Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

dr. Sarah Rizqia I

Pembimbing:
dr. Susila, Sp. JP
dr. Komang Katrini, MM
Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Usia : 44 th
• Alamat : Celukan Bawang
• Pekerjaan : IRT
• No RM : 0010xxxx
• Masuk RS : 01/10/2017 pukul 22.05 via IGD
Anamnesis
• Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 12 jam SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluh sering sesak nafas yang hilang timbul kurang lebih sejak 3 BSMRS. Sesak
dipicu oleh aktivitas berat seperti mengangkat barang atau mencuci baju. Pasien sering
terbangun dari tidurnya karna sesak (+), tidur lebih nyaman menggunakan bantal lebih
dari 1 (+), dan terkadang kedua tungkainya bengkak saat berbaring. Disangkal keluhan
nyeri dada, mengi, batuk, demam. Sesak tidak dipengaruhi oleh debu, cuaca, dan emosi.
Keluhan biasanya membaik dengan istirahat. Pasien pernah dirawat di RS dikatakan sakit
jantung namun tidak berobat rutin.
Anamnesis

• HSMRS, pasien mengeluh sesak nafas sejak pagi. Sesak dipicu setelah pasien
melakukan aktivitas yang lebih berat dari biasanya. Sesak dirasa lebih berat dari
biasanya dan tidak membaik dengan istirahat, sehingga os dibawa ke IGD RSPS.
Bunyi mengi (-), nyeri dada (-), mual (-), muntah (-). nyeri ulu hati (-), demam (-),
batuk (-). BAK dan BAB biasa. Keluhan lain: pasien sering merasa berdebar-debar
(+) sejak 1 tahun yg lalu, berkeringat dingin (+), sulit menelan (+), dan berat
badan turun 10 kg dalam 3 bulan walaupun dengan nafsu makan yang sama,
namun pasien tidak pernah periksa ke dokter.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
hipertensi (-)
DM (-)
jantung (+) pernah dirawat di RS 3 BSMRS
asma (-)
alergi (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga
hipertensi (-)
DM (-)
jantung (-)
asma (-)
alergi (-)
• Riwayat Pribadi Sosial Ekonomi
merokok (-), minum alkohol (-), sering minum kopi (-)
pasien merupakan ibu rumah tangga, berpendidikan terakhir SMP. Pasien tinggal bersama suaminya yang
seorang nelayan.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Compos Mentis, tampak sakit


Telinga : dalam batas normal
sedang
Hidung : dalam batas normal
TTV:
Tenggorokan : dalam batas normal
TD : 130/60 mmHg, lengan kanan, cuff dewasa
Leher : trakea medial; JVP 5+2cm
R : 32x/menit, thoraco-abdominal
H2O; pembesaran KGB (-/-); kelenjar tiroid
N : 147 x/menit, irregular, kuat angkat +
membesar kanan dan kiri, diameter +- 2 cm,
S : 36.8 C per axilla
mobile, lunak, berbatas tegas, sewarna kulit,
Kepala :
bergerak ke atas saat pasien menelan, bruit (-),
Mata : Conjungtiva Anemis (-), Hiperemis (-),
nyeri tekan (-)
Sklera ikterik (-), refleks cahaya +/+, pupil isokor

3mm/3mm, eksophtalmus (+)


Pemeriksaan
Thorax Fisik
Jantung
Paru
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Inspeksi : simetris fusiformis, tidak ada Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2
jari di lateral LMC sinistra, kuat angkat (+), thrill
ketinggalan pernafasan (+)
Perkusi :
Palpasi : fremitus taktil simetris
Batas Jantung
Perkusi : sonor pada seluruh lapang Batas Atas : SIC IV LPS dekstra
paru Batas Kiri : SIC V 3 cm lateral dari LMC
sinistra
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), Batas Kanan : SIC III LPS dekstra
RBB (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-) Batas apeks : SIC IV LPS sinistra
Auskultasi : S1=S2 ireguler, Murmur (-),
gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi : DP//DD, distensi (-)

