Anda di halaman 1dari 5

Makna Dokter

Oleh Kelvin Kohar

Pendidikan dokter merupakan salah satu program studi yang paling terkenal di
Indonesia. Faktanya, di sebagian besar universitas, program studi pendidikan dokter selalu
menjadi program studi yang favorit dan sangat sulit untuk lolos melalui jalur manapun.
Pendidikan dokter memiliki tujuan untuk menghasilkan dokter-dokter masa depan yang
kompeten, mampu bersaing, dan mampu memenuhi kebutuhan tenaga medis di Indonesia.
Seorang dokter memiliki makna melakukan pengabdian tulus yang besar kepada
masyarakat. Sebagai bentuk pengabdian seorang dokter kepada masyarakat, ada beberapa
makna dari kata “keuntungan” bagi seorang dokter yaitu makna ekonomis, makna spiritual,
makna martabat, dan makna kepuasan batin.
1. Makna ekonomis menekankan bahwa keuntungan yang diperoleh dokter berupa material
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang dokter.
2. Makna spiritual menekankan bahwa seorang dokter selalu membantu orang lain dan
memiliki keuntungan yang dikembalikan hasil akhirnya kepada Tuhan.
3. Makna martabat menekankan bahwa seorang dokter mendapatkan keuntungan berupa
menjadi orang yang disegani oleh masyarakat karena dianggap sebagai seseorang yang
berintelektual tinggi.
4. Makna kepuasan batin merupakan keuntungan bagi seorang dokter berupa kepuasan
hatinya apabila pasien yang ia rawat berhasil sembuh dan memberikan suatu ucapan terima
kasih.1
Profesi dokter bukanlah sebuah profesi sembarangan karena membutuhkan perjuangan
yang luar biasa besar dan waktu yang lama untuk mencapai sebuah gelar dokter yang
merupakan inti dari profesi dokter. Perjuangan mencapai profesi dokter membutuhkan
perjuangan yang besar karena seorang mahasiswa kedokteran dilatih untuk mampu menguasai
dan melakukan banyak hal dalam waktu tertentu mengingat materi kedokteran yang sangat
banyak. Sedangkan, waktu yang lama juga diperlukan karena mempelajari tubuh manusia yang
berkaitan dengan tingkat ketelitian, penelitian, dan analisis yang tinggi. Seorang dokter dapat
dijadikan sebagai suatu sarana penghubung antara Tuhan dan manusia dalam membantu
penyembuhan berbagai macam penyakit pada manusia. Menjadi seorang dokter menurut
penulis merupakan suatu bentuk pengabdian dalam masyarakat. Sebuah pertanyaan apabila
seorang dokter bekerja terfokus hanya demi memenuhi ekonomi dirinya sendiri. Seorang dokter
yang baik adalah dokter yang mendedikasikan dirinya untuk masyarakat serta mengabdi pada
masyarakat tanpa mencari keuntungan yang utama. Profesi dokter adalah profesi yang
mengedepankan moralitas yang tinggi yang membantu setiap orang yang membutuhkan. Selain
itu, profesi dokter juga sering dianggap sebagai bentuk panggilan hidup untuk mengabdikan diri
demi sifat kemanusiaan.
Sebagai profesi yang mengabdi dalam bidang jasa, dokter memiliki kode etik profesi
yang menjadi kewajiban untuk diikuti oleh setiap dokter di Indonesia. Tujuan dari adanya kode
etik profesi dokter adalah mencegah adanya perubahan profesi dokter ke arah yang lebih buruk,
menjaga agar dokter tetap profesional dalam menjalankan profesinya, dan sebagai bentuk
kawalan dokter dalam menjalankan profesinya. Kode etik dokter berisi:
1. Seorang dokter wajib untuk menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah
seorang dokter sekaligus kode etik profesi dokter tersebut.
2. Seorang dokter harus menjalankan berdasarkan tingkat profesionalitas yang tertinggi
artinya bahwa menjadi kewajiban bagi setiap dokter untuk memberikan yang terbaik kepada
pasiennya.
3. Sebagai bentuk profesionalitas, seorang dokter harus hati-hati dalam mencoba menguji
penemuan / pengobatan baru yang masih belum diketahui kebenarannya kepada
masyarakat karena dapat meresahkan masyarakat.
4. Seorang dokter harus bersifat tidak dapat dipengaruhi oleh sesuatu hal yang merendahkan
profesi dokter artinya bahwa sifat dokter harus profesional dalam memberikan yang terbaik
bagi pasien di luar adanya intimidasi selain keputusan pasien yang bersangkutan.
5. Seorang dokter harus memiliki sifat yang rendah hati sehingga tidak boleh menyombongkan
/ meninggikan derajat diri sendiri ataupun menurunkan derajat sejawatnya.
6. Seorang dokter tidak diperbolehkan untuk melemahkan psikis pasien dalam bentuk
perbuatan / nasehat terkecuali telah mendapatkan persetujuan dari pasien demi kebaikan
pasien sendiri.
7. Seorang dokter harus bersikap jujur, penuh kasih sayang, memberikan penghormatan atas
Hak Asasi Manusia (HAM), dan kompeten. Kejujuran seorang dokter akan diuji apakah
dokter tersebut lebih mementingkan segi medis atau segi ekonomi ketika menghadapi
kasus tertentu. Sifat penuh kasih sayang dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM)
diperlukan oleh seorang dokter sebagai bentuk ketulusan dalam melayani pasiennya.
Selain kepada pasien, seorang dokter juga harus mempraktikkan sifat kejujuran pada
sejawatnya sebagai upaya menghindari adanya suatu praktik penggelapan uang dan
perendahan martabat derajat sejawatnya.
8. Seorang dokter harus berpegang teguh bahwa ia akan berhadapan langsung dengan insan
manusia sehingga wajib untuk memberikan yang terbaik dalam hal melindungi hidup
manusia.
9. Seorang dokter harus mampu untuk mengabdi kepada kebutuhan masyarakat terutama
dalam bidang aspek kesehatan secara fisik maupun psikologis dan menjadi suatu pendidik
sosialisasi kepada masyarakat.
10. Dalam pekerjaannya sehari-hari, seorang dokter sangat terikat dengan profesi lainnya
seperti pejabat di bidang kesehatan sehingga sangat diperlukan bagi seorang dokter berupa
soft skill untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan berhubungan dengan profesi-profesi lainnya
yang berkaitan.2
Kriteria dokter yang baik telah diatur melalui organisasi kesehatan dunia yaitu WHO
(World Health Organization) yang menerbitkan istilah “5 star doctor”. Tujuan dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) salah satunya adalah untuk menghasilkan dokter yang
mencapai 5 star doctor menurut WHO. Menurut WHO, dunia memerlukan dokter masa depan
yang mampu memenuhi kriteria dokter bintang 5 / 5 star doctor. Kriteria yang terdapat dalam 5
star doctor berupa:
1. Care provider (sebagai penyedia pelayanan kesehatan dan keperawatan)
Dokter sebaiknya menganggap pasien sebagai bagian dari keluarga dan komunitas
sehingga mampu memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta memiliki hubungan saling percaya satu sama lainnya.
2. Decision-maker (pengambil keputusan)
Dokter harus mampu untuk menentukan tindakan apa yang akan ditempuh sebagai tindak
lanjut hasil diagnosisnya. Kemampuan ini sebagai akumulasi perjuangan yang hanya
didapatkan melalui pengalaman dan pembelajaran selama menjadi mahasiswa kedokteran.
3. Communicator (komunikator yang baik)
Dokter harus mampu bersosialisasi berupa mengarahkan dan mengedukasi pasien ke arah
yang baik dan benar sekaligus mampu untuk berhubungan dengan profesi lainnya terutama
bidang kesehatan demi kelancaran tata laksana pengobatan pasien.
4. Community leader (pemimpin masyarakat)
Dokter harus mampu menjadi pemimpin, memberikan contoh perilaku yang baik dan
diterima bagi masyarakat agar mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
khususnya pasiennya.
5. Manager (pengelola managemen)
Dokter harus mampu menjunjung tinggi kesejawatan dengan menganggap teman sejawat
menjadi keluarga sendiri, berhubungan dengan pasien demi kepentingan pasien dan
masyarakat luas.3,4
Penetapan kriteria 5 star doctor oleh WHO memiliki peran penting dalam perkembangan dunia
kedokteran di Indonesia maupun dunia. Salah satunya yaitu menjadi pedoman bagi para dokter
untuk menjadi seorang dokter yang baik dan benar dalam skala internasional. Diharapkan agar
dokter-dokter yang ada mampu untuk menerapkan kriteria 5 star doctor tersebut dalam bidang
medisnya masing-masing.
Sebagai penyedia profesi bidang jasa, dokter juga memiliki standar tersendiri yang
ditetapkan dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Melalui Standar Kompetensi Dokter Indonesia, profesi dokter di Indonesia diharapkan:
1. Mampu bertindak sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia maupun internasional.
Dokter diharapkan agar memiliki profesionalitas yang luhur bahwa setiap perbuatan yang
dilakukan oleh dokter Indonesia didasari dengan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, moral, sosial budaya, dan perilaku taat hukum.
2. Dokter juga diharapkan agar selalu memiliki keinginan untuk mengembangkan diri searah
dengan ilmu pengetahuan yang berkembang menjadi yang lebih modern mengingat
perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat.
3. Komunikasi dalam bidang kesehatan memiliki peran yang sangat penting sehingga dokter
