Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER, 2019


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

STROKE HEMORAGIK

OLEH :
Masriana Mursaling
10542056314

PEMBIMBING :
dr. Andi Weri Sompa, M.Kes, Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masriana Mursaling

Judul Lapsus : Stroke Hemoragik

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu

PenyakitSaraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, September 2019

PEMBIMBING

(dr. Andi Weri Sompa, M.Kes, Sp.S)

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamiin

Segala puji syukur bagi Allah, atas rahmat dan karunia-Nya jualah,
akhirnya laporan kasus yang berjudul Stroke Hemoragik ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan kasus ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada


dr. Andi Weri Sompa, M.Kes, Sp.S selaku pembimbing dalam laporan kasus ini
yang telah memberikan bimbingan dan banyak kemudahan dalam penyusunan
laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki banyak


kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
penulis demi kebaikan di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga
laporan kasus ini bisa membawa manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Billahi Fi Sabilill Haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum wr.wb

Makassar, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB II LAPORAN KASUS

1. Identitas .......................................................................................... 4

2. Anamnesis ...................................................................................... 4

3. Pemeriksaan fisik ........................................................................... 5

4. Pemeriksaan penunjang ................................................................. 8

5. Resume ........................................................................................... 8

6. Diagnosis Kerja .............................................................................. 9

7. Tatalaksana .................................................................................... 9

8. Follow up ....................................................................................... 10

BAB III DISKUSI ......................................................................................... 22

Daftar Pustaka ............................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh


dengan lingkungan sekitarnya. Keseimbangan pada manusia diatur oleh input
yang bersifat kontinu dari sistem vestibular, proprioseptif dan visual.Impuls dari
ketiga sistem ini akan mengalami proses integrasi dan modulasi di batang otak,
cerebellum, dan cerebral. Lesi atau disfungsi dari sistem yang berperan pada
sistem keseimbangan ini akan menimbulkan gangguan keseimbangan atau
dizziness. Gangguan keseimbangan dibagi kedalam 4 kelompok yaitu vertigo
vestibular, vertigo nonvestibular, presinkop dan disekuilibrum. 1
Vertigo adalah ilusi ketika seseorang merasa dirinya bergerak (berputar)
terhadap sekitarnya atau lingkungan yang bergerak terhadap dirinya. Berdasarkan
lokasi lesi,vertigo dibedakan menjadi 2 yaitu: 1
1. Vertigo perifer, dengan lokasi lesi pada telinga dalam dan nervus
vestibularis
2. Vertigo sentral, dengan lokasi lesi pada batang otak, cerebellum dan
cerebrum.
Perbedaan klinis vertigo perifer dan sentral: 1
Gejala dan Tanda Perifer Sentral
Gejala vertigo Berat Ringan
Mual dan muntah Berat Ringan
Gangguan pendengaran Sering Jarang
Defisit neurologis - Sering
Nistagmus Unidireksional Bidireksional, vertikal, rotatoar
Head impulse test Positif Negatif
Kompensasi Cepat Lambat

Etiologi tersering dari vertigo vestibular perifer adalah Benign Paroxysmal


Positional Vertigo (BPPV). Etiologi tersering dari vertigo sentral adalah stroke

1
(HS dan NHS), tumor, multiple sklerosis, migren dan penyakit degeneratif.
Diagnosis banding vertigo sentral juga dapat dinilai berdasarkan lamanya keluhan
vertigo: 1
Durasi serangan vertigo Diagnosis Banding
Detik-menit a) TIA
b) Migren vestibular
c) Paroxysmal brainstem attack
d) Epilepsi vestibular
Jam-beberapa hari a) Infark batang otak
b) Perdarahan batang otak
c) Multiple sklerosis dengan keterlibatan
batang otak
Beberapa hari- beberapa minggu a) Malformasi Arnold Chiari
b) Infark/perdarahan/tumor/intoksikasi pada
paramedian pontomedullary atau
pontomesencephalic

