Anda di halaman 1dari 32

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM
SWASTIKA ASTRI
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. H
• Umur : 28 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Tamantirto, Bantul
• Keluhan Utama : G1P0A0 uk 10 minggu mual (+) muntah (+) 4-
5x/hari sejak 2 hari smrs.

• RPS : Pasien mengeluhkan mual dan muntah-muntah sejak 2 hari


SMRS, muntah berisi makanan yg dimakan dan diminum, 4-6 kali
per hari. Volume sekitar ¼-1/2 gelas belimbing. Pada muntahan
tidak terdapat darah. Nyeri ulu hati (+) demam (-). Pasien
mengeluh nafsu makan menurun. BAB jarang, diare (-). BAK
volume dan frekuensi tidak ada kelainan. Terakhir BAK 2 jam
SMRS.
• Riwayat Menstruasi :
Menarche umur 14 tahun, teratur 1 x sebulan, lama 6 -7 hari, 2-3 x ganti pembalut/hari, nyeri
tidak ada.

• Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak ada riwayat penyakit seperti ini sebelumnnya.
Tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, paru, hepar DM dan tekanan darah tinggi.

• Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan

• Riwayat Perkawinan :
Menikah satu kali tahun 2016 sampai sekarang.
• Riwayat Kehamilan / Abortus / Persalinan : 1/0/0
HPHT : 2 November 2018
HPL : 9 Agustus 2019
UK 10 minggu

• Riwayat Pemakaian Kontrasepsi :


Tidak menggunakan kontrasepsi

• Riwayat Imunisasi :-
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : CM
• Tekanan Darah : 106/71 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Nafas : 18 x/menit
• Suhu : 370C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Leher : Kelenjer tiroid tidak membesar, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Thorak :
• Paru-paru :
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan
• Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
• Perkusi : sonor kiri dan kanan
• Auskultasi : vesikuler normal, wheezing (-), ronki (-)
Jantung :
• Inspeksi : iktus tak terlihat
• Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : irama teratur, bising (-)
Abdomen : Status Obstetri
Genitalia : Status Obstetri
Ekstremitas : edema tidak ada.
Status Obstetri
• Wajah : dbn
• Mammae : membesar, areola dan papil hiperpigmentasi.
• Abdomen
• Inspeksi : Tampak sedikit membuncit, LM hiperpigmentasi, striae gravidarum (-
), sikatrik (-)
• Palpasi : supel, TFU tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalia
• Inspeksi : tidak dilakukan
Hasil Lab : tidak dilakukan
Diagnosa : G1P0A0 dg Emesis Gravidarum
Terapi di IGD
inj. Tomit 1A
inj. Ranitidin 1 A
Edukasi makan sedikit-sedikit dan sering
Segera kontrol ke Poli Obgyn jika muntah berlangsung lama dan
bertambah banyak.
DEFINISI
• Medscape 2017
- Nausea & vomiting occurs in 50-90% of pregnancies.
- Begin by 9-10 weeks of gestation, peaks at 11-13 weeks, resolves in most cases
12-14 weeks.
• Medscape 2017 : HEG is the most severe form of nausea & vomiting
associated with ketosis & weight loss (>5% of prepregnancy weight).
• Volume depletion
• Electrolytes & acid-base imbalances
• Nutrititional deficiencies
• Even death
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• ACOG :
• nausea & vomiting usually starts before 9 weeks of pregnancy
(morning sickness), occur at any time of the day.
• Hypermesis Gravidarum is the most severe form of nausea and
vomiting of pregnancy. Occurs up to 3% pregnancies.
ETIOLOGI
1. ENDOKRIN
• Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Sering dikaitkan sebagai penyebab utama terjadinya emesis & hyperemesis
gravidarum  seiring dengan grafik kenaikan kadar hCG
• Estrogen
- Estrogen yang tinggi  mengakibatkan penurunan waktu transit dari usus
dan pengosongan lambung  meningkatkan akumulasi cairan 
mengakibatkan mual.
- estrogen & progesterone  penurunan tekanan spingter bawah esophagus
 gastroesophageal reflux
2. IMUNOLOGI
Perubahan sistem humoral maupun mediated, kemungkinan untuk
melindungi janin dari system imun Ibu. HEG timbul dari overaktivasi system
imun yang berhubungan dengan sintetis hormone kehamilan.

3. PSIKOLOGI
Faktor psikis  khawatir mengenai kehamilan dan persalinan,
tanggungjawab sebagai ibu, pekerjaan, keluarga, dapat menyebabkan konflik
mental  memperberat mual dan muntah.
Faktor Resiko (Medscape) :
- Kehamilan sebelumnya dg riwayat HEG
- Berat badan lebih
- Nuliparity Other Factors (Medscape) :
- Fetal anomalies
- Occupational status
- Ethnicity
- History of infertility
- Interpregnancy interval
• Bila HEG terjadi terus menerus  dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis
• Hiperemesis gravidarum  mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
• Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang
lebih banyak, dan dapat merusak hati.
• Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(Sindroma Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastro
intestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan
operatif.

• Wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik


dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang lebih berat.
GEJALA & TANDA
 TINGKAT I
• Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan
darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
 TINGKAT II
• Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan nampak kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapsan,
karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
 TINGKAT III
• Keadaan umum leabih parah, muntah berhenti, kesadaran dari somonolen sampai koma, nadi kecil dan cepat;
suhu meningkat dan tensi menurun.
• Ensefalopati Wernicke : komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf dikarenakan oleh defisiensi thiamin dengan
gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
• Timbulnya ikterus menunjukkan adanya kerusakan hati.
Parameter Tingkat I Tingkat II Tingkat III
Kondisi umum Lemah Lebih lemah dan apatis Lebih buruk
Kesadaran Compos Apatis Somnolen-
mentis koma
Nyeri epigastrium + ++ ++
Muntah >> >>> Berhenti
Tekanan darah Menurun Menurun Menurun
Nadi Sampai 100-140x/mnt meningkat
100x/mnt
Turgor kulit Menurun Menurun Menurun
Mata Cekung Cekung, + ikterus Cekung, +
ikterus
BAK Normal Oligouria Oligouria-
anuria
Keton urin + > +2
DIAGNOSIS
LABORAT
• Urinalisis : keton
• Elektolit dan keton serum : low K or Na, hyperchloremic metabolic alkalosis or
acidosis, Ureum kreatini untuk fungsi ginjal
• Enzim hati dan bilirubin : kenaikan tranaminease dapat timbul pada 50%
pasien, menyingkirkan adanya penyakit liver seperti hepatitis.
• TSH, free thyroxine : berhubungan dengan transient hyperthyroidism dan
suppressed TSH level dalam 50-60% kasus.
• Calcium levels : hiperkalsemia pada beberapa pasien HEG
• Hematocrit : volume contraction
IMAGING STUDIES
• USG : evaluasi multiple gestasi atau penyakit tropoblastik. Dapat melihat
pancreas dan empedu.
• Endoscopy : aman untuk kehamilan.
• MRI dan CT Scan : rare cases.
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana keluhan hiperemesis gravidarum yang berat dianjurkan untuk dirawat di rumah
sakit, hal utama yang harus diperhatikan adalah tatalaksana dehidrasi untuk meningkatkan
volume intravaskuler, memperbaiki gangguan elektrolit dan mencegah terjadinya kompensasi
vasokonstriksi sehingga mengganggu perfusi pada organ dan uterus.
• Stop makanan peroral selama 24-48 jam
• Rehidrasi dan suplemen vitamin, pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0,9%), cairan
dekstrose tidak boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia, urin output juga harus dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan
dipstik untuk mengetahui terjadinya ketonuria.
• Pemberian infus asam amino untuk mencegah terjadi katabolisme yang menghasilkan benda
keton yang dapat memperburuk keadaan pasien
• Antiemesis, tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan
dopamin antagonis (metoklopramid, domperidon, fenotiazin, klorpromazin,
proklorperazin), antikolonergik (disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun bila masih tetap tidak memberikan
respon maka dapat digunakan kombinasi kortikosteroid dengan reseptor
antagonis 5-Hidrokstiptamin (5-HT3) (ondansentron, sisaprid).
• Obat
• Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus
• Vitamin B12 200 ug/hari/infus, vitamin C 200 mg/hari/infus
• Antiemetik : prometazin 2-3 kali perhari peroral atau pro-kloperazin 3 kali 3mg
perhari peroral atau mediamer B6 3 kali perhari peroral
• Antasida peroral
Medscape (2017)
• Vitamin B6 10-25mg, 3-4 kali perhari.
• Doxylamine 12.5mg, 3-4 kali perhari (FDA Approved)
• Kapsul ginseng 250mg 4x1 hari (RCT)
• Metoclopramide 5-10mg 3x/hari
• Promethazine 12.5mg per oral atau rectal 6x/hari (FDA Approved)
• Dimenhidrinate 50-100 mg oral q4-6h
• Ondansetron 4-8mg orally or IV q8h
• Methylprednisolon 16mg orally or IV q8h for 3 days  steroid seem to
increase risk for oral clefts in first 10 weeks of gestation.
Medscape (2017)
• Hipokalemia  IV Potassium
• Cek fungsi renal : ureum creatinine
• IV fluid Potassium 10 mEq/jam dengan output urin yang
adekuat
• Target : 40 mEq/L. JANGAN diatas 80 mEq/L
• Hindari cairan glukosa sebelum thiamine masuk untuk mencegah
ke arah ensefalopati Wernicke.
• Thiamine 25-50mg/hari
• Nutrisi & suplemen : parenteral maupun enteral.
Medscape (2017)
• Diet :
• Makan saat lapar saja
• Makan porsi kecil
• Hindari makanan berlemak dan pedas
• Hindari kandunagn Fe
• Protein tinggi
• Perbanyak minuman berkarbonasi
• Herbal food : peppermint tea, ginger tea
• Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Sebagian besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirinya pada usia kehamilan 20-22
minggu. Namun demikian pada tingkatan yang berat penyakit ini dapat membahayakan
nyawa ibu dan janin.
Kriteria keberhasilan pengobatan dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Rehidrasi berhasil dan turgor kulit kembali normal
2. Diuresis bertambah
3. Kesadaran komposmentis
4. Hasil pemeriksaan laboratorium (ketonuria negatif).
• Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifetsasi komplikasi
organis adalah delirium, kebutuhan , takikardi , ikterus ,anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai