Anda di halaman 1dari 75

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI KOMPLEMENTER DI DESA


CULTURA”

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 10

NENDA TANGKUMAN 16061099

IRIANAN RUIMASSA 16061018

BERIA ESSAU 16061081

BELLA VISTA 16061008

FAKULTAS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITASS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2019
DAFTAR ISI

Cover
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................................... 17
KERANGKA KONSEP........................................................................................................... 17
BAB V ..................................................................................................................................... 22
ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................................. 22
BAB VI .................................................................................................................................... 73
PENUTUP................................................................................................................................ 73

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti pengobatan
dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and
Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai system,
modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan.
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke pengobatan
komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular di perbincangkan di kalangan
masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka
yang patah tulang ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah
Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi
memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam
subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri.
Di negara tersebut ada 39% terlihat warga yang mengunjungi klinik pengobatan komplementer,
69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28 (32,4%) lainnya nyeri
tungkai (Peleg, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana (2006), Negara-negara di
Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer
yang mereka terima. Bahkan di Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal
untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan
pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degenerative, dan kanker. WHO
juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 –80% dari seluruh
penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Beberapa rumah sakit di
Indonesia, pengobatan komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau
1
sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional. Terapi
komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan dokter.
Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional komplementer bisa didapatkan hasil
terapi yang lebih baik. Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker “Dharmais“ Jakarta merupakan salah
satu dari 12 rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk melaksanakan
dan mengembangkan pengobatan komplementer ini dan 12 rumah sakit lainnya adalah Rumah
Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Kandou
Manado, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI AL
Mintoharjo Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Orthopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten
(Kemenkes, 2011). Daerah Sukoharjo terdapat banyak pengobatan komplementer dan yang
masuk sebagai sarana pelayanan pengobatan swasta. Data yang tercatat di Dinas Kesehatan
Sukoharjo dalam satu tahun terahir ada 94 pengobatan komplementer dan tradisional, diantara 12
kecamatan di Sukoharjo ada beberapa kecamatan yang banyak terdapat pelayanan pengobatan
tradisional dan komplementer yaitu Kecamatan Grogol ada 15 pengobatan dan Kecamatan
Kartasura ada 10 pengobatan. Dari hasil wawancara pada 10 masyarakat 3 diantaranya
mengatakan takut dengan pengobatan komplementer, 5 orang memilih pengobatan
komplementer dan 2 orang lainnya melakukan pengobatan komplementer dan medis. Data inilah
yang menyebabkan penulis memilih Kecamatan Grogol sebagai tempat penelitian.Diantara
banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan pengobatan komplementer saat ini, ada
beberapa alasan yang menyebabkan mereka takut untuk menggunakan pengobatan komplementer
ialah pengalaman berobat di kedokteran yang tidak kunjung sembuh, banyaknya pengobatan
modern yang gagal, pengobatan komplementer lebih murah dibandingkan dengan pengobatan
modern. Kepercayaan terhadap pengobatan komplementer bahkan budaya juga dapat
mempengaruhi anggapan tersebut.

1.1. Tujuan Penulisan


Tujuan umum dari penulisan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas II. Tujuan khususnya agar supaya dapat berbagi informasi
tentang asuhan keperawatan pada komunitas yang berfokus pada terapi komplementer.

1.2. Sistematika Penulisan


2
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai :
1. Terapi Komplementer
2. Konsep teori keperawatan yang berhubungan dengan terapi komplementer
3. WOC (Web of Causation) : Menggunakan kerangka konsep teori keperawatan
4. Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
5. Asuhan Keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terapi Komplementer

A. Definisi
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern
(Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi
komplementer jugam ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari
oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al.,
2004).
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain
luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan
ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang
umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM
Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi
komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan
oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan
kesejahteraan. Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut
ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai
dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
psiko, sosial, dan spiritual). Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan
perawat dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer.
Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang
mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai sistem
terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat mengembangkan
pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya tai chi, chikung, dan reiki.
4
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan
terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan
Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan lingkungan untuk
penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses penyembuhan. Selain itu, terapi
komplementer meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien
(Snyder &Lindquis, 2002).
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan tidak dijelaskan
dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya
terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan,
mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan
psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999). Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang
bulan dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons.
Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan belajar. Terapi pijat juga
dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada
anak susah makan (Stanhope, 2004). Terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan
level plasma prostaglandin selama haid (Fontaine, 2005).
Hasil lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah satu aromaterapi
berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur
(Buckle,2003). Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus dan
tuberkulosis (Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit, sedangkan
teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan (Key, 2008). Dr. Carl menemukan
bahwa penderita kanker lebih cepat sembuh dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan
imagery (Smith et al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi meningkatkan suplai
oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas gastrointestinal, dan
mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).
Hasil-hasil tersebut menyatakan terapi komplementer sebagai suatu paradigma baru
(Smith et al., 2004). Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplementer ini beragam
sehingga disebut juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada
integrasi secara menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan
hidup, dan pengembangan spiritual (Hitchcock et al., 1999). Terapi komplementer dengan
demikian dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan penyakit.
5
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun
rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan
terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur
akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok
misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999). Pengobatan
dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan
kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan
dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana.
Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya
membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi
komplementer (Nezabudkin, 2007).
Minat masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer ataupun yang masih
tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung praktik terapi
komplementer dan tradisional di berbagai tempat. Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun
kursuskursus terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang telah
memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional Chinese Medicine (TCM) ke dalam
perguruan tinggi di negara tersebut (Snyder & Lindquis, 2002). Kebutuhan perawat dalam
meningkatnya kemampuan perawat untuk praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini
didasari dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai
kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam
pelayanan keperawatan.

B. Macam-Macam Terapi Komplementer


Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi komplementer
invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana,
terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin,
hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan
terapi lainnya (Hitchcock et al.,1999).
National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) membuat
klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. Kategori pertama,
6
mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan
(imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni.
Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan
tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.
Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis
dan hasil-hasilnya misalnya herbal, makanan). Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan
sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan
kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir,
terapi energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau
mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,
external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu kategori berupa
kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik (Snyder &Lindquis, 2002).
Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan holistik,
nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif (kiropraktik, akupresur &
akupunktur, refleksi, massage); mind-body (meditasi, guided imagery, biofeedback, color
healing, hipnoterapi). Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang
dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti
meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan kecemasan, mempercepat
penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam proses kematian (Hitchcock et al., 1999).
Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui
pentingnya terapi komplementer. Perawat perlu mengetahui terapi komplementer diantaranya
untuk membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien, menjawab pertanyaan dasar
tentang terapi komplementer dan merujuk klien untuk mendapatkan informasi yang reliabel,
memberi rujukan terapis yang kompeten, ataupun memberi sejumlah terapi komplementer
(Snyder & Lindquis, 2002). Selain itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam
mencapai tujuan perawatan integratif (Fontaine, 2005).

C. Peran Perawat
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya
sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan
7
sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan
diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai
pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan
seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum
pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan
melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice.
Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik
pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi
komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan
dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan
untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan
termasuk perawatan alternatif (Smith et al.,2004).

2.2. Konsep Teori Keperawatan

A. Pengantar Teori Keperawatan Oleh Madeleine Leininger


Madeleine Leininger, seorang perawat yang ahli antropologi, mempunyai andil besar
dalam meningkatkan riset dalam perawatan trans-kultural dan dalam merangsang program-
program studi yang erat kaitannya. Ia adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang
pemimpin dalam mengembangkan keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan
yang berfokus pada manusia. Leininger juga adalah seorang perawat professional pertama yang
meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi sosial dan budaya.

