TERAPI NUTRISI PADA PASIEN ANAK YANG MENDERITA
PENYAKIT KRITIS
Oleh :
Rahmad Ramadhani
Pembimbing :
Dr. Arief Budiarto, Sp.A
PENDAHULUAN
Terapi nutrisi merupakan bagian integral dari tatalaksana anak dengan
penyakit kritis
Anak yang sakit kritis mengalami perubahan patofisiologis ditambah lagi
dengan perawatan yang dilakukan secara intensif, menimbulkan risiko
gangguan nutrisi pada anak
Sampai saat ini masih terdapat perbedaan di antara para ahli bagaimana
tatalaksana optimal pada anak dengan penyakit kritis.
Dalam laporan kasus ini akan digambarakan bagaimana tatalaksana nutrisi
pada anak dengan penyakit kritis di RSUD Ulin Banjarmasin disesuaikan
dengan pedoman oleh ASPEN dan ESPNIC serta literatur-literatur lain.
Identitas
Nama : By. Ny. SA
Usia : 4 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 1-45-76-58
MRS : 30 Juli 2020
Dikonsulkan ke : 10 Agustus 2020
Divisi NPM
Alamat : Banjarmasin
4
Riwayat Penyakit Dahulu
7
Laboratorium
Darah Rutin 10-8-2020 Darah Rutin 10-8-2020
Bil Toral 0,39
Hb (g/dl) 12,9
Bil direk 0,14
Leukosit (ribu) 12.800
Bil indirek 0,25
Trombosit (ribu) 252.000
SGOT 38
GDS 62
SGPT 17
SI 38
Ureum 6
TIBC 225
Kreatinin 0,37
Sat Transferrin 17
Asam Urat 2,4
Kolesterol 131
CRP 33,3
Albumin 3,1
Laboratorium
Foto thorax
• Pneumonia
Problem List
Anamnesis
Sesak napas berat, Puasa, Telah terdiagnosis hidrosefalus dan telah
dilakukan operasi VP shunt, Telah terdiagnosis pneumonia, Susp. PJB
asianotik
Pemeriksaan fisik
Tampak sakit berat, takipneu, desaturasi, makrosefali, PCH, head bobbing,
teraba chamber VP shunt, lunak dan cepaat terisi kembali, rhonki dan murmur
Antropometri
Severely Underweight, severely underweight, failure to thrive
Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis, hipoalbuminemia, peningkatan CRP, IgM dan IgG reaktif.
11
Foto Thorax : Pneumonia
Diagnosis
1. Severely underweight
2. Severely stunted
3. Failure to thrive
4. Susp covid 19
5. Pneumonia
6. Susp PJB asianotik ec. DD/ VSD
7. Post OP VP shunt a/i hidrosefalus H.6
8. Hipoalbuminemia
12
TATALAKSANA NUTRISI
• RDA E : 3,3 x 12 =390 kkal
P : 2,5 x3,3 = 8,25 gram
C : Holiday segar + restriksi 20% = 350 mL
• Kebutuhan natrium (2 meq/kgBB) x Bbi = 13,2 ml NaCl 3%
Kebutuhan kalium (1 meq/kgBB) x Bbi = 3,5 ml KCl
Kebutuhan protein (1 gr/KgBB) x Bbi = 66 mL Aminofusin 5%
Kebutuhan lipid (1/2 gr/KgBB) x Bbi = 8 mL smoflipid 20%
D10% 260 mL
• TPN
D10% (260 mL) NaCl 3% (66 mL) KCl (3,5 mL) habis dalam 20 jam
Aminofusin 5% 66 mL, habis dalam 3,5 jam
Smoflipid 20% 8 ml habis dalam ½ jam
Total cairan 350 mL, GIR 4,2 mg/kgBB/menit
total kalori 132 kkal, %intake = 33% RDA
PER 10%, balans nitrogen 225
• Planning monitoring : balans diuresis dan cek darah lengkap, serum 13
elektrolit, liver function test, dan profil lipid pasca TPN 1 minggu
Follow Up
• Sesak membaik
• Diet susu tersisa 2
• Dicoba diet per enteral
bungkus
Cairan total 430 ml
• Muntah dan sesak
• Trophic feeding (20
bertambah.