Auskultasi : bising usus (+) 10x/menit normal


Perkusi : timpani seluruh regio
Palpasi : soepel, hepar/lien/renal tidak teraba

Genitalia : perempuan, dalam batas normal, terpasang DC


Ekstremitas : akral hangat lembab, CRT < 2 detik

Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-), fine tremor (+/+)


Inferior : oedem (+/+) , sianosis (-/-)
Parameter Nilai Unit
Parameter Nilai Unit
Pemeriksaan Hb
Ht
13.4
42.0
g/dL
% ALT 69.4 U/L

Penunjang AE 6.12 10^6/uL AST 56.9 U/L


AL 15.8 10^2/uL UREA 34.3 mg/dL
AT 252 10^3/uL BUN 16.0 mg/dL
MCV 68.6 fL Creatinin 0.87 mg/dL
MCH 21.9 pg Na 135.6 Mmol/L
L% 26.1 %
K 3.06 Mmol/L
N% 66.1 %
Cl 98.5 Mmol/L
Mxd% 7.8 %
GDA 98 mg/dL
L# 4.1 10^3/uL
N# 10.5 10^3/uL
Mxd# 1.2 10^3/uL
RDW-CV 22.7 %
PDW 14.6 fL
MPV 9.6 fL
P-LCR 24.9 %
Pemeriksaan
Penunjang
Radiografi Thorax AP
Cor : membesar ke kiri, apex tertanam
Pulmo : corakan bronkovaskular meningkat, tak
nampak infiltrat/cavitas/nodul, hillus
D/S normal
Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
Hemidiafragma kanan kiri domeshaped
Skeletal : intak
Soft tissue normal
Kesimpulan : Cardiomegaly
Congestive pulmonum
Pemeriksaan
EKG
Penunjang

Interpretasi:
Irama : iregular
HR : atrial  tidak dapat dihitung;
ventricular  167 x/menit
Gel. P : absen; tergantikan oleh
gelombang fibrilasi halus
Interval PR : tidak dapat diperiksa
Kompleks QRS : 0.04 detik
Segmen ST dan gel. T : tidak dapat diperiksa
Interval QT : tidak dapat diperiksa
Kelainan lain :-
Kesan : Fibrilasi atrium dengan
respon ventricular cepat
(atrial fibrillation with rapid
ventricular response / AFRVR)
Gejala Tanda Ada Tidak

Sesak bila beraktivitas +1 Kelenjar tiroid teraba +3 -3

Berdebar-debar +2 Bising kelenjar tiroid +2 -2

Mudah lelah +2 Eksopthalmus +2 0

Senang hawa panas -5 Ketinggalan gerak pada kelopak +1 0


mata >19 
klnis
Senang hawa dingin +5 Hiperkinetik +4 -2
hipertiroid
Keringat berlebihan +3 Tremor halus pada jari +1 0 Wayne
Thyroid 11-19 
Gugup +2 Telapak tangan panas +2 -2 Score equivocal

Nafsu makan +3 Telapak tangan lembab +1 -1 <11  non-


bertambah toxic

Nafsu makan berkurang -3 Nadi > 90 +3 0

BB naik -3 Fibrilasi atrium +4 0

BB turun +3 TOTAL 25
Resume

Wanita usia 44 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak yang memberat 12 jam SMRS. Sudah
sering sesak sejak 3 BSMRS, biasanya muncul saat beraktivitas berat, sering terbangun dari tidur
karna sesak, lebih nyaman tidur dengan bantal lebih dari 1, terkadang kedua tungkainya bengkak,
biasanya keluhan membaik dengan istirahat namun kali ini tidak membaik. Pernah dirawat di RS
karena penyakit jantung namun tidak berobat rutin. Sejak 1 TSMRS, pasien sering merasa berdebar-
debar, berkeringat dingin, sulit menelan, dan dalam 3 BSMRS pasien mengalami penurunan berat
badan 10 kg dengan nafsu makan yang sama. Riwayat penyakit keluarga tidak ditemukan, riwayat
kebiasaan berisiko (merokok, minum alcohol, minum kopi) tidak ditemukan.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang, compos mentis, tanda vital: TD 130/60
mmHg, suhu 37C, nafas 32 x/menit, nadi 147 x/menit ireguler. Ditemukan eksoptalmus, pembesaran
kelenjar tiroid kanan kiri, pelebaran batas jantung kiri, ronki basah basal, akral hangat lembab,
edema kedua tungkai. Indeks Wayne: 25  klinis hipertiroid. Pemeriksaan penunjang didapatkan
peningkatan ALT AST, sedikit hipokalemia, kardiomegali dan kongestif pulmonum pada CXR, dan AF
RVR pada EKG.
Daftar Masalah /
Diagnosis

