1. Debridemen menyeluruh dari semua jaringan yang terinfeksi, diulangi seperlunya; stabilisasi fraktur dengan fiksator skeletal eksternal 2. Cancellous autogenous bone grafting pada lokasi defek yang dilapisi dengan jaringan granulasi bersih yang tidak terinfeksi 3. Penutupan kulit baik dengan epitelisasi sekunder atau, pada defek yang lebih besar, dengan graft kulit dengan ketebalan terpisah Debridement dan Stabilisasi • Debride semua jaringan lunak yang terinfeksi dan sequestra, dan debride semua tulang nekrotik hingga jaringan tulang yang berdarah. • Lakukan stabilisasi menggunakan fiksator skeletal eksternal. Bone Grafting • Ketika permukaan yang terbuka ditutupi dengan jaringan granulasi bersih, masukkan tulang kanselus autogenous yang telah mengalami dibagi dalam bentuk-bentuk kecil ke dalam defek yang disebabkan oleh debridemen tulang atau hilangnya tulang sebelumnya. • Diameter graft harus sedikit lebih besar dari diameter tulang yang diganti, karena graft akan cenderung berkontraksi. Rhinelander merekomendasikan ketebalan graft maksimum adalah 1,5 cm dari permukaan granulasi terdekat Permukaan Kulit • Balut luka dengan kain kasa dan jaga agar tetap lembab dengan larutan irigasi fisiologis seperti Ringer's lactate, baik dengan perendaman intermiten atau dengan infus perlahan. • Balutan atau dressing, yang harus diganti setiap hari, harus direndam dengan larutan fisiologis sampai luka tertutup dengan epitelisasi atau, dalam beberapa kasus, dengan pencangkokan (graft) kulit dengan split thickness Petunjuk dan Trik • Pastikan semua jaringan lunak nekrotik dan tulang telah dibersihkan • Stabilkan fraktur. • Harus ada dasar granulasi yang bersih sebelum autogenous cancellous bone grafting dilakukan. Lakukan kultur jaringan kuantitatif dan pewarnaan gram. Jika pewarnaan gram kultur jaringan secara kuantitatif positif (menunjukkan terdapat lebih dari 100.000 organisme), jangan lakukan pencangkokan tulang kanselus. Hitungan lebih dari 100.000 menunjukkana adanya infeksi, dalam hal ini diperlukan re-debridement • A: Radiografi lateral tibia dan fibula pada wanita 37 tahun dengan kerusakan tibia akibat infeksi yang muncul setelah pasien mengalami fraktur terbuka tipe III. • B: Foto anteroposterior menunjukkan jaringan lunak dan hilangnya tulang serta corpus tibialis yang terbuka. • C: Foto yang diambil saat dilakukan autogenous cancellous bone grafting pada dead space. • D,E: Radiografi anteroposterior dan lateral, diambil setelah graft terkonsolidasi, menunjukkan penyembuhan fraktur. • F: Foto lateral, diambil 3 tahun setelah prosedur, menunjukkan fleksi lutut dan tampilan kaki. Pasien sudah bebas dari infeksi. • Terima Kasih