8
Teori dan penelitiannya telah membantu mahasiswa keperawatan untuk memahami perbedaan
budaya dalam perawatan, manusia, kesehatan dan penyakit. Dia telah menjadi pemimpin utama
perawat yang mendorong banyak mahasiswa dan fakultas untuk melanjutkan studi dalam bidang
anthropologi dan menghubungkan pengetahuan ini kedalam praktik dan pendidikan keperawatan
transkultural. Antusiasme dan perhatiannya yang mendalam terhadap pengembangan bidang
perawatan transkultural dengan fokus perawatan pada manusia telah menyokong dirinya selama
4 dekade.
Menurut Leininger (2002) Transcultural Nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat, dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia.
Leininger mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu manusia, sehat,
lingkungan, dan keperawatan.
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga, atau kelompok yang memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada.
9
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai,
pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang atau sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-
sakit yang adaptif.

3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial, dan simbolik. Lingkungan fisik
adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan,
pemukiman padat, dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena
tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial
yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat
yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan
yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol
yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup,
bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah perlindungan atau mempertahankan budaya, mengakomodasi atau negoasiasi
budaya dan mengubah atau mengganti budaya klien.

a. Cara I : Mempertahankan budaya

10
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya


Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain misalnya daging ayam, daging
merah, atau telur.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya


Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. The Sunrise Model ( Model Matahari Terbit)

11
Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar diatas. Matahari terbit sebagai
lambang atau simbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini
dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang
membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi
dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan
secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis
hubungan. Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan atau tidak dapat dipisahkan dari budaya
mereka.

Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada
teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar seluruh

12
terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi
keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan
sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang
menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan
panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian
ilmiah.

2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen
yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

1). Faktor Teknologi


Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat
sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

2). Faktor Agama dan Falsafah Hidup


Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di
atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

3). Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,
dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

13
4). Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.

5). Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku


Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

6). Faktor Ekonomi


Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.

7). Faktor Pendidikan


Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan
formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya
didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. Terdapat tiga diagnosa
14
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial
berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.

c. Perencanaan dan Pelaksanaan


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang
tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya
klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing melalui
proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya
akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka
akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Globalisasi menyebabkan masyarakat hidup dalam suasana multikultural yang


disebabkan karena migrasi antar daerah dan negara menjadi lebih mudah. Keperawatan
transkultural menjadi komponen utama dalam kesehatan dan menjadi konstituen penting dari
perawatan, yang mengharapkan para perawat kompeten secara budaya dalam praktek sehari-hari.
Perawat yang kompeten dalam budaya memiliki pengetahuan tentang budaya lain dan terampil
15
dalam mengidentifikasi pola-pola budaya tertentu sehingga dirumuskan rencana perawatan yang
akan membantu memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk kesehatan pasien. Selain itu,
praktik keperawatan memberikan perawatan yang holistik. Pendekatan holistik ini meliputi
perawatan fisik, psikologi, emosional, dan kebutuhan spiritual pasien. Penting untuk menekankan
bahwa perawat harus mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan tersebut agar dapat memberikan
perawatan individual, yang telah ditetapkan sebagai hak pasien dan merupakan ciri praktek
keperawatan profesional.

16
BAB III

KERANGKA KONSEP
3.1 Web Of Causation (WOC)

A. Model Konseptual Madeleine Leininger (Model Matahari Terbit)

Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar diatas. Matahari terbit sebagai
lambang atau simbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini
dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang
membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi
dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan
secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis

17
hubungan. Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan atau tidak dapat dipisahkan dari budaya
mereka.

Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada
teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar seluruh
terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi
keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan
sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang
menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan
panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian
ilmiah.

3.2 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen
yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

1). Faktor Teknologi


Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat
sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

2). Faktor Agama dan Falsafah Hidup


Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di
atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.

18
3). Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,
dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

4). Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup


Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah : posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.

5). Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku


Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang perlu dikaji pada tahap ini
adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

6). Faktor Ekonomi


Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.

7). Faktor Pendidikan


Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan
formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya
didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini
19
adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial
berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.

c. Perencanaan dan Pelaksanaan


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang
tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya
klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing melalui
proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya
akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka
akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien.
20
Globalisasi menyebabkan masyarakat hidup dalam suasana multikultural yang
disebabkan karena migrasi antar daerah dan negara menjadi lebih mudah. Keperawatan
transkultural menjadi komponen utama dalam kesehatan dan menjadi konstituen penting dari
perawatan, yang mengharapkan para perawat kompeten secara budaya dalam praktek sehari-hari.
Perawat yang kompeten dalam budaya memiliki pengetahuan tentang budaya lain dan terampil
dalam mengidentifikasi pola-pola budaya tertentu sehingga dirumuskan rencana perawatan yang
akan membantu memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk kesehatan pasien. Selain itu,
praktik keperawatan memberikan perawatan yang holistik. Pendekatan holistik ini meliputi
perawatan fisik, psikologi, emosional, dan kebutuhan spiritual pasien. Penting untuk menekankan
bahwa perawat harus mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan tersebut agar dapat memberikan
perawatan individual, yang telah ditetapkan sebagai hak pasien dan merupakan ciri praktek
keperawatan profesional.

21
BAB V

ASUHAN KEPERAWATAN

5.1 PENGKAJIAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

1. Nama kepala keluarga : Tn. Bs


2. Umur : 40 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan terakhir : SMP
6. Pekerjaan : Swasta
7. Suku/Bangsa : Banggai/ Indonesia
8. Alamat : kelurahan Bailang lingkungan 3 kecamatan bunaken
9. Komposisi Keluarga :

No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin klg terakhir

1 Ny. N Perempuan 40 Istri SMA IRT

2 Ny. D.A Perempuan 20 Anak SMA Mahasiswa

3 Tn. S.t Laki-laki 13 Anak SD Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga :

No Jenis Data Hasil


1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga


sejahtera II

22
3 Agama Islam
4 Status Sosial ekonomi: Rp. 2.800.000
5 Aktivitas rekreasi Jalan-jalan
6 Alat/media komunikasi Handphone

23
7 Penyakit yang diderita anggota ISPA
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas : tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 1km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Persalinan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Suntikan

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Puskesmas : Bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumur bor , kualitas air bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban : leher angsa, kebersihan jamban :
bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan Kucing


21 Aktivitas fisik Jenis : jogging ± 1 jam
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : kangkung, bayam, terong frekuensi setiap
hari
23 Konsumsi Rokok Ya, 1 bungkus rokok/ hari
24 Konsumsi Alkohol Ya, 1 bulan
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih

Harapan Keluarga :

Tentam, aman dan damai

24
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

1. Nama kepala keluarga : Tn. N


2. Umur : 48 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan terakhir : SMP
6. Pekerjaan : Guru
7. Suku/Bangsa : Banggai/ Indonesia
8. Alamat : Kelurahan Bailang lingkungan 5 kecamatan bunaken
9. Komposisi Keluarga :

No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin klg terakhir

1 Ny. H Perempuan 47 Istri SMA IRT

2 An. E.E Perempuan 21 Anak SMA Mahasiswa

B. Data Kesehatan Keluarga :

No Jenis Data Hasil


1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga


sejahtera II

3 Agama Islam
4 Status Sosial ekonomi: Rp. 1.000.000
5 Aktivitas rekreasi Jalan-jalan
6 Alat/media komunikasi Handphone

25
7 Penyakit yang diderita anggota MAAG
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan RS. Sitti Maryam
9 Jarak pelayanan kesehatan 1km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Angkot
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Rawat Jalan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Suntikan

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Puskesmas : Bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumur bor , kualitas air bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban : leher angsa, kebersihan jamban :
bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan Kucing


21 Aktivitas fisik Jenis : jogging ± 1 jam
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : kangkung, mentimun, terong frekuensi
setiap hari
23 Konsumsi Rokok Tidak
24 Konsumsi Alkohol Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih

Harapan Keluarga :

