Kelas B
Profesionalisme menjadi kompetensi utama yang wajib dikuasai oleh seorang dokter.
Oleh karena itu, diperlukan kajian untuk mendapatkan pemahaman dari dokter itu sendiri
tentang profesionalisme dan metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada institusi
kedokteran.
Sikap dan perilaku menjadi standar dalam profesionalisme karena hal tersebut adalah
bagian yang tampat dan dapat diamati. Sikap merupakan tendensi seseorang untuk bereaksi
terhadap suatu objek dan kejadian. Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh informasi yang
diperoleh, sehingga nilai-nilai yang baik seperti agama, kearifan loka, etika, dan moral, serta
aturan diharapkan dapat membentuk sikap yang baik pula. Sikap akan menstimulasi
pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku individu dalam kesehatan dan kedokteran
merupakan perpaduan beberapa faktor yang saling memengaruhi. Salah satu faktor itu adalah
faktor individu, dengan sikap, kepribadian dan persepsi menjadi sebagian komponen
penyusunnya. Oleh karena itu, pengenalan terhadap nilai-nilai positif akan menimbulkan
sikap yang positif dan akhirnya membentuk perilaku yang positif pula.
Perilaku profesional dalam kedokteran merupakan tindakan dari pelaksana medis yang
dapat diamati sesuai denga standar etika yang berlaku. Komponen perilaku dalam
profesionalisme kedokteran yang berlaku memiliki kesamaan dengan komponen perilaku
profesional yang dinyatakan oleh beberapa ahli di seluruh dunia. Menurut Andrias Harefa
(2004:137) bahwa profesionalisme pertama-tama adalah soal sikap. Hal-hal yang dianggap
mewakili sikap profesionalisme yaitu keterampilan tinggi, pemberian jasa yang berorientasi
pada kepentingan umum, pengawasan yang ketat atas perilaku kerja dan suatu sistem balas
jasa yang merupakan lambang prestasi kerja.
Sebuah kasus kelalaian seorang dokter telah terjadi di suatu rumah sakit. Dokter ini
merupakan dokter yang baru tamat dalam pendidikannya dan telah mendapatkan izin praktek.
Kelalaian yang dilakukan oleh dokter ini adalah pembiaran yang terlalu lama terhadap
seorang pasien luka bakar akibat mesin disel yang meledak di tempat kerja pasien. Hal ini
berakibat pada tiga hari setelah dilakukannya operasi pasien ini meninggal. Dokter yang
bertanggung jawab juga lalai dengan tidak memperhatikan anjuran dari dokter spesialis bedah
agar tidak mengizinkan keluarga pasien memasuki wilayah kamar pasien dikarenakan
beberapa hal. Akibatnya, keluarga pasien tidak mau membayar biaya operasi dan pengobatan
dikarenakan pasien tadi meninggal setelah dilakukannya operasi.
Kelalaian merupakan suatu tindakan yang tidak profesional. Di sinilah seorang dokter
dituntut untuk profesional dalam melakukan setia tugas yang ada agar ada kenyamanan di
antara dokter dan pasien.