Stroke merupakan penyakit neurologis utama di usia dewasa, berdasarkan


angka kejadian, kegawatdaruratan, penyebab utama kecacatan dan kematian.
Stroke menggambarkan suatu kejadian yang terjadi secara akut atau tiba-tiba.
Berdasarkan patologinya, stroke dibedakan menjadi stroke iskemik (sumbatan)
dan stroke hemoragik (perdarahan).2
Stroke hemoragik umumnya didahului oleh kerusakan dinding pembuluh
darah kecil di otak akibat hipertensi. Proses turbulensi aliran darah mengakibatkan
terbentuknya nekrosis fibrinoid. Terjadi pula herniasi dinding arteriol dan rupture
tunika intima sehingga terbentuk mikroaneurisma. Mikroaneurisma dapat pecah
seketika saat tekanan darah arteri meningkat mendadak. Darah yang keluar akan
terakumulasi dan membentuk bekuan darah di parenkim otak. Volume hematom
makin bertambah sehingga terjadi efek desak ruang, menekan parenkim otak serta
menyebabkan peningkatan TIK. 2

2
Berdasarkan data dari WHO, 15 juta orang di seluruh dunia mengalami
stroke tiap tahun. Dari data ini, 5 juta orang meninggal dan 5 juta lainnya hidup
dengan disabilitas permanen.3 Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013,
prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut naik
dibandingkan Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3%. Stroke telah menjadi penyebab
kematian utama di hampir semua Rumah Sakit di Indonesia, yakni 14,5%.4
Faktor resiko stroke dibedakan berdasarkan yang bisa diubah dan tidak bisa
diubah. Faktor resiko yang tidak bisa diubah yaitu genetik, usia, jenis kelamin,
dan ras. Sedangkan faktor resiko yang bisa diubah yaitu hipertensi, diabetes
melitus, dislipidemia, asam urat, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.2,5,6

3
BAB II

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS
Nama : Ny. Nr
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mawas Timur, Makassar
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status pernikahan : Sudah menikah
Tanggal masuk : 30 Agustus 2019
Bangsal : Perawatan Interna Kelas 1
No CM : 65 68 47
Diagnosa masuk : Vertigo + Hipertensi Urgency

2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pusing Berputar
Anamnesis terpimpin :
Seorang pasien perempuan usia 71 tahun masuk ke UGD RS Tk II
Pelamonia dengan keluhan pusing berputar yang dialami sejak subuh.
Pusing dirasakan muncul tiba-tiba ketika pasien beristirahat. Pasien
mengeluh pusing berputar terasa semakin memberat jika menggerakkan
kepala dan membuka mata. Nyeri kepala (-). Demam (-). Penurunan
pendengaran (-). Mual (+). Muntah (+) frek ± 10x. Lemah anggota gerak
(-). Pasien merasa tubuhnya lemas dan keringat dingin (+). Riw.trauma (-
).
Riwayat Penyakit : Riw. Hipertensi (+) tidak terkontrol
Riw. DM(-)

4
Riw. Kolesterol (+)
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak diketahui

3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran kualitatif : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah = 220 / 100 mmHg
Nadi = 100 x/mnt
Pernafasan = 24 x/mnt
Temperatur = 36.5 o C
Status Psikiatri :
- Perasaan hati : Dalam batas normal
- Perasaan berfikir : Dalam batas normal
- Kecerdasan : Dalam batas normal
- Memori : Baik
- Psikomotor : Tenang
Status Neurologis :
a. GCS : E4M6V5
b. Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Penonjolan : (-)
- Pulsasi : (-)
c. Leher :
- Pergerakan : Dalam batas normal
- Kaku kuduk : (-)