Tentam, aman dan damai

26
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

10. Nama kepala keluarga : Tn. H.B


11. Umur : 43 tahun
12. Jenis kelamin : Laki-laki
13. Agama : Islam
14. Pendidikan terakhir : SMP
15. Pekerjaan : Swasta
16. Suku/Bangsa : Banggai/ Indonesia
17. Alamat : Ranomut, Paal II
18. Komposisi Keluarga :

No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin klg terakhir

1 Ny. F.M Perempuan 38 Istri SMA IRT

2 A.n. M.M Laki-Laki 14 Anak SD Siswa

3 A.N M.B Perempuan 11 Anak TK Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga :

No Jenis Data Hasil


1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga


sejahtera II

3 Agama Islam
4 Status Sosial ekonomi: Rp. 2.500.000
5 Aktivitas rekreasi Jalan-jalan
6 Alat/media komunikasi Handphone

27
7 Penyakit yang diderita anggota Hipertensi
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas : tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 2 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Persalinan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Suntikan

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Puskesmas : Bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumur bor , kualitas air bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban : leher angsa, kebersihan jamban :
bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan Kucing, burung, hamster


21 Aktivitas fisik Jenis : jogging ± 1 jam
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : kangkung, bayam, terong, kol frekuensi
setiap hari
23 Konsumsi Rokok Tidak
24 Konsumsi Alkohol Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih

Harapan Keluarga :

Tentam, aman dan damai

28
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

19. Nama kepala keluarga : Tn. R


20. Umur : 30 tahun
21. Jenis kelamin : Laki-laki
22. Agama : Islam
23. Pendidikan terakhir : S1
24. Pekerjaan : Guru
25. Suku/Bangsa : Banggai/ Indonesia
26. Alamat : Jln. Bailang Raya
27. Komposisi Keluarga :

No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin klg terakhir

1 Ny. W Perempuan 29 Istri SMA IRT

2 A.n Z Laki-laki 7 Anak SD Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga :

No Jenis Data Hasil


1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga


sejahtera II

3 Agama Islam
4 Status Sosial ekonomi: Rp. 2.500.000
5 Aktivitas rekreasi Jalan-jalan
6 Alat/media komunikasi Handphone

29
7 Penyakit yang diderita anggota ISPA
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan RS. Sitti Maryam
9 Jarak pelayanan kesehatan 3 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Persalinan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Suntikan

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Klinik


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Tidak Eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumur bor , kualitas air bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban : leher angsa, kebersihan jamban :
bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan Kucing


21 Aktivitas fisik Jenis : jogging ± 1 jam
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : kol, sayur campur frekuensi setiap hari

23 Konsumsi Rokok Tidak


24 Konsumsi Alkohol Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih

Harapan Keluarga :

Tentam, aman dan damai

30
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

28. Nama kepala keluarga : Tn. O.K


29. Umur : 53 tahun
30. Jenis kelamin : Laki-laki
31. Agama : Kristen Protestan
32. Pendidikan terakhir : SMP
33. Pekerjaan : Tani
34. Suku/Bangsa : Sangihe/ Indonesia
35. Alamat : Darunu, Jaga. III
36. Komposisi Keluarga :

No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin klg terakhir

1 Ny. A.M Perempuan 51 Istri SMA MRT

2 Tn . J.K Laki-laki 24 Anak S1 Mahasiswa

B. Data Kesehatan Keluarga :

No Jenis Data Hasil


1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga


sejahtera II

3 Agama Kristen Protestan


4 Status Sosial ekonomi: Rp. 3.000.000
5 Aktivitas rekreasi Ke pantai
6 Alat/media komunikasi Handphone

31
7 Penyakit yang diderita anggota Gout
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas : tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 4 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Sepeda Motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Pengobatan Gratis
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Implant

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Rumah : Biang Kampung


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif
17 Akses sarana air bersih Mata air, kualitas air bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban : leher angsa, kebersihan jamban :
bersih
19 Manajemen sampah Dibakar, terurai

20 Jenis hewan Anjing


21 Aktivitas fisik Jenis :Berkebun
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : kangkung, daun Ubi

23 Konsumsi Rokok Tidak


24 Konsumsi Alkohol Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih

Harapan Keluarga :

Tentam, aman dan damai

32
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. M.E.

2. Umur : 49 Thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Kristen Protestan

5. Pendidikan terakhir : SD

6. Pekerjaan : Petani

7. Suku/Bangsa : Sangihe

8. Alamat : Lapango

9. Komposisi Keluarga :

No. Nama Initial Jenis Kelamin Umur Hubungan Klg Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
1. Ny. E.L. Perempuan 43 Istri SMP IRT
2. Nn. Y.E. Perempuan 20 Anak SMA Mahasiswa
3. Nn. Y.E. Perempuan 14 Anak SD Siswi

B. Data Kesehatan Keluarga


No. Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti
2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera/keluarga sejahtera
1/keluarga sejahtera II/keluarga sejatera
III/Keluarga III Plus
3. Agama Kristen Protestan

4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp 5.000.000


5 Aktivitas rekreasi Jenis aktivitas : jalan-jalan,
Dimana : Pantai, Tahuna
Nama tempat : Dakupang
6 Alat/media komunikasi Jenis alat/media : Handphone

33
7 Penyakit yang diderita anggota DM, Hipertensi
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Dimana : Puskesmas, tidak rutin (frekuensi
per bulan) 1 tahun 2 kali
9 Jarak pelayanan kesehatan 2 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Berjalan kaki/ jenis alat transportasi :
motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Penyuluhan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: KB suntik 1 nulan 1 kali
13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS
14 Tempat Persalinan Ibu Dimana : di rumah, Profesi yang menolong
persalinan : Bidan kampung
15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap (jelaskan)
16 Status Pemberian ASI anak tidak eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumber air : pompa, kualitas air : bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban: leher angsa, kebersihan
jamban: bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah, pengelolaan
sampah : kumpul dan bakar
20 Jenis hewan Jenis hewan/vector Penyebab penyakit :
Babi, Ayam,
21 Aktivitas fisik Jenis : membersihkan rumah, berapa lama :
1 minggu 1 kali
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : macam-macam, frekuensi dalam 1
minggu : Tiap hari
23 Konsumsi Rokok Kuantitas,frekuensi : Tidak
24 Konsumsi Alkohol Kuantitas,frekuensi : Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Penggunaan Obat tradisional Ada, obat makatana

34
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. L.S.

2. Umur : 24 Thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Pendidikan terakhir : SMK

6. Pekerjaan : Pegawai Swasta

7. Suku/Bangsa : Sangihe

8. Alamat : Likupang Barat

9. Komposisi Keluarga :

No. Nama Initial Jenis Kelamin Umur Hubungan Klg Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
1. Ny. S.S. Perempuan 20 Istri SMK IRT
2. Nn. A.S. Perempuan 1 Anak - -

B. Data Kesehatan Keluarga


No. Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Besar
2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera/keluarga sejahtera
1/keluarga sejahtera II/keluarga sejatera
III/Keluarga III Plus
3. Agama Islam

4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp 2.000.000


5 Aktivitas rekreasi Jenis aktivitas : jalan-jalan,
Dimana : Manado
Nama tempat : Mantos, Mall
6 Alat/media komunikasi Jenis alat/media : Handphone
7 Penyakit yang diderita anggota Influenza, Apendisitis, Maag

35
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Dimana : Puskesmas, rutin (frekuensi per
bulan) 1 bulan 1 kali
9 Jarak pelayanan kesehatan 1 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Berjalan kaki/ jenis alat transportasi :
berjalan kaki/ motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Penyuluhan kesehatan, Posyandu keliling
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: KB suntik 3 bulan 1 kali
13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS
14 Tempat Persalinan Ibu Dimana : Puskesmas, Profesi yang
menolong persalinan : Bidan
15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap (jelaskan)
16 Status Pemberian ASI anak eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumber air : sumur Bor, kualitas air :
bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban: leher angsa, kebersihan
jamban: bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah, pengelolaan
sampah : kumpul dan bakar
20 Jenis hewan Jenis hewan/vector Penyebab penyakit :
Kambing, Burung
21 Aktivitas fisik Jenis : Olahraga, berapa lama : 1 minggu 1
kali
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : macam-macam, frekuensi dalam 1
minggu : Tiap hari
23 Konsumsi Rokok Kuantitas,frekuensi : Ada, Kalau suka/
jarang
24 Konsumsi Alkohol Kuantitas,frekuensi : Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Penggunaan Obat tradisional Ada, obat makatana

36
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. F.R.

