MODUL 1.1
Dokter Tidak Mengikuti Perkembangan Ilmu
BBDM 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS DIPONEGORO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Seorang dokter umum lulusan tahun 1990 menerima pasien dengan keluhan demam 1
hari disertai batuk pilek. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan suhu 38o C,
hiperemi pada tenggorok, jantung paru tidak ada kelainan. Dokter memberi resep yang berisi
antibiotik, parasetamol dan obat batuk. Pasien bertanya kepada dokter mengapa diberi antibiotik
padahal sepengetahuannya dari internet panas 1 hari belum perlu diberikan antibiotik. Dokter
hanya menjawab secara singkat bahwa terapi tersebut sudah biasa diberikan selama belasan
tahun.
1. Mengapa dokter memberikan antibiotik kepada pasien padahal baru satu hari ?
2. Mengapa dokter tidak menjawab pertanyaan pasien dengan reasonable?
3. Mengapa dokter tidak menampung pendapat mengenai penyakit pasien ?
4. Mengapa dokter tidak mengikuti perkembangan ilmu ?
2. Karena dokter hanya berpegang / berpedoman padda ilmu kedokteran pada tahun
1990 tanpa mengikuti perkembangan ilmu dizaman sekarang yang sudah direvisi.
3. Karena tidak adanya Komunikasi Efektif yang terjalin antara dokter dan pasien
dan lebih khususnya dokter tidak memenuhi syarat yaitu memiliki keinginan /
kemampuan untuk mendengar pasien.
4. Karena dokter masih berpegang teguh pada ilmu yang dipelajarinya pada tahun
1990. Dokter jga tidak aktif dalam mengikuti tuntutan perkembangan zaman yang
mana perkembangan ilmu juga terus belanjut. Seharusnya dokter wajib mengikuti
perkembangan ilmu karena dengan semakin berkembangnya zaman, maka
penemuan-penemuan, teori-teori, dan penyakit-penyakit juga akan semakin
berkembang.
1.3.3Peta Konsep
KOMUNIKASI TIDAK
EFEKTIF
2.7 Sikap yang harus dimiliki oleh seorang Dokter agar terjalin Komunikasi Efektif
1. Menciptakan suasana yang nyaman
Isyarat bahwa punya waktu cukup, menganggap penting informasi yang akan diberikan,
menghindari tampak lelah
2. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna
menunjukan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
3. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak
perlu
4. Memperhatikan sikap verbal maupun non verbal ( raut wajah/mimik, gerak/bahasa
tubuh) pasien
5. Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter tetap
menunjukan raut wajah dan sikap yang tenang
6. Melibatkan pasien dlam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan
keputusan
7. Kesediaan dokter menerima keadaan pasien apa adanya bukanlah persetujuan dokter
terhadap perilaku pasien
8. Tanggap
Keterampilan dokter untuk bereaksi terhadap pesan yang tidak langsung atau tidak
lengkap dari pasien
9. Empati
Kemampuan seorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain
tanpa menpengaruhi objektivitas dalam menilai orang tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Debra Roter, D, Hall. JA. 2006. Doctors Talking with Patients/Patients Talking with Doctors:
Improving Communication in Medical Visits. 2nd ed. Fraeger. London
2. Edwards WS, Gordon TS. 1997. Making the Patient Your Partner: Communication Skills for
Doctors and Other Caregivers. 2nd ed. British Library.
3. Kristina TN, Purwanti A, Utari A, Adespin D A, Komunikasi dokter pasien, modul kuliah
komunikasi, semarang, 2013
4. Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
5. Undang-undang Praktek Kedokteran N0 24 tahun 2009