Anda di halaman 1dari 40

Sirosis Hepatis

Oleh : dr. Ahmad Fadhil Halimy Harahap


Pembimbing : dr. Irmayani Sp.pd
Definisi
• Penyakit hati kronis yang di
cirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal
oleh lembar lembar jaringan
ikat dan nodul regenerasi
sel hati
Etologi
• Di Amerika penyebab dari sirosis hepatis yang tersering
akibat alkoholik
• Di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B
maupun C. hepatitis B (30-40%), virus hepatitis C (30-
40%), dan penyebab yang tidak diketahui (10-20%).
• Hemokromatosis penyakit sebuah penyakit di mana besi
tidak dimetabolisme dan menumpuk di jaringan di
seluruh tubuh, terutama di hati.
• Penyakit Wilson penimbunan tembaga dalam jaringan
hati
• nonalkoholik steatohepatis
• Kholestasis berkepanjangan
• Gangguan autoimun,
• Toksin dan obat-obatan,
• Kriptogenik
Patofisiologi
Alkohol hepatitis virus
alkoholdehidrogenase
Asetaldehid non spesifik respon imun spesifik
dan asetat
sel NK sell imfosit T & sel limfosit B
Oksidasi lemak
& lipogenesis lisis sell

Steatosis hati
hepatosit rusak (neckrosis) hepatosit hidup

lisosom & sitokin regenerasi sell

aktivasi sel kupffer hiperplasi sel

stimulasi sel stella hepatic nodul


sekresi kolagen

Fibrotik

Sirosis hepatis
Sirosis hepatis

• Hipertensi porta Gangguan faal hati


Gangguan faal hati

Metabolisme metabolisme
protein ,karbohidrat steroid

Hipoalbumin Glikogenesis estrogen testosteron

Glikogenolisis genikomasti atrofi testis


tek osmotik eritema palmaris
Bilirubin indirect hipoglikemi spider nevy
Bilirubin direct

Ikterus acites
Hipertensi porta
V.lienalis V. esophageal v. Paraumbilikalis v mesentrika inf

splenomegali varisces eshophagus caput medusae hemoroid interna


hipersplenisme
Hematemesis melena
leukosit anemia
trombosit amoniak
HB fx detoksifikasi
Ensephalopati hepatikum
pansitopeni
Klasifikasi Sirosis Hepatis
• Berdasarkan morfologi, Sherlock membagi
sirosis hepatis atas 3 jenis, yaitu :
• Mikronodular nodul-nodul berukuran < 3 mm.
• Makronodular nodul-nodul berukuran > 3
mm.
• Campuran Yaitu gabungan dari mikronodular
dan makronodular.
• Secara fungsional, sirosis hepatis terbagi atas :
• 1. Sirosis Hepatis Kompensata.

• 2. Sirosis Hepatis Dekompensata


Klasifikasi child pugh
Gambaran Klinik

Penurunan nafsu makan dan berat badan


• Mual
• Perasaaan perut kembung
• Perasaan mudah lelah dan lemah, kelemahan otot.
• (eritemapalmaris, spider nevi, ginekomastia, atrofi testis,
dan gangguan siklus haid)
• Ikterus
• Perdarahan saluran cerna bagian atas
Pemeriksaan Laboratorium