2. Umur : 50 Thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Kristen Protestan

5. Pendidikan terakhir : D3

6. Pekerjaan : Karyawan Swasta

7. Suku/Bangsa : Ambon

8. Alamat : Sorong

9. Komposisi Keluarga :

No. Nama Initial Jenis Kelamin Umur Hubungan Klg Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
1. Ny. J.M. Perempuan 45 Istri SMA IRT
2. Nn. I.R. Perempuan 20 Anak SMA Mahasiswa
3. An. G.R. Laki-laki 8 Anak TK Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga


No. Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti
2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera/keluarga sejahtera
1/keluarga sejahtera II/keluarga sejatera
III/Keluarga III Plus
3. Agama Kristen Protestan

4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp 4.000.000


5 Aktivitas rekreasi Jenis aktivitas : jalan-jalan,
Dimana : Pantai, Mall, Keluar kota
6 Alat/media komunikasi Jenis alat/media : Handphone
7 Penyakit yang diderita anggota Osteoarthritis, Maag, Influenza
keluarga (1 tahun terakhir)

37
8 Tempat Pelayanan kesehatan Dimana : Rumah sakit, dokter praktek
tidak rutin (frekuensi per bulan) hanya jika
ada yang sakit
9 Jarak pelayanan kesehatan 5 km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Berjalan kaki/ jenis alat transportasi :
motor, taksi
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Penyuluhan kesehatan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: KB Pil
13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS
14 Tempat Persalinan Ibu Dimana : di rumah sakit, Profesi yang
menolong persalinan : Bidan
15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap (jelaskan)
16 Status Pemberian ASI anak eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumber air : pompa, kualitas air : bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban: leher angsa, kebersihan
jamban: bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah, pengelolaan
sampah : kumpul dan bakar
20 Jenis hewan Jenis hewan/vector Penyebab penyakit :
Anjing, Tikus, Nyamuk
21 Aktivitas fisik Jenis : olahraga, berapa lama : 1 minggu 1
kali
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : macam-macam, frekuensi dalam 1
minggu : Tiap hari
23 Konsumsi Rokok Kuantitas,frekuensi : Tidak
24 Konsumsi Alkohol Kuantitas,frekuensi : Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Penggunaan Obat tradisional Tidak Ada

38
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. E.T.

2. Umur : 51 Thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Kristen Pantekosta

5. Pendidikan terakhir : S1

6. Pekerjaan : Pendeta

7. Suku/Bangsa : Sangihe

8. Alamat : Kombos Timur Lk II

9. Komposisi Keluarga :

No. Nama Initial Jenis Kelamin Umur Hubungan Klg Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
1. Ny. H.L. Perempuan 48 Istri S1 Guru
2. Tn. Y.T. Laki-laki 20 Anak SMA Mahasiswa
3. Nn. R.T. Perempuan 18 Anak SMA Mahasiswa
4. Nn. S.T. Perempuan 15 Anak SMP Siswi

B. Data Kesehatan Keluarga


No. Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti
2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera/keluarga sejahtera
1/keluarga sejahtera II/keluarga sejatera
III/Keluarga III Plus
3. Agama Kristen Pantekosta

4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp 8.000.000


5 Aktivitas rekreasi Jenis aktivitas : jalan-jalan; makan-makan,
Dimana : Warung Makan, Mall
6 Alat/media komunikasi Jenis alat/media : Handphone
7 Penyakit yang diderita anggota Influenza, Hipertensi, Vertigo

39
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Dimana : Puskesmas, tidak rutin (frekuensi
per bulan) 1 tahun 4 kali
9 Jarak pelayanan kesehatan 900m dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Berjalan kaki/ jenis alat transportasi :
motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Penyuluhan kesehatan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: KB suntik 3 bulan 1 kali
13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS, ASKES
14 Tempat Persalinan Ibu Dimana : di rumah, Profesi yang menolong
persalinan : Bidan kampung
15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap (jelaskan)
16 Status Pemberian ASI anak eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumber air : Air bor, kualitas air : bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban: leher angsa, kebersihan
jamban: bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah, pengelolaan
sampah : Jurang
20 Jenis hewan Jenis hewan/vector Penyebab penyakit :
Tikus, Nyamuk, Lalat
21 Aktivitas fisik Jenis : olahraga, berapa lama : 1 minggu 2
kali
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : macam-macam, frekuensi dalam 1
minggu : Tiap hari
23 Konsumsi Rokok Kuantitas,frekuensi : Tidak
24 Konsumsi Alkohol Kuantitas,frekuensi : Tidak
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Penggunaan Obat tradisional Ada, daun pinahong, rumput macan, daun
mayana, baurut

40
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. M.R.

2. Umur : 51 Thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Pendidikan terakhir : SD

6. Pekerjaan : Buruh Bangunan

7. Suku/Bangsa : Sangihe

8. Alamat : Kombos Timur Lk. II

9. Komposisi Keluarga :

No. Nama Initial Jenis Kelamin Umur Hubungan Klg Pendidikan Pekerjaan
Terakhir
1. Ny. N.S. Perempuan 48 Istri SMA IRT
2. Tn. J.R. Laki-laki 21 Anak SMA Swasta
3. Nn. A.R. Perempuan 19 Anak SMK Swasta
4. An. M.R. Laki-laki 18 Anak SMP Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga


No. Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Besar
2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera/keluarga sejahtera
1/keluarga sejahtera II/keluarga sejatera
III/Keluarga III Plus
3. Agama Islam

4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp 7.000.000


5 Aktivitas rekreasi Jenis aktivitas : Jalan-jalan,
Dimana : Kolam, pantai, Mall
6 Alat/media komunikasi Jenis alat/media : Handphone
7 Penyakit yang diderita anggota Asma, Demam, Influenza, Asam Urat

41
keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Dimana : Puskesmas, tidak rutin (frekuensi
per bulan) 1 tahun 4 kali
9 Jarak pelayanan kesehatan 900m dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Berjalan kaki/ jenis alat transportasi :
motor
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Penyuluhan Kesehatan
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: KB implant
13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : ASKES
14 Tempat Persalinan Ibu Dimana : di Puskesmas, Profesi yang
menolong persalinan : Bidan
15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap (jelaskan)
16 Status Pemberian ASI anak tidak eksklusif
17 Akses sarana air bersih Sumber air : pompa, kualitas air : bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat Jenis jamban: leher angsa, kebersihan
jamban: bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah, pengelolaan
sampah : jurang
20 Jenis hewan Jenis hewan/vector Penyebab penyakit :
Anjing, Kucing, Tikus, Nyamuk, Lalat,
Ayam
21 Aktivitas fisik Jenis : olahraga, berapa lama : 1 minggu 1
kali
22 Konsumsi sayur dan buah Jenis : macam-macam, frekuensi dalam 1
minggu : Tiap hari
23 Konsumsi Rokok Kuantitas,frekuensi : Ada, 1 hari 3 bungkus
24 Konsumsi Alkohol Kuantitas,frekuensi : Ada, kalau ada acara
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Penggunaan Obat tradisional Ada, obats

42
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

1. Nama kepala keluarga :Tn. N.T


2. Umur :48 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama :Kristen Katolik
5. Pendidikan terakhir : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesi
8. Alamat : Kali, Kec Pineleng
9. Komposisi Keluarga :
No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin klg terakhir