5
d. Nervus Kranialis
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
- Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
- Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
- Melihat Warna : dbn / dbn
- Funduskopi : tidak dilakukan
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :
 Celah kelopak mata : Kanan Kiri
Ptosis : (-) (-)
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
 Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat diameter 2,5 mm ODS
Isokor/anisokor : Isokor
RCL/RCTL : (+) (+)
 Gerakan Bola mata
Paresis : (–) (–)
4) Nervus V (Nervus Trigeminus) :
 Sensibilitas wajah : Dalam batas normal
 Menggigit : Dalam batas normal
 Mengunyah : Dalam batas normal
5) Nervus VII (Nervus Fasialis) :
 Mengerutkan dahi : Dalam batas normal
 Menutup mata : Dalam batas normal
 Gerakan mimik : Dalam batas normal
 Bersiul : Dalam batas normal
6) Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :
 Suara berbisik : Dalam batas normal

6
 Tes Rinne : Tidak dilakukan
 Tes Weber : Tidak dilakukan
7) Nervus XII (Nervus Glossofaringeus) :
 Pengecap 1/3 lidah belakang : Dalam batas normal
 Sensibilitas faring : Dalam batas normal
8) Nervus X (Nervus Vagus) :
 Berbicara : Dalam batas normal
 Menelan : Dalam batas normal
9) Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
 Memalingkan kepala : Dalam batas normal
 Mengangkat dagu : Dalam batas normal
10) Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
 Pergerakan lidah : Dalam batas normal
 Tremor lidah : (-)
 Atrofi lidah : (-)
 Artikulasi : Dalam batas normal
e. Motorik
T P K Rf Rp
N N N N 5 5 +2 +2 - -
N N N N 5 5 +2 +2 - -
f. Sensorik : Dalam batas normal
g. Otonom : BAK lancar, BAB seperti biasa

7
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
o As. Urat : 8,7 mg/ dl (2,4-5,7)
o Kolesterol Total : 254 mg/dl (<200)
o Kolesterol LDL : 181 mg/dl (<100)
o WBC : 12,57 103/uL (4,4-11,3)
o LED : 50 mm (0-20)

b. CT-Scan Kepala

Kesan : Perdarahan intracerebri region cerebellum

5. RESUME
Seorang pasien perempuan usia 71 tahun masuk ke UGD RS Tk II Pelamonia
dengan keluhan pusing berputar yang dialami sejak subuh SMRS. Pusing
dirasakan muncul tiba-tiba ketika pasien beristirahat. Pasien mengeluh pusing
berputar terasa semakin memberat jika menggerakkan kepala dan membuka mata.
Keluhan tambahan pasien merasa mual dan muntah dengan frek ± 10x. Pasien
juga merasa tubuhnya lemas dan keringat dingin (+). Pasien memiliki riwayat
hipertensi namun tidak rutin kontrol dan minum obat. Pada pemeriksaan tanda

8
vital didapatkan tekanan darah 220/100 mmHg, pernapasan 24 x/m, nadi 100x/m,
dan suhu 36.50C. Pada pemeriksaan fisis didapatkan GCS E4M6V5. Nervus
cranialis dalam batas normal. Pergerakan, kekuatan, tonus otot, refleks fisiologis,
dan reflex patologis dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan didapatkan peningkatan pada As. Urat sebesar 8,7 mg/ dl (2,4-5,7),
kolesterol Total sebesar 254 mg/dl (<200), kolesterol LDL sebesar 181 mg/dl
(<100), WBC sebesar 12,57 103/uL (4,4-11,3) dan LED sebesar 50 mm (0-20).
Serta pada pemeriksaan CT Scan kepala yang dilakukan didapatkan perdarahan
intracerebri region cerebellum.

6. DIAGNOSA KERJA
Diagnosa klinis : Vertigo Vestibular Sentral
Diagnosa topis : Cerebellum
Diagnosa etiologi : Stroke Hemoragik

7. PENATALAKSANAAN
Terapi :
 IVFD RL 20 tpm
 Vastigo 3x1
 Dymenhidrinat 2x1
 Ranitidine 1 amp/12j / iv
 Ondansetron extra
 Amlodipin 10 mg 1-0-0
 Candesartan 8 mg 1x1
 Manitol 100cc/4j/drips
 Allopurinol 100 mg 2x1
 Simvastatin 10 mg 1x1
 PTD 2x1
 Citicoline 250 mg/12j/iv
 Vit K 100 mg/24j/iv selama 3 hari

9
8. FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
30/08/19 S/ Seorang pasien perempuan usia 71  IVFD RL 20 tetes per
tahun masuk ke UGD RS Tk II menit
Pelamonia dengan keluhan pusing  Vastigo 3x1
berputar yang dialami sejak subuh.  Dymenhidrinat 2x1
Pusing dirasakan muncul tiba-tiba ketika  Ranitidine 1
pasien beristirahat. Pasien mengeluh amp/12j/iv
pusing berputar terasa semakin  Ondansetron ekstra
memberat jika menggerakkan kepala (jika muntah)
dan membuka mata. Nyeri kepala (-).  Amlodipine 10 mg 1-
Demam (-). Penurunan pendengaran (-). 0-0
Mual (+). Muntah (+) frek ± 10x. Lemah  Candesartan 16 mg
anggota gerak (-). Pasien merasa 1x1
tubuhnya lemas dan keringat dingin (+).  Manitol 200 cc/drips
Riw.trauma (-). Riw. Hipertensi (+) selanjutnya 100
tidak terkontrol Riw. DM(-) Riw. cc/4j/drips
Kolesterol (+)
O:
TD = 220/100 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80x/menit
S = 36.5oC
GCS=E4V5M6
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm ODS,
RCL/RCTL : +/+
N.Cr Lain : dbn
Motorik:
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N

10
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -

Sensorik: Normal
Otonom: Belum BAB
A: -Vertigo vertibuler perifer ec BPPV
-HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


31/09/19 S: Pasien mengeluh pusing berputar  IVFD RL 20 tetes per
(+), mual (+), muntah (-). menit
O:  Vastigo 3x1
TD = 180/100 mmHg  Dymenhidrinat 2x1
RR = 20 x/menit  Ranitidine 1 amp/12j/iv
N = 86 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
S = 36.5oC  Ondansetron extra k/p
GCS=E4V5M6  Manitol 100cc/4j/drips
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Simvastatin 10 mg 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+,  Allopurinol 100 mg 2x1
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -

11
Sensorik : normal
Otonom : Belum BAB
Lab: As.urat 8.7mg/dl
Kolestrol total 254 mg/dl
Kolesterol LDL 181 mg/dl
A : vertigo vestibuler perifer ec
BPPV
HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


01/09/19 S: Pusing berputar (+), nyeri kepala  IVFD RL 20 tetes per
(+), nyeri pada tengkuk (+), mual (-), menit
O:  Vastigo 2x1
TD = 180/100 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Manitol 100cc/4j/drips
S = 36.2oC  Simvastatin 10 mg 1x1
GCS=E4V5M6  Allopurinol 100 mg 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  PTD 2x1
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/- Instruksi : CT Scan kepala
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : Belum bab

12
A: Vertigo vestibuler perifer
HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


02/09/19 S: Pusing berputar (+) berkurang,  IVFD RL 20 tetes per
susah bangun karena masih merasa menit
pusing. Nyeri kepala (+), nyeri pada  Vastigo 3x1
tengkuk (+), mual (+)  Ranitidine 1 amp/12j/iv
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 150/100 mmHg  Manitol 100cc/5j/drips
RR = 19 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N = 77x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6  Dimenhidrinat1x1 (malam)
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : Belum BAB
A: Vertigo vestibuler perifer
HT emergency

13
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
03/09/19 S: Pusing berputar (+) berkurang,  IVFD RL 20 tetes per
pasien merasa pusing dan mual jika menit
banyak bergerak. Nyeri pada tengkuk  Vastigo 2x1
(+)  Ranitidine 1 amp/12j/iv
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 140/90 mmHg  Manitol 100cc/6j/drips
RR = 20 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N = 80x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6  Dimenhidrinat1x1 (malam)
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Citicolin 250 mg/12j/iv
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik:
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik: Normal
Otonom: belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: -Vertigo Sentral
-HT emergency
-Stroke Hemoragik

