gold standard : Biopsi hati
TATALAKSANA
• Kompensata
Dua tujuan utama dalam pengobatan pada pasien ini adalah mengobati penyakit
pencetus sirosis (contoh: hepatitis B atau C, alkohol, steatohepatitis non
alkoholik) dan mencegah/diagnosa dini komplikasi dari sirosis
SIROSIS DEKOMPENSATA
Asites
• Pasien sirosis dengan asites dianjurkan untuk tirah baring dan pembatasan asupan garam
harus juga dilakukan karena diet rendah natrium. Diet rendah garam biasanya
dikombinasikan dengan obat-obatan diuretik. Awalnya dengan pemberiam spironolakton
dengan dosis 100-200 mg sekali sehari
• pemberian spironolakton tidak adekuat bisa dikombinasi dengan furosemid dengan dosis
20-40 mg/hari. Parasintesis dilakukan bila asites sangat besar, pengeluaran asites bisa
hingga 4-6 liter dan dilindungi dengan pemberian albumin.
Ensefalopati hepatik
• Pada pasien ensefalopati hepatik dianjurkan untuk memakan makanan yang
mengandung kadar protein yang rendah, agar pembentukan amonia dalam
darah berkurang
• sirup laktulosa dapat diberikan dengan dosis 30-50 ml setiap jam sampai
tinjanya pasien lunak kemudian dosis disesuaikan (biasanya 15-30 ml tiga kali
sehari). Neomisin juga bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus
penghasil amonia dengan dosis 0,5- 1 gr setiap enam jam.
Perdarahan varises esofagus
• Merupakan kegawatdaruratan sehingga perlu dilakukan perkiraan dan pergantian atas darah
yang keluar untuk mempertahankan volume intravaskular. Bila kondisi hemodinamik pasien
telah stabil maka perlu dilakukan kajian diagnostik yang lebih spesifik (endoskopi) dan
modalitas terapeutik lainnya untuk mencegah perdarahan berulang.
Prognosis sirosis hati sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit penyerta
lainnya pada pasien.
Klasifikasi Child-Pugh (tabel 2.1), juga untuk menilai prognosis pasien sirosis hati
yang akan menjalani operasi, variabelnya meliputi kadar albumin, kadar bilirubin,
ada tidaknya asites dan ensefalopati serta status nutrisi
1 2 3
Bilirubin (mg%) <2 2-3 >3
Albumin (g%) >3,5 2,8-3,5 <2,8
INR <1,7 1,7-2,2 >2,2
Asites - Minimal-sedang Banyak
Ensefalopati - Std 1-2 Std 3-4
hepatic
Angka kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien Child A (5-6), B(7-9), C(10-15)
berturut-turut adalah 100%, 80% dan 45%.
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny. S/Perempuan /58 tahun
b. Pekerjaan : Guru
c. Alamat : Limau Manis, Padang
d. No MR : 01.08.82.01
e. Berat Badan : 50 kg
f. Tinggi Badan : 160 cm
Keluhan Utama:
• Pasien datang dengan keluhan muntah hitam sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit
Riwayat Penyakit Sekarang:
Muntah hitam sejak 1 hari SMRS, frekuensi muntah 2x, jumlah sekitar ¼ gelas, muntah bercampur dengan
makanan
BAB hitam sejak 1 hari SMRS
Penurunan nafsu makan sejak 3 hari SMRS
Pasien tampak pucat sejak 1 minggu SMRS
Lemah letih sejak 1 bulan SMRS
Kaki sembab (+)
Urin keruh berwarna teh (+)
Pasien sebelumnya sudah dikenal dengan sirosis hepatis dan rutin berobat
Demam tidak ada, batuk tidak ada, sesak nafas tidak ada
Riwayat transfusi darah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sudah 3x masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama, yaitu tahun 2018, dan
bulan agustus 2020. Pada bulan agustus 2020, pasien minum obat yang dibeli sendiri untuk
menghilangkan nyeri sendi, lalu pasien mengalami muntah darah, dan di rawat di SPH.
Riwayat gastritis (+), tapi hanya minum obat warung
Riwayat DM (+), terkontrol dengan insulin.
Riwayat hepatitis (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Terdapat riwayat diabetes melitus pada keluarga
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan Kebiasaan
Pasien seorang guru di SMP N 1 Padang
Riwayat mengonsumsi rokok, minuman beralkohol (-)
•
• Tanda Vital
• Keadaan Umum: tampak sakit berat
• Kesadaran : apatis
• Tekanan Darah : 105/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 92 kali/menit
• Frekuensi Napas : 27 kali/menit
• Suhu : 36,8OC
•Kulit
• Warna sawo matang, efloresensi (-), scar (-), pigmentasi normal, ikterus (-), sianosis (-), spider nevi
(-) pada dada, telapak tangan dan kaki pucat (-), pertumbuhan rambut normal.
• Kepala
•Ekspresi muka terlihat kesakitan, bentuk kepala normochepal, simetris, deformasi (-), rambut
hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
• Mata
•Edema palpebra (-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
• Hidung
•Terpasang nasal kanul
• Telinga
•Dalam batas normal
• Mulut
•Dalam batas normal
• Leher
•Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, pembesaran kelenjar KGB tidak ada, JVP (5+2)
cmH2O, kaku kuduk (-)
• Thoraks
• Bentuk dada simetris, spider nevi (+)
.
• Paru-paru
• I : Dada simetris sisi kanan dan kiri, pergerakan dada sisi kanan dan kiri sama
• P : Fremitus kanan sama dengan kiri
• P : Paru kanan sonor dan paru kiri sonor
• A: Suara napas bronkovesikuler, ronkhi (-/-) pada basal paru, wheezing (-/-).
• Jantung
• I : ictus cordis tidak terlihat
• P : ictus codis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
• P : batas atas RIC II, batas jantung kanan linea parasternalis
dextra, batas
jantung kiri RIC V linea midclavicularis sinistra
• A: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
• I : membuncit (+), Vena kolateral (-)
• P: Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Undulasi (-)
• Hepar : tidak teraba
• Lien : tidak teraba lien
• Ginjal tidak teraba
• P: timpani, shifting dullness (+)
• A: BU (+)
• Alat kelamin
•Tidak dilakukan pemeriksaan.
• Ekstremitas atas : nyeri sendi (-), gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),
pigmentasi normal, telapak tangan pucat (-), jari tabuh (-), turgor kembali lambat (-),
sianosis (-), eritema palmaris (+), Flapping tremor (+)
• Ekstremitas bawah : nyeri sendi (-), gerakan terbatas, edema (+/+) pada kedua
tungkai, jaringan parut (-), pigmentasi normal, jari tabuh (-), turgor kembali lambat (-),
akral pucat (-), sianosis (-).
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan Darah Rutin (6-1-2021)
• Hb : 9,3 gr/dl
• Leukosit : 13.810
• Trombosit : 118.000
• Hematokrit : 27
• Kesan : Anemia, leukositosis, trombositopenia
• Elektrolit (6-1-2021)
• Natrium : 137 mmol/L
• Kalium : 3,7 mmol/L
• Klorida : 107 mmol/L
Diagnosis Kerja
Hematemesis melena ec Pecah varises gaster
Sirosis Hepatis stadium dekompensata
DM tipe 2 terkontrol insulin
Anemia Sedang ec perdarahan akut
Diagnosis Banding
Hematemesis melena ec pecah varises esofagus
Rencana Terapi
NaCl 0,9%
Spironolanocton 1x100mg PO
Furosemide 1 x 40 mg PO
Azytromicin 1x500 mg
Ciprofloxacin 2x200 mg iv