BBDM KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONERGORO
2016
SKENARIO 4
KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Seorang dokter umum merawat seorang pasien laki-laki 60 tahun di sebuah
rumah sakit umum daerah. Pasien tersebut terdiagnosis Stroke Non Hemoragik
dengan komorbid Hipertensi, Infark miokard, dan Diabetes Mellitus. Dokter
tersebut merawat sendiri pasien tersebut tanpa konsul maupun merujuk ke dokter
Spesialis Saraf dan Penyakit Dalam untuk penanganannya. Selama 4 hari perawatan
dokter tersebut baru 1 kali melakukan visite ke pasien.
Referensi :
B. Rumusan masalah
1. Apa jenis pelanggaran yang dilakukan oleh dokter pada kasus tersebut?
2. Bagaimana cara melakukan konsul dan rujukan yang baik dan benar?
3. Apakah dokter telah melakukan pelanggaran bila ia tidak melakukan
visite?
4. Mengapa rumah sakit memperbolehkan dokter umum menangani
pasien stroke? Apakah rumah sakit melanggar aturan?
5. Apa standar praktik dokter umum? Apakah dalam kasus tersebut
termasuk jenis malpraktik?
6. Kasus apa sajakah dapat diterapkan rujukan?
7. Sampai seberapa jauh seorang dokter umum dapat melakukan
perawatan bagi penderita stroke? Dimanakah batasan-batasan yang
mengatur hal tersebut?
C. Analisis masalah
1. Pada kasus tersebut dokter umum telah melakukan pelanggaran
terhadap :
- Hukum, karena dokter secara sengaja tidak memenuhi kewajiban
UUPK Pasal 51 dan dikenakan sanksi administratif
- Etika, karena pada pasal 14 KODEKI tertulis bahwa salah satu
kewajiban seorang dokter adalah melakukan konsul dan rujukan
- Disiplin, karena pada peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, bila
seorang dokter melaksanakan praktik tidak sesuai kompetensi, tidak
melakukan tanggung jawab profesi, atau merusak martabat akan
dikenai sanksi pelanggaran disiplin.
2. Pada KODEKI pasal 14, tertulis cara-cara untuk melakukan rujukan
seperti dokter perujuk wajib menuliskan resume medis pasien dalam
amplop tertutup agar teman sejawat tersebut mendapat info yang
memadai. Adapun isi resume medis tersebut adalah :
- identitas pasien
- anamnesis
- diagnosis sementara
- pemeriksaan fisik
- terapi/pengobatan yang telah diberikan
3. Hal tersebut merupakan pelanggaran karena pasien rawat inap
seharusnya mendapatkan visite dokter setiap hari selama masa
perawatannya, untuk memantau perkembangan pasien. Dalam SKDI,
disebutkan area kompetensi seorang dokter untuk menjalin komunikasi
efektif dengan pasien. Komunikasi yang efektif hanya bisa didapat jika
dilakukan dengan durasi dan frekuensi yang cukup dan sesuai
kebutuhan. Visite yang terlalu jarang akan menimbulkan inefektivitas
komunikasi antar dokter-pasien.
4. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Pasal 13 ayat 3, disebutkan bahwa
tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku,
etika profesi, menghormati hak-hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien. Dari sini, telah diketahui bahwa dokter tadi telah
melanggar standar profesinya sebagai dokter umum dan kode etik
karena tidak melakukan rujukan. Jadi, sudah jelas dalam kasus ini,
entah ada unsur kelalaian atau kesengajaan, rumah sakit telah
melanggar aturan. Untuk alasan mengapa rumah sakit tidak
menghentikan dokter umum untuk tindakan yang melanggar aturan
tadi, bisa saja karena rumah sakit tidak mengetahui tindakan ini, akibat
kurangnya komunikasi interprofesional rumah sakit. Kemungkinan
lainnya adalah tidak ada dokter yang available pada saat pasien tersebut
dirawat, terutama pada bagian spesialis saraf.
5. Standar praktik dokter umum :
- Mendiagnosis penyakit, melakukan perawatan terhadap penyakit
yang bersifat umum (flu, demam)
- Melakukan praktik medisnya dengan profesionalisme sehingga
dokter memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan
yang berlaku (KODEKI pasal 8)
KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
E. Sasaran belajar
1. Mengetahui makna Kompetensi Dokter Indonesia dan batasan-
batasannya
2. Memahami landasan Kompetensi Dokter Indonesia
3. Mengetahui fungsi Kompetensi Dokter Indonesia
4. Mengetahui sanksi pelanggaran Kompetensi Dokter Indonesia
5. Mengetahui lembaga pengawas Kompetensi Dokter Indonesia
F. Resume
1. Makna Kompetensi Dokter Indonesia
Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu’
Elemen-elemen kompetensi terdiri dari :
a. Landasan kepribadian
b. Penguasaan ilmu dan keterampilan
c. Kemampuan berkarya
d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai
e. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan
keahliandalam berkarya.
b. LANDASAN HUKUM
UU NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK
KEDOKTERAN
UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
Tugas MKDKI:
• menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus
pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan
• menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran
disiplin dokter dan dokter gigi
• Tugas MKDKI-P adalah menerima pengaduan, memeriksa dan
memutuskan ada tidaknya kasus pelanggaran disiplin kedokteran
dan kedokteran gigi dan menentukan sanksi yang diajukan di
provinsi.
b. MKEK
(MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN)
Menurut Pedoman Tata Laksana Kerja Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran
Daftar Pustaka
Mendiknas No. 045/U/2002
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Kode Etik Kedokteran Indonesia
UU NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN
UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
UU NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KESEHATAN
konsil kedokteran indonesia nomor 4 tahun 2011 tentang disiplin
professional dokter dan dokter gigi
UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.15/KKI/PER/VIII/2006