14
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
04/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak,  IVFD RL 20 tetes per
mual (+). menit
O:  Vastigo 2x1
TD = 150/90 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Manitol 100cc/8j/drips
S = 36oC  Simvastatin 10 mg 1x1
GCS=E4V5M6  Allopurinol 100 mg 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  PTD 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+,  Dimenhidrinat 1x1
Nistagmus : -/- (malam)
N.Cr Lain : dbn  Citicolin 250 mg/12j/iv
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


05/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak,  IVFD RL 20 tetes per

15
mual (+) berkurang. menit
O:  Vastigo 2x1
TD = 150/90 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Manitol 100cc/12j/drips
S = 36.7oC  Simvastatin 10 mg 1x1
GCS=E4V5M6  Allopurinol 100 mg 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  PTD 2x1
ODS, RCL/RCTL : +/+,  Dimenhidrinat 1x1
Nistagmus : -/- (malam)
N.Cr Lain : dbn  Vit K 100 mg/24j/iv (h-1)
Motorik :  Citicolin 250 mg/12j/iv
P K T  Yall solution supp/24jam
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


06/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak  IVFD RL 20 tetes per
dan menggerakkan kepala, mual (+) menit
kadang-kadang  Vastigo 2x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv

16
TD = 160/80 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 19 x/menit  Manitol 100cc/24j/drips
N =75 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36.5oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Vit K 100 mg/24j/iv (h-2)
N.Cr Lain : dbn  Candesartan 8 mg/24j/oral
Motorik :  Citicolin 250 mg/12j/iv
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


07/09/19 S: Pusing (+) jikia banyak  IVFD RL 20 tetes per
menggerakkan kepala, mual (-), menit
O:  Vastigo 2x1
TD = 160/80 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Simvastatin 20 mg 1x1

17
S = 36.3oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Candesartan 8 mg/24j/oral
N.Cr Lain : dbn  Citicolin 250 mg/12j/iv
Motorik :  Vit K 100 mg/24j/iv (h-3)
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


08/09/19 S: Pusin (+) berkurang, pusing jika  IVFD RL 20 tetes per
banyak bergerak, mual (-) menit
O:  Vastigo 3x1
TD = 150/80 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36.5oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 1x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1

18
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Citicoline 250 mg/12j/iv
N.Cr Lain : dbn  Candesartan 8 mg/24j/oral
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


09/09/19 S: Pusing (+) berkurang, mual (-)  IVFD RL 20 tetes per
O: menit
TD = 150/80 mmHg  Vastigo 3x1
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 80x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36.5oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Citicolin 1 amp/12j/iv
N.Cr Lain : dbn
Motorik :

19
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


10/09/19 S: Pusing (+) berkurang, mual (-),  Aff infus , rawat jalan
Riw HT (+)  Vastigo 2x1
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 140/80 mmHg  Simvastatin 20 mg 1x1
RR = 20 x/menit  Allopurinol 100 mg 1x1
N = 80x/menit  Dimenhidrinat 1x1
S = 36.5oC (malam)
GCS=E4V5M6  Candesartan 8 mg 1x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N

20
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular Sentral
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

21
BAB III

DISKUSI

Dari data anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami pusing berputar