• Darah Tepi Anemia, leukopenia, trombositopenia


• Kimia Darah Bilirubin, transaminase alkaline
fosfatase, albumin-globulin
elektrolit (K, Na, dll) bila ada ascites
• Serologi HBsAg dan anti HCV
• Endoskopi saluran cerna atas Varises, gastropati
• USG/CT scan
• Laparoskopi
• Biopsi hati Dilakukan bila koagulas memungkinkan
dan diagnosis masih belum pasti
Penatalaksanaan
• Hematemesis melena
• Resusitasi cairan cairan kristaloid 2-4x cairan
keluar (hindari RL)
• Tranfusi Whole blood jika masih ada perdarahan
masif
• Pemasangan NGT kumbah lambung dengan air es
100 -150 ml observasi tiap 2jam
sampai perdarahan (-)
• Diagnosis
• Terapi
• Profilaksis
• Hemostatika Vit k 10 – 40 mg
Asam traneksamat
• asam lambung antasida tiap 6- 8 jam
H2 bloker ranitidin 2x 1 amp
• Sterilisasi usus neomisin 4x 1g atau
kanamisin 4x500mg
laktulosa 30ml (20g)
Vasopresor b bloker
Acites
1. Terapi konservatif
• Diet rendah garam
• Retriksi cairan
• Diuretik spinorolakton 100mg – 200mg/hari
2. Albumin
3. Pungsi
Komplikasi
Enchephalopati hepatikum

Stadium Manifestasi Klinis

0 Kesadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya


ingat, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.
1 Gangguan pola tidur

2 Letargi

3 Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia

4 Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.


• Pasang sonde
• Sterilisasi usus – lavement
• neomicyn
• Laktulosa
• Stop makanan yang mengandung nitrogen
• Ex daging sapi, teri, sardin, kerang
• Stop diuretik evaluasi SE
• Comafusin AARC tangkap gugus OH
• Antibiotik profilaksis
Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)
• Peradangan peritoneum akibat infeksi cairan acites.

• Diagnose SBP
• berdasarkan pemeriksaan pada cairan asites, dimana
ditemukan sel polimorfonuklear lebih dari 250 sel /
mm3 dengan kultur cairan asites yang positif.
Sindrom Hepatorenal

• Hipertensi porta

Vasodilatasi splanik

Perfusi ginjal
SHR
rennin angiotension
system saraf simpatis vasokonstriksi renal
retensi natrium
Kriteria diagnostik SHR berdasarkan
International Axcites Club
1. Penyakit hati akut atau kronik dengan gagal hati lanjut
dan hipertensi portal.
2. GFR rendah, keratin serum >1,5 mg/dl atau kreatinin
klirens 24 jam < 40ml/mnt.
3. Tidak ada syok,infeksi bakteri sedang berlangsung,
kehilangan cairan dan mendapat obat nefrotoksik.
4. Tidak ada perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian
diuretic (penurunan kreatinin serum menjadi < 1,5 mg/dl
atau peningkatan kreatinin klirens menjadi > 40 ml/mnt)
5. Proteinuria < 0,5 g/hari dan tidak dijumpai bstruktif
uropati atau penyakit parenkim ginjal secara
ultrasonografi.
• Kriteria tambahan :
• 1. Volume urin < 500 ml / hari
• 2. Natrium urin < 10 meg/liter
• 3. Osmolalitas urin > osmolalitas plasma
• 4. Eritrosit urin < 50 /lpb
• 5. Natrium serum <130 meg / liter
Semua kriterua mayor harus dijumpai dalam menegakkan
diagnosa SHR, sedangkan criteria tambahan merupakan
pendukung untuk diagnosa SHR
BAB III
LAPORAN KASUS

II.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Simpang ulim
Status perkawinan : Menikah
Suku : Aceh
Tanggal MRS : Rabu, 06 Februari 2019

