Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BBDM KASUS I

MODUL 1.1
Dokter Tidak Mengikuti Perkembangan Ilmu

BBDM 1

22010115120001 EDWIN NUGRAHA MANURUNG


22010115120002 CHAIRUNNISA WIRDINA
22010115120003 HELENA TANIA CAROLINE
22010115120004 NIHAYATUL ISTIANAH
22010115120005 HANA PERTIWI
22010115120006 GANGGA DEVI PADMA
22010115120007 VANIA CAHYA ARDININGRUM
22010115120008 MHD. AGUNG WIBOWO
22010115120009 CINDY
22010115120010 JUSTIN
22010115120011 VANIA AVISSA SALSABILA
22010115120012 RESQA ALENDRA
22010115120013 FEBBY MARDALITA
22010115120014 TUAHMAN ADITYA NAIBAHO
22010115120015 INTAN PERMATASARI
22010115120016 RARA BADRIYA AGUSTIN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS DIPONEGORO
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Skenario

Dokter tidak mengikuti perkembangan Ilmu

Seorang dokter umum lulusan tahun 1990 menerima pasien dengan keluhan demam 1
hari disertai batuk pilek. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan suhu 38o C,
hiperemi pada tenggorok, jantung paru tidak ada kelainan. Dokter memberi resep yang berisi
antibiotik, parasetamol dan obat batuk. Pasien bertanya kepada dokter mengapa diberi antibiotik
padahal sepengetahuannya dari internet panas 1 hari belum perlu diberikan antibiotik. Dokter
hanya menjawab secara singkat bahwa terapi tersebut sudah biasa diberikan selama belasan
tahun.

1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Kata Sulit

1.3 Kerangka Berpikir


1.3.1 Rumusan Masalah

1. Mengapa dokter memberikan antibiotik kepada pasien padahal baru satu hari ?
2. Mengapa dokter tidak menjawab pertanyaan pasien dengan reasonable?
3. Mengapa dokter tidak menampung pendapat mengenai penyakit pasien ?
4. Mengapa dokter tidak mengikuti perkembangan ilmu ?

1.3.2 Analisis masalah

1. Karena dokter masih menerapkan ilmu kedokteran yang dulu pernah


didapatkannya saat pendidikan tahun 1990. Memang antibiotic dapat
menghambat pertumbuhan mikoroorganisme seperti bakteri, namun apabila
dokter memberikan pasien antibiotik tanpa mengetahui secara pasti apa yang
menjangkiti pasien tersebut dapat menimbulkan berbagai macam efek samping
yakni gangguan pada organ tubuh, reaksi alergi karena obat, terbunuhnya
mikroorganisme yang baik dalam tubuh kita oleh antibiotic, serta menyebabkan
bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi resisten
(kebal/superbugs). Dalam kasus ini, pemberian antibiotic pada pasien juga tidak
berguna apabila pasien ternyata hanya mengalami inflamasi bukannya infeksi
serta apabila yang menjangkiti pasien dalam kasus ini adalah viral dan bukanlah
bakteri. Seharusnya dokter melakukan upaya-upaya untuk mendapatkan diagnosis
yang tepat ( dalam hal ini mengikuti perkembangan ilmu kedokteran terkini)
sehingga melahirkan langkah selanjutnya yang tepat dan bukannya langsung
memberikan antibiotic.

2. Karena dokter hanya berpegang / berpedoman padda ilmu kedokteran pada tahun
1990 tanpa mengikuti perkembangan ilmu dizaman sekarang yang sudah direvisi.

3. Karena tidak adanya Komunikasi Efektif yang terjalin antara dokter dan pasien
dan lebih khususnya dokter tidak memenuhi syarat yaitu memiliki keinginan /
kemampuan untuk mendengar pasien.

4. Karena dokter masih berpegang teguh pada ilmu yang dipelajarinya pada tahun
1990. Dokter jga tidak aktif dalam mengikuti tuntutan perkembangan zaman yang
mana perkembangan ilmu juga terus belanjut. Seharusnya dokter wajib mengikuti
perkembangan ilmu karena dengan semakin berkembangnya zaman, maka
penemuan-penemuan, teori-teori, dan penyakit-penyakit juga akan semakin
berkembang.
1.3.3Peta Konsep

DOKTER KOMUNIKASI PASIEN

TIDAK MEMBERIKAN TIDAK


MENGIKUTI PENJELASAN MENDAPAT
PERKEMBANGAN SINGKAT PENJELASAN
ILMU

KOMUNIKASI TIDAK
EFEKTIF

1.4 Sasaran Belajar


1. Menjelaskan pengertian Komunikasi Efektif antara dokter-pasien
2. Menjelaskan tujuan Komunikasi Efektif antara dokter-pasien
3. Menjelaskan 4 macam model Komunikasi efektif antara dokter-pasien
4. Mengetahui Kode Etik Kedokteran
5. Mengetahui Undang Undang Praktik Kedokteran
6. Mengetahui Standart Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)
7. Menjelaskan sikap yang harus dimiliki oleh seorang dokter
BAB II

HASIL BELAJAR MANDIRI

2.1 Komunikasi Efektif


Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien,
dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam
rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara
verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya,
peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk
mengatasi permasalahannya

Komunikasi efektif merupakan sebuah proses


penyampaianpikiran/informasidariseseorang (Dokter) ke orang lain (Pasien) sehinggaorang lain
tsbmengertibetulapaygdimaksudolehpenyampaipikiranatauinformasi (Dokter).

