Anda di halaman 1dari 10

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 ANAMNESIS
1. Identitas pasien
Nama : Ny. PR
Usia : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Bantal
No. RM : 11-63-28
Tgl masuk RS : 02 November 2019
DPJP : Dr. Dodi Hendra, Sp.OG

2. Anamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan di bibir kemaluan sejak ± 1 bulan SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


Benjolan dibibir kemaluan sudah dialami os sejak 1 bulan yang lalu bersifat hilang
timbul, benjolan ditemukan pertama kali 1 bulan lalu yang awalnya dirasakan
sebesar jarum pentul kemudian semakin membesar dan dalam 1 minggu selanjutnya
sedikit mengempis, namun dalam 1 minggu terakhir benjolan muncul kembali
ditempat yang sama sebesar jarum pentul. Benjolan tidak terasa nyeri namun terasa
mengganjal terutama saat os berhubungan suami istri. Sekitar 2 minggu sebelum
muncul benjolan os mengalami keputihan yang jumlahnya lebih banyak dari
biasanya selama 5 harian, berbau amis dan berwarna kuning kehijauan yang agak
kental dan sedikit gatal. Namun saat ini keluhan keputihan telah sembuh setelah
berobat ke dokter, yang diberikan obat minum seperti kapsul (os lupa nama obat).

1
Demam disangkal. Riwayat penurunan BB disangkal. Rw. Berganti-ganti pasangan
seksual disangkal. BAK (+) normal,tidak nyeri, BAB (+) normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit kuning, hipertensi, diabetes melitus, sakit paru, sakit jantung dan
alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat adanya keluhan yang sama pada anggota keluarga lain disangkal.
Riwayat sakit kuning, hipertensi, diabetes melitus, sakit paru, sakit jantung dan
alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi


Os bekerja sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak. Suami os
bekerja sebagai aparatur sipil negara di pemerintahan daerah.

RIWAYAT HAID :
• Menarche : 13 tahun
• Lama haid : 5-7 hari
• Siklus Haid : teratur
• Volume : 2-3x ganti duk (pembalut) /hari
• Dysmenorrhea : (+) minimal
• Metrorrhagia : (-)
• Menorrhagia : (-)
• Spotting : (-)
• Contact bleeding : (-)

Kehamilan dan persalinan yang lalu :


P2 A0
1.8 Laki-laki, 2800 gr, Aterm, Puskesmas, oleh bidan
2.8 Perempuan, 3100 gr, Aterm, Klinik, PSP, oleh bidan

2
Keputihan :
- Jumlah : sedikit / sedang / banyak
- Warna : Jernih dengan sedikit putih keruh
- Bau : tidak amis
- Konsistensi : encer / kental / berlendir
- Gatal (pruritus vulvae) : tidak ada
Seksual / Perkawinan :
Umur Kawin : I : 22 tahun Suami : 27 tahun
Lama Kawin : 10 tahun
Dispareuni : tidak ada
KB : KB suntik per 3 bulan selama 1 tahun ini
Gizi dan Kebiasaan
• Nafsu makan : Sedang
• Perubahan berat badan : Biasa
• Merokok / Suntil : Tidak
• Alkohol : Tidak
• Kebiasaan makan obat : Tidak ada
• Obat-obat yang di masukan kedalam vagina : Tidak ada
Riwayat operasi terdahulu : Tidak ada

3.2 PEMERIKSAAN FISIK


1. Status Generalisata
Status present dan KU : Baik
Vital Sign BB : 52 kg
Sens : Compos Mentis
GCS : 15 (E4V5M6)
TD : 120/70 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,7‘C

3
Mata Konjungtiva Anemis (-/-)
Sklera Ikterik (-/-)
Hidung Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)
Telinga Liang telinga lapang (+/+), nyeri tekan (-/-), Sekret (-)
Mulut Sianosis (-), bibir pucat (-)
Leher KGB dan tiroid tidak membesar
Thorax Inspeksi
Bentuk dinding dada :
 Normal
Simetris kanan/kiri saat inspirasi maupun ekspirasi
Retraksi sela iga (-)
Iktus kordis tidak tampak
Palpasi
Paru : Vokal fremitus kanan/kiri sama kuat
Jantung : Iktus kordis teraba pada ICS IV 2 cm medial
garis midklavikularis sinistra
Perkusi
 Sonor pada kedua lapang paru
Batas Paru-Jantung Kanan : ICS II-ICS III linea para
sternalis dextra
Batas Paru-Jantung Kiri : ICS IV linea midclavicula
sinistra
Batas Paru-Atas Jantung : ICS II linea parasternalis
sinistra
Auskultasi
Paru : Suara Napas Vesikuler +/+, Ronchi -/-, Wheezing
-/-
Jantung : BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen Inspeksi :
 Distensi (-),

4
 Umbilikus terletak di garis tengah
Auskultasi
 Bising usus (+) normal
 Arterial bruit (-), venous hum (-)
Palpasi
 Soepel
 Nyeri tekan tidak ada
 Hepar dan lien tidak teraba
 Ballotement -/-
Perkusi
 Timpani
Ekstremitas Inspeksi
Ekstremitas Atas  Tangan kiri dan kanan simetris, tidak terlihat
deformitas, tidak terdapat efloresensi, tidak ada petekie,
distribusi rambut normal
 Kuku tampak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik
 clubbing finger (-)
 Tidak tampak pembengkakan sendi, kedua extremitas
atas dapat bergerak aktif dan bebas
 Tidak ada gerakan involunter.
Palpasi
 tidak terdapat nyeri tekan
 akral hangat dan kering

