Pembimbing :
dr. Syafriadi, Sp.PD
Pendamping:
dr. Salomo M Gultom
dr. Rahmi Yarnia
HEPAR
Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang
dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme
tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks.
HEPATITIS
Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis
peradangan pada sel-sel hati, yang bias
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasite,
obat-obatan (termasuk obat tradisional)),
konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan
penyakit autoimmune.
Klasifikasi Hepatitis
Patofisiologi
SIROSIS HATI
Steatosis hati
hepatosit rusak (neckrosis) hepatosit hidup
Fibrotik
Sirosis hepatis
Sirosis hepatis
Gangguan faal hati
Hipertensi porta
Gangguan faal hati
Hipoglikemi
Hipertensi porta
V.lienalis V. esophageal v. Paraumbilikalis v mesentrika inf
• USG
• Fibroscan
• Endoskopi
Komplikasi
Sirosis
Tatalaksana
Tatalaksana pasien sirosis yang masih kompensata ditujukan
untuk mengurangi progresifitas kerusakan hati.
Pada hepatitis virus B interferon alfa 3 MIU sc, 3x
seminggu selama 4-6 bulan dan lamivudin (analog
nukleosida) 100mg oral setiap hari dlm setahun
Pada hepatitis virus C kronikkombinasi interferon
subkutan dengan dosis 5 MIU 3x seminggu dan ribavirin 800-
1000 mg/hari selama 6 bulan.
Sel stelata sebagai target pengobatan dan mediator
fibrogenik Interferon
Kolkisin anti peradangan dan mencegah pembentukan
kolagen.
Sulfasalazin menghambat produksi protein oleh sel
miofibroblast.
Prognosis
ANEMIA PENYAKIT KRONIS
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai
penurunan jumlah masa eritrosit (red cell mass)
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer (penurunan oxygen carrying
capacity).
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan Morfologi
dan Etiologi
Patogenesis Anemia Penyakit Kronis
Pengobatan
• Transfusi
• Preparat besi
• Eritropoetin
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Ny.S
• Usia : 54 tahun
• Pendidikan : SLTA
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Agama : Islam
• Alamat : LB. Sanai
• No. RM : 16.11.60
• Tgl masuk RS : 16 Juni 2019
• DPJP : dr. Syafriadi, Sp.PD
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Setelah dilakukan sedot cairan di perut Os merasa sudah enakan dan tidak
pernah lagi kontrol ke dokter, tetapi os berobat ke orang pintar dan banyak
diberikan air. Setelah itu 4 bulan terakhir perutnya dirasakan membesar lagi.
Keluhan perut membesar seperti ini bukan pertama kali yang pasien rasakan.
Pasien juga mengeluhkan perut begah atau seperti penuh ketika maka.
Keluhan perut yang semakin membesar diikuti kaki yang membengkak. Nyeri
pada kaki disangkal. Pasien mengeluhkan demam yang dirasakan naik turun.
Penurunan BB dijumpai ± 10 kg dalam 7 bulan terakhir (BB sehat 65, BB sakit
: 52). Lemas (+), pucat (+), nafsu makan menurun. BAK (+) sedikit-sedikit.
Biasanya BAB 1 minggu sekali dan harus menggunakan obat untuk
melancarkan BAB. Os juga mengeluhkan sesak jika beraktivitas.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluhan serupa sebelumnya dialami OS 7 bulan yang lalu dan telah dilakukan pungsi ±5 liter
cairan asites yang diambil . Pasien menyangkal pernah sakit kuning. Riwayat diabetes,
hipertensi, sakit paru, sakit jantung, asma dan alergi disangkal oleh pasien. Riwayat transfusi
darah disangkal.
