PENDAHULUAN
New England Journal Medicine.2004
Penatalaksanaan, prognosa dan
terapi ascites tergantung pada
penyebabnya. Pasien dengan
banyak tipe ascites memiliki resiko
tinggi mengalami peritonitis bakteri
spontan.
BATASAN MASALAH
DEFINISI
Liver Disease:
Cirrhosis
80-85%
Fulminant Hepatic Failure
Fatty liver of pregnancy
Neoplasms:
Hepatoma
Liver, peritoneal or lymphatic metastases
Lymphoma with Lymph Obstruction 10%
Pseudomyxoma peritonei
Meigs Syndrome (Ovarian Fibroid)
Heart Failure:
Cor pulmonal heart disease & COPD
3%
ASHD or VHD with biventricular CHF
Constrictive Pericarditis
Infections:
Tuberculosis
Spontaneous Bacterial Peritonitis
Pelvic Inflammatory Disease 1%
(Chlamydia)
HIV
Venous occlusion:
Supradiaphragmatic IVC Occlusion
Budd-Chiari Syndrome
Veno-occlusive disease \\ <1%
Dialysis Related
Nephrotic Syndrome
Inflammatory:
Pancreatitis
Bile Peritonitis <1%
Chronic lymphatic inflammation/fibrosis
Connective Tissue Disease
Trauma:
Ruptured Viscus <1%
Trauma to the abdominal cysterna chyli
Nutritional:
Marasmus <1%
Kwashiokor
Endocrine:
Myxedema <1%
Endometriosis
KLASIFIKASI ASCITES
1. Uncomplicated ascites
Kira-kira 75% pasien ascites di Eropa Barat atau
AS mengalami sirosis sebagai penyebabnya. Pada
pasien lain, ascites disebabkan oleh keganasan,
gagal jantung, tuberculosis, penyakit pancreas,
atau penyebab lain yang tidak diketahui.
2. REFRACTORY ASCITES
TABEL DEFINISI DAN KRITERIA DIAGNOSTIK
UNTUK ASCITES REFRAKTER PADA SIROSIS
Ascites resisten diuretik Ascites yang tidak dapat dimobilisasi atau muncul
kembali secara dini yang tidak dapat dicegah karena
kekurangan respon terhadap restriksi natrium dan
terapi diuretic
Ascites sulit diatasi Ascites yang tidak dapat dimobilisasi atau muncul
diuretik kembali secara dini yang tidak dapat dicegah karena
perkembangan komplikasi akibat diuretic yang
mengganggu penggunaan dosis efektif diuretic
Syarat
1. Durasi terapi Pasien harus mendapatkan terapi diuretic intensif
(spironolakton 400 mg/hari dan furosemid 160 mg/hari)
setidaknya 1 minggu dan pada diet rendah garam kurang dari 90
mmol/hari
1. Kurangnya respon Penurunan berat badan rata-rata <0.8 kg lebih dari 4 hari dan
natrium urine kurang dari intake
1. Rekurensi ascites dini Kemunculan kembali ascites grade 2 atau 3 antara 4 minggu
pertama mobilisasi
1. Komplikasi akibat diuretic Hepatic ensefalopati akibat diuretic adalah timbulnya
ensefalopati tanpa factor presipitasi lain
Kerusakan renal akibat diuretic adalah peningkatan kreatinin
serum >100% hingga nilai >2 mg/dL (177mol/L) pada pasien
ascites yang respon terhadap terapi
Hiponatremia akibat diuretic didefinisikan sebagai penurunan
serum natrium >10 mmol/L hingga natrium serum <125
mmol/L
Hipo atau hiperkalemia akibat diuretic didefinisikan sebagai
perubahan kalium serum <3mmol/L atau >6mmol/L
menggunakan pengukuran yang tepat
3. SPONTANEOUS BACTERIAL
PERITONITIS
4. HIPONATREMIA
5. HEPATORENAL SYNDROME
TABEL KRITERIA DIAGNOSIS
HEPATORENAL SYNDROME PADA
SIROSIS
Sirosis dengan ascites
Serum kreatinin >1.5 mg/dL (133mol/L)
Tidak ada shock
Tidak ada hipovolemia yang didefinisikan dengan tidak adanya perkembangan
berkelanjutan fungsi renal (penurunan kreatinin hingga <133mol/L) diikuti setidaknya
2 hari withdrawal diuretic (jika menggunakan diuretic), dan ekspansi volume dengan
albumin 1 g/kg/hari hingga maksimum 100g/hari
asimptomatis
pasien yang mengeluh mengalami penambahan lingkar pinggang,
cepat kenyang,
perut terasa penuh, dan
sesak napas yang tergantung pada jumlah akumulasi cairan pada
perut.
Auskultasi :
Puddle sign positif bila ada 120 cc atau lebih
ascites.
Palpasi :
Menentukan adanya gelombang cairan (fluid wave) atau disebut
cara undulasi.
Gambaran Makroskopis
Hitung Jumlah sel
Serum Ascites Albumin Gradient
Kultur dan pewarnaan Gram
Sitologi cairan asites
KLASIFIKASI ASITES BERDASARKAN
GRADIEN ALBUMIN SERUM-ASITES
PENDEKATAN DIAGNOSIS
TATALAKSANA UMUM
Diet Rendah Natrium: 60-90
mEq/hari~1500-2000 mg garam/hari
Restriksi Cairan: 1000 ml/hari
GRADING ASITES DAN TERAPI YANG
SESUAI
MODERATE VOLUME ASITES
Parasentesis
TIPS (Transjugular Intrahepatic
Portosystemic Shunt)
Portocaval Shunts
Pertoneovenous Shunt
Transplantasi hati
KESIMPULAN
Asites adalah suatu keadaan akumulasi cairan serous
dalam cavum peritoneal.
Penyebab tersering asites adalah sirosis (81%),
kanker(10%), gagal jantung(3%), tuberculosis(2%),
dialysis(1%), penyakit pancreas(1%) dan lainlain(1%).
Terdapat 3 teori mengenai pembentukan asites, yaitu
: teori underfilling, overflow, dan vasodilatasi arteri
perifer.
Diagnosis asites dapat ditegakkan dengan kombinasi
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang berupa
radiologi dan laboratorium.
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan rontgen toraks dan abdomen, USG, CT-Scan
dan MRI abdomen.
Pemeriksaan laboratorium berupa abdominal
parasentesis untuk mengetahui jumlah sel, albumin,
kultur asites, protein total, gram stain dan sitologi.
Tatalaksana asites meliputi langkah umum dan khusus
serta tergantung volume dan sifatnya. Terapi asites
berupa diet, restriksi cairan, farmakologi, parasentesis
dan bedah.
SARAN