• CHF stage III-IV dan AF RVR e.c. suspek Thyroid Heart Disease
• Suspek Grave’s Disease
Terapi

Di bangsal (HSMRS tgl 01/10/2017)

• Rawat di IMC
• O2 5 Lpm Nasal Kanul
• Posisi setengah duduk (30 derajat)
• Pasang DC
• Infus NS 10 tpm
• Inj. Furosemid IV 20mg-0-20mg
• Inj. Ranitidin IV 50 mg / 12 jam
• Tab. Propanolol 10 mg / 8 jam
• Tab. Valsartan 40 mg / 24 jam
• Tab. Spironolactone 25 mg / 24 jam
Follow Up
Tanggal S O A P

02/10/17 Sesak KU: CM -CHF stage - Inf. NS 10 tpm

membaik TD: 118/64; III-IV dan AF - Inj. Furosemid IV 20mg –


N: RVR e.c. 0 – 20 mg
, sulit
100x/menit suspek - Inj. Ranitidin IV 50 mg/
menelan,
irregular; Penyakit 12 jam
berdebar
R: 25x/menit; Jantung - Tab. Propranolol 10 mg /
-debar Parameter Nilai Nilai Rujukan Unit
S: 37 C Tiroid 8 jam
dan Klinis -Suspek - Tab. Valsartan 40 mg / 24 FT4 >6 0.70 – 1.48 ng/dL
terasa hipertiroid Grave’s jam TSHs <0.003 0.350 – 4.940 ulU/mL
mual (Wayne’s Disease - Tab. Spironolactone 25
criteria 25), mg / 24 jam
RBB - Rencana cek TSHs dan
berkurang, FT4
edema kaki
berkurang
Follow Up
03/10/1 Sesak KU: CM -CHF stage II- - Inf. NS 10 tpm 04/10/ Sesak (-), KU: CM -CHF stage Inf. NS 10 tpm
7 membaik, TD: 113/70 III dan AF - Inj. Furosemid IV 20mg – 0 17 sulit TD: 120/70; II-III dan AF Inj. Furosemid IV 20mg –
sulit N: 95 x/menit RVR e.c. – 20 mg
menelan N: 87x/menit RVR e.c. 0 – 20 mg
menelan, irregular; Penyakit - Inj. Ranitidin IV 50 mg/ 12
membaik, irregular; Penyakit Inj. Ranitidin IV 50 mg/ 12
berdebar- R: 20x/menit; Jantung jam
debar S: 37 C Tiroid - Tab. Propranolol 10 mg /
berdebar- R: Jantung jam

berkurang, Klinis -Suspek 12 jam debar 20x/menit; Tiroid Tab. Propranolol 10 mg /


mual (+) hipertiroid Grave’s - Tab. Valsartan 40 mg / 24 berkurang, S: 37 C -Suspek 12 jam
tidak nafsu (Wayne’s Disease jam mual (-), Klinis Grave’s Tab. Valsartan 40 mg / 24
makan criteria 25), - Tab. Spironolactone 25 mg
nafsu hipertiroid Disease jam
RBB / 24 jam
makan (Wayne’s Tab. Spironolactone 25
berkurang, + Tab. Propil Tiourasil 100
edema kaki mg / 8 jam
mulai criteria 20), mg / 24 jam

berkurang, -pindah ke bangsal biasa membaik RBB Tab. Propil Tiourasil 100
Hasil FT4 dan berkurang, mg / 8 jam
TSHs terlampir edema kaki
berkurang
Follow Up