1 Y.K P 45tahun istri SMA IRT

2 M.T P 26 tahun anak SMA Swasta

3 V.T L 20 tahun anak SD Swasta

B. Data Kesehatan Keluarga :


No Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera

3 Agama Kristen Protestan


4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp. 2000.000
5 Aktivitas rekreasi Di pantai
6 Alat/media komunikasi Handphone

7 Penyakit yang diderita anggota Gout, Hipertensi


keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas Pineleng, tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 20Km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Mobil

43
11 Jenis pelayanan kesehatan yang -
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Pil

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Di rumah sakit, bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif

17 Akses sarana air bersih PAM, bersih


18 Mempunyai Jamban Sehat Leher angsa, bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan -
21 Aktivitas fisik -
22 Konsumsi sayur dan buah Sayuran hijau setiap hari

23 Konsumsi Rokok -
24 Konsumsi Alkohol -
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Terapi komplementer yang Keluarga masih mempercayai pengobatan
digunakan tradisonal yaitu apa bila batuk masih
mengkonsumsi air jeruk dan kecap.
Juga apabila sakit masih dengan pemijatan
Harapan Keluarga :Keluarga sejahtera

44
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

C. Data Umum

1. Nama kepala keluarga :Tn. J.T


2. Umur :47 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan terakhir : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Suku/Bangsa :Minahasa/Indonesia
8. Alamat : Kali kecamatan pineleng
9. Komposisi Keluarga :
No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin klg terakhir

1 H.T P 45 Tahun Istri SMA Swasta

2 P.T P 24 Tahun Anak SMA Swasta

3 P.T L 20 Tahun Anak SMA Swasta

D. Data Kesehatan Keluarga :


No Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga sejahtera 1

3 Agama Kristen Protestan


4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp. 8.000.000
5 Aktivitas rekreasi Di pantai,kolam berenang
6 Alat/media komunikasi Handphone

7 Penyakit yang diderita anggota Hipertensi, Gout


keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan RS Pancaran Kasih, tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 30Km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Mobil

45
11 Jenis pelayanan kesehatan yang -
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: IUD

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Rumah sakit, Bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Tidak eksklusif

17 Akses sarana air bersih PAM, bersih


18 Mempunyai Jamban Sehat Leher angsa, bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan -
21 Aktivitas fisik -
22 Konsumsi sayur dan buah Sayuran hijau,buah setiap hari

23 Konsumsi Rokok 2 bungkus sehari


24 Konsumsi Alkohol Setiap hari
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Terapi komplementer yang Keluarga masih mempercayai pengobatan
digunakan tradisional dari bahan daun daunan
Harapan Keluarga :Sehat terus

46
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

E. Data Umum

1. Nama kepala keluarga :Tn. P.T


2. Umur :54 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Kristen Katolik
5. Pendidikan terakhir :SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
8. Alamat : Kali kecamatan Pineleng
9. Komposisi Keluarga :
No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin klg terakhir

1 S.T P 54 Tahun Istri SMA Swasta

2 R.T L 27 Tahun Anak SMA Swasta

F. Data Kesehatan Keluarga :


No Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga sejahtera 1

3 Agama Kristen Katolik


4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp.4000.000
5 Aktivitas rekreasi Pantai, kolam berenang
6 Alat/media komunikasi Handphone

7 Penyakit yang diderita anggota Hipertensi, gout


keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas Bahu,tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 25Km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Mobil

47
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Pernah di opname
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Pil KB

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS PNS

14 Tempat Persalinan Ibu Di rumah sakit, bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Tidak eksklusif

17 Akses sarana air bersih PAM, Bersih


18 Mempunyai Jamban Sehat Leher angsa, bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan -
21 Aktivitas fisik -
22 Konsumsi sayur dan buah Sayuran hijau. Buah-buahan setiap hari

23 Konsumsi Rokok 2 bungkus/ hari


24 Konsumsi Alkohol -
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Terapi komplementer yang Masih mempercayai pengobatan tradisional
digunakan
Harapan Keluarga :Keluarga sehat dan sejahtera

48
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

G. Data Umum

1. Nama kepala keluarga :Tn. F.T


2. Umur :51 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama :Kristen Prostestan
5. Pendidikan terakhir :SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
8. Alamat : Kali Kecamatan Pineleng
9. Komposisi Keluarga :
No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin klg terakhir

1 Y.B P 45 Tahun Istri S1 PNS

H. Data Kesehatan Keluarga :


No Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga sejahtera II

3 Agama Kristen Protestan


4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp. 5.000.000/bulan
5 Aktivitas rekreasi Di pantai
6 Alat/media komunikasi Handphone

7 Penyakit yang diderita anggota Hipertensi, kolesterol,gout


keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas, tidak rutin
9 Jarak pelayanan kesehatan 20Km dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Mobil

49
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Pernah di rawat di RS
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Pil KB

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Di rumah sakit, Bidan


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Tidak eksklusif

17 Akses sarana air bersih PAM, Bersih


18 Mempunyai Jamban Sehat Leher angsa, bersih
19 Manajemen sampah Tempat pembuangan sampah

20 Jenis hewan Anjing


21 Aktivitas fisik -
22 Konsumsi sayur dan buah Sayuran hijau setiap hari

23 Konsumsi Rokok 2 bungkus/hari


24 Konsumsi Alkohol 2x seminggu
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Terapi komplementer yang Bapak keluarga tidak lagi mempercayai
digunakan pengobatan tradisional sedangkan ibu masih
sangat mempercayai pengobatan tradisional
Harapan Keluarga : Anggota keluarga sehat terus

50
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. Data Umum

1. Nama kepala keluarga : Tn. C.Y


2. Umur :29 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Kristen Katolik
5. Pendidikan terakhir :SMA
6. Pekerjaan :Wiraswasta
7. Suku/Bangsa :Minahasa/Indonesia
8. Alamat : kali kec Pineleng
9. Komposisi Keluarga :
No N a m a Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin klg terakhir

1 Ny. K.P P 28 Tahun Istri D II PGSD Guru

2 K.Y P 2 Tahun Anak - -

J. Data Kesehatan Keluarga :


No Jenis Data Hasil
1 Tipe Keluarga Keluarga Inti

2 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga sejahtera II

3 Agama Kristen Katolik


4 Status Sosial ekonomi: Penghasilan Penduduk : Rp. 5000.000/Bln
5 Aktivitas rekreasi Jalan – jalan
6 Alat/media komunikasi Handphone

7 Penyakit yang diderita anggota -


keluarga (1 tahun terakhir)
8 Tempat Pelayanan kesehatan Puskesmas
9 Jarak pelayanan kesehatan 2000 m dari rumah
10 Cara mencapai pelayanan kesehatan Sepeda motor

51
11 Jenis pelayanan kesehatan yang Pemeriksaan dan pengobatan gratis
pernah diterima
12 Mengikuti Program KB Jenis pelayanan: Suntik 3 bulan

13 Memiliki Asuransi kesehatan Jenis asuransi kesehatan : BPJS

14 Tempat Persalinan Ibu Rumah sakit


15 Status Imunisasi anggota keluarga Lengkap
16 Status Pemberian ASI anak Eksklusif

17 Akses sarana air bersih Sumur/bersih


18 Mempunyai Jamban Sehat Leher angsa, bersih
19 Manajemen sampah Dibakar

20 Jenis hewan Anjing


21 Aktivitas fisik Ke kebun, olahraga /2x seminggu
22 Konsumsi sayur dan buah Kentang dan wortel+semangka 5x seminggu

23 Konsumsi Rokok 1 bungkus/2 hari(Bapak)


24 Konsumsi Alkohol -
25 Kebersihan lingkungan dan rumah Bersih
26 Terapi komplementer yang Dengan melakukan pemijatan
digunakan
Harapan keluarga agar selalu sehat