juga diharapkan mampu untuk berkomunikasi secara efektif kepada orang lain baik itu
pasien, masyarakat umum, maupun teman sejawat.
4. Dokter juga diharapkan mampu menilai kebenaran pernyataan yang beredar di masyarakat,
bersosialisasi kepada masyarakat, dan menyampaikan materi tertentu sebagai bentuk
peningkatan pelayanan mutu kesehatan.
5. Dari bidang pengetahuan, dokter juga diharapkan agar mampu menerapkan ilmu-ilmu yang
telah dipelajari saat sedang menempuh pendidikan dahulu seperti ilmu biomedik, ilmu
keterampilan klinis, serta ilmu kesehatan masyarakat agar mampu melakukan diagnosis
yang tepat dan penatalaksanaan yang diperlukan.
6. Dokter juga diharapkan mampu melaksanakan pengabdian ilmunya kepada masyarakat
dalam rangka melakukan promosi / sosialisasi kesehatan, pencegahan, penatalaksanaan,
dan menerapkan berbagai macam kebijakan dalam bidang kesehatan, serta mengelola
sumber daya yang tersedia sebagai upaya untuk memajukan dan mengatasi permasalahan
bidang kesehatan.5
Profesi dokter sangat identik dengan suatu pengabdian. Salah satu dokter yang
memberikan pengabdian penuh kepada masyarakat adalah dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D,
Sp.B, Sp.BTKV. Ia lahir di Padang, Sumatera Barat pada 16 April 1946. Dr. Lie merupakan
alumni dari University Hospital, Cologne, Jerman dan Free University Berlin, Jerman. Walaupun
berasal dari universitas hebat dunia, Dr. Lie tetap setia untuk mengabdi kepada Indonesia
khususnya pada masyarakat kurang mampu yang tinggal di daerah 3T (Tertinggal, Terluar,
Terdepan). Sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat, pada tahun 2003, Dr. Lie
mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) swasta pertama di Indonesia melalui sebuah kapal
berukuran kecil dan Ia sebagai dokter utamanya. Ia mendirikan Rumah Sakit Apung dengan
tujuan untuk melayani masyarakat yang kesulitan mendapat bantuan medis karena adanya
hambatan berupa aspek geografis dan finansial. Dr. Lie mendirikan Rumah Sakit Apung tersebut
terinspirasi dari seorang anak kecil yang rela untuk menempuh perjalanan panjang untuk bisa
dioperasi karena sakit hemangioma / tumor pembuluh darah.
Selain Rumah Sakit Apung (RSA), dr. Lie juga mendirikan Yayasan DoctorShare yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan bantuan medis tanpa mendapatkan
keuntungan. Ia juga berperan dalam mendirikan program Flying Doctor (Dokter Terbang) yang
bertujuan untuk memberikan bantuan medis kepada orang yang membutuhkan di daerah yang
sulit dijangkau seperti daerah pegunungan dan pesisir pantai. Semua program yang dirintis oleh
dr. Lie merupakan suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat Indonesia tanpa mencari
keuntungan sama sekali. Sifat pengabdian seperti ini yang sangat dibutuhkan oleh dokter-dokter
Indonesia mengingat masih dibutuhkannya banyak dokter di Indonesia terutama daerah 3T
(Tertinggal, Terdepan, Terluar).6
Oleh karena itu, menjadi seorang dokter tidaklah mudah karena memiliki banyak kode
etik, standar kompetensi, pengetahuan serta pengalaman yang harus dipenuhi. Dokter yang
baik adalah dokter yang mampu mengabdi pada masyarakat terutama pada daerah 3T
(Tertinggal, Terdepan, Terluar) seperti yang dilakukan oleh dr. Lie Dharmawan melalui program
yang dirintisnya yaitu Rumah Sakit Apung (RSA), DoctorShare, dan Flying Doctor.
Daftar Pustaka

1. Purnama SD. Apa makna "keuntungan" bagi profesi dokter. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma. 2014;5(1):130-138.
2. Yuwono ID. Memahami berbagai etika profesi dan pekerjaan. 1st ed. Sleman, Yogyakarta:
Pustaka Yustisia; 2011.
3. Furman, Saville N. Conversations: The five star doctor. J Altern Med Res. 2012;4(1):115-
117.
4. Boelen C. The five-star doctor: an asset to health care reform? [Internet]. Geneva: World
Health Organization. [cited 2019 Aug 15]. Available from:
https://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf
5. Standar kompetensi dokter Indonesia [Internet]. 2nd ed. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia; 2012. [cited 2019 Aug 16]. Available from:
http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/SKDI_Perkonsil,_11_maret_13.pdf
6. Tanaga S, Triharyanto B. Dokter di jalan kemanusiaan. 1st ed. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia; 2018.

Anda mungkin juga menyukai