05/10/1 Sesak (-), KU: CM -CHF stage II- Inf. NS 10 tpm 06/10 Sesak (-), KU: CM CHF stage BPL
7 sulit TD: 120/70; III dan AF RVR Inj. Furosemid IV 20mg – 0 – /17 sulit TD: 120/70; II-III e.c Kontrol 3 hari lagi atau
menelan N: 80x/menit e.c. Penyakit 20 mg menelan N: 80x/menit Thyroid jika ada keluhan
membaik, irregular; Jantung Tiroid Inj. Ranitidin IV 50 mg/ 12 jam membaik, irregular; Heart Obat pulang:
berdebar- R: 20x/menit; -Suspek Tab. Propranolol 10 mg / 12 berdebar- R: Disease, Tab. Propranolol 10 mg /
debar (-), S: 37 C Grave’s jam debar (-), 20x/menit; Suspek 12 jam
mual (-), Wayne’s Disease Tab. Valsartan 40 mg / 24 jam mual (-), S: 37 C Grave’s Tab. PTU 100 mg / 8 jam
nafsu makan criteria 18, RBB Tab. Spironolactone 25 mg / nafsu Wayne’s Disease Tab. Furosemide 20 mg /
baik -, edema kaki - 24 jam makan criteria 11, 12 jam
Tab. Propil Tiourasil 100 mg / baik RBB (-), Tab. Spironolactone 25
8 jam edema kaki mg / 24 jam
(-) Tab. Valsartan 40 mg / 24
jam
Tinjauan Pustaka
Definisi

• Penyakit jantung tiroid adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh


pengaruh hormon tiroid (Fadel et al., 2000). Pengaruh biokimiawi
hormon tiroid pada jantung terjadi terutama pada hipertirodisme.

• Hipertiroidisme adalah hiperfungsi tiroid, yaitu peningkatan


biosintesis dan sekresi hormon oleh kelenjar tiroid (Choudhury &
MacDermot, 1998).
Epidemiologi – Penyakit Jantung Tiroid

• Insidensi 0.4 per 1000 wanita per tahun, perbandingan wanita:pria


4:1, terutama pada usia 25 – 50 tahun
• 15% terjadi di atas usia 60 tahun
• 70% disebabkan oleh Grave’s disease
(Wantania, 2014)
Epidemiologi – Hipertiroidisme

RISKESDAS 2013
• 0,4% penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun terdiagnosis
hipertiroid (+- 700.000 orang)
• Penyebab terbanyak: Grave’s disease (70%), struma toksik
multinodular, adenoma toksik, tiroiditis post partum, medikasi (ex:
amiodarone), HG, adenoma hipofisis, dll
• Wanita : pria = 5:1
Fisiologi hormon tiroid

5. TH 
1. Stimulus 
produksi
hipotalamus
panas pada
sekresi TRH
sel target 
terdeteksi
hipotalamus
 inhibisi
TRH dan TSH
2. TRH 
hipofisis
anterior sekresi
TSH 4. TH  sel
target
meningkatkan
metabolisme
3. TSH  sel folikular
sekresi TH
Etiopatogenesis
Penyakit Jantung
Tiroid
Ke Jantung 💞 Ke pembuluh darah
T3

Angiotensin II tipe I
Ca2+
NO
Angiogenesis
>> inotropik +
>> hipertrofi
miokardium
>> kronotropik + Relaksasi otot polos
Efek hemodinamik pada hipertiroidisme

Hormon Tiroid  relaksasi otot


polos arteri, >>metabolisme,
>>konsumsi oksigen 
vasodilatasi perifer

Kerja jantung
semakin berat
💔
Efek hemodinamik pada hipertiroidisme
Manifestasi Hipertiroid pada Sistem
Kardiovaskular
Komplikasi Kardiovaskular pada Hipertiroid
1. Gangguan Irama Jantung
2. Gagal Jantung
3. Hipertensi sistolik
4. Gangguan katup jantung
Diagnosis

