Anda di halaman 1dari 3

Reduksi Tuberositas Maksilaris

Jarak intermaksila yang baik untuk pembuatan gigi tiruan dapat berkurang karena adanya
tuberositas maksilaris yang berlebihan. Secara umum, jarak intermaksila harus kurang lebih 1 cm
ketika posisi dimensi vertikal oklusi pasien. Kaca mulut bisa bebas melewati antara tuberositas
dan jaringan retromolar, menunjukkan jarak vertikal yang adekuat. Kemudian kaca mulut tersebut
ditempatkan pada bagian lateral tuberositas, lalu pasien diminta untuk membuka dan menutup
mulut. Apabila kaca mulut mengganggu fungsi mandibula, maka diindikasikan untuk reduksi
horizontal tuberositas maksilaris. Penentuan keterlibatan jaringan lunak dan tulang dapat diketahui
secara radiografi. Panoramik direkomendasikan untuk memastikan hubungan antara sinus
maksilaris dengan residual alveolar, terutama apabila adanya reduksi tulang.
1. Anestesi lokal menggunakan epinephrine, kemudian membuat crestal linear atau insisi
berbentuk elips dari bagian posterior hingga anterior tuberositas. Ketika penentuan outline
insisi elips, diperkirakan besarnya jaringan yang akan diambil. Pengambilan jaringan
dimulai dari bagian bukal, baik di dalam jaringan ikat. Apabila diduga reduksi minimal,
insisi single crestal bisa dilakukan (Gambar 3).
2. Sebelum melakukan pengangkatan flap, jaringan fibrous yang berlebihan dihilangkan
dengan merusak mukosa menggunakan bevel dan mengiris bagian palatal perlukaan dan,
apabila diindikasikan, pada bagian bukal juga (Gambar 4A).
3. Pelepasan bukal pada bagian ujung anterior insisi memberikan peningkatan akses dan
visibilitas yang baik, terutama apabila akan dilakukan reduksi tulang horisontal maupun
vertikal. Flap mukoperiosteal kemudian diangkat dari arah bukal dan palatal,
memungkinkan akses ke tuberositas (Gambar 4B).
4. Tulang dapat dihilangkan dengan menggunakan tangan atau instrumen rotary, tergantung
pada kondisi dan preferensi operator. Kemudian permukaan harus dihaluskan
menggunakan bone file, sisa fragmen tulang diperiksa, dan irigasi menggunakan normal
saline (Gambar 4C).
5. Setiap jaringan lunak yang berlebihan dapat dihilangkan dari aspek palatal karena bagian
tersebut memiliki jaringan ikat berkeratin yang tak terbatas. Kemudian ditutup
menggunakan jahitan yang dapat diserap (Gambar 4D).
Figure 3. Insisi untuk reduksi tuberositas: (A) Insisi single crestal (red dashed line) digunakan
untuk reduksi minimal. (B) Insisi berbentuk elips dengan pelepasan anterior

Figure 4. (A) Insisi bevel (miring) untuk menghilangkan jaringan tebal sementara tetap
mempertahankan mukosa. (B) Membuka flap mukoperiosteal bukal dan palatal. (C)
Menghilangkan tuberositas yang berlebihan. (D) Menutup dengan teknik suturing interlocking
continuous.
Hanya pada kasus reduksi tuberositas, jaringan berlebih bisa dihilangkan dengan simple
wedge resection. Penutupan tanpa tegangan dicapai dengan flap subperiosteal bukal dan
palatal. Jaringan submukosa tambahan dapat dihilangkan untuk membantu penutupan luka
(Gambar 5).
Figure 5. Reduksi tuberositas jaringan lunak. (A) Tuberositas maksilaris dengan jaringan lunak
berlebih. (B) Menghilangkan jaringan lunak diantara bukal dan palatal insisi. (C) Tepi flap setelah
mengilangkan jaringan berlebih. (D) Penutupan setelah menghaluskan mukosa.
Pengangkatan Torus
Penyebab torus maksila dan mandibular tidak jelas. Pada individu yang mengalami dentate,
pengangkatan seringkali tidak diperlukan kecuali apabila memengaruhi kemampuan bicara,
mastikasi, atau kenyamanan pasien secara umum. Namun, setelah gigi hilang, torus bisa
menyulitkan atau bahkan menghakangi pembuatan gigi tiruan. Torus yang besar, berlobus
dengan undercut harus dilakukan tindakan perawatan, sedangkan dokter gigi yang melakukan
restorasi mungkin menganggap torus yang lebih kecil, halus, dan luas yang tidak signifikan.
Pengangkatan torus maksilaris (palatal)
Sebelum pembedahan, komplikasi yang potensial terjadi harus didiskusikan bersama pasien,
yaitu seperti dehisensi luka, nyeri yang berkepanjangan, dan komunikasi oral-nasal
disebabkan tipisnya tulang palatum setelah pengangkatan torus. Dilakukan pencetakan
maksila dan pembuatan studi model. Kemudian torus dikerok pada studi model hingga rata
dengan bagian palatum sekitarnya dan kemudian membuat plat untuk mendukung area torus.
Plat dibuat dengan menggunakan bahan akrilik atau termoplastik. Tepi jaringan lunak
digunakan saat plat ditempatkan setelah pembedahan untuk membantu kenyamanan pasien
dan mencegah pembentukan hematoma.
1. Anestesi lokal dengan epinefrin, dan membuat insisi midline dnegan pelepasan
posterior dan/atau anterior (insisi bentuk Y di kedua ujung). Perlu diperhatikan untuk
membuat flap mukoperiosteal full-thickness tanpa merobek mukosa tipis di atasnya.
Flap palatal modifikasi telah dijelaskan untuk menghindari kemungkinan perforasi.
2. Pengangkatan dapat dilakukan dengan menggunakan rongeurs, rotary instrument
dengan bur akrilik, atau martil dan osteotome, tergantung ukuran torus dan
perlekatannya dengan dasar tulang.
3. Irigasi menggunakan normal saline. Jaringan lunak berlebih dihilangkan, dan flap
ditutup dengan teknik jahit interrupted menggunakan bahan yang dapat diserap.
4. Masukkan stent dengan tissue conditioner.

Anda mungkin juga menyukai