II.2 Anamnesa
Keluhan utama : Perut membesar
Keluhan Penyerta : Nyeri Ulu hati, Mual, BAB hitam, lemas, nafsu
makan menurun
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Zubir Mahmud pukul 04.30 WIB dengan keluhan
perut mebesar dialami + 2 minggu ini SMRS, perutnya dirasakan semakin hari semakin
membesar dan bertambah tegang, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, tidak membaik atau pun memburuk dengan makanan. Mual (+),
muntah (-), setiap makan os merasakan mual, sehingga membuat os menjadi malas
makan. Os mengatakan 3 hari yang lalu badan tampak kekuningan, badan juga terasa
lemas dirasakan 1 minggu ini,1 bulan yg lalu os mengatakan pernah buang air besarnya
berwarna hitam sebanyak 2 x
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit serupa : pernah mengalami BAB Hitam sebelumnya
Riwayat sakit gula :-
Riwayat darah tinggi :-
Riwayat sakit jantung :-
Riwayat alergi obat :-
• Riwayat alergi makanan :-
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat penyakit serupa :-
• Riwayat darah tinggi :-
• Riwayat jantung :-
• Riwayat sakit gula :-
• Riwayat pengobatan :-
• Riwayat Kebiasaan
• Riwayat merokok :-
• Riwayat minum kopi :-
• Riwayat minum alkohol :-
• Riwayat olahraga : jarang olahraga
• Riwayat pengisian waktu luang : istirahat di rumah
• Riwayat Sosial Ekonomi : cukup
• Riwayat Gizi : makan tidak teratur, 2-3 kali sehari
dengan lauk daging, ikan, telur dan sayur.

II.3 Anamnesis Sistem
•Kulit
Kulit kering (-), Gatal (-), pucat (+), keringat (-)
•Kepala
Sakit kepala (-), Pusing (-), rambut mudah rontok (-), luka pada kepala (-)
•Mata
Konjungtiva anemis(+/+), Penglihatan Kabur (-/-), ketajaman penglihatan berkurang (-/-)
•Hidung
Tersumbat (-/-), mimisan (-/-)
•Telinga
Pendengaran berkurang (-), berdengung (-/-), keluar cairan (-/-), nyeri (-/-)
•Mulut
Sariawan (-), mulut kering (-), lidah pahit (-)
•Tenggorokan
Sakit menelan (-), serak (-)
•Leher
Kaku (-), nyeri tengkuk (-), benjolan (-), leher terasa berat
•Pernafasan
Sesak nafas (-), batuk (-)
•Kardiovaskuler
Berdebar – debar (-), nyeri dada (-)
•Gastrointestinal
Mual (+), muntah darah (-), nyeri perut (-), melena (+), konstipasi (-)
•Perkemihan
Warna (kuning keruh), BAK lancar, nyeri (-)
•Neurologis
Kejang (-), lumpuh (-), kesemutan dan rasa tebal kedua kaki dan tangan (-)
•Muskuloskeletal
Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), lemah otot (-)
•Ekstremitas
•Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
•Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-), terasa berat
•Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
•Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
• II.4 Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :
• Kesan : lemas
• Kesadaran : compos mentis
• GCS : 4,5,6
• Vital sign :
• Tensi : 100/80 mmHg
• Nadi : 86x/mnt, reguler
• RR : 18x/mnt
• Suhu : 367,50C
• Kulit
• Warna coklat, sianosis (-), jaundice (-), turgor normal, makula (-), papula (-), pustula (-), tumor (-)
• Kepala
• Bentuk normocephal, tumor (-), mudah dicabut (-), warna putih, makula (-), papula (-).
• Mata
• Konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), pupil isokor (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+)
• Hidung
• Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-)
• Mulut
• Bibir pucat (+), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), Sianosis (-)
• Telinga
• Pendengaran berkurang (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), serumen (- /-)
• Tenggorokan
• Tonsil membesar (-/-), pharing hiperemis (-)
• Leher
• Trakea ditengah (-), pembesaran KGB (-), pembesaran kelajar tiroid (-), JVP tidak meningkat
• Thoraks
• Bentuk normochest, simetris (+), tipe pernafasan thorakoabdominal, retraksi intercostal (-), retraksi
subpraklavicular (-)
• Jantung : I : ictus cordis tidak tampak
• P : ictus cordis kuat angkat di ICS V MCL
• P : batas kiri atas : ICS II 1 cm lateral PSL line
• batas kanan atas : ICS II PSL dekstra
• batas kiri bawah : ICS V 1 cm lateral MCL
sinistra
• batas kanan bawah : ICS IV PSL dekstra
• kesan batas jantung : normal
• A : BJ I-II tunggal, intensitas normal, regular, bunyi jantung III-IV (-), murmur (-
), gallop (-)
• Paru :I : bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris
P : taktil
fremitus simetris D/S
• P : sonor/sonor