sejak beberapa jam SMRS. Pusing dirasakan muncul tiba-tiba ketika pasien
beristirahat. Pasien mengeluh pusing berputar terasa semakin memberat jika
menggerakkan kepala dan membuka mata. Keluhan tambahan pasien merasa mual
dan muntah dengan frek ± 10x. Pasien juga merasa tubuhnya lemas dan keringat
dingin (+). Hal ini merupakan ciri khas vertigo yang disebabkan gangguan
vestibularis. Gangguan vertigo vestibularis ini terbagi menjadi dua yaitu gangguan
yang berasal dari sentral atau perifer. Pada pasien ini pusing yang dirasakan makin
memberat jika menggerakkan kepala atau melakukan gerakan lain. Selain itu pada
pasien ini juga ditemukan keluhan lain berupa muntah saat SMRS dan saat hari
perawatan pertama, selanjutnya pasien hanya merasakan mual yang semakin hari
mulai berkurang. Mual dan muntah dapat terjadi baik itu vertigo sentral maupun
vertigo perifer. Hanya mual dan muntah yang disebabkan vertigo perifer biasanya
bersifat lebih hebat dibandingkan vertigo sentral.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, dan saat
anamnesis diketahui pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin kontrol
dan minum obat. Tekanan darah saat masuk 220/100 disertai keluhan pusing
berputar, sehingga diagnosis juga mengarah ke Hipertensi Emergency.
Setelah beberapa hari diperawatan, keluhan pasien masih pusing berputar yang
dirasakan hampir terus menerus terutama jika bergerak. Sehingga dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa CT Scan kepala dan didapatkan hasil berupa:
Perdarahan intracerebri region cerebellum. Sehingga disimpulkan bahwa vertigo
yang dirasakan pasien adalah manivestasi dari perdarahan intracerebri pada regio
cerebellum yang mengatur pusat keseimbangan.
Diagnosis utama yang ditegakkan berupa stroke hemoragik. Usia pasien 71
tahun dan disertai dengan adanya riwayat hipertensi yang tidak terkontrol,
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya perdarahan intracerebri. Hal lain

22
yang menunjang berupa pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan pada
As. Urat sebesar 8,7 mg/ dl (2,4-5,7), kolesterol Total sebesar 254 mg/dl (<200),
kolesterol LDL sebesar 181 mg/dl (<100). Dimana ini merupakan faktor risiko
terjadinya stroke hemoragik. Adanya hipertensi yang tidak terkontrol,
menyebabkan tekanan darah meningkat cukup tinggi selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. Terjadi proses hialinisasi pada dinding pembuluh darah sehingga
elastisitasnya berkurang atau menghilang. Pada kasus ini saat tekanan darah
pasien meningkat sangat tinggi, pembuluh darah cerebral tidak dapat lagi
menyesuaikan diri dengan fluktuasi tekanan darah sistemik, sehingga
menyebabkan pecahnya pembuluh darah di cerebellum. Darah yang keluar
membentuk hematom dan memberi efek desak ruang sehingga TIK meningkat.
Pada pasien TIK yang meningkat memberikan manifestasi seperti Nyeri kepala,
pusing, mual dan muntah.
Untuk tatalaksana medikamentosa, pasien diberikan Betahistin untuk pusing
berputar yang dirasakan dan Dimenhidrinat, Ondansentron dan Ranitidine untuk
muntah dan mualnya. Pasien diberikan racikan obat berupa paracetamol 350mg,
tramadol ½ tab, diazepam 1mg untuk keluhan nyeri kepala. Untuk tekanan darah
pasien yang tinggi diberikan obat golongan CCB (amlodipine) dan
dikombinasikan dengan golongan ARB (candesartan). Pemberian manitol
dilakukan untuk menurunkan TIK. Allopurinol diberikan karena pada
pemeriksaan asam urat didapatkan lebih dari nilai normal. Untuk dyslipidemianya
pasien diberikan obat golongan statin (simvastatin) untuk menurunkan
kolesterolnya. Pada pasien juga diberikan injeksi IV Vit.K selama 3 hari untuk
mempercepat factor pembekuan darah akibat perdarahan intraserebral yang
terjadi. Serta pasien mendapatkan citicoline yang merupakan obat neuroproteksi,
citicolin memiliki efek sebagai perlindungan dan perbaikan otak pasca stroke.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar neurologi Jilid 1. Edisi ke-1.


Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2017
2. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar neurologi Jilid 2. Edisi ke-1.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2017
3. Liebeskind, David. Medscape: Hemorrhagic Stroke. 2015
4. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013
5. Price, Sylvia A. PatofisiologiKonsepKlinis Proses-proses Penyakit Ed. 6.
Jakarta: EGC. 2006
6. Kumar, dkk. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC. 2007.

iv

Anda mungkin juga menyukai