1. Ada tanda dan gejala kelainan jantung --> gagal jantung, aritmia
supraventrikular (ex: AF), kardiomegali, kelainan katup jantung,
hipertensi sistolik

2. Ada tanda dan gejala kelainan tiroid: hipertiroid atau hipotiroid


Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung Kongestif

Kriteria Mayor Kriteria Minor


-Paroksismal nokturnal dispnea -Edema ekstremitas
-Distensi vena leher -Batuk/sesak malam hari Minimal:
-Ronki paru -Dispnea d'effort 2 kriteria mayor
-Edema paru akut -Hepatomegali ATAU
-Kardiomegali -Efusi pleura
-Gallop S3 1 kriteria mayor
-Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
normal + 2 kriteria
-Peninggian tekanan vena -Takikardia >120x/menit minor
jugularis
-Refuks hepatojugular
Pemeriksaan Penunjang

• X-Ray Thoraks : normal, kadang dijumpai pembesaran


aorta asenden dan desenden, penonjolan segmen pulmonal, dan
pada kasus yang berat dijumpai pula pembesaran jantung.

• Electrocardiogram : gangguan irama, gangguan hantaran,


pembesaran ventrikel kiri yang menghilang setelah pengobatan (kasus
yg berat)

• Echocardiography : insufisiensi katup mitral / trikuspid


Tanda & Gejala Hipertiroidisme
Algoritma Diagnosis Kelainan Fungsi Tiroid
Terapi

Menurunkan keadaan
hipermetabolik

TUJUAN TERAPI
Menormalkan kadar hormon
tiroid pada sirkulasi
Menurunkan keadaan hipermetabolik

Terapi non-farmakologi:

`
• Istirahat tirah baring (bed rest)
• Diet jantung  diet lunak, rendah garam dan kalori
• Mengurangi segala bentuk stress baik fisik maupun psikis
Menurunkan keadaan hipermetabolik

Beta Blocker  Propanolol

Efek
1. Menurunkan frekuensi denyut jantung (kronotropik negatif)
2. Mengistirahatkan jantung  memperlama waktu pengisian diastolik  mengatasi gagal
jantung
3. Menekan sistem saraf simpatis  mengurangi palpitasi, cemas, hiperkinesis

Hati-hati!
1. Pada gagal jantung berat dapat memperburuk fungsi miokardium
2. Pada pasien dengan asma bronkial dapat mencetuskan spasme bronkial

Dosis
40 – 160 mg per hari dibagi 3 sampai 4 dosis
Menormalkan kadar hormon tiroid pada sirkulasi
Menormalkan kadar hormon tiroid pada sirkulasi

Medikamentosa
1. PTU
Hati-hati
Mekanisme aksi: AGRANULOSITOSIS
• Menghambat sintesis hormon tiroid
• Mencegah konversi T4  T3
Dosis:
300-600 mg/hari dengan dosis maksimal 1200-2000 mg/hari
2. Imidazole (metimazol, tiamazol, karbimazol)
Mekanisme aksi:
• Menghambat sintesis hormon tiroid
Dosis:
30-60 mg sehari
Kontrol tiroid….
• pasien dikontrol setelah 4-6 minggu
• Setelah tercapai eutiroidisme, pemantauan dilakukan setiap 3-6 bulan
(gejala dan tanda klinis, serta laboratorium (FT4 dan TSHs). Dosis obat
antitiroid dikurangi dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroidisme selama 12-24 bulan
• Jika setelah 1 tahun obat antitiroid dihentikan pasien masih eutiroid
(remisi)  hentikan pengobatan
Pada hipertiroidisme dengan AF…...
• Terapi awal harus difokuskan pada kontrol irama jantung dengan
menggunakan beta blocker (propanolol, atenolol, bisoprolol), tetapi
konversi ke irama sinus sering terjadi secara spontan bersamaan
dengan pengobatan hipertiroidisme
• Jika AF berlanjut  pertimbangkan antikoagulan terutama pada
pasien yang berisiko tinggi terhadap emboli (masih kontroversial)
• Jika pasien sudah eutiroid namun AF masih berlanjut, perlu dilakukan
kardioversi dan perlindungan antikoagulan
Pada hipertiroidisme dengan gagal jantung…
• pengobatan awal harus mencakup pemberian beta bloker dan
dilanjutkan sesuai tata laksana gagal jantung
Diskusi dan Pembahasan
Masalah I  CHF stage III-IV dan AF RVR e.c suspek Penyakit Jantung Tiroid