2.2 Tujuan Komunikasi Efektif Dokter-Pasien


1) Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).
2) Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien, untuk kepentingan pasien
dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.
3) Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien.
4) Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit/masalah
yang dihadapinya.
5) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau hal-hal
yang telah disetujui pasien.
2.3 Model Komunikasi Efektif Dokter-Pasien
1. Model of Activity –passivity Relationship
Dokter bertindak sebagia orang tua yang aktif memerintah ini itu, pasien sebagai anak
kecil yang hanya menurut dan tidak dapat mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit
yang dia rasakan yang menyebabkan dia berobat ke dokter

2. Model of Guidance – cooperation Relatinoship


Dalam berkomunikasi dokter bertindak sebagai orang tua dengan anak yang sudah
berajak dewasa sebagai pasiennya. Dokter tetap penentu kebijakan tunggal namun
bersifat arahan bukan perintah.

3. Model of Mutual – participation Relationship


Ibarat dua orang yang bekerjasama saling melengkapi satu sama yang lain. Dokter
bukanlah satu-satunya pihak aktif karena pasien juga aktif dalam menyampaikan
keluhan.

4. Model of Provider – consumer Relantionship


Pasien diibaratkan sebagai konsumen, dimana “konsumen adalah raja” dan dokter adalah
pelayan. Tugas dokter adalah memberikan pelayanan terbaiknya untuk konsumen.

2.4 Kode Etik Kedokteran yang berhubungan dengan skenario 1


a. Pasal 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya dan hak
tenaga kesehatan lainnya serta harus menjaga kepercayaan pasien.
b. Pasal 8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik fisik maupun psiko-sosial, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyrakat yang sebenarnya
c. Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan
sesuatu pemeriksaan atau pengobatan maka atas persetujuan pasien, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
d. Pasal 17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran / kesehatan.

2.5Undang- Undang Praktik Kedokteran


Undang-undang praktik kedokteran
a. UU No. 29 tahun 2004 Pasal 51
Pasal 51 menyebutkan bahwa kewajiban dokter atau dokter gigi salah satunya
point “e” yang berbunya :
“menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi”
b. UU No. 23 tahun 1992 Pasal 53 ayat 2
“Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi
standar profesi dan menghormti hak pasien

2.6 Standart Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)


Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

1. Mawas diri dan pengembangan diri


1.1. Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan,
mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti
penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan
serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.
1.2. Lulusan dokter mampu:
1.2.1 Menerapkan mawas diri
 Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis,
dan budaya diri sendiri
 Tanggap terhadap tantangan profesi
 Menyadari leterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada
yang lebih mampu
 Menerima dan merespon positif, umpan balik dari pihak lain
untuk pengembangan diri

1.2.2 Mempraktikkan belajar sepanjang hayat


 Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan
 Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi

1.2.3 Mengembangkan pengetahuan baru


 Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyrakat serta
mendiseminasikan hasilnya.

2.7 Sikap yang harus dimiliki oleh seorang Dokter agar terjalin Komunikasi Efektif
1. Menciptakan suasana yang nyaman
Isyarat bahwa punya waktu cukup, menganggap penting informasi yang akan diberikan,
menghindari tampak lelah
2. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna
menunjukan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
3. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak
perlu
4. Memperhatikan sikap verbal maupun non verbal ( raut wajah/mimik, gerak/bahasa
tubuh) pasien
5. Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter tetap
menunjukan raut wajah dan sikap yang tenang
6. Melibatkan pasien dlam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan
keputusan
7. Kesediaan dokter menerima keadaan pasien apa adanya bukanlah persetujuan dokter
terhadap perilaku pasien
8. Tanggap
Keterampilan dokter untuk bereaksi terhadap pesan yang tidak langsung atau tidak
lengkap dari pasien
9. Empati
Kemampuan seorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain
tanpa menpengaruhi objektivitas dalam menilai orang tersebut
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Debra Roter, D, Hall. JA. 2006. Doctors Talking with Patients/Patients Talking with Doctors:
Improving Communication in Medical Visits. 2nd ed. Fraeger. London
2. Edwards WS, Gordon TS. 1997. Making the Patient Your Partner: Communication Skills for
Doctors and Other Caregivers. 2nd ed. British Library.
3. Kristina TN, Purwanti A, Utari A, Adespin D A, Komunikasi dokter pasien, modul kuliah
komunikasi, semarang, 2013
4. Kode Etik Kedokteran Indonesia 2012
5. Undang-undang Praktek Kedokteran N0 24 tahun 2009

6. Wasisto, Broto .2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia


7. Ciimay’s , 2011 BlockICT – Komunikasi Efektif Dokter Pasien ciimays.blogspot.com/2011/07/blok-
ict.html?m=1
8. http://www.academia.edu/8278201/Konsil_Kedokteran_Indonesia_KOMUNIKASI_EFEKTIF
_DOKTER-PASIEN

Anda mungkin juga menyukai