ml/kgbb/hari) dengan
• Neocate diturunkan
pregistimil 8x10 ml
• TPN dipertahankan. menjadi 8x10 ml (20
• Pindah PICU ml/kgbb/hari)
10 Agt 2020 HP 8
(HP 1) HP 4
HP 3 HP 7
14
Kesan :
Pneumonia bilateral terutama
dextra
Darah Rutin 14-8-2020 (HP 5) 17-8-2020 (HP 8) Darah Rutin 17-8-2020 (HP 8)
Clorida 104 80
AGD Swab diagnostik
pH 7,211 7,396 (11 dan 12 Agustus 2020)
pCO2 68,9 50
• Negatif Covid-19
pO2 48 57
HCO3 27,5 30,7
BE 0 6
O2 saturasi 72 88
Cause Of Death
Pneumonia perburukan
ANALISIS KASUS
Pada keadaan sakit kritis cadangan makronutrien menipis dan
kebutuhan energy meningkat.
Anak yang sakit kritis mengalami perubahan patofisiologis,
menimbulkan risiko gangguan nutrisi pada anak
Terapi nutrisi adalah bagian dari strategi terapeutik, pada
setiap anak yang sakit kritis.
Tujuan nutrisi pada anak yang sakit kritis antara lain penilaian
kebutuhan nutrisi secara akurat, pencegahan underfeeding dan
overfeeding, inisiasi nutrisi enteral dini, dan pemantauan
ketidakseimbangan energi dan protein
ANALISIS KASUS
Pada anak dengan penyakit kritis terdapat beberapa fase penyakit
Fase akut: Fase ini bisa berlangsung berjam-jam atau berhari-
hari. Selama fase ini terjadi 2 jenis respon:
1. Respons neuroendokrin
2. Respon imun dan metabolik
Fase stabil: Fase ini bisa berlangsung selama berhari-hari atau
berminggu-minggu.
Fase pemulihan: Bisa berlangsung selama berminggu-minggu
atau bulan.
Pasien saat dikonsulkan
sedang berada pada fase akut
dimana ditandai :
Penurunan fungsi organ
vital yaitu paru dan otak
(sesak napas dan
penurunan kesadaran)
Peningkatan CRP
ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Pada pasien ini, perhitungan ASPEN : perhitungan kebutuhan
kebutuhan kalori yang energi pada anak-anak sakit kritis
dibutuhkan menggunakan harus bersifat individual
RDA (396 kkal) ASPEN kalorimetri tidak langsung
Jika dilakukan kalkulasi untuk memperkirakan kebutuhan
ulang berdasarkan WHO dan energi
Schofield, didapatkan Jika kalorimetri tidak tersedia,
kebutuhan energi basal penghitungan kebutuhan energi
sebesar 207 kkal dan 149 basal dapat dilakukan
kkal menggunakan rumus dari
Schofield dan WHO
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Pada pasien ini diberikan TPN ASPEN dan ESPNIC : terapi nutrisi
secara enteral direkomendasikan pada
sejak perburukan kondisi pada
pasien-pasien penyakit kritis, kecuali
10 Agustus 2020, dan dimulai dikontraindikasikan
trophic feeding setelah 2 hari
Jika dikontraindikasikan dapat
puasa. diberikan TPN
TPN dapat ditunda selama 3-5 hari
jika tidak ada risiko malnutrisi
Terapi enteral harus dimulai dalam
24-48 jam jika tidak terdapat
kontraindikasi
ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Pasien diberikan TPN
dengan protein 1
gr/kgbb, lipid 0,5
gr/kgbb dan GIR 4,2
mg/kgbb/menit.
Total kalori 132 kkal
dengan %intake
sebesar 33% RDA,
88% Schofield atau
63,7% WHO
ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Pada HP 3 dimulai trophic feeding ASPEN dan ESPNIC : enteral
menggunakan pregistimil 8x10 ml feeding diberikan seawal
(20 ml/kgbb/hari). mungkin bila memungkinkan
Trophic feeding dimulai telah
atau selambat-lambatnya 48 jam
berada pada fase stabil.
pasca rawat inap
Jumlah kalori <target energi saat
Jumlah kalori 192 kkal dengan
fase stabil yaitu 1,3-1,5x REE.
%intake 48% RDA, 92,7% WHO dan
128% RDA Rekomendasi protein adalah 2-3
gr/kgBB/hari saat fase stabil
Protein yang diberikan 4,9 gram
atau sekitar 1,5 gr/kgBB/hari,
TERIMA KASIH