Anamnesis: Kriteria Mayor Kriteria Minor


sering sesak nafas yang hilang timbul oleh
aktivitas berat (dyspnea d’effort), sering -Paroksismal nokturnal
terbangun dari tidurnya karna sesak dispnea -Edema ekstremitas
(paroxysmal nocturnal dyspnea), tidur lebih -Distensi vena leher -Batuk/sesak malam hari
nyaman menggunakan bantal lebih dari 1 -Ronki paru -Dispnea d'effort
(ortopnea), dan tungkai bengkak (+).Pada -Edema paru akut -Hepatomegali
HSMRS, pasien mengeluh sesak nafas yang -Kardiomegali -Efusi pleura
dirasa lebih berat dari biasanya dan tidak -Gallop S3 -Penurunan kapasitas vital
membaik dengan istirahat (menunjukkan 1/3 dari normal
keadaan akut). -Takikardia >120x/menit
-Peninggian tekanan
Bunyi mengi (-), nyeri dada (-), mual (-), muntah vena jugularis
(-). nyeri ulu hati (-), demam (-), batuk (-), BAK -Refuks hepatojugular
dan BAB biasa untuk mengeksklusi sebab sesak
nafas lain.
Masalah I  CHF stage III-IV dan AF RVR e.c suspek Penyakit Jantung Tiroid

Pemeriksaan Fisik
Kriteria Mayor Kriteria Minor
• pasien bernafas 32 x/menit menunjukkan
bahwa nafas tidak efektif, nadi 147x/menit -Paroksismal -Edema ekstremitas
ireguler, batas jantung melebar, ronki basah nokturnal dispnea
basal simetris, edema tungkai, dan akral -Batuk malam hari
hangat lembab menunjukkan adanya gagal -Distensi vena leher -Dispnea d'effort
jantung akut. Didukung dengan pemeriksaan -Ronki paru -Hepatomegali
penunjang yaitu adanya kardiomegali dan -Edema paru akut
kongestif pulmonum -Efusi pleura
-Kardiomegali -Penurunan kapasitas
• EKG menunjukkan fibrilasi atrium dengan
respon ventrikel cepat, dan AST ALT di atas -Gallop S3 vital 1/3 dari normal
normal bisa disebabkan karena gangguan -Takikardia
perfusi pada jaringan hepar atau peningkatan -Peninggian tekanan
tekanan jantung sisi kanan. Fibrilasi atrium >120x/menit
dengan respon ventricular cepat dapat vena jugularis
menjadi pencetus maupun faktor yang -Refuks hepatojugular
memperburuk gejala gagal jantung yang
sudah dimiliki pasien sejak 3 bulan yang lalu.
Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung Kongestif

Kriteria Mayor Kriteria Minor Minimal:


• Paroksismal nokturnal • Edema ekstremitas 2 kriteria mayor
dispnea • Batuk malam hari ATAU
• Distensi vena leher • Dispnea d'effort 1 kriteria mayor
• Ronki paru • Hepatomegali + 2 kriteria
• Edema paru akut • Efusi pleura
• Kardiomegali • Penurunan kapasitas
minor
• Gallop S3 vital 1/3 dari normal
• Takikardia Pasien memenuhi 4
• Peninggian tekanan >120x/menit kriteria mayor dan 4
vena jugularis kriteria minor 
• Refuks hepatojugular memenuhi kriteria
CHF
Stage gagal jantung
Suspek Penyakit Jantung Tiroid?
1. Gagal Jantung✅
2. AF RVR ✅
3. Wayne’s Criteria
4. FT4 dan TSH hipertiroid
Gejala Tanda Ada Tidak

Sesak bila beraktivitas +1 Kelenjar tiroid teraba +3 -3

Berdebar-debar +2 Bising kelenjar tiroid +2 -2

Mudah lelah +2 Eksopthalmus +2 0

Senang hawa panas -5 Ketinggalan gerak pada kelopak +1 0


mata >19 
klnis
Senang hawa dingin +5 Hiperkinetik +4 -2
hipertiroid
Keringat berlebihan +3 Tremor halus pada jari +1 0 Wayne
Thyroid 11-19 
Gugup +2 Telapak tangan panas +2 -2 Score equivocal

Nafsu makan +3 Telapak tangan lembab +1 -1 <11  non-


bertambah toxic

Nafsu makan berkurang -3 Nadi > 90 +3 0

BB naik -3 Fibrilasi atrium +4 0

BB turun +3 TOTAL 25
Suspek Penyakit Jantung Tiroid?
1. Gagal Jantung✅
2. AF RVR ✅
3. Wayne’s Criteria >19  klinis hipertiroid ✅
4. FT4 dan TSH hipertiroid ✅

Parameter Nilai Nilai Rujukan Unit


FT4 >6 0.70 – 1.48 ng/dL
TSHs <0.003 0.350 – 4.940 ulU/mL
Suspek Grave’s Disease?
Pasien memiliki 2 dari 3 trias Grave’s Disease: hipertiroidisme,
optalmopati, dan dermopati

Harus dikonfirmasi oleh pemeriksaan lanjutan seperti:


- Radioactive Iodine Uptake test  uptake iodine tinggi
mengindikasikan GD
- Thyroid scan  pola difuse mengindikasikan GD
- TSI / TSH antibody test  positif pada GD
Kesimpulan
• Kebanyakan pasien dengan hipertiroid mengalami manifestasi
kardiovaskular, dan komplikasi hipertiroidisme yang paling serius
selalu melibatkan sistem kardiovaskular.

• pada pasien hipertiroid atau pasien yang dicurigai menderita


hipertiroid harus dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya
kelainan atau risiko pada sistem kardiovaskularnya. Sebaliknya, pada
beberapa pasien jantung tertentu seperti fibrilasi atrial atau sinus
bradikardi, dengan mempertimbangkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik lainnya, pemeriksaan fungsi tiroid juga sebaiknya
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

• Biondi, B. (2012). Heart failure and thyroid dysfunction. European Journal of Endocrinology, 167(5), 609–618.
https://doi.org/10.1530/EJE-12-0627
• Choudhury, R. P., & MacDermot, J. (1998). Heart failure in thyrotoxicosis, an approach to management.
British Journal of Clinical Pharmacology, 46(5), 421– 424. https://doi.org/10.1046/j.1365-2125.1998.00804.x
• Fadel, B. M., Ellahham, S., Ringel, M. D., Lindsay, J., Wartofsky, L., & Burman, K. D. (2000). Hyperthyroid Heart
Disease. Clinical Cardiology, 23, 402–408. https://doi.org/10.1002/clc.4960230605
• Grais, I. M., & Sowers, J. R. (2014). Thyroid and the heart. American Journal of Medicine, 127(8), 691–698.
https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2014.03.009
• Hall, R. J., & Nelson, W. P. (1968). Thyroid heart disease. Postgraduate Medicine, 44(3), 127–131.
https://doi.org/10.1136/bmj.2.5517.779
• Kementerian Kesehatan. (2015). Infodatin-Tiroid.Pdf.
Siswanto, B. B., Hersunarti, N., Erwinarto, Barack, R., Pratikto, R. S., Nauli, S. E., &
• Lubis, A. C. (2015). Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia, 1. Retrieved from
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantung_201 5.pdf
• Wantania, F. E. (2014). Penatalaksanaan Penyakit Jantung Tiroid. Jurnal Biomedik (JBM), 6(1), 14–22.
Retrieved from http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/4158/3679

Anda mungkin juga menyukai