sonor/sonor

sonor/sonor
• A
: vesiculer D/S (+/+)

vesiculer D/S (+/+)

vesiculer D/S (+/+)

rhonchi D/S (-/-)

rhonchi D/S (-/-)

rhonchi D/S (-/-)

wheezing (-/-) semua lapangan paru
• Abdomen
Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada
A : peristaltik normal
P : timpani bagian medial dan redup dibagian lateral
P : distended, nyeri tekan (+), undulasi (+), shifting dullness (+)
• Genitourinari
I: warna urin kuning keruh, hematuri (-), tumor (-)
P: distensi vesica urinaria (-), ginjal D/S tidak teraba, nyeri tekan (-), tumor (-
P: nyeri ketok ginjal (-)
• Sistem Collumna Vertebralis
I: deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P: nyeri tekan (-)
P: nyeri ketok collumna vertebralis (-/-).
• Ekstremitas
Palmar eritema (-/-), capilari refil time 2 detik
Akral dingin oedem ulkus

- - - - - -
+ + - - - -
• Neurologi
• Fungsi vegetatif : defekasi normal

• Fungsi sensorik N/N
• II.5 Diagnosis Banding
• Sirosis Hepatis Child Pough B
• Hepatitis B Kronis
• Hematemesis Melena
• Anemia
Hasil pemeriksaan darah lengkap pada
tanggal 05 Februari 2095
Jenis Tes Hasil Hasil Tes Interprestasi hasil
Tes normal
Hemoglobin 8,6 13-18 g/dL Menurun

HT 22,6 22,6 Menurun

Leukosit 52-103 10,90 Normal

Eritrosit 1/-/- 4,50-6,50 Menurun


/76/12/
11
Trombosit 303 150-436 Normal
MCV/MCH/MCHC 81,9/31, Menurun
0/37,9
Neutrofil 80,0 50,0-70,0 Meningkat

Limfosit 11,1 20,0-40,0 Menurun

Monosit 6,9 2,0-8,0 Normal

Eosinofil 0,6 0,0-5,0 Normal


Basofil 1,4 0,0-1,0 Meningkat

Hbsag Positif Positif


Glukosa darah 313 <200 Meningkat
sewaktu
Natrium 126 136-145 Menurun

Kalium 4.20 3,6-6,5 Normal


Klorida 89 97-111 Menurun

Sgot 43 0-31 Meningkat

Sgpt 176 0-37 Meningkat

Ureum 26,0 10-50 Normal


Kreatinin 0,79 0,5-1,5 Normal
Asam urat 2,37 L:3,0-7,0 Menurun

Albumin 3,2 3,2-5,2


• Hasil USG Abdomen: Parenchymal liver disease dengan
splenomegali dan ascites

• II.7 Diagnosa Kerja
• Sirosis Hepatis Child Pough B
• Hepatitis B Kronis
• DM Tipe II
• Anemia
• II.8 Penatalaksanaan
• Tirah baring
• Ivfd Nacl 20 gtt/i
• Inj. Ranitidin 500mg/12jam
• Inj. Furosemid /12jam
• Sprinolakton 25 mg 1x1
• Laxadin syr 3xcth1
• Sonobion 1x1
• Curcuma 2x1
Follow Up
No Tanggal S O A P

1 05/02/2019 Perut membesar, nyeri (+), badan TD : 110/80 Sirosis Hepatis child Diet Hepar II
tampak kuning, lemas (+), Mual(+), mmhg Pough B Ivfd Nacl 20 gtt/i
Muntah (-) RR: 22x/i Inj. Humalog 8-8-8
HR : 82x/i Inj. Furosemid /8jam
Inj. Ranitidin 500mg/12jam
Temp : 36,7 Sprinolakton 25mg 1x1
Propanolol 1x10
Laxadin syr 3xcth1
Metronidazol 3x500
Curcuma 1x1