52
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.A.E
2. Umur : 46
3. Jenis Kelamin : L
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan Terakhir : SMA
6. Suku/Bangsa : Indonesia
7. Alamat : Watuliney
8. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

No Nama Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga Terakhir
1. Ny.S.O P 43 Istri SMA Ibu Rumah
Tangga,
Petani
2. C.E L 21 Anak SMA Mahasiswa
3. V.E L 17 Anak SMP Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga

No Jenis Data Hasil

1 Tipe Keluarga : Keluarga Inti


2 Tingkat Kesejahteraan Keluarga : Keluarga Sejahtera II
3 Agama : Kristen Protestan
4 Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Penduduk = Rp.4.000.000,00
5 Aktivitas Rekreasi : Jalan-jalan ke tempat wisata
6 Alat/Media Komunikasi : Smartphone
7 Penyakit yang diderita anggota keluarga (1 tahun terakhir) : Diabetes Melitus Tipe 2
8 Tempat Pelayanan Kesehatan : Dokter Praktek
9 Jarak Pelayanan Kesehatan : 500 m
10 Cara Mencapai Pelayanan Kesehatan : Sepeda Motor

53
11 Jenis Pelayanan Yang Pernah Diterima : Pelayanan Kedokteran &
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
12 Mengikuti Program KB : KB Suntik
13 Memiliki Asuransi Kesehatan : BPJS
14 Tempat Persalinan Ibu : Rumah, dibantu bidan
15 Status Imunisasi Anggota Keluarga : Lengkap
16 Status Pemberian ASI Anak : Lengkap
17 Akses Sarana Air Bersih : Sumur, bersih
18 Mempunyai Jamban Sehat : Jamban Leher Angsa,
bersih
19 Manajemen Sampah : Dibelakang rumah,
dibakar
20 Jenis Hewan : Anjing
21 Aktivitas Fisik : Bekerja dikebun, 5-8
jam
22 Konsumsi Sayur dan Buah : Semua jenis, setiap hari
23 Konsumsi Rokok : Tidak
24 Konsumsi Alkohol : Tidak
25 Kebersihan Lingkungan Rumah : Bersih
26 Terapi Komplementer Yang Digunakan : Meminum obat-obat
herbal seperti rebusan daun sirsak dan air jeruk nipis, pijatan

HARAPAN KELUARGA :

Hidup Sejahtera

54
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.A.E
2. Umur : 52
3. Jenis Kelamin : L
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan Terakhir : S2
6. Suku/Bangsa : Indonesia
7. Alamat : Jln.Politeknik, Lingkungan 7
8. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

No Nama Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga Terakhir
1. Ny.C.K P 49 Istri S1 Swasta
2. E.Y.R.E L 25 Anak S1 Mahasiswa
3. B.I.E P 20 Anak SMA Mahasiswa
4. I.Y.E L 12 Anak SD Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga

No. Jenis Data Hasil

1. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga : Keluarga Sejahtera III
3. Agama : Kristen Protestan
4. Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Penduduk = Rp.15.000.000,00
5. Aktivitas Rekreasi : Jalan-jalan ke tempat wisata
6. Alat/Media Komunikasi : Smartphone
7. Penyakit yang diderita anggota keluarga (1 tahun terakhir) : Hipertensi
8. Tempat Pelayanan Kesehatan : Dokter Praktek & RS
9. Jarak Pelayanan Kesehatan : 50 m
10. Cara Mencapai Pelayanan Kesehatan : Jalan kaki
11. Jenis Pelayanan Yang Pernah Diterima : Pelayanan Kedokteran & Pelayanan
Kesehatan Masyarakat

55
12. Mengikuti Program KB : Pil KB
13. Memiliki Asuransi Kesehatan : BPJS
14. Tempat Persalinan Ibu : RS, dibantu dokter&perawat
15. Status Imunisasi Anggota Keluarga : Lengkap
16. Status Pemberian ASI Anak : Lengkap
17. Akses Sarana Air Bersih : Sumur, bersih
18. Mempunyai Jamban Sehat : Jamban Leher Angsa, bersih
19. Manajemen Sampah : Dibelakang rumah, dibakar
20. Jenis Hewan : Anjing
21. Aktivitas Fisik : Olahraga ringan, 2-3 jam
22. Konsumsi Sayur dan Buah : Semua jenis, setiap hari
23. Konsumsi Rokok : Tidak
24. Konsumsi Alkohol : Tidak
25. Kebersihan Lingkungan Rumah : Bersih
26. Terapi Komplementer Yang Digunakan : Memijat ketika merasa tidak enak badan,
kelelahan, memar, dan keseleo.

HARAPAN KELUARGA :

Hidup bahagia dan sejahtera.

56
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.O.E
2. Umur : 57
3. Jenis Kelamin : L
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan Terakhir : S1
6. Suku/Bangsa : Indonesia
7. Alamat : Jln.Politeknik, Lingkungan 7
8. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

No Nama Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga Terakhir
1. Ny.S.M P 53 Istri S1 Guru
2. S.E.E P 18 Anak SMA Mahasiswa
3. S.B.E P 16 Anak SMP Siswa
4. E.E L 12 Anak SD Siswa

B. Data Kesehatan Keluarga

No. Jenis Data Hasil

1. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga : Keluarga Sejahtera III
3. Agama : Kristen Protestan
4. Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Penduduk = Rp.10.000.000,00
5. Aktivitas Rekreasi : Jalan-jalan ke tempat wisata
6. Alat/Media Komunikasi : Smartphone
7. Penyakit yang diderita anggota keluarga (1 tahun terakhir) : Hipertensi
8. Tempat Pelayanan Kesehatan : Dokter Praktek
9. Jarak Pelayanan Kesehatan : 50 m
10. Cara Mencapai Pelayanan Kesehatan : Jalan kaki

57
11. Jenis Pelayanan Yang Pernah Diterima : Pelayanan Kedokteran & Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
12. Mengikuti Program KB : Pil KB
13. Memiliki Asuransi Kesehatan : BPJS
14. Tempat Persalinan Ibu : RS, dibantu dokter&perawat
15. Status Imunisasi Anggota Keluarga : Lengkap
16. Status Pemberian ASI Anak : Lengkap
17. Akses Sarana Air Bersih : Sumur, bersih
18. Mempunyai Jamban Sehat : Jamban Leher Angsa, bersih
19. Manajemen Sampah : Dibelakang rumah, dibakar
20. Jenis Hewan : Kucing
21. Aktivitas Fisik : Jalan kaki, 30 menit
22. Konsumsi Sayur dan Buah : Semua jenis, setiap hari
23. Konsumsi Rokok : Tidak
24. Konsumsi Alkohol : Tidak
25. Kebersihan Lingkungan Rumah : Bersih
26. Terapi Komplementer Yang Digunakan : Pijat ketika ada anggota yang sakit

HARAPAN KELUARGA :

Hidup bahagia dan sejahtera.

