Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KOMPLEMENTER”

DISUSUN OLEH :

HANIA AULIA

(201211731)

Keperawatan 1B

Guru pembimbing: Ns.Fitria Alisa M.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TP.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada Saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah Saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend dan Issu keperawatan komplementer”ini
dengan tepat waktu.

Makalah Trend dan Issu keperawtan komplementer ini disusun guna memenuhi tugas
dari Ibuk dosen Ns.Fitria Alisa pada mata kuliah Konsep Dasar Keperwatan Komplemnter
STIkes MERCUBAKTIAA PADANG. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Muaro Bodi, 22 Oktober 2020

Hania Aulia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB I.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................... ................ 3
Latar Belakang................................................................................................ 3
Rumusah Masalah........................................................................................... 3
Tujuan............................................................................................. ................. 3
BAB II........................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN............................................................................................ ........... 4

Definisi Keperawatan Komplementer......................................................... 4


Trend dan Issu Keperawatan Koplementer....................................................4

BAB III...................................................................................................................... 5
PENUTUP............................................................................................. ................... 5
Kesimpulan..................................................................................................... 5
Saran............................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat


menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan,keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat
kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi
memerlukandukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi
komplementer telah didukung berbagai teori,seperti teori Nightingale, Roger, Leininger, dan
teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level pencegahan.Perawat
dapat berperan sesuai kebutuhan klien.Kebutuhan masyarakat yang meningkat
danberkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat
untukberpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat.Perawat dapat berperan sebagai konsultan
untukklien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi
langsung. Namun,hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melaluipenelitian (evidence-based
practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yanglebih baik.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud terapi komplementer?


b. Apa Trend dan Issu Keperawatan Komplementer?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud terapi komplementer.


2. Untuk mengetahui apa Trend dan Issu terapi komplementer saat ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Terapi Komplementer

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam


pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrewset al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas
atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &
Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.
Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh
yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

B. Tren dan Issu Keperawatan Komplementer

Trend Penggunaan Pengobatan Tradisional di Indonesia Salah satu bentuk tata cara penggunaan
pengobatan tradisional adalah bahwa obat tradisional sering dipilih oleh pasien pada saat awal
mengeluh sakit, baik dengan menggunakan obat tradsional maupun dengan menggunakan cara-cara
pengobatan tradisional (Supardi,2001). Persentase terbesar penduduk Indonesia yang melakukan
pengobatan tradisional (57,7%) cenderung menurun dibandingkan dengan hasil Susenas tahun-tahun
sebelumnya . Peningkatan penggunaan cara tradisional, seperti pijat, kerokan, akupresur, dan senam
olah pernapasan mungkin disebabkan meningkatnya pelatihan ketrampilan teknik pengobatan tersebut
sebagai pengobatan alternatif untuk kemandirian hidup sehat .

Kebijakan penggunaan TM/CAM/CAT sebagai pilihan pengobatan sudah menjadi kebijakan


dunia, yang tertuang dalam srategi “ WHO Traditional Medicine Strategy 2002-2005”. Dasar dari
kebijakan ini adalah penghargaan terhadap nilai-nilai budaya, adat, keyakinan dan sumber daya yang
berkembang di seluruh wilayah dunia yang telah menjadi pedoman turun temurun dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

Isu yang beredar Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sering sekali berdebat
mengenai pengobatan alternative melawan pengobatan konviensional dengan  semakin luas
pula cakup  pengobatan konvensional berkembang sekarang hampir semua penyakit ada
obatnya namun di balik itu globalisasi yang membuat penyebaran infomarsi sangat cepat
tidak sedikit berita berita atau informasi berhubungan dengan pengobatan alternatif dengan
daya jual yang berbeda beda ada yang menjual dengan harga murah yang mereka tawarkan
ada pula yang menjual dengan produk alami yang di percaya dapat menyembuhkan penyakit.
Pengobatan alternatif juga memiliki kaitan erat dengan kepercayaan spiritual atau
keagamaan, maka dari itu masyarakat yang memilih untuk menggunakan pengobatan
alternatif memiliki alasan -- alasan yang biasanya dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan
tersebut.
Pengobatan alternatif yang banyak dikenal oleh masyarakat antara lain adalah pijat
refleksi, jamu jamuan,akupuntur, dll.1 Walaupun kita sekarang berada di era modern, angka
masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan pengobatan alternatif disbanding
pengobatan konvensional sudah meningkat. Bahkan menurut World Health Organization
(WHO), di negara-negara Afrika, Asia, dan Amerika Latin, sebanyak 80% dari populasi lebih
memilih untuk menggunakan obat herbal atau obat alternatif sebagai pengobatan primer
dibanding pengobatan konvensional.