2 06.02/2019 Perut membesar, nyeri (+), badan TD : 130/90 Sirosis Hepatis child Diet hepar II
tampak kuning, lemas (+), Mual(+), mmhg Pough B Ivfd Nacl 20 gtt/i
Muntah (-) RR: 18x/i Inj. Humalog 8-8-8
HR : 86x/i Inj. Furomesemid /8jam
Inj. Ranitidin 500mg/12jam
Temp : 37,5 Sprinolakton 25mg 1x1
Propanolol 1x10
Laxadin syr 3xcth1
Metronidazol 3x500
Curcuma 1x1

3 07/02/2019 Perut membesar, nyeri (+), badan TD : 120/80 Sirosis Hepatis child Diet hepar II
tampak kuning, lemas (+), Mual(+), mmhg Pough B Ivfd Nacl 20 gtt/i
Muntah (-) RR: 18x/i Inj. Humalog 8-8-8
HR : 86x/i Inj. Furomesemid /8jam
Inj. Ranitidin 500mg/12jam
Temp : 37,5 Inj.Ceftriazone 2x1
Sprinolakton 25mg 1x1
Propanolol 1x10
Laxadin syr 3xcth1
Metronidazol 3x500
Curcuma 1x1
4 08/02/2019 Perut membesar, nyeri (+), TD : 100/80 Sirosis Hepatis child
badan tampak kuning, mmhg Pough B
lemas (+), Mual(+), Muntah RR: 18x/i
(-) HR : 86x/i
Temp : 37,5

5 08/02/2019 Perut membesar, nyeri (+), TD : 100/80 mmhg Sirosis Hepatis child Diet Hepar II
badan tampak kuning, lemas RR: 18x/i Pough B Ivfd Nacl 20 gtt/i
(+), Mual(+), Muntah (-) HR : 86x/i Inj. Humalog 8-8-8
Temp : 37,5 Inj. Furomesemid /8jam
Inj. Ranitidin 500mg/12jam
Inj.Ceftriaxone 2x1
Sprinolakton 25mg 1x1
Propanolol 1x10
Laxadin syr 3xcth1
Metronidazol 3x500
Curcuma 1x1

6 10/02/2019 Perut membesar, nyeri (+), TD : 100180 Sirosis Hepatis child Diet Hepar II
badan tampak kuning, lemas mmhg Pough B Ivfd Nacl 20 gtt/i
(+), Mual(+), Muntah (-) RR: 18x/i Inj. Humalog 8-8-8
HR : 86x/i Inj. Furomesemid /8jam
Temp : 37,5 Inj. Ranitidin 500mg/12jam
Inj.Ceftriazone 2x1
Sprinolakton 25mg 1x1
Propanolol 1x10
Laxadin syr 3xcth1
Metronidazol 3x500
Curcuma 1x1
Resume
• Laki-laki 53 tahun datang pukul 04.30 WIB dengan
keluhan perut mebesar dialami + 2 minggu ini SMRS,
perutnya dirasakan semakin hari semakin membesar dan
bertambah tegang, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, tidak membaik atau pun
memburuk dengan makanan. Mual (+), muntah (-), setiap
makan os merasakan mual, sehingga membuat os menjadi
malas makan. Os mengatakan 3 hari yang lalu badan tampak
kekuningan, badan juga terasa lemas dirasakan 1 minggu
ini,1 bulan yg lalu os mengatakan pernah buang air besarnya
berwarna hitam sebanyak 2 x
• Dari pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 120/80,
nadi 80x/I pernafasan 18x/i. suhu 36,6 c, konjungtiva anemis
(+), sklera ikterik (-), DVS r+2 cmH20, pada inspeksi thorax
didapatkan spidernevi (-), auskultasi pada paru didapatkan
bunyi vesikuler. Abdomen pada inspeksi ditemukan
bentuknya yang datar ikut gerak nafas, pada palpas hepar
tidak teraba dan lien schuffner 2, shifting dulnes (+), pada
ekstremitas edema pada kedua kaki (-), eritema palmaris (+)
• Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hb 8, HT 22,6 neutrofil, neutrofil
80,0, limfosit 11,1, HbsAg (+), natrium 126,
klorida 89, albumin 3,2, sgot 43, sgpt 176,
asam urat 2,37
• Pada pemeriksaan usg didapatkan sesuai
gambaran sirosis hepatis, splenomegali, dan
hidronefrosis dextra,
• Berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
dan penunjang maka pasien didiagnosis
dengan sirosis hepatis child pough B, HBV
Kronik, Hematemesis Melena, DM tipe 2
Diskusi
• Pasien masuk dengan keluhan perut membesar,
membesar berarti kita pikirkan ada cairan di rongga
peritoneum, dari anamnesa os juga mual, tampak
juga kulit kuning, kita pikirkan adanya gangguan
mekanisme di hepar, riwayat bab hitam, BAB hitam
kita pikir kan adanya perdarahan di saluran cerna
bagian atas, dari pemeriksaan fisik ditemukan
anemis akibat perdarahan saluran cerna. Pada
abdomen didapatkan pembesaran limpa
(splenomegali) schuffner 2 hal itu disebabkan oleh
kongesti pulpa merah lien karna hipertensi porta
dan anemia yang terjadi pada pasien maka limpa
sebagai organ retikulosit akan meningkatkan
kerjanya dan menjadi hipertrofi
• Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan sesuai
gambaran sirosis hepatis, Splenomegali,
• Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosa sebagai Sirosis
Hepatis Child Pough B secara fungsional sirosis
hepatis dekompensata
• Pengobatan yang diberikan lebih mengarah pada
pengobatan simptomatis, riwayat BAB berdarah
diberikan propanolol karna hipertensi porta,
Sprinolakton, furosemid diuretik sebagai retriksi
cairan, menurunkan asam lambung H2 bloker
ranitidin,
Daftar Pustaka
• Raymon T. Chung, Daniel K. Podolsky. Cirrhosis and its complication. In: Kasper DL et.al, eds. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 16th Edition. USA : Mc-Graw Hill; 2005. p. 1858-62

• Nurdjanah S. Sirosis hati. In Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K. MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2009. p. 443-6.

• Wilson LM, Lester LB. Hati, saluran empedu, dan pankreas. In Wijaya C, editor. Patofisiologi konsep klinis proses
proses penyakit. Jakarta: ECG; 1994. p. 426-63.

• Guyton AC, Hall JE. The liver as an organ. In Textbook of medical physiology. 11th ed.: Elsevier; 2006. p. 859-64.

• Netter FH, Machade CAG. Interactive atlas of human anatomy [Electronic Atlas].: Saunders/Elsevier; 2003.
• Amiruddin R. Fisiologi dan biokimia hati. In Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K. MS, Setiati S, editors. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. p. 415-9.

• Porth CM. Alterations in hepatobiliary function. In Essentials of pathophysiology: concepts of altered health
states. 2nd ed.: Lippincott Williams & Wilkins; 2004. p. 494-516.

• Ghany M, Hoofnagle JH. Approach to the patient with liver disease. In Kasper DL, Fauci AS, Longo DL,
Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, editors. Harrison's principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill;
2005. p. 1808-13.

• Riley TR, Taheri M, Schreibman IR. Does Weight history affect Fibrosis in the setting of chronic liver disease?. J
Gastrointestin Liver Dis. 2009. 18(3):299-302

• Caroline R Taylor. 2011. Cirrhosis Imaging. http://emedicine.medscape. com/article/366426-overview#showall


.Diakses pada tanggal 30 februari 2019.

Terimakasih

*Corect Me If I’m Wrong

Anda mungkin juga menyukai