58
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.A.L
2. Umur : 55
3. Jenis Kelamin : L
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan Terakhir : SD
6. Suku/Bangsa : Indonesia
7. Alamat : Matani Tomohon
8. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

No Nama Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga Terakhir
1. Ny.T.L P 59 Istri SPK Swasta
2. F.F.M.L P 20 Anak SMA Mahasiswa

B. Data Kesehatan Keluarga

No. Jenis Data Hasil

1. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga : Keluarga Sejahtera II
3. Agama : Kristen
4. Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Penduduk = Rp.4.900.000,00
5. Aktivitas Rekreasi : Jalan-jalan ke tempat wisata
6. Alat/Media Komunikasi : Smartphone
7. Penyakit yang diderita anggota keluarga (1 tahun terakhir) : Hipertensi
8. Tempat Pelayanan Kesehatan : Rumah Sakit
Jarak Pelayanan Kesehatan : 5 km
9. Cara Mencapai Pelayanan Kesehatan : Sepeda Motor
10. Jenis Pelayanan Yang Pernah Diterima : Pelayanan Kedokteran & Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
11. Mengikuti Program KB : Tidak mengikuti program KB
12. Memiliki Asuransi Kesehatan : KIS

59
13. Tempat Persalinan Ibu : RS, dibantu dokter&perawat
14. Status Imunisasi Anggota Keluarga : Lengkap
15. Status Pemberian ASI Anak : Lengkap
16. Akses Sarana Air Bersih : Sumur, bersih
17. Mempunyai Jamban Sehat : Jamban Leher Angsa, bersih
18. Manajemen Sampah : Tempat Pembuangan Umum
19. Jenis Hewan : Tidak ada
20. Aktivitas Fisik : Jalan sehat, 30 menit
21. Konsumsi Sayur dan Buah : Semua jenis, setiap hari
22. Konsumsi Rokok : Tidak
23. Konsumsi Alkohol : Tidak
24. Kebersihan Lingkungan Rumah : Bersih
25. Terapi Komplementer Yang Digunakan : Menggunakan minyak minyakan untuk
mengobati luka atau memar, atau pun hanya untuk menghangatkan badan, serta pijat.

HARAPAN KELUARGA :

Hidup sukses dan sejahtera.

60
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.H.K
2. Umur : 56
3. Jenis Kelamin : L
4. Agama : Kristen Protestan
5. Pendidikan Terakhir : S2
6. Suku/Bangsa : Indonesia
7. Alamat : Airmadidi
8. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

No Nama Initial Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


Kelamin Keluarga Terakhir
1. Ny.M.R P 53 Istri S2 Ibu Rumah
Tangga,
Guru
2. A.K L 25 Anak S1 Swasta

B. Data Kesehatan Keluarga

No Jenis Data Hasil

1. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga : Keluarga Sejahtera III
3. Agama : Kristen Protestan
4. Status Sosial Ekonomi : Penghasilan Penduduk = Rp.10.000.000,00
5. Aktivitas Rekreasi : Jalan-jalan ke tempat wisata
6. Alat/Media Komunikasi : Smartphone
7. Penyakit yang diderita anggota keluarga (1 tahun terakhir) : Hipertensi
8. Tempat Pelayanan Kesehatan : Rumah Sakit
9. Jarak Pelayanan Kesehatan : 5 km
10. Cara Mencapai Pelayanan Kesehatan : Kendaraan pribadi
11. Jenis Pelayanan Yang Pernah Diterima : Pelayanan Kedokteran &
Pelayanan Kesehatan Masyarakat

61
12. Mengikuti Program KB : KB Implan
13. Memiliki Asuransi Kesehatan : BPJS
14. Tempat Persalinan Ibu : Rumah sakit, dibantu
dokter
15. Status Imunisasi Anggota Keluarga : Lengkap
16. Status Pemberian ASI Anak : Lengkap
17. Akses Sarana Air Bersih : Sumur, bersih
18. Mempunyai Jamban Sehat : Jamban Leher Angsa,
bersih
19. Manajemen Sampah : Dibelakang rumah,
dibakar
20. Jenis Hewan : Anjing
21. Aktivitas Fisik : Bekerja
22. Konsumsi Sayur dan Buah : Semua jenis, setiap hari
23. Konsumsi Rokok : Tidak
24. Konsumsi Alkohol : Tidak
25. Kebersihan Lingkungan Rumah : Bersih
26. Terapi Komplementer Yang Digunakan : Pijat, obat obatan herbal,
serta minyak minyakan misalnya minyak tawon

HARAPAN KELUARGA :

Hidup Sejahtera

62
5.2 ANALISA DATA
1. Analisa Data Penyakit Desa Cultura

a) Data Objektif

ANALISA DATA PENYAKIT DESA CULTURA


3% 3%
3%

16% ISPA
5%
GASTRITIS
HIPERTENSI
16% GOUT
13%
DM
APENDIKS
VERTIGO
ASMA
41%

b) Data Subjektif

Masyarakat mengatakan kebanyakan anggota keluarga mereka menderita


hipertensi karena kurangnya perawatan atau kurangnya memeriksakan diri
kerumah sakit atau puskesmas secara rutin.Beberapa masyarakat juga mengatakan
karena kesibukan di kantor atau sekolah mereka jadi kurang mengontrol pola
makan yang teratur oleh karena itu dari 20 keluarga 5 orang menderita penyakit
gastritis, dan juga 6 dari 20 keluarga yang di kaji beberapa dari merekamen derita
penyakit ISPA akibat dari alergi,infeksi, dan lingkungan atau ventilasi udara
kurang baik.

63
2. Analisa Data Terapi Komplementer
a) Data Objektif

ANALISA DATA TERAPI KOMPLEMENTER

PIJAT
48%
52% TERAPI TRADISIONAL (DAUN-
DAUNAN)

b) Data Subjektif
Masyarakat mengatakan masih menggunakan terapi komplementer saat
sakit berupa tanaman obat-obatan tradisonal seperti daun-daunaan .masyarakat
juga mengatakan ketika sakit ataupun keseleo mereka hanya pergi ketukang pijat.

64
5.3 PRIORITAS MASALAH (PUBLIC HEARING)
NO DAFTAR BESAR TINGKAT MUDAH PERHATIAN TOTAL NO
MASALAH MASALAH KEPARAHAN DIATASI MASYARAKAT PRIORITAS
KESEHATAN MASALAH
KOMUNITAS
1 Defisit kesehatan 5 4 3 4 16 I
komunitas b/d
tingginya penyakit
PTM (hipertensi)
2 Manajemen 4 4 3 3 14 III
kesehatan tidak
efektif b/d
tingginya
penggunaan terapi
komplementer

 Sesuai dengan hasil Public Hearing didapatkan bahwa masyarakat menggangap


bahwa masalah deficit kesehatan komunitas b/d tingginya penyakit hipertensi
sangatlah perlu perhatian dan penanganan dilihat dari jumlah kasus hipertensi
didapatkan ada 15 kasus, lebih tinggi dari penyakit penyakit yang lain yang diderita
oleh anggota keluarga.
 Masyarakat desa Cultura masih sangat mempercayai terapi komplementer atau
pengobatan tradisional karena sudah dari turun temurun menggunakan ;pengobatan
tradisional daun daunan ataupun terapi pemijatan.

65
5.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK : 10 NAMA DESA : CULTURA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN ANALISA SWOT


DX KOMUNITAS
I Defisit kesehatan komunitas di Strength :
desa cultura b/d tingginya  tersedianya sarana dan prasarana kesehatan
penyakit PTM (hipertensi) yang memadai untuk dijadikan pendukung
diadakannya implementasi keperawatan
komunitas.
 Implementasi disesuaikan dengan kebutuan
masyarakat.
 Penentuan tempat dan waktu atas kehendak
masyarakat.
Weakness :
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit degeneratif khususnya penyakit
hipertensi
 Jarak rumah dan fasilitas kesehatan agak jauh
Opportunity :
 Tenaga kesehatan mengadakan program untuk
para penderita penyakit PTM yang akan
dilakukan 1 bulan sekali.
Treath :
 Belum semua masyarakat menyadari tentang
bahaya dari penyakit hipertensi.