Meskipun demikian, Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern
(Medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di
perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih
mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis (sangkal putung)
dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling
umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah
satu Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik
pengobatan komplementer untuk pengobatan rasa nyeri. 

Pada masyarakat beredar mitos bahwa pengobatan alternatif lebih aman dibanding
pengobatan konvensional. Mitos tersebut tersebar karena ada anggapan bahwa pengobatan
alternatif yang menggunakan bahan alami dan pengolahan yang tradisional lebih aman
dibanding pengobatan konvensional yang menggunakan banyak zat kimia sehingga resiko
munculnya efek samping berbahaya lebih besar.  Mitos tersebut tidaklah benar karena bahan-
bahan alami juga dapat memberikan efek samping.

Ada cukup banyak jenis terapi komplementer yang sedang trend atau terkenal dikalangan
masyarakat saat ini, adalah sebagai berikut :

1. Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak hasil ektraksi dari tanaman dan bunga,
yang dikenal sebagai minyak esensial atau minyak atsiri. Larutan minyak atsiri dengan
minyak pelarut dapat dihirup, digunakan untuk pijat, dioleskan sebagai krim, atau
ditambahkan ke air saat mandi air hangat.Aromaterapi umumnya digunakan untuk relaksasi.
Walau begitu, beberapa pihak memercayai bahwa aromaterapi dapat membantu meredakan
gejala atau penyakit tertentu. Beberapa manfaat aromaterapi yang diyakini, yaitu:

 Rasa sakit jangka panjang


 Stres, rasa cemas, dan depresi
 Gangguan pencernaan
 Gangguan kognitif
 Infeksi kulit

Bukti khasiat aromaterapi dan minyak atsiri tersebut masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Anda disarankan untuk berkonsultasi dahulu terlebih dahulu dengan dokter sebelum
menggunakan minyak aromaterapi karena beberapa minyak atsiri dapat menyebabkan efek
samping.
2. Akupuntur
Akupuntur adalah terapi tradisional Cina kuno yang menggunakan jarum dan ditusukkan ke
titik-titik tertentu ke dalam tubuh. Awalnya, akupuntur bertujuan untuk mengembalikan
keseimbangan 'energi' di dalam tubuh. Akupuntur masih banyak dilakukan dan menjadi salah
satu terapi komplementer yang paling terkenal dan populer.Beberapa kondisi medis yang
banyak dipercaya dapat ditangani dengan akupuntur, yaitu:

 Sakit dan nyeri (terutama sakit punggung, lutut, leher, dan rahang)
 Sakit kepala dan migrain
 Penyakit setelah operasi atau saat menjalani kemoterapi
 Kecanduan zat tertentu
 Sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome)
 Asma
 Stroke
 Radang sendi
 Gangguan usus atau kandung kemih

Akupunktur cukup aman dan cenderung tidak menghasilkan efek samping. Walau begitu,
terapi komplementer termasuk akupuntur harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih.
Berkonsultasi dengan dokter amat diperlukan sebelum mencoba terapi ini. Sebagai informasi,
akupuntur juga menjadi salah satu spesialisasi dalam profesi dokter di Indonesia.

