Anda di halaman 1dari 3

RESUME KULIAH FILSAFAT

PENGEMBANGAN ETIKA RUMAH SAKIT


Nama/NPM/Prodi : Windy Atika Hapsari/2206097343/Dermatologi dan Venereologi
Narasumber : Prof. dr. Budi Sampurna, DFM., S.H., SpFM(K), Sp.KP
Hari/Tanggal/Jam : Senin/5 September 2022/Pkl 08.00-09.40

Rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang aman, berkualitas, dan


menjunjung tinggi norma-norma etika, disiplin dan hukum sehingga pasien sembuh dan dapat
memberikan apresiasi yang tinggi atas pelayanan yang diberikan rumah sakit. Untuk mencapai
hal tersebut, maka seluruh staf dan karyawan serta peserta didik di rumah sakit harus
berkomitmen memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak dengan empati, jujur, dan memiliki
kepedulian yang tinggi. 

 Dalam rangka membentuk tata kelola pelayanan di rumah sakit yang baik, maka
dibuatlah Pedoman Perilaku Pegawai (Code of Conduct), yang disusun sebagai standar cerminan
dari berbagai norma yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi
norma etik, tata krama, disiplin, dan norma hukum, yang merupakan bagian dari
budaya keselamatan rumah sakit untuk mencapai visi dan  misi. Panduan Perilaku Pegawai
(Code of  Conduct) ini dibuat sebagai acuan bagi setiap staf dan karyawan serta peserta didik,
agar bersikap, bertindak, menjalankan fungsi dan perannya baik sebagai penyedia layanan
maupun penyelenggara pendidikan dengan baik dan benar dalam memberikan pelayanan
kesehatan dengan empati, jujur, dan memiliki kepedulian yang tinggi baik di dalam maupun di
luar rumah sakit.

Etika merupakan pemikiran kritis tentang berbagai ajaran dan pandangan moral. Etika
sering disebut filsafat moral, karena berhubungan dengan adat istiadat, norma - norma, dan nilai
- nilai yang menjadi pegangan dalam suatu kelompok atau seseorang untuk mengatur tingkah
laku. Teori etika, kaidah dasar bioetik, dan clinical ethics harus diterapkan dalam pengambilan
keputusan klinis yang harus berlandaskan pada kedokteran berbasis bukti, kepentingan terbaik
bagi pasien, dan pilihan pasien atau keluarga pasien.

Pedoman kode etik Rumah sakit merupakan kodifikasi norma umum, etika, disiplin, dan


norma hukum yang mengikat kewajiban bagi setiap staf dan karyawan serta peserta didik Rumah
Sakit. Kerangka kerja Rumah Sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran,
admisi/penerimaan pasien rawat inap, pemindahan pasien (transfer), pemulangan pasien
(dischart), dan pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis maupun
profesional yang bukan kepentingan pasien. Pada keadaan seperti ini harus dilakukan diskusi
terlebih dahulu dengan pasien atau keluarga pasien agar dapat memberikan keputusan terbaik.

Untuk menjaga hubungan antar tenaga medis di Rumah Sakit, dibutuhkan sikap saling
menghormati antar profesi, informatif dan kooperatif, kolaborasi dalam memberikan pelayanan
terbaik, tidak menceritakan kejelekan tenaga kesehatan lain di hadapan pasien, dan kejujuran.

Etika pelayanan diterapkan mulai dalam pengisian rekam medis, informed consent,
menjaga kerahasiaan kedokteran, konsultasi etik pelayanan, penyelesaian dan pengkajian
masalah etik dalam pelayanan Rumah Sakit. Hubungan antar profesi juga membutuhkan etika
antar profesi, yang diterapkan dalam tanggung jawab memberikan delegasi antar profesi, sistem
rujukan, dan dalam melakukan serah terima pasien.

Pasien pada umumnya memiliki hak untuk menentukan tindakan medis yang akan
dijalaninya, selama pasien dewasa dan dinilai berkompeten dalam mengambil keputusan,
sekalipun pilihan pasien dapat membahayakan nyawanya. Ketika pasien dinilai tidak
berkompeten dalam mengambil keputusan, hak-haknya diberikan kepada keluarga pasien
tersebut.

Pada situasi end of life care, sering kali harus mengambil keputusan yang bertentangan
dengan hukum, seperti mengakhiri hidup pasien kritis. Selama keluarga pasien setuju,
pertimbangan ini dianggap legal dalam kasus-kasus seperti penghentian alat-alat life support
pasien jika dinilai tata laksana sudah sia-sia atau euthanasia.

Euthanasia dalam perspektif HAM merupakan pelanggaran karena menyangkut hak


hidup dari pasien yang harus dilindungi. Dilihat dari segi perundang-undangan dewasa ini, belum
ada pengaturan yang baru dan lengkap tentang euthanasia. Kode etik kedokteran Indonesia,
mengartikan eutanasia dalam tiga arti yaitu berpindahnya ke alam baka yang tenang dan aman,
saat sakaratul maut penderitaan si sakit diringankan dengan memberikan obat penenang,
mengakhiri penderitaan sekaligus kehidupan seseorang yang sakit dengan sengaja atas
permintaan pasien sendiri atau keluaganya. Persyaratannya adalah kondisi pasien kritis, penyakit
tidak dapat disembuhkan, sudah konsultasi dengan komite etik, dan pasien atau keluarga pasien
menyetujui.

Status do not resuscitate (DNR) dapat diberikan kepada pasien atas persetujuan pasien
atau keluarga pasien, dengan catatan pengambil keputusan sudah mengerti betul mengenai
manfaat resusitasi dan prognosis yang tidak baik dalam kondisi penyakit pasien.

Sebagai tenaga medis, etika Rumah Sakit dan tanggung jawab terhadap pasien harus
selalu diterapkan dalam bekerja karena sesuai dengan kewajiban secara hukum. Kepedulian
kepada pasien akan memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan pasien.

Anda mungkin juga menyukai