II Manajemen kesehatan tidak Strenght :


efektif di desa cultura b/d  tersedianya sarana dan prasarana kesehatan
tingginya penggunaan terapi yang memadai untuk dijadikan pendukung
komplementer diadakannya implementasi keperawatan
komunitas.
 Implementasi disesuaikan dengan kebutuan
masyarakat.
 Penentuan tempat dan waktu atas kehendak
masyarakat.
Weakness :
 Masih kuatnya kepercayaan masyarakat
tentang terapi komplementer yang digunakan
selama ini
 Hasil dari terapi komplementer dapat
mengurangi sakit yang diderita
 Kurangnya pengetahuan masyarakat

66
Opportunity :
 Masyarakat mau mengikuti kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan setempat
Threath :
 Masyarakat belum bisa percaya secara penuh
pengobatan modern
 Karena factor ekonomi keluarga

67
5.5 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK : 10 NAMA DESA : DESA CULTURA

NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ


KEPERAWATAN KEGIATAN
(INTERVENSI)
1 Defisit kesehatan Setelah  Pemberian  Seluruh Senin, 15 Puskesmas Distribusi Mahasiswa
komunitas di desa dilakukan penyuluhan/pendidik masyarakat April mahasiswa
cultura b/d intervensi an kesehatan kepada desa 2019
tingginya penyakit keperawatan masyarakat desa cultura
PTM (hipertensi) pada cultura
masyarakat  Seluruh Rabu , Puskesmas Distribusi Mahasiswa
desa cultura  Pemeriksaan masyarakat 17 April mahasiswa
diharapkan kesehatan desa 2019
kasus penyakit cultura
tidak menular
khusunya  15 anggota Jumat, Rumah Distribusi Mahasiswa
hipertensi  Kunjungan rumah masyarakat 19 April masyarakat mahasiswa
dapat bagi penderita yang 2019
berkurang hipertensi terdata
menderita
hipertensi
2 Manajemen Setelah  Pemberian  Seluruh Senin, 22 Puskesmas Distribusi Mahasiswa
kesehatan tidak dilakukan penyuluhan/pendidik masyarakat April mahasiswa
efektif di desa intervensi an kesehatan kepada desa 2019
cultura b/d keperawatan masyarakat desa cultura
tingginya pada cultura tentang
penggunaan terapi masyarakat pengobatan
komplementer desa cultura tradisional
diharapkan
masyarakat
dapat  Anjurkan keluarga  Seluruh Selasa, Puskesmas Distribusi Mahasiswa

68
mengetahui untuk menanam dan masyarakat 23 April mahasiswa
dan menyadari menggunakan desa 2019
keuntungan TOGA yang sudah cultura
dan terbukti khasiatnya
kekurangan
dari  Penanaman TOGA  Seluruh Rabu, 24 Rumah Distribusi Mahasiswa
penggunaan secara serentak di masyarakat April masing mahasiswa
terapi desa Cultura desa 2019 masing
komplementer Cultura
tersebut.

69
5.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA CULTURA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEGIATAN

1. Defisit kesehatan komunitas di desa cultura Senin, 15 April 2019  Memberikan Jumat, 19 april 2019
b/d tingginya penyakit PTM (hipertensi) penyuluhan/pendidik
an kesehatan kepada S: Masyarakat
masyarakat desa mengatakan mengerti
cultura mengenai proses
penyakit dan
Rabu , 17 April 2019  Melakukan pencegahan juga dapat
Pemeriksaan mengontrol penyakit
kesehatan hipertensi
O : Masyarakat dapat
menjelaskan dan
Jumat, 19 April 2019 mnegerti mengenai
 Melakukan proses pneyakit dari
kunjungan rumah hipertensi dan tekanan
bagi penderita darah masyarakat yang
hipertensi menderita hipertensi
dalam batas normal
A : teratasi
P : dilanjutkan oleh
masyarakat dan petugas
kesehatan setempat
2. Manajemen kesehatan tidak efektif di desa Senin, 22 April 2019  Memberikan Rabu, 24 April 2019
cultura b/d penyuluhan/pendidik
tingginya penggunaan terapi komplementer an kesehatan kepada S : masyarakat
masyarakat desa mengatakan mengerti
cultura tentang mengenai penggunaan
pengobatan terapi komplementer
tradisional yang baik dan benar

70
O : masyarakat dapat
menjelaskan ulang
Selasa, 23 April 2019  Menganjurkan mengenai terapi
keluarga untuk komplementer yang baik
menanam dan dan benar
menggunakan TOGA Masyarakat tampak
yang sudah terbukti mulai menanam tanaman
khasiatnya obat keluarga ( TOGA)
Rabu, 24 April 2019 A : teratasi
 Menganjurkan P : dilanjutkan oleh
Penanaman TOGA masyarat dan perangkat
secara serentak di desa
desa Cultura

71
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan komunitas di desa cultura telah diangkat
diagnosa keperawatan yaitu defisit kesehatan komunitas dan menejemen kesehatan tidak
efektif di desa cultura. Diagnosa ini diangkat berdasarkan data-data yang terkumpul pada saat
pengkajian dan di sesuaikan dengan data-data menurut diagnosa yang ada di buku SDKI
(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia).
1. Defisit Kesehatan Komunitas
Defisit kesehatan komunitas adalah keadaan dimana terdapat masalah kesehatan atau
faktor resiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok. Penyebab
dari keadaan ini ada bermacam-macam antara lain karena hambatan akses ke pemberi
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya, program tidak memiliki anggaran yang
cukup, program tidak atau kurang didukung komunitas, komunitas kurang puas dengan
program yang dijalankan, program tidak memiliki rencana evaluasi yang optimal,
program tidak memiliki data hasil yang memadai, serta program tidak mengatasi seluruh
masalah kesehatan komunitas. Diagnosis ini dapat ditegakkan apabila terdapat data
mayor berupa adanya masalah kesehatan yang dialami komunitas, terdapat faktor risiko
fisiologis dan atau psikologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani
perawatan. Serta data minor berupa tidak tersedianya program untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi komunitas, tidak tersedia program untuk mencegah masalah
kesehatan komunitas, tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan
komunitas, dan tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas.
2. Menajemen Kesehatan Tidak Efektif
Menajemen kesehatan tidak efektif merupakan kondisi dimana pola pengaturan dan
pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari
tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. Penyebab
munculnya masalah ini antara lain kompleksitas sistem pelayanan kesehatan,
kompleksitas program perawatan atau pengobatan, komflik pengambilan keputusan,
kurang terpapar informasi, kesulitan ekonomi, tuntutan berlebih, konflik keluarga,
ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga, ketidakcukupan petunjuk untuk
bertindak, dan kekurangan dukungan sosial. Diagnosis ini ditegakkan apabila terdapat
data mayor berupa adanya kesulitan dalam menjalani program atau pengobatan, gagal
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko, gagal menerapkan program
perawatan atau pengobatan dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas hidup sehari-hari tidak
efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.

72
BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara
banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional yang lain, seperti
pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam. Definisi CAM
(Complementary and Alternative Madacine) suatu bentuk penyembuhan yang bersumber
pada berbagai system, modalitas dan praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Terapi komplementer sangat membantu dalam upaya peningkatan kesehatan
komunitas namun apabila tidak dilakukan dengan tepat akan mngakibatkan munculnya
berbagai masalah keperawatan seperti defisit kesehatan komunitas dan menajemen
kesehatan tidak efektif seperti yang di dapati pada masyarakat di desa cultura. Hal
tersebut diakibatkan masyarakat kurang tepat dalam mengaplikasikan terapi
komplementer misalnya melakukan pijat atau pergi ke tukang pijat pada saat mengalami
patah tulang dibandingkan pergi ke tempat pelayanan kesehatan. Terapi komplementer
dalam keperawatan dapat dikaitkan dengan teori keperawatan dari Madeleine Leininger
mengenai transkultural nursing, dimana peran perawat untuk mengarahkan komunitas ke
arah yang benar tanpa memandang sebelah mata atau menghiraukan budaya atau
kepercayaan dari komunitas tersebut.

6.2 Saran

Terapi komplementer sangat berguna dalam meningkatkan tingkat kesehatan dalam


suatu komunitas karena terapi komplementer ini juga mudah didapati, mudah dilakukan,
serta murah. Namun terapi komplementer harus diaplikasikan secara tepat karena apabila
tidak maka akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu,
disarankan kepada masyarakat maupun para pembaca untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan petugas kesehatan mengenai penggunaan terapi komplementer ini agar supaya
tidak disalah gunakan.

73

Anda mungkin juga menyukai