Ekstremitas Bawah
Inspeksi
 Tungkai kiri dan kanan simetris, tidak terlihat
deformitas, tidak terdapat eflouresensi, tidak ada ptekie,
distribusi rambut normal
 Kuku tampak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik

5
 Tidak tampak pembengkakan sendi, kedua extremitas
bawah dapat bergerak aktif dan bebas
 Tidak ada gerakan involunter
Palpasi
 Tidak terdapat nyeri tekan
 Akral hangat
 CRT <2”
Status Ginekologis  Pemeriksaan genitalia eksterna :
Inspeksi : massa (+) di inferoposterior labia minora
sinistra, diameter 0,75 cm, batas tegas, warna seperti
jaringan sekitar dengan proksimal berwarna putih
kekuningan, darah (-).
Palpasi : nyeri tekan (-), fluktuasi (+), konsistensi
kenyal kesan berisi cairan.
 Pemeriksaan genitalia interna: tidak dilakukan
pemeriksaan.

3.3 Pemeriksaan Penunjang


1.Laboratorium (02 September 2019)
Pemeriksaan laboratorium Hasil Nilai Normal
Hb 12,6 12-14 gr/dl
Ht 36 36-44%
Leukosit 7.950 5000-10000/mmm3
Eritrosit 4,7 4,5-5,5 jt/µl
Trombosit 282.000 150.000-450.000/mm3
MCV 88 80-95 fl
MCH 30 28-32 pg
MCHC 34 32-37 %
CT 01.45 1-7 menit
BT 02.50 5-15 menit

6
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
GDS 94 <200 mg/dl
Golongan darah A+

3.4 Diagnosa Banding


1. Kista Bartholini
2. Kista Gartner
3. Kista Duktus skene
4. Kondiloma akuminata

3.5 Diagnosa Kerja


Kista bartholini et labia minora sinistra

3.6 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

3.7 Tatalaksana
- Diet MB
- IVFD RL 20 gtt/ menit makro
- Inj Cefotaxime 2 x 1 gr (IV) =>ST
- Paracetamol tab 3 x 500 mg PO

Rencana :
- Marsupialisasi Kista Bartholin

7
3.8 Follow Up
Tanggal Follow Up
02-11-2019 S: Nyeri luka operasi
O : TD : 110/70 mmHg, HR : 76 x/I, RR:26x/I, T:36,9 0C
Balance Cairan :
A : Post marsupialisasi a/i kista Bartholin et labia minora
sinistra + H1
P : - Diet MB
- IVFD RL 20 gtt/menit makro
- Paracetamol 3 x 500 mg tab PO
03-11-2019 S : Tidak ada keluhan
O : TD : 120/80 mmHg, HR : 80 x/I, RR:20x/I, T:36,7 0C
A : Post marsupialisasi a/i kista Bartholin et labia minora
sinistra + H2
P : - Cefixime 2 x 100 mg caps PO
- Paracetamol 3 x 500 mg tab PO

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Telah dirawat seorang pasien wanita umur 32 tahun dengan diagnosa Kista
bartholini et labia minora sinistra. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis didapatkan keluhan benjolan dibibir kemaluan sudah
dialami os sejak 1 bulan yang lalu bersifat hilang timbul, benjolan ditemukan
pertama kali 1 bulan lalu yang awalnya dirasakan sebesar jarum pentul kemudian
semakin membesar dan dalam 1 minggu selanjutnya sedikit mengempis, namun
dalam 1 minggu terakhir benjolan muncul kembali ditempat yang sama sebesar
jarum pentul. Benjolan tidak terasa nyeri namun terasa mengganjal terutama saat
os berhubungan suami istri. Sekitar 2 minggu sebelum muncul benjolan os
mengalami keputihan yang jumlahnya lebih banyak dari biasanya selama 5 harian,
berbau amis dan berwarna kuning kehijauan yang agak kental dan sedikit gatal.
Namun saat ini keluhan keputihan telah sembuh setelah berobat ke dokter, yang
diberikan obat minum seperti kapsul (os lupa nama obat). Demam disangkal.
Riwayat penurunan BB disangkal. Rw. Berganti-ganti pasangan seksual disangkal.
BAK (+) normal,tidak nyeri, BAB (+) normal
Os bekerja sebagai ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak. Suami os
bekerja sebagai aparatur sipil negara di pemerintahan daerah.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa kista Bartholin merupakan pembesaran
duktus bagian distal akibat suatu penyumbatan. Karena tersumbatnya saluran
lubrikasi pada vagina atau membesarnya muara saluran lubrikasi, yang berakibat
tidak keluarnya cairan lubrikasi yang mestinya keluar. Kista Bartholin rata-rata
memiliki ukuran kecil yaitu 1-3 cm, biasanya unilateral dan asimtomatik. Kista
yang lebih besar dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama saat berhubungan
seksual, duduk, atau jalan. Kondisi ini biasanya paling sering disebabkan oleh
infeksi bakteri, yang antara lain adalah E.coli, bakteri penyakit kelamin, dimana hal
ini dapat berkaitan dengan riwayat keputihan pada os yang kemungkinan
merupakan infeksi pada organ kewanitaannya. Tujuan penanganan kista bartholini

9
adalah memelihara dan mengembalikan fungsi dari kelenjar bartholini, dengan cara
marsupialisasi dan pemberian antibiotic spectrum luas untuk mencegah dan
mengobati infeksi baik sebelum maupun setelah tindakan operatif dilakukan.

10

Anda mungkin juga menyukai