Disusun Oleh :
Dokter adalah salah satu profesi yang bekerja di bidang medis. Menjadi
seorang dokter tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan seorang dokter harus
menempuh masa pendidikan dan pelatihan khusus yang cukup panjang.
Seorang dokter juga memiliki tanggung jawab yang besar karena ia
memegang kendali penuh pasien yang ia tangani. Oleh karena itu, tuntutan profesi
seorang dokter semakin tinggi. Seorang dokter dituntut tidak hanya memiliki
keterampilan dan kemampuan yang cukup, melainkan juga perilaku yang
profesional.
Perilaku profesional ini tercermin melalui cara berkomunikasi,
berpenampilan, maupun sikap baik dalam menghadapi masalah pasien yang
sedang ia tangani. Dengan demikian, nantinya akan tumbuh rasa saling percaya
antara pasien dengan dokter. Profesionalisme menjadi nilai penting yang harus
tercermin dalam diri seorang dokter.
Perilaku profesional lebih mengarah pada tindakan seorang dokter,
sedangkan profesionalisme lebih mengarah pada sifat atau nilai yang harus
tertanam dalam diri dokter. Ketika rasa percaya antara pasien dengan dokter
tumbuh, pasien tersebut akan merasa nyaman berkomunikasi. Hal ini pula akan
mempermudah tugas dokter dalam mendapatkan informasi dari pasien mengenai
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan tetapi, saat ini telah terjadi banyak penyimpangan perilakua
profesional dokter. Hal ini terjadi karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya
adalah besarnya jumlah pasien yang tidak sebanding dengan jumlah dokter,
berlakunya sistem jaminan kesehatan, serta kepribadian dokter itu sendiri yang
memiliki motivasi akan uang.
Oleh karena itu, tim penulis akan membahas lebih lanjut mengenai perilaku
profesional dokter yang sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) dan beberapa penyimpangan yang terjadi saat ini.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dokter
PEMBAHASAN
Pada hakikatnya seorang dokter harus memiliki perilaku yang
sesuai dengan kode etik seorang dokter. Kode etik ini sendiri dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Mulai dari cara berpakaian, bersikapnya, dan
bertutur kata. Saat pertama kali bertemu dengan seorang dokter, maka hal
yang pertama kali dapat dilihat adalah penampilannya. Hal fundamental
kedua adalah karakter sikap ramah. Dengan adanya sikap ramah ini, maka
cara bertutur kata akan mengikuti sikap yang dicerminkan oleh dokter.
Perilaku ini harus memiliki unsur-unsur profesionalisme seperti altruisme,
akuntabilitas, keunggulan, tugas dan kewajiban, integritas dan
kehormatan, serta dapat menghormati orang lain.
Altruisme sendiri memiliki arti mengutamakan kepentingan umum
terlebih dahulu sebelum kepentingan diri sendiri. Seorang dokter yang
mengikuti kode etik dengan benar harus dapat mengaplikasikan altruisme
ini dalam pekerjaannya. Sebagai contoh penerapan unsur ini adalah sikap
dokter yang menerima panggilan mendadak saat ia sedang tidak bertugas.
Seorang dokter harus dengan sigap datang dan menangani pasien tersebut.
Selanjutnya adalah unsur akuntabilitas. Akuntabilitas adalah
menanggapi apa yang dibutuhkan seorang pasien dan mengikuti standar
praktik atau prosedur yang sudah ditentukan. Akuntabilitas ini juga bisa
berarti seorang dokter juga harus berpartisipasi dalam kesehatan
masyarakat. Contoh penerapan unsur ini adalah ketika dokter menangani
seorang pasien yang sedang sakit dan memberi obat yang sesuai dengan
prosedur.
Unsur berikutnya adalah unsur keunggulan. Pada unsur ini seorang
dokter dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas. Dituntut untuk
dapat memahami pengetahuan yang luas agar juga dapat mengikuti
perkembangan atau kemajuan dibidang kesehatan. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan seorang dokter untuk menambah pengetahuannya.
Contohnya adalah dengan mengikuti berbagai seminar kedokteran,
membaca banyak buku mengenai kesehatan, dan melakukan diskusi
bersama dokter lain. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan
kedokteran terus berkembang seiring berjalannya waktu sehingga seorang
dokter harus selalu mengetahui hal-hal baru yang berkaitan mengenai
kesehatan.
Pada beberapa kasus menunjukkan bahwa masih banyak perilaku
dokter yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai harapan pasien.
Pelayanan yang tidak memenuhi harapan dapat berdampak secara umum
pada kepuasan pelayanan oleh dokter. Selain dampak kepuasan, pelayanan
yang kurang menyenangkan bisa berdampak pada medical error.