Riwayat adanya keluhan yang sama pada anggota keluarga lain disangkal. Riwayat sakit
kuning, hipertensi, diabetes melitus, sakit paru, sakit jantung dan alergi disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
88kali/menit
110/80 mmHg
Ireguler
26 kali/menit 37,6 °C
Mata:
Eksoftalmus (-/-)
Konjugtiva anemis Leher:
(+/+) KGB dan tiroid
Sklera ikterik(+/+) tidak membesar
Spinder nevi (+)
Cor:
BJ I > BJ II
Pulmo: Irreguler
I: Simetris Bising (-)
P: Stem fremitus ka=ki
P: sonor
A: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Abdomen:
Inspeksi :
Perut membuncit, perut tampak
distensi, kolateral vein (+), caput
Ekstremitas superior: medusa (-),
Eritema palmaris (+) Auskultasi
peristaltik (+)N, arterial bruit (-)
Perkusi:
shifting dullnes (+)
Palpasi
Ekstremitas Inferior: undulasi (+)
Clubing finger (+),
piting oedem (+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
USG Abdomen
TATALAKSANA
Diet ML + RG
IVFD NaCl 0,9 % + 4 amp furosemide (jika TD ≥100 mmHg) 20 gtt/I mikro :
Aminoleban
Inj ceftriaxone 2x1 gr (IV)
Inj Pantoz 1x40 mg (IV)
Spironolactone tab 3x100 mg (PO)
Asam folat tab 3x1 mg (PO)
Sucralfat syr 3x1 C (PO)
Opilac syr 3x1 C (PO)
RENCANA
Transfusi 4 kantong PRC (2 katong/hari)
Pasang kateter
Cek Elektrolit, Albumin, Gobulin, Protein total, ALT, AST, γ-
GT, α-fetoprotein, HBV-DNA, CT-scan Abdomen,
Pemeriksaan Cairan Asites Abdomen, fibroscan.
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : malam
Ad sanactionam : malam
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A
P - VFD NaCl 0,9 % + 4 amp furosemide (Jika TD>100 mmHg) 20 gtt/i mikro :
Aminoleban
- Inj ceftriaxone 2x1 gr (IV)
- Inj Pantoz 1x40 mg (IV)
- Spironolactone tab 3x100 mg (PO)
- Asam folat tab 3x1 mg (PO)
- Transfusi 4 kantong PRC (2 kantong perhari)
- Besok rencana parasintesis
- Cek Albumin, Gobulin, Protein total, ALT, AST, γ-GT, α-fetoprotein, HBV-DNA,
CT-scan Abdomen, Pemeriksaan Cairan Asites Abdomen, fibroscan, (tidak
mampu dilaksanankan di RSUD Muko-Muko)
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019 Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(18 Juni 2019) Perut semakin TD : 110/70 - Ascites Masif Terapi Lanjut
H-2 membesar, mmHg, HR : 76 ec Sirosis
badan lemas, x/I, RR:20x/I, Hepatis
kedua tungkai T:36,9’C - -Anemia ec
bengkak, sesak (16/06/2019) : Penyakit
nafas berkurang Hb:6, Leu:5800, kronis
PLT:222.000, - Syndrome
Mcv:88, dyspepsia
Mchc:32,
Mch:28, Gol
Darah : O+,
HbsAg : reaktif
Cairan
parasintesis :
5,5 L
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(20/06/2019) :
LED: 80
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019 Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(24/06/20019) :
Cl-:100, K+:4,5,
Na+:139
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(24/06/20019) :
Cl-:100, K+:4,5,
Na+:139
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(29 Juni 2019) Perut TD : 120/70 mmHg, - Ascites Masif Terapi Lanjut
H-13 membesar HR : 78 x/I, RR:20x/I, ec Sirosis
berkurang T:36,7’C Hepatis
(16/06/2019) : Hb:6, - -Anemia ec
Leu:5800, Penyakit
PLT:222.000, kronis
Mcv:88, Mchc:32, - Syndrome
Mch:28, Gol Darah : dyspepsia
O+, HbsAg: reaktif
(20/06/2019) : LED:
80
(24/06/2019) : Cl-
:100, K+:4,5, Na+:139
(29/06/2019) : Hb
:13,3, leukosit :
Cairan parasintesis
10,5 L
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A P
(30 Juni 2019) Perut TD : 120/80 mmHg, - Ascites Masif Terapi Lanjut
H-14 membesar HR : 68 x/I, RR:20x/I, ec Sirosis
berkurang T:36,7’C Hepatis
(16/06/2019) : - -Anemia ec
Hb:6, Leu:5800, Penyakit
PLT:222.000, kronis
Mcv:88, Mchc:32, - Syndrome
Mch:28, Gol Darah : dyspepsia
O+, HbsAg: reaktif
(20/06/2019) :
LED: 80
(24/06/2019) : Cl-
:100, K+:4,5, Na+:139
(29/06/2019) : Hb
:13,3, leukosit :6300,
PLT:246000
Cairan
parasintesis 10,5 L
Tgl masuk : 16 juni 2019
Tgl PBJ : 01 juli 2019
Follow Up
Hari Rawatan S O A P