Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH FILSAFAT

FILSAFAT ILMU & POTENSI TERAPAN DI PELAYANAN KEDOKTERAN


Nama/NPM/Prodi : Windy Atika Hapsari/2206097343/Dermatologi dan Venereologi
Narasumber : Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K)
Hari/Tanggal/Jam : Senin/29 Agustus 2022/Pkl 13.00-15.00

Jika kembali kepada filosofi, filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti
cinta kebijaksanaan, filsafat merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting karena
bercita-cita untuk mencapai makna hidup paling hakiki. Dalam kehidupan kedokteran, dokter
diberikan ilmu untuk menjabat profesi dokter, filosofi awalnya adalah memberikan pertolongan,
serta bertugas mengembalikan fungsi pasien tersebut seperti sebelum dia sakit.

Seperti apa sikap seorang dokter mendapatkan kenyataan bahwa dalam konteks kekinian,
nilai-nilai kedokteran menjadi perubahan yang signifikan. Jika kita membaca filosofi dari para
dokter terdahulu, jaman dahulu dokter mempunyai posisi di kaki-tangan para raja. Dimana
seluruh kebutuhan hidup dokter ini menjadi tanggungan raja itu. Ketika seorang dokter
mengalami masalah seperti ini seorang dokter istilahnya seperti memaksa pasien untuk berobat,
di luar bahwa berhasil atau tidak. Seharusnya sikap itu juga ada pada saat ini. Tugas seorang
dokter adalah harus mampu menggiring pasien dilakukan tindakan medis. Secara filosofi seorang
pasien tidak berhak menolak pengobatan karena pasien sudah dengan rela dating ke rumah sakit
untuk berobat. Dan dia yakin Ketika dia yakin dating ke rumah sakit adalah untuk sembuh atau
mengembalikan fungsi dia seperti dia sebelum sakit. Apa yang di inginkan seorang pasien adalah
seorang dokter harus memberikan pengetahuan untuk pasien.

Kaus lain contohnya lelaki dewasa memiliki sakit perut, tidak ada demam, tidak ada
indikasi operasi, namun di rumah sakit sedang invasive tindakan untuk bedah. Apa yang akan
Anda lakukan? Untuk lulusan UI saya berharap bahwa jangan memikirkan materi ketika
berhadapan dengan pasien. Tujuan kuliah ini adalah men setting mindset anda agar tidak selalu
tertarik akan dana dan keuntungan namun lebih ke cost effectiveness pasien. Terdapat paradigma
sosial saat ini yang memiliki pergeseran makna saat ini, dimana seharusnya dokter mengusung
utama paradigma sosial, namun saat ini dokter juga dituntut untuk melihat dari segi ekonomi.
Paradigma materialistic adalah realita yang terjadi di kedokteran saat ini. Keduanya memiliki sisi
baik dan buruk.
Di era JKN saat ini, kita dihadapkan pada kasus sulit sesuai perekonimian dimana plafon
tidak mencukupi tiap penyakit. Sedangkan di sisi lain kita di tuntut agar maksimal dalam
pelayanan tanpa harus pasien mengeluarkan uang dan dokter tidak mendapat keuntungan. Ada
situasi dimana dokter harus dihadapkan situasi dilematis. Tetapi dokter harus bisa menangani hal
tersebut dengan bijak. Karena kembali lagi filosofi mengarahkan kita kepada hal yang sangat
pas. Jika kuat filosofinya maka kita tidak akan terjebak dengan kondisi-kondisi keadaan yang
tidak masuk akal, contoh kasus pasien meminta klaim asuransi dengan memotong jarinya.
Tujuan utama kita melayani pasien adalah mengembalikan fungsi.

Dalam pemahaman dokter skill-full atau teknologi keilmuan terbukti, kemudian saat itu
tidak ada faktor yang menghalangi, pasien tidak ada hak untuk menolak. Karena fasilitas dan
segala sesuatunya memadai dan tidak merugikan pasien. Berbeda dengan kehidupan terdahulu
tidak ada hak pasien untuk menolak, karena keilmuan dimiliki oleh dokter bukan oleh pasien.
Saat ini terjadi pergeseran makna, pasien bisa menolak karena melihat dari berbagai segi, materi
dan dilihat dari aspek teknologi. Pasien saat ini sangat berpengaruh terhadap opini di media
sosial bukan pada evidence based. Dalam dunia kedokteran, pentingnya paradigma sosial
dibandingkan materialistik adalah lebih mudah untuk menerima segala sesuatu apabila terjadi
risiko dan mewujudkan hubungan dokter-pasien yang lebih baik (potensi konflik lebih kecil).

Anda mungkin juga menyukai