Tugas dan kewajiban seorang dokter ialah melayani masyarakat
tanpa pandang bulu. Seorang dokter juga tidak boleh memiliki prasangka
awal yang buruk terhadap seorang pasien, terlebih dengan orang atau
pasien yang baru ditemui. Maka menjadikan pasien sebagai partner sangat
memungkinkan dokter bisa melakukan anamnesa terhadap pasien. Saat
menjalankan praktiknya, seorang dokter juga harus lebih memprioritaskan
kesehatan pasien daripada administrasi pasien pada rumah sakit.
Dalam menjadi seorang dokter, tugas dan kewajiban sebisa
mungkin harus dijalankan beriringan. Tugas menjadi seorang dokter
adalah melakukan pelayanan dalam bidang medis. Seperti mendiagnosa
keluhan yang dialami oleh seorang pasien. Memberi konsultasi tentang
penyakit yang dialami seorang pasien. Dalam pemberian konsultasi ini,
seorang dokter tidak hanya menjawab pertanyaan dari sang pasien, tetapi
juga bagaimana menyadarkan pasien tentang pentingya mengetahui literasi
kesehatan. Memberi resep obat, pada poin ini dokter harus membuat sang
pasien paham bagaimana cara kerja obat dan kapan waktu yang tepat
untuk mengonsumsi obat tersebut. Memberi saran atau pola hidup yang
sehat juga merupakan salah satu tugas dokter untuk menyadarkan pasien
untuk lebih mengetahui tentang literasi kesehatan.
Dalam menjalankan tugas menjadi seorang dokter. Nilai pertama
menjadi seorang dokter harus gigih. Dalam masa menjalani edukasinya,
seorang dokter tidak cukup belajar dalam buku yang dicetak. Tetapi dalam
menjalani kehidupan sehari-hari, juga bisa digunakan sebagai subjek
pembelajaran seorang dokter. Poin professional seorang dokter bisa kita
pelajari dalam kita memandang perilaku setiap orang yang kita amati. Kita
bisa belajar dari lingkungan. Salah satu contohnya ketika kita dalam
kegiatan seminar, kita bisa belajar dari pembicara atau narasumber. Mulai
dari materi apa yang disampaikan atau bagaimana perkembangan ilmu
dalam dunia kedokteran maupun kesehatan saat ini, atau bisa juga
menambah keterampilan dalam poin berbicara atau berkomunikasi di
depan para pendengar. Dari cara ini, bisa diaplikasikan ketika kita
langsung berhadapan dengan seorang pasien.
Sedangkan, dalam poin kewajiban menjadi seorang dokter. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kewajiban itu sendiri adalah
“sesuatu yang diwajibkan; sesuatu yang harus dilaksanakan; keharusan.”
Jadi, kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Contoh kewajiban menjadi seorang dokter yang terutama
tidak hanya sekadar menjadi tempat konsultasi, tetapi juga menjadi tempat
curhat yang nyaman bagi seorang pasien maupun orang lain walaupun
belum pernah bertemu. Perilaku ini menjadi poin tersendiri terhadap
kenyamanan seorang pasien maupun orang lain. Agar bisa
mengaplikasikan poin ini, maka kita perlu melatihnya dari awal. Selain
kewajiban ketika berhadapan dengan pasien, seorang dokter juga
mempunyai kewajiban terhadap sejawat, salah satunya adalah
memperlakukan teman sejawat seperti dia ingin diperlakukan.
Integritas menjadi seorang dokter bisa dikatakan sebagai
konsistensi dalam perilaku profesional dokter yang harus mau melayani
masyarakat. Perasaan puas seorang pasien salah satunya ditentukan oleh
integritas seorang dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Contohnya, seorang pasien berkonsultasi tentang keluhan yang sedang
dialami. Seorang dokter tidak hanya memberi layanan medis, tetapi juga
harus bisa memberi rasa nyaman kepada seorang pasien. Memberi rasa
nyaman terhadap pasien juga harus dilakukan dengan tulus, tidak bisa
dilakukan dengan cara berpura-pura.
Aspek Kehormatan juga sangat melekat dalam diri seorang dokter.
Seorang dokter harus menjaga kehormatan para pasiennya serta
kehormatan dirinya sendiri pula. Kehormatan para pasien dapat dijaga
dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut adalah :
KESIMPULAN
Pada hakikatnya seorang dokter harus memiliki perilaku yang
sesuai dengan kode etik seorang dokter. Kode etik ini sendiri dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Mulai dari cara berpakaian, bersikapnya, dan
bertutur kata.