3. Homoeopati
Homeopati adalah terapi komplementer yang didasarkan pada gagasan bahwa suatu zat yang
biasanya menyebabkan gejala-gejala tertentu dapat menyembuhkan gejala tersebut jika
diberikan dalam dosis yang sangat kecil.Praktisi dari homoeopati mengklaim bahwa terapi
komplementer ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk:

 Eksim
 Kondisi depresi dan kecemasan
 Gejala menopause
 Alergi
 Masalah pada usus, seperti penyakit Crohn dan irritable bowel syndrome (IBS)
 Radang sendi
 Asma
 Migrain dan sakit kepala

Sebagai terapi komplementer, dasar ilmiah untuk homeopati juga masih perlu dikaji lebih
lanjut. Sebelum mencoba terapi komplementer ini, Anda disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.

4. Pijat
Pijat adalah terapi komplementer dengan melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh,
biasanya dilakukan dengan tangan. Terapi ini utamanya digunakan untuk merilekskan
tubuh, walau juga dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit tertentu.Pijat sebagai
terapi komplementer dipercaya untuk menangani kondisi berikut ini:
 Otot yang sakit
 Sakit punggung
 Fibromyalgia

5. Osteopati dan kiropraktik


Osteopati dan kiropraktik adalah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan tangan
untuk bekerja dengan sendi dan otot. Kedua terapi ini umumnya digunakan untuk menangani
kondisi yang berkaitan dengan otot, tulang, dan persendian. Walau begitu, beberapa orang
juga mencoba terapi ini untuk masalah medis lain.Osteopati dan kiropraktik sebagai terapi
komplementer umumnya dilakukan untuk menangani kondisi berikut ini:

 Nyeri punggung bagian bawah karena aktivitas fisik


 Osteoartritis karena aktivitas fisik
 Nyeri leher jangka panjang yang tidak diketahui penyebabnya

Sebagai terapi komplementer, Anda juga harus berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum
menjalani terapi osteopati maupun kiropraktik.

6. Yoga
Yoga mungkin salah satu terapi komplementer yang terkenal. Yoga adalah terapi yang
didasarkan pada filosofi India kuno. Gerakan yoga dirancang sebagai ‘jalan’ untuk menuju
pencerahan spiritual, dan kini populer sebagai bentuk latihan dan manajemen stres.Banyak
pakar telah sepakat, bahwa melakukan yoga dengan teratur mampu memberikan banyak
manfaat kesehatan. Manfaat tersebut, termasuk peningkatan kebugaran tubuh dan
pengendalian tekanan darah.Yoga juga menjadi cara untuk menangkal stres. Orang yang rutin
melakukan yoga merasakan adanya penurunan tingkat, dan meningkatnya perasaan bahagia.
Khasiat yoga tersebut dipercaya karena berkonsentrasi pada postur dan pengaturan napas.Saat
ini, ada banyak kelas-kelas yoga yang bisa Anda ikuti, untuk mengendalikan stres duniawi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu yang telah
berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan kesehatan
tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia) tetapi secara mandiri memadukan
terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer.

Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk didalamnya orang
yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis
selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi
terapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis,J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
handbook of alternative and complementarytherapies. Pennsylvania: Springhouse.
Buckle, S. (2003). Aromatherapy. http//.www.naturalhealthweb.com/art icles,
diperoleh 25 Januari 2008.Fontaine, K.L. (2005). Complementary &alternative therapies for
nursing practice. 2thed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Hitchcock, J.E, Schubert, P.E.,
Thomas, S.A.(1999). Community health nursing: Caring inaction. USA: Delmar Publisher.
Key, G. (2008). Aromatherapy beauty tips. http//.www.naturalhealthweb. com/articles/
georgekey3.html, diperoleh 25 Januari 2008.Nezabudkin, V. (2007). How to research
alternatiftreatment before using them.http//.www.naturalhealthweb.com/art
icles/Nezabudkin1.html, diperoleh 25 Januari 2008.Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C.
(2004).Clinical nursing skills: Basic to advancedskills. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.Snyder, M. & Lindquist, R. (2002).Complementary/alternative therapies in
nursing. 4th ed. New York: Springer.Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community
& public health nursing. 6th ed. St. Louis:Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai